Share

65. Bangkitnya Mike

Penulis: Glory Bella
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-12 21:04:45

Kedua telapak tangan Shada mulai berkeringat. Membayangkan wajah Mike tadi begitu menyeramkan di benaknya. Shada beringsut saat Mike melempar pandang ke arahnya lagi. Ia bergerak tak nyaman sambil memasang kewaspadaannya kembali.

Hidung Mike kembang-kempis mencium aroma lezat yang menguar dari dapur. Lantas ia mengalihkan pandangnya ke arah Ellene di sampingnya.

"Wangi apa ini, Mom?"

Ellene tergelak, sembari mencubit hidung mancung Mike. "Kau ini. Tahu bau makanan saja langsung bangun. Itu kakakmu sedang membuatkan makanan untuk kita."

Mike mengernyit. "Benarkah Demian masak?" Ada rasa menaruh harap karena ia sangat merindukan masakan kakaknya tersebut.

Ellene mengangguk mengiyakan. "Yups, benar. Kau tidak sabar untuk makan ya?" tebak Ellene penuh tawa.

"Sudah lama aku tidak merasakan masakan Demian, Mom." Kedua mata Mike berbinar. Shada yang menyaksikannya cukup terperanjat. Ternyata lelaki yang menyeramkan tadi ada sisi imutnya.

Lalu setelah Shada amati kembali, Mike tampan dan lebi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   66. Mengendalikan Jennifer

    "Maafkan aku, Mike. Aku tidak tahu." Demian mengangkat kedua tangannya. Ia sedang berdebat dengan Mike."Itu salahmu! Kau datang di waktu yang tidak tepat. Padahal aku cuma menyentuh kulitnya saja! Makanya kau tanya dulu jangan asal percaya dengan persepsimu sendiri!"Demian mendesah panjang. "Iya-iya, Mike. Jangan ngambek. Tadi aku datang hanya untuk mengabari kalian kalau makanan sudah siap."Demian tak henti-hentinya berusaha menjelaskan kepada Mike yang marah. Kini mereka berempat sedang menuju ruang makan. Ellene hanya menggeleng menyaksikan pertengkaran mereka. Sedang Shada diam karena lebih banyak terpukau dengan ornamen di sekelilingnya.Mereka lantas duduk di kursi masing-masing. Shada duduk tepat di samping Ellene, juga berseberangan dengan Demian. Demian dan Mike yang duduk bersebelahan masih sempat berdebat. Demian tak putus asa membujuk adiknya itu agar tidak marah lagi.Di tengah-tengah mereka, banyak sekali makanan yang tersaji oleh hasil karya tangan Demian. Beef steak

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-13
  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   67. Perjanjian dan Ancaman

    Jennifer memandang ke jendela. Kota Toronto belum juga istirahat meskipun menjelang petang. Setelah berhenti di sebuah hotel mewah bintang 5, ia turun dari taksi lalu menaikkan tasnya ke pundak.Dengan gontai ia berjalan menyusuri lorong panjang bernuansa emas, kemudian berdiri di depan sebuah pintu dengan kombinasi nomor yang terpampang di sana. Tanpa berpikir, Jennifer memasukkan sebuah kartu tipis sehingga pintu dapat dibukanya.Hening. Ruangan lebar itu temaram dengan pencahayaan minimalis. Sejujurnya ia heran kenapa Max menyukai pencahayaan redup seperti ini. Mungkinkah pria itu memang butuh ketenangan?Jennifer menajamkan telinganya. Ada suara shower bergemericik di dalam. Tanda Max mandi, batinnya. Ia lantas duduk di tepi ranjang sambil meletakkan tasnya.Tak berselang lama Max keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai balutan handuk putih menutupi tubuh bagian bawahnya. Pria tersebut keluar dengan santai, tidak terkejut sama sekali saat melihat Jennifer sudah ada di sana ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-14
  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   68. Kamar 404

    "Apa yang kau lakukan?!" Pertanyaan itu lebih ditujukan kepada Max.Shada lalu diam terpaku, tetapi air hangat mengalir begitu saja dari pelupuknya. Sebuah pengkhianatan di depan mata membuat tubuhnya langsung panas dingin. Wajahnya sudah merah padam, sedang hatinya bagai tertusuk tombak panjang.Rasa kecewa, sedih, marah bercampur begitu saja. Leher Shada seperti tercekik, dadanya bagai dihantam batu kilangan. Shada bahkan tak bisa bernapas selama itu. Hanya bahunya yang naik turun cepat yang dapat ditangkap oleh Demian di belakangnya. Demian memalingkan muka, tak tega melihat Shada yang begitu kesakitan. Setengahnya, ia juga tak kuat menyaksikan kejadian yang sangat memalukan itu."Brengsek! Max, keluar!" Shada berteriak di tengah tangisnya.Pria yang sedang telanjang di atas ranjang kini terlihat kelimpungan memakai boxer dan celana panjangnya. "Shada, Shada! Tunggu! Aku ingin menje—""Apa! Hubungan kita sudah selesai!" potong Shada dengan emosi membuncah.Sambil menahan tangisnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-16
  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   69. Bodoh!

    Akhirnya mobil Demian telah memasuki halaman rumah Shada. Tak perlu menunggu lama, Shada langsung melepas sabuk pengaman dan keluar saat mobil berhenti.Demian melihat Shada dengan tatapan khawatir. Karena bingung apa yang harus ia lakukan untuk menghibur Shada, maka ia ikut keluar dari mobil lalu mengikuti Shada.Shada menoleh ketika tahu Demian berada di belakangnya. "Demian, maaf. Aku butuh waktu untuk sendiri dulu," tolaknya halus, kemudian melanjutkan langkahnya memasuki rumah.Demian mematung. Ia menghela napas tiap mengingat guratan sedih di wajah Shada."Come on, apa yang harus kulakukan?" Demian menyugar rambutnya frustasi. Namun beberapa saat kemudian, ia memutuskan untuk pulang ke rumah.Shada menaiki satu per satu anak tangga dengan tak bertenaga, seakan dirinya seperti sebuah tubuh tanpa nyawa. Bahkan mimik wajahnya pun sekarang seperti mayat hidup, pucat dan dingin.Ruth yang tengah tertawa karena acara komedi kesukaannya langsung terpegun melihat Shada yang tak seperti

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-17
  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   70. Sebuah Foto di Dompet Demian

    "Kuharap kau tidak akan membuatku kecewa lagi," tekan Robert dengan tatapan tajam.Max menunduk tak berani memandang ayahnya. Dari tadi napasnya seperti tercekik. Berbalik keadaan, Robert justru dengan leluasa mengunjamkan kedua matanya. Rasa geram, marah dan kecewa menjadi satu. Robert juga masih tak percaya jika Max bisa melakukan hal bodoh bahkan saat pernikahannya tinggal empat hari lagi."Wanita itu harus Shada," sembur Robert lagi. Kali ini membuat Max mendongak. Kedua mata biru terang tersebut bertanya-tanya.Tidak ada yang bisa Max keluarkan kecuali sebuah dengusan di tengah napasnya. Selama ini Robert dan Morris selalu bersikap seenaknya, memperlakukan Max seperti boneka yang kapanpun bisa dimainkan. Dari dulu, mereka selalu menekan Max untuk mendekati Shada—meskipun jika tanpa disuruh pun ia memang sudah menyukainya dari awal.Tetapi sampai sekarang baik Robert atau Morris tidak ada yang pernah memberitahu alasannya. Max sadar, selama ini ia terlalu menjadi anak penurut tanp

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-18
  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   71. Gempuran Peluru

    "Siapa?" Dahi Ruth terlipat sempurna.Shada belum bisa berkata apapun, ia masih membeku saking terkejutnya. Kedua mata Shada masih memandangi satu lembar foto yang terpasang di dompet. Foto tersebut merupakan dirinya sewaktu usia 7 tahun bersama Elli yang saat itu berumur 9 tahun—tepat sebelum kejadian hilangnya lelaki tersebut.Shada mencoba menghubungkan sebuah logika yang sekarang masih seperti potongan-potongan puzzle. Elli yang dikenalnya dulu adalah seratus persen manusia yang tiba-tiba hilang di usia kurang lebih 9 tahun. Lalu Shada tahu Demian sebelumnya juga manusia yang mendadak diadopsi oleh Ellene hingga harus membunuh sisa keluarganya. Kedua mata Shada langsung melebar. "Ruth, ayo! Aku harus menemui Demian sekarang!"Ruth menelan ludah—kebingungan."Apa? Kenapa?" Ruth mengangkat kedua bahunya, kemudian melihat keluar ke arah derasnya rintikan hujan."Nanti akan kujelaskan. Sekarang ayo temani aku menyusul Demian!" Shada segera menarik tangan Ruth agar mengikutinya."Sebe

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-19
  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   72. Gagal Lagi

    "Demian, astaga!" pekik Shada ketika menyadari kedua tangannya telah berlumur darah setelah beberapa kali menggoyang tubuh Demian.Demian membuka matanya dengan berat, tapi tak juga merespon. Kondisi tubuhnya masih lemah."Shada, kita bawa saja ke mobil!" usul Ruth yang langsung disetujui oleh Shada. Keduanya lantas memapah tubuh Demian hingga ke dalam mobil.Mobil Shada segera meluncur dengan cepat. Sesekali kedua mata Shada memantau Demian dari pantulan spion di depan."Kita harus bawa ke rumah sakit," putusnya kemudian."Tidak. Bawa dia ke rumahmu saja," tolak Ruth langsung. Meskipun belum pernah melihat vampir dengan luka parah, tetapi ia khawatir jika Demian sangat mencolok di sana, bisa-bisa identitasnya terbongkar."Tapi, Ruth. Lihat kondisinya sangat—""Aku tahu. Percayalah padaku, vampir tidak boleh sampai tercium oleh tenaga medis. Kami terlalu mencolok."Shada menghela napas. Ia lalu mengubah arah kemudi menuju rumahnya.___________"Apa?! Gagal lagi?"Air muka Max menjadi

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-20
  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   73. Aku Tidak Menginginkannya

    Max segera masuk ke dalam mobilnya. Kali ini ia melajukan mobilnya sangat cepat karena tidak sabar dengan rekaman CCTV yang akan ia lihat. Setelah tiba di apartemen, Max menggiring kakinya.Menekan beberapa kombinasi angka yang merupakan password, pintu akhirnya bisa segera ia buka. Max mengendurkan dasi seraya meletakkan tasnya di atas meja. Ia langsung menuju sebuah ruangan yang mana ada satu monitor besar untuk CCTV rumah Shada.Dengan wajah tak sabar, Max berdiri di depan monitor sambil menekan meja menggunakan kedua tangan. Netra birunya was-was melihat satu petak gambar CCTV yang berada di depan rumah Shada.Tak berapa lama, kedua mata Max terbelalak. Iya benar, wanita itu adalah Ruth dan dia... terbang? Max bahkan tak mempercayai apa yang sedang ia saksikan."Aneh! Mana bisa dia melompat setinggi itu!"Gerakannya pun terlalu cepat jika dilihat dengan mata telanjang. Max menggelengkan kepala. Heran kenapa Ruth bisa melakukan hal yang di luar nalar tersebut."Tunggu dulu..." Max

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-21

Bab terbaru

  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   106. EXTRA PART ( ꈍᴗꈍ)

    "Aku akan menamakannya Zendaya," ungkap Jennifer sembari memandangi bayi perempuan mungil bermata biru di rengkuhannya. "Zendaya yang berarti bersyukur. Aku sangat bersyukur punya kau, Sayang." Jennifer mencolek puncak hidung kecil sang bayi yang kemudian tertawa. Ariana yang berada di samping Jennifer hanya menghela napas. Hatinya agak nyeri mendapati bayi itu lebih mirip dengan si ayah. Apalagi kenyataan bahwa bayi itu lahir tanpa dampingan sosok ayah. Karena tak ada respon dari bibir Ariana lantas membuat Jennifer mendongak. Senyum di bibirnya hilang seketika tatkala mengerti arti guratan di wajah ibunya. Bagaimanapun, Jennifer berusaha tegar juga selama ini. Terutama saat mendengar berita tentang kematian Max tepat satu tahun yang lalu. "Pokoknya, aku akan menamainya Zendaya, Mom. Zendaya Painter," putusnya kemudian. "White," celetuk tiba-tiba sosok pria yang berderap masuk. "Kau harus memakai nama belakang White mulai sekarang." Baik Jennifer maupun Ariana sama-sama mendonga

  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   105. Menjadi Bintang Terbaik (TAMAT)

    "Apa yang terjadi?" Darwin berlari membantu memapah tubuh Demian.Begitu juga Ellene, Shada dan Ruth yang akhirnya mendekat. Mimik mereka tampak khawatir."Kita harus segera merawat Demian sebelum keadaannya semakin parah," cetus Ellene."Apa maksudmu?" Darwin mengerutkan keningnya."Darwin terkena virus manusia setengah vampir di tangannya." Ada kegugupan di dalam suaranya.Sontak wajah Darwin menegang. "Kenapa kau tidak bilang dari tadi?!" bentaknya dengan nada tinggi. "Kita bawa ke ruanganku sekarang juga! Ellene tolong segera siapkan ruanganku."Ellene meneguk ludah, kemudian buru-buru berlari mendahului langkah Darwin dan Mike. Shada dan Ruth saling bertukar pandang sekilas, lantas ikut menggiring kaki cepat mengikuti jejak mereka.Ruth lekas mengusap air mata yang sempat menggenang tadi. Sementara kecemasan melingkupi seluruh pikiran Shada saat ini.Sebenarnya apa efek yang ditimbulkan dari virus Leo terhadap tubuh Demian?Tatkala isi kepala Shada sibuk mempertanyakannya, tak te

  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   104. Manusia Setengah Vampir Terakhir

    Tonny melangkah turun, lantas menutup pintu mobilnya. Ia melihat sekeliling sambil memasang kacamata hitam di kedua telinganya. Perumahan dengan gang sempit itu lumayan sepi. Biasanya ia menyaksikan satu atau dua anak kecil bersepeda di jalan di perumahan lain. Tetapi ia tak menemukan satu orang pun di sini.Lalu Tonny mulai menggiring kaki menuju suatu rumah yang telah didiktekan kemaren sore. Setelah menemukan rumah tersebut, ia memencet bel.Tak lama kemudian seorang pria muda dengan jaket berleher tinggi warna abu tua keluar. Rambut pria itu tampak tak rapi. Apalagi baju yang sedang dikenakan. Tonny hanya menelan pikirannya heran mengenai anak muda di depannya yang cukup berantakan dan sepertinya introvert. Tak seperti sebagian remaja yang bersenang-senang di usia mudanya.Tanpa basa-basi, pria muda tersebut langsung menyodorkan sebuah map cokelat. Mungkin ia kesal karena pandangan yang menginterogasi dari mata Tonny."Ini. Data yang kau butuhkan semua ada di sini," ucapnya dengan

  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   103. Ternyata Sebuah Legenda

    Sosok yang ada di dalam ruang itu termangu sesaat, kemudian melepas sebuah seringaian yang menyebalkan. Sebelah tangan sisi kanannya langsung bergerak menyembunyikan sesuatu.Namun hal tersebut tak lepas dari pantauan kedua mata awas milik Demian. "Cepat jawab! Apa yang kau rencanakan di sini?!" murkanya.Demian marah memergoki orang lain yang bukan keluarganya masuk ke dalam ruang paling rahasia di rumah ini. Dan sadarlah ia bahwa orang itu pasti sengaja mendekati Ruth untuk tujuan hari ini. Sialnya, Demian tak bisa membaca apapun dari pria di hadapannya sekarang. Bagai sebuah kotak hitam yang tertutup rapat."Kau benar-benar akan mati di sini!" geram Demian tersulut emosi.Mula-mula Leo mengangkat kedua tangannya yang sudah kosong ke atas kepala. "Eitsss, santai dulu. Kita bisa bicarakan ini secara baik-baik, bukan?" Salah satu alisnya terangkat, membuat Demian semakin kesal."Langsung bicara intinya. Apa yang sudah kau curi dari ruang ini? Cepat kembalikan atau nyawamu akan melayan

  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   102. Siapa di Sana?!

    Shada mengerjap cepat. Kedua matanya bergerak bingung dengan kehadiran Ruth di sana. Bukan hanya itu saja, Ruth juga membawa serta Leo di rumah keluarga Elliot.Bukannya Shada lupa jika Ruth juga merupakan anggota keluarga itu. Tetapi Ruth bahkan belum bercerita kalau wanita tersebut juga kemari.Tidak, Ruth tidak salah. Shada sendiri tidak cerita bahwa dirinya akan pergi ke rumah keluarga Elliot pagi ini.Dengan mulut yang masih ternganga, Shada menunjuk Ruth dan Leo secara bergantian. "Kalian…"Ruth tergelak, kemudian maju selangkah mendekati Shada yang masih mematung. Mula-mula ia melebarkan kedua tangannya riang."Ya, kami di sini! Hahaha, maaf telah mengejutkanmu, Shada!" kikik Ruth dengan mendaratkan sebuah tepukan di bahu Shada.Shada masih terpegun. Kemaren Ruth memang mengutarakan jika Leo dan wanita itu akhirnya resmi menjalin hubungan. Namun menyaksikan mereka berada di rumah Elliot pagi ini sangat mengejutkannya.Jangan bilang jika Ruth membawa Leo kemari karena akan melanj

  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   101. Surprise!

    "Kenapa kau ada di sini?!" Ruth menggeser tubuh menjauh, meski sekarang kedua kakinya hanya menapak pada lonjor besi yang melintang di pembatas balkon. Matanya melotot tak percaya."Sudah kubilang kan, aku mencintaimu." Ada getaran di suara pria tersebut.Buru-buru Ruth menggelengkan kepala. "Tidak! Tidak mungkin! Sekarang kau sudah tahu siapa aku sebenarnya! Menjauhlah dariku!"Leo yang ada di hadapannya justru mendesah berat. Ia menunduk singkat dan memperbaiki posisi kacamata, lantas mendongak menatap Ruth demi meyakinkan wanita itu."Lalu kenapa kalau kau vampir? Aku bahkan tidak peduli," lirihnya kemudian."Kau harusnya peduli! Aku tidak mungkin bisa bersama manusia, apalagi kau!" balas Ruth agak histeris. Maklum, ia masih terpukul dan terlewat sedih."Tidak. Kau juga belum mengenal baik aku. Mari kita hidup bersama, Ruth." Mula-mula Leo mengulurkan tangannya kepada Ruth.Ruth mengerjapkan kedua matanya cepat. Napasnya tiba-tiba sesak dan berat. Tidak, tidak mungkin semudah ini.

  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   100. Jangan Mendekat!

    Max berjalan cepat menuju kantin. Lebih tepatnya ia sedang mencari seseorang di sana. Barusan ia mendatangi Leo di ruangan pria tersebut, namun hasilnya nihil. Max tak mendapati Leo.Setelah beberapa karyawan memberitahu jika Leo pergi bersama Ruth, amarah Max tersulut begitu saja. Ia yang tadinya fokus mencari Leo jadi terganggu setelah mendengar nama Ruth masuk ke dalam gendang telinganya. Kenyataan bahwa Ruth menghalangi rencananya dengan mengambil CCTV, apalagi wanita itu bukan manusia. Melainkan sosok monster seperti Demian yang paling ia benci.Sesudah kedua mata birunya berhasil menangkap orang yang ia cari, maka Max bertekad kuat melangkah menghampiri mereka.Lalu tiba-tiba netranya terganggu dengan adegan Ruth yang mencium sebelah pipi Leo. Langkah Max sempat terhenti karena terkejut.Apa mereka memiliki hubungan khusus? Batinnya bertanya-tanya.Max semakin mengeratkan kepalan tangan di sisi tubuhnya. Selama ini kinerja Leo baik dan ia sangat menyukai pekerjaan pegawainya itu

  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   99. Ruth Menarik Dendam

    Shada mendongak, lalu berusaha menahan sikap ibunya tersebut. "Aku rasa apa yang dikatakan Demian pasti ada benarnya.""Mari kita dengarkan penjelasan Demian sampai akhir," imbuhnya sambil terisak.Malta sedikit mendengus kesal. Perkataannya dipotong seenaknya oleh anaknya sendiri. Shada dan Malta kemudian menatap Demian lagi. Memberi kesempatan pada pria itu untuk melanjutkan ceritanya.Sejenak Demian menyelisik mimik wajah dua wanita di hadapannya. Ia sedang mencari tahu apakah Shada dan Malta bisa percaya padanya."Aku dan nenek sempat mengalami perdebatan panjang. Aku menolak, sementara nenek bersikukuh dan selalu membujukku. Apalagi waktu itu aku adalah vampir baru, jadi butuh niat serta keyakinan yang kuat untuk menolaknya. Meskipun secara batin dan mental sangat menyiksa."Demian menggeleng, lantas meraup oksigen sebanyak-banyaknya dari sekitar. Kedua matanya sudah panas akibat air mata yang mendesak keluar lagi."Kemudian, tiba-tiba hatiku merasa iba melihat kesakitan yang ter

  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   98. Dasar Pembunuh!

    Demian melangkah mendekat. Dengan tatapan nanar, ia memandang Shada melalui kaca jendela dengan sedih."Shada, aku mau bicara," ucapnya.Meskipun keduanya sama-sama tak bisa mendengar dengan jelas akibat terhalang oleh kaca jendela yang membuatnya kedap suara, tetapi baik Shada maupun Demian dapat mengerti melalui membaca gerak mulut mereka masing-masing.Shada menggeleng kuat-kuat. Ia meyakinkan diri sendiri bahwa ia tak mau bertemu dengan si pembunuh neneknya. Shada masih kecewa dengan sikap Demian yang tidak terus terang kepadanya. Apalagi, pikirannya mengatakan bahwa Demian selama ini mendekatinya hanya karena rasa bersalah yang dipikul oleh pria itu.Padahal teh chamomile buatan Ruth telah sukses membuatnya lebih rileks. Namun, suara serta kemunculan Demian kembali membuat sekujur tubuhnya kaku dan membeku."Shada, please… kumohon. Sepertinya ada yang salah. Kenapa kau pergi dariku?" paparnya memelas.Shada hanya membisu, menggeleng dan menatap tajam ke arah Demian. Setelahnya wa

DMCA.com Protection Status