Wajah mereka tertangkap di kaca spion, terlihat serasi. Sopir diam-diam mendesah.'Sungguh pasangan yang sempurna dan serasi.'Sepanjang perjalanan, masing-masing tenggelam dalam pikirannya sendiri.Sesampainya di kantor catatan sipil, seorang pengacara sudah menunggu di pintu.Pengacara yang sama seperti sebelumnya.Miana tersenyum kecil, merasa ini kebetulan yang lucu."Pak Henry, Nyonya Jirgan, ini perjanjian perceraian, silakan dibaca dengan teliti!" Sebelumnya dia ingin menghindari percakapan tentang perceraian dua orang ini, tetapi siapa sangka dalam waktu kurang dari satu jam, dia malah mengantarkan perjanjian perceraian mereka.Miana mengambil perjanjian perceraian itu dan membacanya.Setelah selesai, dia sangat terkejut.Perjanjian itu mencantumkan pembagian aset sebesar dua ratus miliar, ditambah sebuah rumah senilai seratus miliar, serta sebuah mobil Rolls-Royce yang memiliki fitur anti peluru.Dengan semua ini, ditambah saham yang diberikan Kakek, setelah bercerai, Miana ak
Miana terdiam sejenak sebelum segera kembali tenang, dan menjawabnya, "Kamu pikir aku bisa hamil tanpa pembuahan atau hamil secara ajaib dari jarak jauh?"Staf yang mendengar itu merasa canggung.Dia merasa, tidak heran pernikahan dua orang ini berakhir, ternyata mereka tidak memiliki hubungan suami istri yang harmonis.Kehidupan suami istri yang harmonis memang penting.Henry mengatupkan bibirnya, lalu mendengus dingin dan mencibir, "Mulutmu memang sangat tajam!"Tidak heran dia adalah seorang pengacara."Kalau kamu nggak percaya, bagaimana kalau kita pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan sebelum melanjutkan ini?" Miana tentu saja tidak berani pergi ke rumah sakit.Di dalam perutnya tidak hanya ada satu bayi, tetapi dua!Pemeriksaan hanya akan segera mengungkap semuanya.Namun, dia harus berkata seperti itu untuk menghilangkan keraguan Henry.Dia bertaruh bahwa Henry tidak akan mengajaknya pergi melakukan pemeriksaan!"Aku nggak bilang nggak percaya padamu?" balas Henry dengan wajah
Miana sama sekali tidak ingin membatalkan perceraian ini!Henry menyipitkan matanya, menatap punggung Miana yang berjalan pergi.Dia sungguh tidak mengerti bagaimana wanita yang dulunya sangat mencintainya, kini tidak lagi terlihat rasa cinta itu di matanya.Kenyataan itu membuat hatinya terasa kurang nyaman.Begitu keluar dari kantor catatan sipil, Miana mendapat telepon dari Sherry."Mia, kamu lagi di mana?""Aku baru keluar dari kantor catatan sipil.""Untuk merayakan kebebasanmu, aku sudah pesan meja di Red Mansion. Perlu kujemput?" Suara Sherry terdengar sangat ceria."Nggak usah, aku langsung ke sana saja, "ujar Miana, lalu mengatup-ngatupkan bibirnya. Dia masih memikirkan pertanyaan Henry kepada staf tadi. Hatinya gelisah."Oke, kalau begitu, aku juga langsung ke sana. Sampai nanti. Ingat jangan terburu-buru!" Sherry menutup telepon dengan nada riang.Miana berdiri di tempat, memegang ponsel. Perasaannya campur aduk."Mia, ada apa? Apakah Henry menindasmu lagi?"Suara Eddy yang
Eddy mendesah pelan, kemudian berkata, "Henry, hubunganmu dengan Mia sudah berakhir! Kakek sangat menyayangkan hal ini!"Dia ingin melihat reaksi Henry terlebih dahulu, baru memutuskan langkah selanjutnya.Henry melirik ke kaca spion dan bertanya, "Apa yang sebenarnya ingin Kakek katakan?"Kakek mendukung Miana, dia tahu itu.Namun, dia ingin tahu apa sebenarnya yang ingin disampaikan Kakek padanya."Kamu masih berpikir untuk membatalkan perceraian ini?" tanya Eddy langsung ke intinya."Ya!" Henry juga tidak ingin menyembunyikan hal itu, menjawab dengan serius."Kalau begitu, aku akan menelepon mereka untuk mengeluarkan akta cerai kalian sekarang juga!" seru Eddy, lalu mengambil ponselnya dan menekan tombol panggilan ulang."Kenapa Kakek melakukan ini!" Henry bingung dengan tindakan kakeknya. "Cucu kandungmu itu aku! Kenapa Kakek malah membantu orang luar dan melawan cucu sendiri!"Mendengar itu, Eddy mendengus dingin dan berkata, "Aku sudah memutuskan, setelah Mia mendapatkan akta cer
Sambil melihat kotak perhiasan itu, Wiley menjawab dengan hormat, "Itu adalah hadiah ulang tahun yang dipilih Pak Henry untukmu. Karena sibuk menangani urusan di Kota Sugal, dia lupa memberikannya kepadamu. Hari ini, dia sendiri yang memintaku untuk memberikannya padamu dan juga menyampaikan permintaan maafnya!"Miana menyerahkan kotak perhiasan itu kembali kepada Wiley. "Akta cerainya sudah kuterima, yang ini tolong kembalikan saja kepada Henry. Bilang padanya, sekarang kita adalah orang asing, jadi nggak ada yang perlu dimaafkan!""Nyonya Jirgan, ini ...." Wiley tiba-tiba merasa kotak perhiasan itu sangat berat.Dia yakin, gajinya akan dipotong Henry jika berani membawa kembali kotak perhiasan itu.Sebagai asisten yang paling dipercayai, tidak dipecat sudah termasuk beruntung jika hal kecil seperti ini saja tidak bisa dilakukan dengan baik."Terima kasih sudah repot-repot datang ke sini! Aku harus pergi sekarang, permisi!" ujar Miana, lalu berjalan pergi bersama Sherry.Wiley terdiam
Ditolak Miana lagi, Giyan merasa sakit hati, tetapi dia tidak menunjukkannya. "Kalau begitu, kamu harus datang ke Firma Hukum Lacia setelah melahirkan!"Dia berharap bisa mengembangkan Firma Hukum Lacia bersama Miana.Miana tertawa kecil dan berkata, "Masih ada beberapa bulan lagi aku baru melahirkan, tapi kamu sudah mereservasi diriku! Siapa tahu aku nggak ingin menjadi pengacara lagi setelah melahirkan!""Aku akan menunggumu! Berapa lama pun akan kutunggu!" ujar Giyan, kata-katanya ini bermakna ganda.Sherry merasa sedikit iri pada Miana.Jika dia memiliki pria yang mencintai dan memanjakannya seperti itu, dia pasti sudah menikah sejak lama!"Urusan masa depan kita bicarakan di masa depan," ujar Miana, yang tidak memikirkannya terlalu dalam."Oke! Kelak baru kita bicarakan lagi." Giyan setuju dan mengganti topik pembicaraan. "Sebenarnya, saat kecil, aku melihatmu jago menari dan mengira kamu akan menjadi penari profesional. Aku nggak menyangka kamu akhirnya menjadi seorang pengacara!
Raut wajah Henry seketika berubah agak masam.'Apa maksud Miana!'"Dia bersama siapa?" tanyanya dengan nada tajam.'Beraninya dia bersikap seperti itu!'"Pak Farel yang menjemputnya," jawab Wiley. Dia dapat merasakan udara di sekitarnya menjadi lebih dingin dan refleks menarik pakaiannya lebih rapat."Di mana Janice?" Henry tahu jika terus membicarakan ini, dia akan semakin marah, jadi dia mengganti topik."Sudah diantar pulang," jawab Wiley, tidak berani berbicara lebih banyak karena tidak tahu apa yang dipikirkan Henry."Oke, kamu bisa keluar sekarang."Wiley segera berbalik dan pergi.Setelah Wiley pergi, Henry mengambil kotak perhiasan dan membukanya.Di dalamnya ada kalung berlian, model terbaru dari toko perhiasan Grup Eskaria tahun ini.Desainnya sederhana tetapi sangat indah.Saat memilihnya, dia membayangkan leher putih Miana yang akan terlihat sangat cantik dengan kalung itu.Namun, Miana malah membuangnya ke tempat sampah.Pada saat ini, suara notifikasi pesan terdengar.Hen
'Dia nggak pernah tersenyum seperti itu padaku!''Bukankah dia bilang mencintaku?'Sebelumnya, Henry berpikir Miana mencintainya.Namun dalam sejurus ini, dia merasa Miana sebenarnya mencintai Giyan.Berani-beraninya Miana membohonginya selama tiga tahun!Henry merasa hatinya seperti diremas oleh tangan tak terlihat, sakitnya hampir membuatnya sesak napas. Amarahnya membara, tetapi juga ada rasa tidak berdaya yang belum pernah dirasakannya sebelumnya.Dia tidak percaya bahwa dirinya berada di sini, menyaksikan semua ini dengan mata kepalanya sendiri, yang membuatnya merasa seluruh dunianya hancur seketika.Dia mencoba mengatur napasnya, berusaha menenangkan diri. Namun, ketika dia kembali melihat mereka berdua, amarahnya seperti disiram bensin, berkobar semakin besar, hampir menghanguskan akal sehatnya."Miana!" Pada akhirnya dia tak mampu menahan diri, berteriak dengan marah. Suaranya sarat dengan emosi dan kemarahan yang terpendam. Saat itu, dia bukan lagi Henry yang biasanya tenang
Dia teringat dengan perkataan Miana.Rania makin mirip dengannya, bukan hanya karena dia yang membesarkannya, tetapi juga mungkin karena mereka memiliki hubungan darah.Mengapa dia tidak pernah memikirkan kemungkinan ini sebelumnya!"Ah? Baik!" Walau tidak mengerti maksud Henry, Wiley tidak berani bertanya lebih lanjut.Tugasnya hanyalah melaksanakan apa yang diperintah oleh Henry.Setelah itu, dia mengemudi menuju restoran.Rumordi datang terlambat, dan ketika tiba, Henry sudah minum dua gelas anggur sendirian.Melihat Rumordi, Henry menunjuk kursi di sebelahnya dan berkata, "Duduk di sini, ada yang ingin kutanyakan padamu!"Rumordi memegang erat bajunya dengan wajah penuh penolakan. "Henry, kita sudah sangat akrab, jangan seperti ini, oke?"Dia tidak ingin dipaksa berubah orientasi!"Duduk!" Henry merasa kesal, suaranya penuh ancaman.Rumordi gemetar, dengan hati-hati duduk di kursi sebelah Henry, pantatnya sedikit demi sedikit bergerak menjauh.Dia takut terlalu dekat dengan Henry.
Mata Henry menyipit, lalu dia kembali meraih pergelangan tangan Miana dan mengangkatnya.Bekas luka di pergelangan tangan Miana, yang meliuk-liuk seperti cacing, sangat mencolok.Melihat itu, pupil mata Henry menyusut tajam."Apa yang terjadi?" tanya Henry dengan suara rendah.Sebuah adegan seketika terlintas di pikiran Henry, hingga membuatnya berkeringat dingin.'Nggak! Nggak mungkin!'Miana dengan cepat menarik tangannya, menutupinya dengan lengan baju, dan bersikap dingin kembali. "Ini bukan urusanmu!"Bekas luka tersebut adalah hasil dari upayanya bunuh diri saat mengalami depresi parah dengan memotong pergelangan tangannya.Pada saat itu, darahnya mengalir deras.Jika tidak segera diselamatkan, dia pasti sudah mati.Pada masa-masa sulit itu, dia beberapa kali mencoba bunuh diri.Untungnya, Giyan selalu menyelamatkannya.Dia sangat berterima kasih pada Giyan.Giyan yang membuatnya hidup kembali.Sekarang, dia hanya ingin menghabiskan sisa hidupnya dengan bahagia bersama Giyan."Mi
Henry betul-betul memperlakukan Miana seperti mainan, diambil ketika ingin, dibuang ketika bosan!"Kalau kamu nggak setuju, nggak masalah. Aku akan menyewa pengacara terbaik untuk merebut putraku! Miana, jangan menangis meminta aku untuk menerimamu kembali nanti!" ujar Henry dengan datar, sudut bibirnya melengkung.Meskipun sudah tahu dari Amanda bahwa Henry akan menggugat untuk merebut Nevan, mendengarnya langsung tetap membuat Miana marah.Henry sungguh kejam!Dia sama sekali tidak memiliki rasa kemanusiaan!"Henry, anakku lahir setelah kita bercerai, jadi nggak ada hubungannya denganmu!" seru Miana dengan penuh kebencian.Dalam waktu singkat, dia sudah mengingat banyak momen di mana Henry memperlakukannya dengan buruk karena Janice.'Bertahun-tahun berlalu, pria ini tetap nggak berubah!'"Ada hubungannya atau nggak, kita bisa melakukan tes DNA! Miana, kamu nggak berani, 'kan?" Henry yakin Nevan adalah putranya dan sekarang hanya berpikir untuk merebutnya.Setelah putranya berada di
Setelah tiba di lantai atas, Miana langsung masuk ke kantor CEO tanpa mengetuk pintu.Suara pintu yang dibuka cukup keras membuat Henry berhenti membaca dokumen dan mengangkat kepalanya.Menurutnya, wajah Miana lebih cantik dari sebelumnya.Seperti bunga yang mekar dengan indah setelah perawatan hati-hati, terlihat sangat menyenangkan.Henry merasa jantungnya berdebar setengah detik lebih cepat."Henry, kamu benar-benar berengsek dan sangat menjijikkan!" Miana marah, tentu saja tidak akan memberi Henry muka, langsung mengumpat padanya.Sejak sembuh dari depresi, Miana jarang kehilangan kendali emosinya.Namun, hari ini, dia benar-benar marah karena tindakan Henry sudah sangat keterlaluan!Sorot mata Henry menjadi tajam dan berkata dengan suara datar, "Miana, ini wilayahku, kamu datang ke sini membuat keributan, nggak takut aku lapor kamu ke polisi?"Dulu, Miana selalu bersikap lembut dan anggun di depannya.Jangankan marah, suaranya pun tidak pernah keras saat berbicara dengannya.Seka
Miana tertawa kesal ketika menyadari bahwa panggilannya sengaja diputus setelah nada sambung terdengar beberapa kali.'Henry! Hebat sekali kamu!'Setelah itu, dia menelepon Wiley.Begitu tersambung, dia langsung berkata, "Pak Wiley, tolong berikan ponselnya ke Pak Henry, aku ada urusan penting!""Nona Miana, Pak Henry sedang sibuk ....""Kalau begitu katakan di mana kalian sekarang, aku akan ke sana!" Miana sudah sangat marah dan ingin melampiaskannya ke Henry."Kami di kantor.""Oke, sepuluh menit lagi aku sampai!"Setelah mengatakan itu, Miana langsung menutup telepon.Saat ini, di kantor CEO Grup Eskaria.Henry memegang dokumen, berpura-pura membacanya, tetapi sebenarnya mendengarkan percakapan Wiley dengan Miana.Wiley menyimpan ponselnya dan melihat bahwa dokumen di tangan Pak Henry terbalik.Setelah ragu sejenak, dia tidak bisa menahan diri untuk memberi tahu, "Pak Henry, dokumennya terbalik."Henry meletakkan dokumen di meja dengan keras, berdeham sebelum bertanya, "Ada apa?""N
"Begitu mendengar kabar ini, aku langsung mencari orang itu. Ternyata dia sedang diselidiki oleh pihak berwajib. Kejadian ini tiba-tiba, pasti ada yang merencanakan diam-diam!"Miana menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri, lalu berkata, "Kamu telepon dan beri tahu para petinggi untuk rapat di kantor! Aku akan segera ke kantor!""Baik, aku akan segera memberi tahu mereka!"Miana baru saja menutup telepon, Giyan sudah bertanya, "Apa yang terjadi? Butuh bantuan?"Giyan sebenarnya ingin membantu, tetapi Miana akan marah jika dia bertindak tanpa persetujuan Miana.Miana menenangkan diri, menatap Giyan dengan perasaan bersalah. "Maaf, sepertinya aku nggak bisa bertemu dengan ayah dan ibumu malam ini. Ada masalah di perusahaan, dan kamu tahu, Sherry sekarang di rumah sakit, nggak bisa ke kantor, jadi aku yang harus menanganinya. Kalau aku butuh bantuan, aku akan meneleponmu."Miana merasa tidak enak hati karena terpaksa membatalkan janji bertemu dengan orang tua Giyan."Nggak apa-ap
"Baiklah, nanti kalau ada waktu aku akan menemuimu untuk makan bersama," ujar Miana. Dia benar-benar sibuk dengan beberapa kasus akhir-akhir ini."Baik, Kakek nggak akan mengganggumu lagi." Walaupun merasa sedih, Eddy tetap menahan perasaannya dan tidak menunjukkannya.Dia mengerti bahwa Miana sibuk dengan pekerjaannya sendiri, jadi tidak punya waktu untuk bertemu dengannya juga wajar.Dia hanya perlu menunggu sampai Miana selesai dengan pekerjaannya.Miana mengiakan dan menutup telepon."Ibu, siapa yang menelepon?" tanya Nevan dengan suara pelan, matanya yang besar berkilauan.Miana berpikir sejenak dan berkata, "Nanti Ibu akan memberitahumu."Mengenai Henry dan keluarga Jirgan, dia akan menceritakannya perlahan-lahan saat ada waktu."Apa yang sedang kalian bicarakan? Serius sekali!" Giyan bertanya penasaran setelah masuk dan mengganti sepatu, melihat mereka berdiri di sana."Kami sedang menunggumu pulang," jawab Miana sambil tersenyum, mata indahnya yang melengkung membuat orang mera
Di dalam histori percakapan, si pria dan selingkuhannya sedang merencanakan bagaimana cara membunuh istri sah.Yang lebih mengerikan adalah pria dan selingkuhannya bahkan membeli racun paraquat dan racun tikus secara daring, tetapi keduanya tidak ada yang berani menggunakannya.Miana menekan amarahnya dan terus membaca.Saat ini, memang banyak selingkuhan yang tidak tahu malu.Mereka akan melakukan apa saja untuk mengubah status mereka.Ketika Giyan menelepon, Miana baru memutuskan untuk mematikan laptopnya.Meskipun belum melihat semua bukti yang dikumpulkan oleh Amanda, hanya berdasarkan histori percakapan dan pembelian paraquat dan racun tikus secara daring, sudah sangat jelas bahwa keduanya berencana membunuh istri sah.Hanya saja, bukti tersebut masih belum cukup.Miana harus membuat kedua orang itu mengakui rencana mereka untuk membunuh istri sah!Sebelum persidangan, dia harus mendapatkan rekaman pengakuan mereka.Setelah membereskan barang-barang, dia turun ke bawah dan melihat
"Oke, aku akan telepon Ibu nanti," ujar Giyan dengan senyuman yang makin lebar.Miana bersedia bertemu dengan orang tuanya, dan hal itu tentu membuat Giyan senang, meskipun mereka sudah sering bertemu dalam dua puluh tahun terakhir.Namun, hubungannya dengan Miana kini berbeda dari yang dulu."Pergilah ke kantor sekarang. Setelah urusanmu selesai, kita bisa pulang lebih cepat," ujar Miana sambil mendorong Giyan keluar.Miana merasa sangat santai ketika bersama Giyan, karena dia bisa menjadi dirinya sendiri tanpa perlu berusaha terlalu keras.Ketika mereka turun ke bawah, Nevan sedang duduk di atas matras bermain, dengan serius menyusun Lego.Giyan menunduk dan mencium kening Miana, lalu berkata lembut, "Aku pergi ke kantor dulu, nanti setelah pulang kerja aku akan menjemput kalian."Miana mengangguk, tersenyum sambil berkata, "Ya, kami tunggu kamu pulang!"Giyan berdeham sebelum memanggil, "Nevan, Ayah pergi kerja dulu, kamu bermainlah dengan baik bersama Ibu di rumah!"Nevan segera me