Share

Bab 132

Author: Helena Ayu
Giyan tersenyum, lalu berbalik dan pergi.

Sherry mengikutinya. Begitu mereka keluar dari kamar inap, Giyan tiba-tiba berhenti dan langsung berbalik.

Sherry tidak menyadarinya dan hampir menabraknya. Untungnya, dia berhasil menghentikan langkahnya tepat waktu. Sherry menarik napas, menenangkan diri, lalu menatap Giyan dan berkata, "Giyan, kamu ingin mengatakan sesuatu padaku?"

"Insiden malam ini sedang kuselidiki. Aku juga sudah mengirim orang untuk mengikuti Mia, kalau terjadi sesuatu, langsung berteriak dengan keras, akan ada orang yang menyelamatkan kalian." Giyan mengernyitkan, ekspresinya sangat serius saat dia mengatakan ini.

Untungnya tidak terjadi apa-apa pada Miana, jika tidak, dia akan pasti akan menyalahkan dirinya!

Sherry langsung mengerti maksudnya.

Kelihatannya Giyan sudah lama mengirim orang secara diam-diam untuk melindungi Miana.

Jika tidak, Giyan hari ini tidak mungkin muncul begitu cepat di sini.

Namun, Miana pasti tidak akan senang jika mengetahui hal ini.

"Miana ber
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 133

    "Nomor yang Anda hubungi sedang tidak aktif ...."Mendengar suara operator, ekspresi Henry makin mengerikan untuk dilihat.'Wanita ini! Apa dia berpikir aku nggak bisa menemuinya dengan mematikan ponselnya!'Henry langsung bangkit dari sofanya dan pergi ke ruang ganti.Setelah mengganti pakaian, dia mengambil ponselnya dan berjalan keluar dari kamar tidur.Saat menerima telepon, Wiley sudah bersiap-siap untuk tidur. Namun, dia terpaksa pergi mengganti pakaiannya dan pergi keluar.Di dalam mobil, Wiley mencoba menghubungi Miana.Namun, hasilnya nomor tersebut tidak dapat dihubungi.Seketika itu juga, dia merasakan firasat buruk.'Malam ini akan terjadi sesuatu!'....Di kamar inap rumah sakit. Miana baru saja menerima hasil pengujian cairan dari kantong infus. Wajahnya menegang, sorot matanya yang dingin begitu mirip dengan Henry.Tidak heran mereka adalah pasangan suami istri!Sherry juga sangat marah dan berteriak dengan keras, "Siapa sebenarnya bajingan ini! Beraninya menggunakan car

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 134

    Mendapati lengannya bengkak, Janice hampir pingsan karena ketakutan.'Apakah aku digigit ular? Aku nggak akan mati, 'kan?'Janice tidak berani melanjutkan pemikirannya itu. Dia segera mengambil ponselnya dan menelepon Henry.Setelah mencoba menelepon tiga kali pun, panggilannya tidak dijawab.Pada saat sudah menelepon belasan kali, dia mulai terasa pusing.Janice takut kesadarannya akan menghilang dan tidak akan pernah bisa bangun lagi. Dia masih mencoba menelepon Henry sambil berdoa di dalam hatinya. 'Henry! Angkat teleponnya!''Kalau kamu nggak angkat-angkat, aku akan mati!'Pada akhirnya, suara pria yang agak kesal terdengar dari ujung ponsel. "Ada apa lagi!""Henry, aku dipukuli dan ditinggalkan di tempat terpencil. Tadi, tanganku digigit sesuatu, seluruh tanganku bengkak, cepat datang selamatkan aku!" Di akhir kalimat, Janice merasa lidahnya kaku, ucapannya pun menjadi tidak jelas.Ujung ponsel hening untuk sesaat sebelum Henry berkata, "Kirimkan lokasimu, aku akan menjemputmu sek

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 135

    Di kamar inap, tidak ada tanda-tanda perkelahian atau perjuangan. Mungkin orang yang membawa Janice adalah seseorang yang dikenalnya, jadi Janice dengan rela mengikuti orang itu, atau orang tersebut adalah seorang profesional, mereka memiliki kemampuan untuk mengendalikan seseorang dengan cepat.Kening Henry mengerut erat.Pada saat yang sama, di kamar inap lainnya, Sherry terlihat begitu gelisah sambil sesekali mengecek ponselnya.'Kenapa belum ada kabar!''Apakah sudah ketahuan?'Pada saat ini, ponselnya berdering.Sherry terkejut sesaat, lalu segera mengangkatnya."Kamu nggak menemukan orangnya, nanti kami kembalikan uang mukanya!""Aku sudah bilang dia ada di kamar mana, kenapa nggak ketemu?""Kamu sudah pergi ke sana, tapi memang nggak ada orang, jadi kami segera pergi!""Oh, baiklah." Sherry merasa aneh. 'Apakah Janice sudah keluar dari rumah sakit?'Setelah panggilan terputus, dia menerima notifikasi pesan mengenai penerimaan uang di rekeningnya.Sherry menatap pesan itu dan mer

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 136

    Seorang pria berdiri di depan pintu, membelakangi cahaya sehingga wajahnya tidak terlihat jelas, tetapi aura dingin yang terpancar dari tubuhnya sangat terasa.Miana tidak menyangka Henry tiba-tiba muncul di sini, seketika terkejut.Sherry refleks menggenggam tangan Miana dengan erat, berkata dengan pelan, "Mia, bagaimana kalau kamu pergi dulu, biar aku yang bicara dengannya!"Miana menoleh, tersenyum kecil dan berkata, "Sher, kamu pergi dulu, nggak perlu khawatir tentang aku."Dia sudah menukar tubuhnya untuk membuat Henry melepaskan studio Sherry. Harga yang dibayarnya sangat mahal, jadi dia tidak akan membiarkan terjadi sesuatu pada studio Sherry lagi.Sherry menggenggam tangan Miana dengan erat, menggelengkan kepala.Dia takut Miana akan diintimidasi jika dia pergi.Dia masih bisa membantu Miana jika tetap berada di sini.Miana mendekatkan wajahnya ke telinga Sherry, berbisik, "Kamu ke tempat parkir dan beri tahu Kak Giyan untuk pergi dulu, aku akan menghubunginya nanti." Dia tahu

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 137

    "Miana, kenapa kamu muntah lagi? Hamil?" Henry menatap Miana dengan tajam.Miana sedikit panik di dalam hatinya, diam-diam menarik napas panjang, menekan kegelisahannya, dan berkata dengan tenang, "Ada aroma Janice di tubuhmu, membuatku ingin muntah."Tanpa melihat secara langsung, dia bisa menebak bahwa Henry bersama Janice semalam.Setelah semalam, wajar saja jika tubuh Henry beraroma Janice.Henry mendengus dingin dan berseru, "Apa hakmu untuk merasa jijik padaku!"'Wanita ini jelas-jelas bersama Giyan semalaman, sekarang masih berani mengataiku seperti itu!'"Henry, apa yang sebenarnya kamu inginkan? Terus terang saja, kita selesaikan masalahnya, aku masih harus pergi kerja, ada sidang yang harus kuhadiri pagi ini." Miana sengaja mengalihkan topik, dia takut kehamilannya akan terbongkar jika terus melanjutkan pembicaraan itu.Henry mengatup-ngatupkan bibirnya sebelum bertanya, "Kenapa kamu di rawat di rumah sakit?"'Bukankah dia semalam bilang perutnya sudah nggak sakit?'Miana ber

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 138

    Miana menjinjitkan kakinya, membuka dan mengikat ulang dasi Henry.Dulu, ketika baru menikah dengan Henry, dia belajar cukup lama untuk bisa mengikat dasi.Kemudian, selama beberapa waktu, setiap pagi dia mengikatkan dasi untuk Henry.Selanjutnya, dia menyadari bahwa Henry tidak mencintainya. Dia pun tidak pernah lagi mengikatkan dasi untuk Henry.Saat ini, dia sekali lagi berdiri di depan Henry untuk mengikatkan dasi, tetapi hatinya tidak bergejolak sedikit pun.Mungkin benar-benar karena dia tidak mencintai Henry lagi.Dia bisa menghadapi Henry dengan tenang.Henry menunduk menatap Miana.Wajah kecil yang cantik dengan hidung mungil dan sepasang mata yang indah. Sosok Miana tampak seperti istri yang patuh.Henry ingat, setiap kali Miana berbaring di bawahnya, Miana terlihat polos, tetapi sebenarnya menggoda, membuatnya ingin mati di atas Miana.'Wanita yang nakal!'Tanpa sadar, Henry memeluk pinggang Miana dengan erat.Tubuh mereka saling menempel erat."Apakah kamu sedang menggoda a

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 139

    "Kamu menyesal nggak menikah dengannya, ya! Kamu masih merasa menyesal sampai sekarang?"Cengkeram Henry begitu kuat, Miana merasa wajahnya seperti akan hancur.Rasa sakit tersebut membuat air matanya mengalir."Henry, lepaskan, sakit!"Suaranya terdengar begitu tidak jelas.'Kenapa dia tiba-tiba menggila dan mencengkeramku seperti ini!'Henry melihat air mata Miana mengalir, amarahnya makin membara."Kamu menangis untuk siapa? Hah?"Selama tiga tahun pernikahan mereka, Miana jarang menangis di depannya.Ada saat-saat dia bahkan berpikir bahwa Miana tidak bisa menangis.Ternyata ....Miana hanya tidak menangis untuknya."Henry, kamu menyakitiku!" balas Miana dengan cepat.Dia menangis karena merasa kesakitan.Bukan untuk siapa pun."Kamu merasa hidup bersamaku sangat menyakitkan? Jadi, kamu nggak sabar ingin masuk ke pelukan Giyan!" Sorot mata Henry sangat mengerikan dan penuh kemarahan.Perubahan Miana akhir-akhir ini membuatnya berpikir banyak.Dia pernah berkata, dia tidak akan pern

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 140

    Dengan kata lain, hari ini dia harus melakukannya meskipun tidak mau!Pada saat ini, Miana tidak hanya merasa malu, tetapi juga benci.Membenci sikap arogansi Henry.Membenci sikap tidak tahu malu Henry!Dia adalah manusia, bukan mainan untuk menyenangkan orang lain!Bagaimana Henry bisa memperlakukannya seperti ini!"Miana, mulai sekarang! Jangan membuatku marah!" Henry dengan sengaja memperlambat nada bicaranya. Baru saja, dia dengan jelas melihat kemarahan di mata Giyan.Meskipun dia dan Giyan bukan teman, Carel sering berada di sisinya. Setiap kali Carel membicarakan Giyan, selalu dipenuhi kebanggaan.Henry tahu bahwa Giyan memiliki temperamen yang baik, karakter yang baik, prestasi yang baik ....Makanya, di mata Carel, segala sesuatu tentang Giyan sangat baik.Karena terlalu sering mendengar itu, dia pun mengingatnya.Dulu, dia tidak tahu bahwa Miana dan Giyan merupakan teman masa kecil yang sangat dekat, jadi dia tidak merasakan apa pun terhadap Giyan.Sekarang, dia tahu masa la

Latest chapter

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 550

    Amanda tidak pernah meragukan Miana.Dia hanya meragukan dirinya sendiri."Duduklah, kita diskusikan lagi," ujar Miana dengan suara lembut, sambil mengangkat cangkir kopinya dan mengaduknya perlahan."Oke!" Amanda menarik kursi dan duduk di depannya, kemudian mereka mulai berdiskusi.Diskusi mereka selesai tepat sebelum waktu yang ditentukan.Amanda segera mengemas dokumen-dokumen dengan rapi, lalu dia dan Miana meninggalkan kantor bersama-sama.Kendati sudah empat tahun meninggalkan Kota Jirya, Miana tetap menjadi sosok yang dihormati dan diingat.Setibanya di pengadilan, banyak wajah akrab yang menyapanya dengan antusias.Pemandangan itu membuat Amanda teringat pertama kali dia berada di pengadilan.Saat itu, tubuhnya gemetar karena gugup, tetapi Miana segera membantunya duduk dan menenangkan dirinya.Setelah beberapa saat, sidang hari ini pun dimulai.Sidang berlangsung penuh ketegangan, kedua belah pihak saling beradu argumentasi dalam perdebatan sengit, masing-masing mengupayakan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 549

    Menurut Miana, reaksi Ariz terasa sedikit berlebihan.Sepertinya Ariz juga menyadari hal itu, lalu mencoba untuk tenang sebelum bertanya, "Apa yang terjadi dengan Bu Sherry? Kenapa dia dirawat di rumah sakit?"Dalam beberapa hari terakhir, dia menganggap Sherry sedang dalam perjalanan bisnis karena tidak bisa dihubungi.Namun, dia tidak pernah menduga bahwa Sherry sebenarnya berada di rumah sakit.Miana memandangnya, mempertimbangkan ucapan sebelum mengungkapkan berita berat itu. Dengan suara pelan, dia berkata, "Dia mengalami kecelakaan mobil, kehilangan salah satu kakinya, dan kini dirawat di rumah sakit."Wajah Ariz memucat, seolah sulit mencerna informasi itu, sebelum akhirnya bertanya, "Bagaimana ... keadaannya sekarang?'"'Kehilangan salah satu kaki, dia pasti sangat terpukul.''Aku bahkan sama sekali nggak menyadari apa yang sebenarnya terjadi.'"Dia memang terlihat biasa saja, tapi aku yakin hatinya nggak sepenuhnya tenang," ujar Miana, sorot matanya tajam memperhatikan Ariz, m

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 548

    Selesai berbicara dengan kepala sekolah, Miana menuju tempat parkir dan sebuah mobil Maybach sengaja menghalangi mobilnya.Dia berjalan mendekat dan mengetuk kaca mobil ituBegitu kaca jendela mobil diturunkan, wajah dingin Henry terlihat."Tolong pindahkan mobilmu," ujar Miana yang masih dengan nada sopan."Masuklah, aku akan mengantarmu," ujar Henry dengan nada tegas.Miana mengernyit dan nada bicaranya berubah ketus, "Aku bawa mobil sendiri, nggak perlu kamu antar. Kalau ada yang ingin kamu bicarakan, langsung saja!"Dia pikir, setelah kejadian semalam, Henry tidak akan mengusiknya untuk sementara waktu.Dia sungguh tidak menyangka, pagi ini, Henry muncul lagi.Benar-benar pria tidak tahu malu!"Kapan kamu akan membawa putra kita dan tinggal bersamaku?" Henry memandang wajah Miana yang begitu dekat, dan perasaan yang lama terpendam dalam dirinya mengalir kembali dengan kuat.Dia mencintai Miana.Namun, Miana tidak mencintainya lagi."Henry, bisakah kamu bertindak normal?" Miana mera

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 547

    Sherry dan Miana bertukar pandang, lalu dia melambaikan tangan kepada Nevan sambil berkata, "Baiklah, kamu pergilah ke taman kanak-kanak. Jangan lupa dengarkan gurumu dengan baik, ya. Ibu angkat pasti akan merindukanmu!"Miana tertawa mendengar perkataan Sherry.Nevan menggembungkan pipinya, memberungut marah. Matanya memerah menahan amarah, lalu dia mengentakkan kakinya beberapa kali dengan keras sebelum bergegas keluar."Dia benaran marah?" tanya Sherry kepada Miana.Miana tersenyum sambil menjawab, "Tentu saja dia marah. Baginya, Kamu itu adalah harapannya, dan ternyata kamu membuatnya kecewa. Jangan khawatir, dia anak yang mudah dibujuk. Sebentar lagi dia akan kembali ceria.""Baguslah kalau begitu. Jangan buang waktu lagi, kamu cepat pergi bujuk dia." Sherry akhirnya merasa lega."Setelah selesai sarapan, kamu kembali istirahat saja. Nanti aku akan mengirim Ariz ke sini," ujar Miana sambil melambaikan tangan kepada Sherry, sebelum dia berbalik dan pergi.Di pos suster, Nevan sedan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 546

    Pada hari itu, Sherry keluar dari kantor dekan dengan tergesa-gesa, lalu tertabrak sepeda Ariz dan terjatuh ke tanah.Ariz segera memarkir sepedanya dengan baik, lalu mengendong Sherry ke klinik kampus.Setelah itu, Ariz tetap bersikeras mengantar Sherry kembali ke perusahaan, meskipun Sherry terus meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja.Hari pertama Ariz bergabung di perusahaan, barulah Sherry sadar bahwa Ariz adalah orang yang menabraknya waktu itu.Sejak saat itu, Ariz tetap berada di sisinya hingga kini.Dalam beberapa tahun kebersamaan mereka, Sherry merasa sangat bersyukur atas keputusan yang dia buat pada hari itu."Kalau begitu, minta Ariz ke Universitas Jirya dan carikan orang berbakat seperti dirinya untuk membantu perkembangan perusahaan kita ke depannya." Miana sangat puas dengan kemampuan Ariz. Dia percaya, dengan Ariz bertanggung jawab atas perekrutan, hasilnya akan sangat memuaskan. Selain itu, dia memang sudah berencana merekrut orang baru untuk belajar darinya."Baikl

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 545

    "Begitu aku bangun pagi ini, aku langsung menyadari kalau informasi lokasi adikmu nggak lagi dapat dilacak. Aku mencoba beberapa cara untuk menemukannya, tetapi hasilnya nihil. Akhirnya, aku meretas ponselnya dan memeriksa riwayat panggilan. Panggilan terakhirnya adalah kepada Nyonya Besar keluarga Jirgan."Miana menyipitkan matanya, sementara otaknya bekerja keras menyusun setiap petunjuk yang telah dia dapatkan.'Untuk apa Celine mencari Felica?''Hubungan mereka sangat dekat?'"Bos, apa masih perlu mencari keberadaannya?""Tetap cari!" Miana merasa ada sesuatu yang tidak beres.'Ke mana Celine pergi?'"Oke, aku akan segera mencarinya! Lalu, bagaimana dengan penyelidikan kecelakaan Sherry?""Begitu urusanku selesai, aku akan langsung mengecek ulang informasi tentang orang itu untuk memastikan identitas aslinya.""Baiklah."Setelah menutup telepon, Miana bersandar di dinding. Kekhawatiran membanjiri pikirannya.Tiba-tiba, terdengar suara Nevan dari kamar perawatan. "Ibu, cepat masuk!"

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 544

    Perawat sibuk bekerja, menyeka tangan Sherry dengan lembut.Ketika Nevan masuk ke kamar perawatan, suaranya yang ceria memecah keheningan."Ibu angkat, aku datang!" serunya sambil berlari kecil menuju ranjang.Mendengar suara ceria Nevan, senyum langsung menghiasi wajah Sherry. Dia menoleh kepada perawat dan berkata dengan lembut, "Kamu siapkan sarapan dulu."Perawat mengangguk dan berjalan keluar ruangan.Dengan langkah-langkah kecil yang penuh semangat, Nevan tiba di sisi ranjang. Sepasang mata jernihnya menatap Sherry yang sedang berbaring, dan dia bertanya dengan suara manis, "Apakah Ibu merindukan?"Sherry merasa hatinya terisi kebahagiaan, dia tertawa sambil meraih tangan Nevan. "Tentu saja sangat merindukanmu!"Nevan berjinjit, berusaha memanjat ke ranjang, tetapi tinggi tubuhnya membuatnya kesulitan. Dengan senyum kecil, dia menundukkan kepala dan memberikan ciuman hangat di punggung tangan Sherry. "Aku juga merindukan Ibu angkat!"Miana menyaksikan interaksi hangat antara Neva

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 543

    Miana tertegun.Dia pernah memikirkan kemungkinan menikah dengan Giyan suatu hari nanti.Namun, tidak terlintas dalam benaknya bahwa Giyan akan menyatakannya pada waktu seperti sekarang.Ekspresi tertegun Miana membuat Giyan merasa sedikit kecewa, tetapi dia tetap mempertahankan senyumnya. "Aku hanya bercanda! Aku nggak bermaksud memaksamu untuk menikah! Sore nanti, kalau kamu punya waktu, aku bisa membawamu melihat rumah itu. Kalau kamu merasa cocok, kita bisa langsung pindah besok, bagaimana?"Dia tidak yakin apakah Henry masih memiliki tempat di hati Miana, tetapi dia sangat menyadari bahwa perasaan Miana terhadapnya belum cukup kuat untuk membangun masa depan bersama.Tentu saja, ini membuat hatinya terasa perih.Namun, dia tahu bahwa memaksakan sesuatu bukanlah jawabannya.Yang bisa dia lakukan hanyalah menunggu Miana siap."Giyan ...." Miana menyadari bahwa senyum di wajah Giyan terlihat dipaksakan, membuat hatinya diliputi rasa bersalah. Namun, dia tahu bahwa dia harus jujur. "M

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 542

    Miana dengan penuh hati-hati menggeser Nevan ke samping dan bangkit dari ranjang.Setelah mencuci muka dan bersiap-siap, dia turun ke lantai bawah.Giyan sudah menyiapkan sarapan dan sedang membersihkan ruang tamu."Kenapa bangun sepagi ini? Tidur lagi saja sebentar," ujar Giyan, sembari menghentikan penyedot debu. Tatapan lembutnya tertuju pada Miana, dan suaranya tetap penuh kehangatan."Nggak deh, terlalu banyak yang harus aku kerjakan hari ini," ujar Miana dengan lembut, sambil mendekat dan merangkul pinggang Giyan."Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Aku akan pergi membangunkan Nevan," ujar Giyan dengan suara yang agak serak, lalu mencium kening Miana."Oke, kamu pergi bangunkan dia," ujar Miana sambil menyandarkan wajahnya ke dada Giyan.Dengan Giyan di sisinya, semuanya tampak begitu damai dan hangat.Hidup dalam momen ini terasa begitu menyenangkan."Kamu makanlah, aku naik ke atas sekarang." Giyan mencubit pipi Miana dengan lembut.Miana menyadari telinga Giyan yang agak merah,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status