Beda halnya dengan Aura yang mendesah lega, tenang karena doanya terkabul. Mendengar pertanyaan Lionel barusan membuat Aura yakin kalau pria itu memang tidak mendengar pembicaraannya dengan Axel. Syukurlah!Lagi, Axel mengepalkan tangan dengan erat, berusaha keras untuk mengendalikan diri agar tidak melayangkan tinjunya ke wajah Lionel. Kesal karena pembicaraan pentingnya dengan Aura harus terinterupsi! Tidak tau kah pria itu kalau dirinya dan Aura sedang membicarakan hal yang sangat penting? Menyangkut nyawa bayi mereka!Tidak! Tentu saja Lionel tidak tau dan Axel juga tidak berniat untuk memberitahunya! “Lio…”Lionel memberi isyarat agar Aura berhenti bicara. Tatapan mata Lionel tertuju pada Axel. Terlihat begitu tajam, tidak suka. Campuran antara rasa benci, kesal dan cemburu!“Apa yang kamu lakukan di kamar Aura? Apa seorang bodyguard layak untuk masuk ke dalam kamar bossnya?” sindir Lionel membuat Axel menggertakkan rahang saat mendengar ucapan pria itu. Merasa marah.Lionel tida
Seorang wanita berwajah cantik namun licik sedang berbicara di telepon, memberi perintah kepada anak buahnya di seberang sana. Perintah yang membuat hatinya bergejolak, tidak sabar menanti hari esok!“Kapan berita ini ingin anda rilis, Nona?”“Besok pagi! Ini adalah bom yang pasti bisa langsung menghancurkan karier wanita angkuh itu! Publik pasti akan teringat kembali dengan skandal wanita si-alan itu dan bodyguardnya sebulan yang lalu!” kekeh seorang wanita dengan wajah licik, tampak tidak sabar ingin melihat kejatuhan rekannya.“Baik, Nona. Saya jamin besok pagi seluruh media akan merilisnya dan setiap orang akan langsung heboh saat melihat berita ini!” “Ya. Aku sudah tidak sabar ingin melihat hal itu terjadi!” ucap sang wanita sambil menggosok kedua tangannya, tanda kalau dirinya begitu antusias! Tidak sabar ingin menunggu hari esok yang pasti akan menyenangkan hatinya!‘Besok waktunya untuk kamu mengucapkan selamat tinggal pada kariermu, Park Ae Ra!’ batinnya puas dengan senyum sm
Perbincangan mereka terhenti saat target keluar dari bar sambil bergelayut manja di tubuh seorang pria paruh baya yang berperut buncit. Terlihat begitu professional, lihay untuk menyenangkan pelanggannya. Tidak terlihat malu sama sekali! Wajar, karena sekarang sudah menjelang tengah malam jadi wanita itu yakin kalau tidak akan ada yang mengenalinya. Dengan sigap Damian mengambil kamera dan membidiknya tepat sasaran.“Nice shoot!” gumam Damian bangga dengan hasil jepretannya. Beberapa kali Damian membidik, hasil fotonya terlihat sangat jelas. Kamera canggih memang beda. Tidak ada kata blur. Semua objek bidikannya terlihat clear!“Ikuti mereka!” perintah Damian pada Tae Pyung yang sudah bersiaga di balik kemudi.“Oke, Boss!” Akhirnya malam itu Damian berhasil mendapatkan bukti otentik untuk menjatuhkan musuh dari tuan mudanya! Setelah mengintai selama beberapa hari akhirnya Damian bisa bernafas lega karena mengintai adalah tugas yang melelahkan dan membosankan!Axel melihat foto yang
Clay masih asyik menyantap sarapan saat matanya tidak sengaja melihat headline news yang menghebohkan dunia kpop! Berita mengenai Aura, melibatkan Axel pula! Clay sampai harus mengerjap berulang kali, memastikan penglihatannya agar tidak salah mengenali pria yang terlihat jelas di foto serta video yang beredar.Memastikan kalau itu adalah Axel Xavier yang dikenalnya. Sahabatnya. Dan yang lebih mengagetkan Clay adalah saat dirinya menonton cuplikan video yang disebar luaskan, tanpa sensor! Video saat Axel sedang menggendong Aura dan wanita itu terus menggeliat menggoda sahabatnya! Serius, saat itu juga Clay langsung tersedak jus jeruk yang diseruputnya! Shock! Hari masih pagi tapi sudah disuguhi video hot begini!‘Pantas Axel memintaku mencari tau segala hal mengenai Aura dan siapa yang menjebaknya, ternyata mereka berdua memang memiliki hubungan khusus!’ batin Clay, cukup takjub dengan kemampuan Axel untuk meluluhkan hati wanita seperti Aura!Seorang solois terkenal yang tidak pernah
Clay menatap takjub pada interior jet pribadi milik keluarga Xavier yang tampak mewah. Tentu saja mewah karena harganya mencapai triliunan atau setidaknya ratusan milyar! Sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan pesawat komersil, meski first class sekalipun!Level keluarga Xavier memang berbeda, Clay beruntung bisa mengenal dan bersahabat dengan Axel, pewaris tunggal perusahaan raksasa Xavier.“Anda bisa berkeliling setelah pesawat lepas landas. Jika anda perlu sesuatu silahkan tekan tombol ini, Tuan,” ucap seorang pramugari membuat ketakjuban Clay tertunda sejenak. Tidak ingin terlihat norak.“Ya. Terima kasih.”Tepat setelah pesawat lepas landas, Clay langsung menjelajah. Melihat segala macam fasilitas yang ada di dalamnya. Kamar tidur pribadi yang dilengkapi kamar mandi mewah, sofa dan segala macamnya. Belum lagi dengan adanya bar, gym, ruang makan di dalam pesawat dan lainnya. Ibarat kata rumah mewah pindah ke dalam jet pribadi ini!Harga memang tidak pernah bohong! Ada harga ada
Axel mondar mandir gelisah di ruang tamu apartemennya, menahan diri agar tidak melesat pergi ke rumah Aura, tapi seberapa keraspun Axel mencoba, dirinya gagal! “Aku tidak bisa membiarkan Aura melewati ini semua seorang diri! Aku harus menemaninya! Aku tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada Aura!” tekad Axel dan langsung keluar dari apartemen, meninggalkan Damian yang hanya bisa terdiam saat melihat tuan mudanya melesat bagaikan meteor saking cepatnya!Bahkan panggilan Damian hanya dijawab dengan satu kalimat singkat dan tegas!“Jangan mengikutiku!” teriak Axel tanpa menghentikan langkah membuat Damian diam di tempat bagai anak murid kena setrap!Sepanjang perjalanan Axel berdoa dalam hati, berharap Aura belum melihat berita itu. Meski jujur saja Axel sadar kalau harapannya mustahil, tapi tidak ada salahnya berharap kan? Siapa tau Tuhan berbaik hati mengabulkannya! Bukankah katanya doa orang yang sedang putus asa itu ampuh? Dan Axel memang sedang putus asa sekarang!Setibanya di r
Aura menggeleng tidak percaya. Menyangkal kenyataan yang ada. “Kamu jangan bicara sembarangan. Jangan menuduhnya seburuk itu! Min Young tidak mungkin melakukan hal ini padaku! Kami bersahabat sejak lama!” sentak Aura menolak percaya pada ucapan Axel. Tentu saja, bertahun-tahun mengenal Min Young, mana mungkin Aura percaya kalau wanita itu yang menjebaknya? Sungguh mustahil!“Tapi itu kenyataannya, Nona. Saya sudah mengorek informasi dari Tae Pyung, informan yang dipekerjakan oleh Min Young. Dan sekarang Tae Pyung menjadi salah satu mata-mata saya dalam mengawasi Min Young,” jelas Axel gigih, sadar kalau Aura tidak mungkin percaya pada ucapannya semudah itu, tapi Axel tetap harus memberitahu Aura kenyataan yang terjadi! Jangan sampai wanita itu terus tertipu dengan sikap manis Min Young! Manis di luar tapi busuk di dalam! Aura layak mendapat sahabat yang lebih baik!Ji Hwan merasa ada yang janggal dari ucapan Axel. Menjadikan mantan informan Min Young menjadi mata-matanya? Apa mungkin?
“Aura harus tetap mempertahankan bayi ini! Saya tidak akan membiarkan Aura menggugurkannya!” jawab Axel tegas meski Ji Hwan tidak bertanya padanya.“Aku bertanya pada Ae Ra. Bukan padamu!” ketus Ji Hwan. “Tapi ini ada hubungannya dengan saya! Karena bayi yang dikandung Aura adalah bayi saya juga!” protes Axel gigih, tidak kenal takut. Tentu saja, keturunan Xavier tidak boleh kalah oleh siapapun. Dan yang paling penting keturunan Xavier tidak boleh digugurkan, mereka terlalu berharga untuk dilenyapkan!Sementara itu Lionel bagaikan patung yang tidak bernyawa, tidak bisa bertanya apapun hanya menjadi pendengar yang baik.“Ae Ra?” panggil Ji Hwan.Aura menarik nafas dalam sebelum menjawab pertanyaan managernya.“Aku akan mempertahankan bayi ini, Oppa. Sebagai gantinya aku akan mundur dari pekerjaanku sebagai penyanyi. Aku akan melepaskan impianku di dunia musik,” putus Aura mengagetkan ketiga pria itu.Jawaban Aura terdengar pelan namun menyimpan ketegasan di dalamnya membuat Ji Hwan ter
Miles Xavier menatap sekeliling dengan malas. Sejak dulu, lebih tepatnya sejak dirinya beranjak dewasa, Miles paling malas menyandang nama besar keluarga Xavier. Bukannya apa, karena setiap orang pasti mendekatinya karena ada maksud terselubung! Bukan karena tulus ingin berteman dengannya!Tapi mau bagaimana lagi? Miles tidak mungkin bisa memilih mau lahir di keluarga mana kan? Tuhan lah yang menentukan! Dan lagi bukannya Miles tidak bersyukur bisa menjadi bagian dari keluarga Xavier, hanya saja Miles merasa bebannya begitu berat! Begitu juga sekarang saat semua teman kuliah menatap ke arahnya dengan tatapan memuja, penuh kepalsuan. Miles benci melihatnya! Tapi mau bagaimana lagi? Papanya, Axel Xavier, memintanya untuk kuliah di sini! Di Jakarta! Sebagai anak, Miles hanya bisa menurutinya kan? Miles tidak ingin menjadi putra pembangkang!Miles tidak ingin membuat mama Aura sedih.Miles mengabaikan sekitar, enggan berinteraksi. Biarkan saja orang mengiranya sombong, itu jauh lebih b
“Lio!” pekik Aura senang dan langsung memeluk pria yang nyaris menjadi suaminya! Axel ingin menarik Aura, tapi mengurungkan niatnya. Bagaimanapun juga itu adalah masa lalu, Axel yakin kalau Aura tidak memiliki perasaan apapun lagi pada Lionel. Jadi ya sudah, biarkan saja! Axel percaya pada istrinya sendiri!Lionel menoleh, beralih menatap Axel yang masih menggendong putranya.“Hei, apa kabar?”“Sangat baik! Bagaimana denganmu sendiri?”“Aku juga sangat baik!”Pandangan Lionel beralih menatap Miles dan Aurora bergantian.“Well, aku tidak menyangka kalian sudah memiliki dua anak! Keluarga kecil kalian semakin lengkap!” kelakar Lionel.“Tentu saja! Lalu bagaimana denganmu? Apa sudah menemukan pengganti Aura?” ejek Axel membuat Aura berdecak sebal. Bagaimana bisa Axel mengungkit masa lalu? Dasar suami menyebalkan! “Tentu saja sudah, sebentar lagi akan kuperkenalkan pada kalian!” Axel dan Aura saling pandang, tidak sabar ingin melihat wanita yang pada akhirnya berhasil mencuri hati Lio
Axel menghampiri Aura yang sedang membuat teh di dapur dan memeluknya dari belakang membuat wanita itu memekik kaget! Sudah dua hari mereka bicara seadanya dan Axel tidak betah! Axel merindukan Aura yang cerewet dan bercerita banyak hal padanya! Bukan Aura yang mendiamkannya seperti ini!Axel sadar kalau tuduhannya beberapa malam lalu memang keterlaluan, hanya saja sebagai seorang pria, Axel memiliki ego yang cukup tinggi kan? Tidak heran saat Aura tidak menjawab permintaan maafnya, Axel tidak berusaha lagi. Ralat, belum berusaha lagi. Berharap Aura memulai pembicaraan lebih dulu, tapi sampai 2 hari dirinya menunggu, Aura masih tetap bungkam! Terpaksa, Axel yang maju duluan!“Hei, kamu masih marah sama aku?” Aura menghela nafas dalam. Sepeninggalan mama Erika tadi, Aura sudah memikirkannya.Ucapan mama Erika memang benar, tidak seharusnya Aura mengkhawatirkan hal yang belum tentu terjadi. Axel saja sudah berusaha menekan rasa takutnya, masa Aura tidak bisa melakukan hal yang sama? B
Dua tahun kemudian…Aura sedang membaca majalah di tangannya saat Axel merebutnya tanpa izin. Aura mendelik, kesal karena kesenangannya terganggu, padahal dirinya baru saja bersantai setelah putranya tidur dengan susah payah!“Kembalikan majalahku, Axel!”“Apakah majalah ini jauh lebih menarik daripada suamimu sendiri?” tanya Axel setengah merajuk membuat Aura berdecak. Sadar kalau Axel sudah dalam mode manja dan ingin diperhatikan! Sepertinya Aura memiliki dua putra jika seperti ini!“Baiklah, jadi kamu mau apa?” tanya Aura mengalah.Axel tersenyum lebar dan berbaring di pangkuan Aura yang sedang berselonjor nyaman di atas ranjang. Aura membelai rambut Axel seperti sedang membelai rambut si kecil. Axel menikmati sentuhan Aura dan mengeluh pelan,“Aku ingin bermanja-manja denganmu! Akhir-akhir ini pekerjaanku dan pekerjaanmu sama sibuknya dan aku merasa frekuensi kebersamaan kita berkurang banyak. Aku ingin menebusnya!” aku Axel.“Baiklah, tidak masalah.”Mereka asyik berbincang hingg
Enam bulan kemudian…Ini adalah hari istimewa bagi Aura karena tepat pada hari ini Aura akan melakukan comeback dan kembali menyapa penggemar dengan lagu barunya, apalagi ini dilakukan bertepatan di hari ulang tahunnya! Usul dari Ji Hwan.Aura meremas kedua tangannya, merasa gugup. Kali ini tidak ada Axel karena pria itu masih sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Sejak dua bulan lalu Axel sudah resmi mengambil alih perusahaan Xavier karena papa Charles memutuskan pensiun dini. Hendak menikmati hari tua. Melancong ke berbagai negara tanpa beban, seperti yang dilakukan orangtua Aura.“Hei, apa kamu gugup?” tanya Ji Hwan sambil menyodorkan minuman kesukaan Aura.“Sangat! Rasa gugupnya sama seperti aku melakukan debut dulu!” keluh Aura.“Tenangkan diri. Fokus saja dengan lagumu. Jangan pikirkan apapun.”“Hmm… thanks, Oppa!” Kini Aura tampil di atas panggung, duduk di sebuah kursi dengan gitar di tangan. Aura memetik senar membuat alunan indah mulai terdengar. Kali ini memang bukan lagu up
Bibi Choi menyambut kedatangan Aura dengan sumringah. Ya, Aura memutuskan untuk kembali ke rumahnya sementara waktu ini. Rasanya lebih nyaman tinggal di rumah daripada apartemen dan untungnya Axel tidak mempermasalahkannya.Aura memeluk bibi Choi dengan sayang yang dibalas pelukan hangat.“Anda baik-baik saja kan, Nona?”“Tentu saja, Bi!”Pandangan bibi Choi beralih pada Axel yang berdiri di samping Aura sambil mendorong stroller (kereta bayi) dimana si kecil, Miles Xavier, masih asyik terlelap. Putranya memang tukang tidur! Di dalam pesawat pribadi keluarga Xavier pun, si kecil lebih sering terlelap! “Apa kabar, Bi?” sapa Axel dan langsung memberi pelukan hangat.Bagaimanapun Axel sudah menganggap bibi Choi sebagai orang terdekatnya. Di saat semua orang sibuk memaki dirinya, hanya bibi Choi yang menerima kehadirannya, membantu Axel untuk menjaga Aura, bahkan tidak pernah mengkritiknya sama sekali!“Seperti yang kamu lihat sendiri, bibi sangat baik,” balas bibi Choi.“Syukurlah. Aku
Axel menunggu dengan gelisah. Kedua tangannya saling bertaut. Axel takut terjadi sesuatu pada Aura. Begitu banyak pikiran buruk berkelebat di dalam benak Axel, namun pria itu berusaha menepisnya jauh-jauh.‘Aura pasti akan baik-baik saja!’ batin Axel, mencoba berpikir positif.Dokter keluar dan langsung disambut Axel dengan panik.“Bagaimana keadaan istri saya, Dok? Baik-baik saja kan?” cecar Axel.Dokter menepuk bahu Axel pelan.“Anda tenang saja, keadaan istri anda tidak mengkhawatirkan. Hal ini disebabkan karena tekanan darah yang menurun drastis. Sebenarnya hal seperti ini jarang terjadi, tapi anda tidak perlu khawatir, saya yakin sebentar lagi istri anda akan siuman,” jelas dokter.Axel menarik nafas lega, dirinya sama sekali buta tentang persalinan, tidak heran saat melihat kondisi Aura seperti tadi, hati Axel langsung dipenuhi rasa panik! Takut Aura pergi meninggalkannya! Beruntung Tuhan tidak memberi cobaan sekejam itu padanya!“Apa saya sudah boleh melihatnya?”“Silahkan, tem
Hari berjalan dengan cepat. Tidak terasa usia kandungan Aura sudah menginjak minggu ke 28 dimana pergerakan wanita itu semakin terbatas. Dengan perut yang semakin membesar membuat Aura tidak bisa leluasa bergerak seperti dulu.Axel selalu mendampingi Aura, entah itu saat di rumah ataupun jika harus check up rutin ke rumah sakit. Tidak pernah sekalipun Axel melupakan tugasnya untuk menjaga Aura.Dokter melihat ke arah monitor dan menunjuk pada satu titik.“Lihatlah, ini bayi kalian. Sudah semakin jelas kan?” tanya sang dokter antusias.Axel mengangguk haru. Sejak pertama kali menemani Aura check up rutin, Axel selalu merasa terharu saat melihat bayinya. Haru bercampur takjub, tidak menyangka kalau sebentar lagi bayinya akan lahir dan Axel bisa menggendongnya!Jujur saja sampai hari ini Axel masih merasa heran dengan kebesaran Tuhan. Bagaimana bisa bayi sebesar itu berkembang di dalam rahim seorang wanita? Dan bagaimana bisa seorang bayi muncul hanya karena lahar panas yang ditabur seor
“Apa kamu sudah siap, Baby?” bisik Axel sensual, pria itu menikmati raut kaget di wajah Aura. Terlihat menggemaskan.“Apa kamu tidak bisa memberiku waktu untuk istirahat? Aku lelah!” “Sayangnya tidak bisa. Kamu tau sendiri kalau aku sudah menahannya begitu lama kan? Jadi aku tidak bisa menundanya lagi!” tolak Axel tanpa berpikir.“Tapi…”“Aku tidak menerima penolakan!” sela Axel cepat dan langsung melu-mat bibir Aura, menelan ucapan apapun yang hendak dilontarkan wanita itu.Luma-tan Axel terasa sangat menuntut hingga Aura kewalahan. Axel mencium Aura penuh kerinduan. Sumpah demi apapun, Axel begitu merindukan wanita ini. Tidak heran kalau keinginannya untuk menyatukan tubuh begitu menggebu. Cinta dan nafsu campur aduk menjadi satu bagaikan gelombang tsunami yang bisa menenggelamkan siapapun.Axel ingin mereka menyatu sepenuhnya dalam gairah!Aura pasrah, tidak bisa lagi menolak. Percuma. Axel tidak akan melepaskannya. Bukankah kemarin Aura bilang akan mengizinkan Axel melakukannya j