Amanda yang juga mendengar keributan itu segera mendorong Miana sambil berkata, "Kak Miana, kamu kembali dulu ke kantor, aku akan pergi melihat situasinya."Dia merasa ada sesuatu yang tidak beres dan khawatir ada orang ingin berbuat jahat pada Miana."Jangan pergi, langsung panggil polisi saja!" Tepat setelah Miana berbicara, seseorang bergegas menghampirinya dan menghardik, "Wanita jalang! Aku memercayakanmu untuk membantuku dengan gugatan cerai, tapi kamu malah merayu suamiku!"Begitu ucapan itu keluar, seluruh firma hukum menjadi heboh.Merebut suami klien?Bukankah ini berarti dia bersekongkol dengan pihak lawan untuk menipu klien?Pantas saja klien ini mengamuk seperti ini!Orang yang tidak bermoral seperti ini tidak layak menjadi pengacara!Pada saat ini, Amanda segera berdiri di depan Miana.Ketika wanita itu datang melabrak, untungnya, Amanda memegang bingkai pintu sehingga tidak jatuh.Amarah seketika muncul di hati Amanda. Dia menatap tajam klien wanita yang membuat keributa
Miana tidak peduli siapa yang membawa pergi klien wanita itu. Karena di sini adalah firma hukum, dia yakin tidak ada yang berani menyakiti klien tersebut.Setelah klien wanita itu pergi, Miana pun bisa dengan tenang menyelesaikan masalah lain.Sambil merapikan rambutnya, dia berjalan menuju Yirana yang bersembunyi di antara kerumunan. Miana tersenyum kecil, tetapi tangannya dengan cepat menarik lepas wig Yirana dan dia berkata, "Hari itu, saat kamu melakukan hal nggak senonoh dengan Pak Agus di mobil dan tertangkap basah oleh istrinya, rambutmu dicukur habis, jadi sekarang hanya bisa pakai wig, ya."Hal-hal di kalangan ini bukanlah rahasia.Ada yang melakukannya, pasti ada yang tahu.Begitu ada yang tahu, hal tersebut akan segera menyebar sehingga sulit untuk tidak mengetahuinya.Kemampuan Yirana selalu lebih rendah dari Miana, jadi wajar jika dia ingin naik posisi dengan bantuan orang lain.Dia tidak menyangka, pria yang dicarinya adalah pria yang takut pada istrinya. Begitu istrinya
Akhir-akhir ini dia terus mengumpulkan bukti, diam-diam menyelidiki orang-orang di sekitar suami Bu Rita. Tujuannya adalah untuk berusaha memaksimalkan keuntungan yang bisa diperoleh oleh kliennya.Dia telah berusaha sepenuh hati untuk kliennya, tetapi kliennya malah menusuknya dari belakang.Orang seperti itu pantas menderita seumur hidup!Dia tidak perlu menyelamatkan orang seperti itu dari penderitaan.Amanda mengangguk, lalu mengingatkan dengan suara kecil, "Kak Miana, kita harus pergi sekarang."Miana merapikan pakaiannya, lalu berbalik dan berjalan keluar.Saat menunggu mobil, dia menelepon Sherry.Sherry langsung mengangkat dan berkata dengan nada penuh rasa bersalah, "Mia, maafkan aku!""Sher, perutku sakit, tolong ambilkan obat dari dokterku dan antar ke pengadilan! Kamu harus segera ke sana karena aku harus meminumnya sebelum persidangan dimulai!" Saat klien wanita itu menabraknya hingga terjatuh, untungnya, dia sempat melindungi bagian perutnya, jika tidak, perutnya saat ini
Miana refleks menggenggam ponselnya erat-erat.Felica ingin dia meninggalkan Firma Hukum Astera, apakah ini untuk membuka jalan bagi Janice?Sama seperti ketika Felica menyuruh seseorang menyuntikkan obat aborsi ke dalam kantong infusnya!Karena Janice hamil, anak Miana harus digugurkan!"Kalau kamu aku nggak berhak memecatmu, aku akan meminta Ibu untuk meneleponmu nanti!" Dapat terasa Janice merasa sangat puas dari nada bicaranya. "Karena aku hamil, kamu harus mengalah padaku, mengerti?"Miana menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Henry adalah bos Firma Hukum Astera, kamu suruh dia sendiri yang mengatakannya padaku!"Selama Henry memintanya untuk pergi, dia akan pergi tanpa ragu.Janice mendengus dingin dan berkata, "Miana, beraninya kamu membantah perintah Ibu! Kamu pikir tua bangka di keluarga Jirgan itu akan bisa melindungimu?"Dia sangat berharap Miana bertengkar dengan Felica.Dengan begitu, bahkan Eddy pun tidak akan bisa melindungi Miana!Hari di mana Miana dikeluarkan dari k
Sejak hari pertama bekerja di Firma Hukum Astera, dia bukanlah apa-apa dan hanya bisa bertahan berkat perlindungan Kak Miana, bagaimana mungkin dia berani menerima permintaan maaf dari Miana."Baik dulu maupun sekarang, identitasku di Firma Hukum Astera tetap sama. Hal ini cukup kamu yang tahu, jangan ceritakan kepada orang lain!" ujar Miana sambil tersenyum. "Jangan panggil aku Nyonya Jirgan, tetap panggil aku Kak Miana!" tambahnya.Baginya, 'Nyonya Jirgan' hanya sebuah sebutan yang tidak ada yang istimewanya.Amanda mengangguk dengan canggung, "Baik!"Dia tidak bisa menahan diri dan mulai berpikir, orang-orang di firma hukum selalu menyanjung Janice karena mengira Janice kelak akan menjadi istri bos besar. Namun, ternyata istri bos besar itu sudah ada di antara mereka sejak lama.'Kak Miana sungguh hebat dalam menyembunyikan hal ini.''Jika orang lain, mungkin mereka sudah menyebarkan status itu ke seluruh dunia, berharap semua orang tahu!'Di tengah pemikiran itu, Amanda tetap meras
Setelah termenung beberapa saat, Miana menghela napas kecil dan bertanya dengan nada dingin, "Alasannya?"Mengapa hanya karena permintaan dari Janice, dia harus mengambil cuti?"Kamu sedang nggak sehat, jadi lebih baik istirahatlah di rumah selama beberapa hari." Alasan yang diberikan Henry terdengar cukup perhatian.Miana pasti akan sangat tersentuh jika hal itu terjadi pada masa lalu.Namun, dia sekarang hanya merasakan hawa dingin menyusup dari ujung kakinya, lalu membuat sekujur tubuhnya mengigil."Henry, kamu boleh memihak, tapi nggak boleh menghukumku hanya berdasarkan kata-kata seorang tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi! Kali ini, orang di firma hukum sengaja menjebakku, aku hanya melakukan sedikit perlawanan. Janice kemudian meneleponku dan bilang aku nggak perlu datang kerja lagi besok!"Karena merasa diperlakukan tidak adil, nada bicara Miana sedikit meninggi.Dia tidak melakukan kesalahan apa pun, mengapa dia harus dipaksa ambil cuti!"Henry, terlepas dari apakah k
Miana mengangguk dan berkata, "Ya, aku mengerti. Pergilah, aku masuk dulu."Sherry berbalik dan berjalan beberapa langkah, lalu kembali untuk memeluk Miana lagi dan berkata dengan tergesa-gesa, "Mia, aku minta bantuan dia agar kamu bisa pindah ke rumah sakit lain. Dengan begini, kamu nggak perlu khawatir ada orang menyelinap ke kamar inap untuk mencelakaimu lagi!"Setelah mengatakan itu, Sherry langsung berlari pergi.Miana menatap punggung Sherry dengan mata yang seketika merah berkaca-kaca.Padahal Sherry sudah susah payah melarikan diri dari pria itu. Sekarang, Sherry kembali mencari pria itu demi dirinya.Miana sudah dewasa, tentu saja tahu transaksi apa yang telah disepakati mereka.Sherry bodoh!....Rumah Sakit Tresna, di kamar inap VIP.Wajah Janice masih bengkak, tampak agak menyedihkan.Racun ular di tubuhnya sudah dibersihkan, tetapi tubuhnya masih tidak bertenaga.Selama dua hari ini, dia khawatir terjadi sesuatu pada bayinya karena perutnya terasa tidak nyaman.Dia menyala
Mendengar itu, Janice terkejut dan refleks menggenggam erat seprai.'Bukankah Henry dan Miana nggak akur?''Kenapa Henry membelanya!''Miana pasti diam-diam menggoda Henry di belakangku!''Dasar nggak tahu malu!'"Kamu sekarang perlu banyak istirahat. Setelah sembuh baru boleh keluar rumah sakit. Aku sudah bilang pada Ibu, kamu akan tinggal bersamanya. Aku nanti akan mencari ahli gizi dan perawat, jadi kamu nggak perlu khawatir," ujar Henry, lalu berbalik hendak pergi.Akhir-akhir ini perusahaannya sangat sibuk.Ada tender pemerintah yang harus dikejar.Perusahaan cabang luar negeri juga sedang mempersiapkan penawaran umum perdana."Henry, aku nggak ingin tinggal bersama Ibu, bisakah aku tinggal sendiri?" Dia benar-benar tidak ingin tinggal dengan Felica.Lagi pula, Felica bukan orang yang mudah dibodohi.Seiring berjalannya waktu, dia khawatir Felica akan tahu.Di samping itu, bayi di dalam perutnya ....Bukanlah anak Zeno!Mendengar itu, Henry menoleh dan bertanya, "Kenapa?"Henry in
"Oke, aku akan telepon Ibu nanti," ujar Giyan dengan senyuman yang makin lebar.Miana bersedia bertemu dengan orang tuanya, dan hal itu tentu membuat Giyan senang, meskipun mereka sudah sering bertemu dalam dua puluh tahun terakhir.Namun, hubungannya dengan Miana kini berbeda dari yang dulu."Pergilah ke kantor sekarang. Setelah urusanmu selesai, kita bisa pulang lebih cepat," ujar Miana sambil mendorong Giyan keluar.Miana merasa sangat santai ketika bersama Giyan, karena dia bisa menjadi dirinya sendiri tanpa perlu berusaha terlalu keras.Ketika mereka turun ke bawah, Nevan sedang duduk di atas matras bermain, dengan serius menyusun Lego.Giyan menunduk dan mencium kening Miana, lalu berkata lembut, "Aku pergi ke kantor dulu, nanti setelah pulang kerja aku akan menjemput kalian."Miana mengangguk, tersenyum sambil berkata, "Ya, kami tunggu kamu pulang!"Giyan berdeham sebelum memanggil, "Nevan, Ayah pergi kerja dulu, kamu bermainlah dengan baik bersama Ibu di rumah!"Nevan segera me
"Mia, apa yang terjadi?" tanya Giyan, mempercepat langkahnya ke arah Miana, lalu duduk di sampingnya.Miana menoleh, mendesah panjang sebelum berkata, "Rekening luar negeri Nevan tiba-tiba bertambah empat ratus miliar. Setelah aku cek, ternyata uang itu berasal dari perusahaan Grup Eskaria!"Anak nakal itu benar-benar hebat!Setelah mendengar itu, Giyan langsung mengerti apa yang telah terjadi.Giyan menutup laptop Miana, tersenyum, dan berkata, "Dulu ada kamu yang bekerja gratis untuk memperkuat firewall perusahaan. Sekarang, tanpa kamu, keamanan sibernya bahkan bisa diserang oleh anak tiga tahun seperti Nevan. Ini hanya menunjukkan betapa tidak bergunanya Departemen TI Grup Eskaria!"Miana tertawa dan merespons, " Nevan yang menyuruhmu datang untuk menghiburku? Anak nakal itu benar-benar pintar!""Dia khawatir kamu marah dan sakit, tapi nggak tahu bagaimana cara menghiburmu, jadi aku yang menawarkan diri untuk melakukannya!" Giyan baru merasa tenang setelah melihat senyum di wajah Mi
"Baik, baik, segera kirimkan nomornya padaku!" Eddy menutup telepon dengan sangat bersemangat.Henry mengirimkan nomor ponsel Miana yang baru ditemukan oleh Wiley kepada Eddy.Sesaat setelah mengirim nomor tersebut, sudut bibirnya menyunggingkan senyuman tipis.'Miana, aku nggak percaya kamu akan tega mengabaikan Kakek.'Pada saat ini, panggilan Rumordi datang."Henry, ada kabar baik dan kabar buruk, mau dengar yang mana dulu?" Suara Rumordi terdengar sangat bersemangat, seolah-olah menemukan sesuatu yang luar biasa."Kabar baik," jawab Henry tanpa berpikir panjang."Kabar baiknya, aku menemukan kalau CEO Grup Arca adalah Miana!" Ketika Rumordi menyebut nama Miana, wajah dingin Miana dengan aura kuat langsung terbayang dalam pikirannya."Apa?" Henry mengernyit.'Perusahaan yang selama dua tahun ini bersaing dengan Grup Eskaria dan merebut bisnis ternyata milik Miana?''Wanita ini, selama beberapa tahun, apa saja yang telah dia lakukan di belakangku?'"Sedangkan kabar buruknya adalah pr
"Bawa Nevan ke sini!"Kepala sekolah terkejut hingga tubuhnya gemetar sejenak.'Bagaimana Nevan bisa membuat marah pria kejam ini?''Ada dendam?'"Bu kepala sekolah, ... Pak Henry ingin bertemu dengan Nevan, apa yang harus kita lakukan?"Kepala sekolah tersadar, melihat ke arah guru yang berdiri di depannya, lalu menenangkan diri dan berkata, "Pergi lihat apakah Nevan sudah dibawa pulang oleh orang tuanya atau belum." Pada saat yang sama, dia mengedipkan mata kepada guru tersebut.Dia memutuskan untuk menyelesaikan masalah di depan mata terlebih dahulu."Oh, baik, aku akan segera melihatnya!" Guru itu mengusap keringat dingin dan buru-buru pergi.Kepala sekolah merapikan pakaiannya sebelum melangkah masuk."Pak Henry, sore, saya adalah ...."Kepala sekolah ingin memperkenalkan diri, tetapi terhenti karena tatapan dingin yang dia rasakan membuat punggungnya seketika merinding.'Tekanan yang dipancarkan pria ini sangat kuat.''Pantas saja orang-orang di Kota Jirya secara diam-diam menjul
Kekhawatiran Miana seketika lenyap, digantikan dengan perasaan campur aduk. Dia perlahan berjongkok, dengan lembut mengelus rambut lembut putranya.Saat menyaksikan itu, tatapan Giyan penuh dengan kelembutan dan kelegaan.Detik ini, semua kekacauan dan kekhawatiran berubah menjadi pemandangan yang penuh kehangatan dan ketenangan.Nevan terbangun dari mimpi indahnya ketika merasakan bayangan di depannya. Dia membuka mata dan melihat wajah ibunya yang akrab tetapi sedikit tegas. Saat itu juga, dia teringat apa yang telah dia lakukan. Jantungnya berdebar kencang, dan dengan suara pelan dia memanggil, "Ibu ...."Suaranya mengandung sedikit kebingungan dan ketergantungan.Mendengar panggilan Nevan, mata Miana seketika memerah, seolah-olah emosi yang terpendam lama mencari jalan keluar. Namun, dia dengan cepat menahannya dan menggantinya dengan teguran rendah dan tegas, "Nevan! Siapa yang menyuruhmu berkeliaran sendirian? Apakah kamu tahu, tindakanmu ini membuat seluruh orang di sekolah meni
Sherry segera mengangguk dan berkata, "Kamu cepat cari Nevan! Jangan khawatirkan aku, aku nggak akan melakukan hal bodoh!"Saat menyadari kaki kanannya tidak ada, dia merasa seperti hidupnya telah hancur.Ketakutan menghadapi pandangan aneh orang lain dan mendengar orang memanggilnya cacat membuatnya kehilangan keberanian untuk hidup.Namun, Miana meyakinkannya untuk tidak peduli dengan pandangan orang lain dan hidup sesuai keinginannya sendiri.Sepertinya, nasihat itu benar!Dia memutuskan untuk menjalani hidup sesuai dengan keinginannya sendiri."Ya, aku pergi dulu!" Miana khawatir tentang putranya, tanpa banyak bicara lagi, dia bergegas pergi.Saat menuju lobi rumah sakit, dia menelepon Giyan dan menceritakan situasi hilangnya Nevan dengan suara yang terdengar sedikit tersedak.Giyan mencoba menenangkannya dengan suara pelan, "Jangan khawatir, Nevan pasti akan baik-baik saja! Dia sangat pintar, nggak ada yang bisa menipunya! Kamu sekarang di mana? Aku akan menjemputmu, kita pergi ke
'Apakah orang itu musuh bebuyutan Pak Henry?'Wiley tidak berani menyampaikan pemikirannya karena Henry pasti akan marah besar.Saat ini, informasi terbaru terus berdatangan dari perusahaan, memperlihatkan kerugian yang kian membengkak.Henry menggenggam erat kedua tangannya, tatapannya tajam. Dia mondar-mandir di dalam kantor sebelum akhirnya berhenti di dekat jendela, memandang hiruk-pikuk kota di luar, dan mengingat serangan siber yang terakhir kali terjadi. Serangan itu otomatis teratasi dan perusahaan hampir tidak mengalami kerugian.Kali ini, serangan siber begitu hebatnya, sehingga kerugian perusahaan telah mencapai ratusan miliar.Henry tahu, waktu adalah segalanya, setiap detik keraguannya dalam mengambil keputusan bisa membuat perusahaan terjerumus ke dalam kehancuran."Segera cari peretas dan selesaikan semua masalah dalam setengah jam! Bayar seberapa pun yang dia mau!" perintah Henry dengan suara rendah namun tegas, menunjukkan determinasi yang tak tergoyahkan.Setelah mere
Di taman kanak-kanak, Nevan selalu bersikap sangat baik dan patuh. Setelah makan siang, dia mulai tidur siang.Beberapa anak kecil menangis dan tidak mau tidur.Beberapa lainnya hanya bisa tidur sambil minum susu formula.Alhasil, tiga guru di taman kanak-kanak sangat sibuk.Saat para guru tidak memperhatikan, Nevan diam-diam meninggalkan kelas dengan tasnya.Dengan sinar matahari yang redup tertutup awan, menebarkan bayangan bercorak yang menambah suasana tenang dan misterius. Nevan berjalan sendirian di sekitar sekolah.Akhirnya, dia tiba di sudut terpencil yang terlupakan, dipenuhi semak-semak dan bunga liar yang tumbuh dengan gigih dari celah-celah, seakan menyambut kedatangannya.Setelah memastikan tidak ada orang di sekitar, Nevan dengan cepat melepaskan tas berat dari bahunya. Isinya bukan mainan, melainkan laptop yang sangat canggih.Dengan cekatan, dia menyalakannya, dan layar laptop langsung menyala dengan cahaya biru ungu yang mencolok.Konsentrasinya segera menjadi sangat t
"Aku mau merokok," jawab Farel.Perasaan sakit di hatinya tidak tertahankan.Miana mengangguk, membiarkan Farel pergi, lalu berjalan ke sisi ranjang. Ketika melihat kondisi Sherry, dia merasa sangat sedih hingga air mata pun mengalir. "Sherry!" panggilnya.Sherry juga menangis. "Mia, aku sekarang sudah cacat!""Nggak, kamu masih bisa berdiri dan berjalan seperti biasa, menjalani kehidupan normal!" Miana mencoba menenangkan."Aku nggak punya kaki lagi!" tangis Sherry. Walaupun nanti menggunakan kaki palsu, dia tidak bisa lagi memakai rok pendek atau celana pendek seperti dulu. Hidupnya pasti akan lebih sulit."Sher ...." Miana memeluknya dengan erat, ada banyak yang ingin dia sampaikan, tetapi tidak ada satu kata pun yang berhasil terucap.....Setelah bangun dan menyadari tidak ada orang di rumah, Nevan mencuci muka dan sikat gigi dengan tenang. Dia lalu mengambil roti dan susu dari kulkas, makan, dan naik ke atas untuk menyiapkan tas sekolahnya. Saat turun ke ruang tamu, dia terkejut