Beranda / Pernikahan / Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta / Bab 53. Pernyataan Yang Cukup Mengejutkan

Share

Bab 53. Pernyataan Yang Cukup Mengejutkan

Penulis: Diary94
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sesampainya dirumah sakit, Edgar langsung turun dari mobil. Lalu, ia pun mengeluarkan Sylvia dari dalam mobil. Sambil menggendong Sylvia, ia pun membawa Sylvia ke ruang UGD.

"Dokter! Suster! Tolong selamatkan istri saya," teriak Edgar.

Tak lama seorang dokter pun datang menghampiri Edgar. "Istrinya kenapa pak?"

"Istri saya pingsan dok, tolong periksa istri saya dulu." Edgar berucap sambil terus menggendong istrinya.

Dokter langsung menunjuk ke arah ruang UGD. "Silahkan bawa istrinya ke dalam, pak."

Edgar pun menganggukkan kepalanya. "Baik, dok."

Sesuai perintah dokter, Edgar langsung membawa istrinya masuk kedalam ruang UGD. Saat melihat ada ranjang yang kosong, Edgar langsung membaringkan Sylvia diatas ranjang tersebut. Tak lama dokter pun mulai memeriksa kondisi Sylvia.

"Sebaiknya bapak tunggu diluar saja ya. Biarkan dokter berkonsentrasi untuk memeriksa kondisi pasien," ucap seorang suster yang menghampiri Edgar.

Edgar pun dengan berat hati keluar dari ruang UGD. Selama Sylvia se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta    Bab 54. Keputusan Edgar

    Tak lama kemudian Edgar pun membawa Sylvia keluar dari ruang UGD. Kemudian Edgar pun pergi sebentar ke loket administrasi untuk membayar perawatan Sylvia. "Kamu tunggu disini sebentar ya, aku mau urus administrasi nya dulu," ucap Edgar.Sylvia langsung menganggukkan kepalanya. "Iya." Selagi menunggu Edgar selesai mengurus pembayaran administrasinya, Sylvia pun menunggu di ruang tunggu UGD. Saat mengingat bahwa ponselnya sudah diambil oleh pak Thomas, Sylvia langsung mendengus kesal."Sial! Semoga aja Elis udah melihat email yang aku kirimkan tadi deh," gumam Sylvia.Setelah menunggu cukup lama, Edgar pun datang. "Udah selesai semuanya?" tanya Sylvia."Udah, yuk kita pulang sekarang." Edgar berucap dengan mengulurkan tangannya."Pulang? Kenapa gak kembali ke kantor aja? Urusan kita kan masih banyak yang harus dikerjakan," tanya Sylvia."Urusan kantor, om Dean beser pak Thomas biar jadi urusan aku. Kamu istirahat dirumah aja," ucap Edgar."Edgar! Aku ini bosan istirahat dirumah terus

  • Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta    Bab 55. Kemarahan Catherine

    Satu jam kemudian.Setelah berada di kantor, Edgar langsung langsung mengeluarkan surat pernyataan mengenai pemecatan Frans. Hanya berselang setengah jam setelah Edgar mengesahkan surat tersebut, ponsel Edgar tiba-tiba saja berbunyi. Edgar pun mengambil ponselnya.Kriinngg..."Ibu." Edgar berucap saat menatap layar ponselnya.Menyadari bahwa ibunya pasti udah mendapatkan kabar tentang pemecatan Frans, Edgar pun meletakkan ponselnya dan membiarkan ponselnya terus berbunyi. Catherine yang merasa kesal karena panggilan telponnya diabaikan oleh Edgar, ia pun memutuskan untuk pergi ke kantor guna menemui putranya."Aaarrrgghh!! Edgar pasti sengaja tidak menjawab ponselku. Sebaiknya aku temui saja dia dikantor," ucap Catherine. Catherine langsung mengambil tasnya untuk pergi menemui Edgar. Setelah melewati kemacetan yang cukup parah, Catherine akhirnya sampai di depan kantor. Setelah turun dari mobil, dengan langkah cepat, Catherine langsung berjalan menuju ke ruangan Edgar. Tak lama ia pu

  • Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta    Bab 56. Menemui Elis

    Melihat istrinya panik, Edgar bukannya melepaskan pelukannya ia justru semakin menggoda Sylvia. Sedangkan Sylvia sendiri terus berontak agar bisa melepaskan diri dari pelukan Edgar. "Edgar!! Lepasin aku!" Sylvia berucap sambil mendorong dada Edgar."Tidak mau! Aku tidak akan membiarkan kamu kabur. Hari ini juga kamu akan menjadi milikku seutuhnya. Muaacchh." Edgar menyahut dengan mencium bibir istrinya diakhir ucapannya.Sylvia yang sudah kesal, ia langsung mencubit lengannya Edgar. Sontak, hal itu membuat Edgar melepaskan pelukannya. "Aaaaaaa!!" jerit Edgar."Syukurin emangnya enak! Genit sih jadi cowok," ucap Sylvia."Kamu kenapa cubit tangan aku sih? Aku kan cuma pengen mesra-mesraan sama kamu." Edgar bertanya sambil mengusap tangannya yang bekas dicubit Sylvia."Aku kan udah pernah bilang sama kamu, aku belum mau melakukan hal itu sama kamu sebelum semua masalah ini selesai dan status pernikahan kita jelas," ucap Sylvia."Masih lama dong kalau begitu." Edgar menyahut sambil meng

  • Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta    Bab 57. Menuju Ke Apartemen Frans

    Sesampainya didepan ruangan Larissa, Sylvia langsung membuka pintu ruangan tersebut. Saat melihat kedatangan Sylvia, Elis yang sedang merapikan beberapa dokumen, ia langsung beranjak dari kursinya. Lalu, ia pun bergegas menghampiri Sylvia.Ceklek!"Bu Sylvia." Elis berucap saat melihat kedatangan Sylvia."Selamat datang, bu. Silahkan duduk," ucap Elis."Iya," sahut Sylvia.Sylvia dan Edgar bergegas duduk di sofa yang ada didalam ruangan Larissa. Setelah duduk, Sylvia pun mulai mengutamakan maksud kedatangannya."Begini Elis, sebenarnya kedatangan saya kesini ini menanyakan sesuatu ke kamu," ucap Sylvia."Mau menanyakan apa ya, bu?" tanya Elis."Belum lama ini saya sempat mengirimkan sebuah rekaman video ke email kamu. Apa kamu udah memeriksa email kamu? Saya khawatir rekaman video itu gak sempat terkirim," tanya Sylvia."Tunggu sebentar ya, bu. Saya ambil iPad saya dulu," ucap Elis.Elis pun beranjak dari sofa. Lalu, ia pun mengambil iPad miliknya yang ia letakkan di meja kerja Lariss

  • Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta    Bab 1. Pernikahan

    “Calon suamimu kabur!”Kaki Sylvia lemas, hingga akhirnya jatuh terduduk. Matanya beralih pada sang mami yang sedang menenangkan calon ibu mertuanya, Catherine. Suara tangisan wanita paruh baya itu pun ikut bersahutan. Wanita itu tampak sangat terpuruk.“L-lantas… pernikahan kami bagaimana?!”Sylvia dan Edward memang akan menikah karena dijodohkan oleh ibu mereka yang sudah kenal sejak lama. Selain itu, ada kerja sama dan kesepakatan antara dua keluarga itu yang mempengaruhi bisnis masing-masing.Namun, Sylvia sama sekali tidak keberatan dengan hal itu. Ia sudah mengetahui semua biodata Edward dan berpikir bahwa dirinya bisa bersanding dengan pria tampan, hebat, kaya, dan secerdas Edward dalam membangun bisnis kedua keluarga. Akan tetapi, kenapa rencana itu semua harus hancur hari ini!?“Edward-ku….” Sang calon ibu mertua berkata sambil terisak. “Tidak mungkin dia mempermalukan keluarga kami seperti ini….”Sekarang, keadaan menjadi kacau. Catherine, ibu Edward, menjelaskan sambil ter

  • Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta    Bab 2. Kesepakatan Bersama

    Dengan raut wajah yang kesal, Edgar sudah berdiri di depan altar, di aula tempat pernikahan akan dilangsungkan. Tidak lama kemudian, Sylvia pun muncul dengan didampingi oleh ayahnya. Setelah berada di depan altar, ayahnya Sylvia menyerahkan Sylvia kepada Edgar. Lalu, Edgar pun naik ke altar pernikahan bersama Sylvia.“Sebelum sumpah sucinya diucapkan, silahkan kalian saling berhadapan satu sama lain. Dan saudara Edgar, silahkan pegang tangan calon pengantin perempuan untuk mengucapkan sumpah suci pernikahannya,” ucap pendeta.Edgar mulai memegang tangannya Sylvia seperti yang diperintahkan oleh pendeta. Sylvia bisa merasakan bagaimana rasa benci Edgar yang terpaksa ditarik ke altar, begitu juga dirinya. “Di hadapan Tuhan serta para tamu undangan yang hadir di sini, saya Edga–!”Edgar meringis sambil memejamkan matanya ketika Sylvia meremas tangan Edgar, memperingatkannya tentang nama yang ia sebutkan. Ia bisa melihat pria itu menatapnya tajam, sebelum berdeham dan mengulang sumpah.

  • Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta    Bab 3. Debar Jantung Yang Aneh

    Setelah persetujuan itu, Edgar menyuruh Sylvia untuk merapikan pakaiannya di lemari sebelah kanan. Pria itu sama sekali tidak mau membantu, bahkan hanya untuk mengangkat koper Sylvia. Wanita itu terus bergumam kesal sambil memindahkan pakaiannya ke dalam lemari. Di tengah kesibukannya memindahkan pakaian, Sylvia tidak sadar kalau Edgar sudah membuka kemejanya di depan kamar mandi. Lantas, ketika menoleh dan Sylvia melihat hal itu, tentu saja ia langsung berteriak. “Aaaaaaa!” “Kamu kenapa?” tanya Edgar bingung. Dengan menutup matanya menggunakan kedua tangannya, Sylvia memekik, “Seharusnya aku yang bertanya sama kamu! Kamu ngapain buka baju di sini? Mau pamer dada di depan aku, hah?!” Edgar terdiam, lalu tampak menyunggingkan bibirnya. “Kalau iya, kenapa?” “Sialan!” Sylvia mulai melempari barang-barang di dekatnya ke arah Edgar sambil menutup mata. Sudah pasti semua itu meleset dari sasaran. Sedetik kemudian, bisa didengar kekehan dari pria itu. Tentu saja Sylvia semakin kesal.

  • Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta    Bab 4. Pertengkaran Yang Mengejutkan

    Bugh! Tanpa Sylvia duga, Edgar melepaskan pelukannya begitu saja, dan membuatnya jatuh terduduk di lantai. Sylvia lantas memekik keras, lalu langsung melemparkan tatapan tajam ke arah pria itu. Sia-sia saja debaran aneh yang tadi ia rasakan. Sambil mengusap pinggangnya Sylvia berucap, “Heh! Kamu itu punya perasaan sedikit gak sih? Aku ini manusia, bukan karung beras! Seenaknya aja menjatuhkan aku begitu aja.” “Kamu lupa ya dengan kesepakatan kita? Tidak boleh terjadi sentuhan fisik,” ucap Edgar sambil menepuk-nepuk tangannya sendiri, seolah sedang membersihkan kotoran. Sylvia semakin geram melihat sikap pria itu. Dengan cepat, Sylvia bangkit dan merapikan pakaiannya sambil masih menggerutu, “Dasar pria arogan!” “Setidaknya kamu bantuin aku berdiri,” sambung Sylvia dengan suara yang lebih pelan. Ia tidak mau membuat Edgar besar kepala kalau dirinya mengharapkan bantuannya. Apalagi setelah melihat pria itu keluar begitu saja dari kamar, tanpa menoleh sedikit pun ke arah Sylvia

Bab terbaru

  • Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta    Bab 57. Menuju Ke Apartemen Frans

    Sesampainya didepan ruangan Larissa, Sylvia langsung membuka pintu ruangan tersebut. Saat melihat kedatangan Sylvia, Elis yang sedang merapikan beberapa dokumen, ia langsung beranjak dari kursinya. Lalu, ia pun bergegas menghampiri Sylvia.Ceklek!"Bu Sylvia." Elis berucap saat melihat kedatangan Sylvia."Selamat datang, bu. Silahkan duduk," ucap Elis."Iya," sahut Sylvia.Sylvia dan Edgar bergegas duduk di sofa yang ada didalam ruangan Larissa. Setelah duduk, Sylvia pun mulai mengutamakan maksud kedatangannya."Begini Elis, sebenarnya kedatangan saya kesini ini menanyakan sesuatu ke kamu," ucap Sylvia."Mau menanyakan apa ya, bu?" tanya Elis."Belum lama ini saya sempat mengirimkan sebuah rekaman video ke email kamu. Apa kamu udah memeriksa email kamu? Saya khawatir rekaman video itu gak sempat terkirim," tanya Sylvia."Tunggu sebentar ya, bu. Saya ambil iPad saya dulu," ucap Elis.Elis pun beranjak dari sofa. Lalu, ia pun mengambil iPad miliknya yang ia letakkan di meja kerja Lariss

  • Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta    Bab 56. Menemui Elis

    Melihat istrinya panik, Edgar bukannya melepaskan pelukannya ia justru semakin menggoda Sylvia. Sedangkan Sylvia sendiri terus berontak agar bisa melepaskan diri dari pelukan Edgar. "Edgar!! Lepasin aku!" Sylvia berucap sambil mendorong dada Edgar."Tidak mau! Aku tidak akan membiarkan kamu kabur. Hari ini juga kamu akan menjadi milikku seutuhnya. Muaacchh." Edgar menyahut dengan mencium bibir istrinya diakhir ucapannya.Sylvia yang sudah kesal, ia langsung mencubit lengannya Edgar. Sontak, hal itu membuat Edgar melepaskan pelukannya. "Aaaaaaa!!" jerit Edgar."Syukurin emangnya enak! Genit sih jadi cowok," ucap Sylvia."Kamu kenapa cubit tangan aku sih? Aku kan cuma pengen mesra-mesraan sama kamu." Edgar bertanya sambil mengusap tangannya yang bekas dicubit Sylvia."Aku kan udah pernah bilang sama kamu, aku belum mau melakukan hal itu sama kamu sebelum semua masalah ini selesai dan status pernikahan kita jelas," ucap Sylvia."Masih lama dong kalau begitu." Edgar menyahut sambil meng

  • Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta    Bab 55. Kemarahan Catherine

    Satu jam kemudian.Setelah berada di kantor, Edgar langsung langsung mengeluarkan surat pernyataan mengenai pemecatan Frans. Hanya berselang setengah jam setelah Edgar mengesahkan surat tersebut, ponsel Edgar tiba-tiba saja berbunyi. Edgar pun mengambil ponselnya.Kriinngg..."Ibu." Edgar berucap saat menatap layar ponselnya.Menyadari bahwa ibunya pasti udah mendapatkan kabar tentang pemecatan Frans, Edgar pun meletakkan ponselnya dan membiarkan ponselnya terus berbunyi. Catherine yang merasa kesal karena panggilan telponnya diabaikan oleh Edgar, ia pun memutuskan untuk pergi ke kantor guna menemui putranya."Aaarrrgghh!! Edgar pasti sengaja tidak menjawab ponselku. Sebaiknya aku temui saja dia dikantor," ucap Catherine. Catherine langsung mengambil tasnya untuk pergi menemui Edgar. Setelah melewati kemacetan yang cukup parah, Catherine akhirnya sampai di depan kantor. Setelah turun dari mobil, dengan langkah cepat, Catherine langsung berjalan menuju ke ruangan Edgar. Tak lama ia pu

  • Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta    Bab 54. Keputusan Edgar

    Tak lama kemudian Edgar pun membawa Sylvia keluar dari ruang UGD. Kemudian Edgar pun pergi sebentar ke loket administrasi untuk membayar perawatan Sylvia. "Kamu tunggu disini sebentar ya, aku mau urus administrasi nya dulu," ucap Edgar.Sylvia langsung menganggukkan kepalanya. "Iya." Selagi menunggu Edgar selesai mengurus pembayaran administrasinya, Sylvia pun menunggu di ruang tunggu UGD. Saat mengingat bahwa ponselnya sudah diambil oleh pak Thomas, Sylvia langsung mendengus kesal."Sial! Semoga aja Elis udah melihat email yang aku kirimkan tadi deh," gumam Sylvia.Setelah menunggu cukup lama, Edgar pun datang. "Udah selesai semuanya?" tanya Sylvia."Udah, yuk kita pulang sekarang." Edgar berucap dengan mengulurkan tangannya."Pulang? Kenapa gak kembali ke kantor aja? Urusan kita kan masih banyak yang harus dikerjakan," tanya Sylvia."Urusan kantor, om Dean beser pak Thomas biar jadi urusan aku. Kamu istirahat dirumah aja," ucap Edgar."Edgar! Aku ini bosan istirahat dirumah terus

  • Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta    Bab 53. Pernyataan Yang Cukup Mengejutkan

    Sesampainya dirumah sakit, Edgar langsung turun dari mobil. Lalu, ia pun mengeluarkan Sylvia dari dalam mobil. Sambil menggendong Sylvia, ia pun membawa Sylvia ke ruang UGD."Dokter! Suster! Tolong selamatkan istri saya," teriak Edgar.Tak lama seorang dokter pun datang menghampiri Edgar. "Istrinya kenapa pak?" "Istri saya pingsan dok, tolong periksa istri saya dulu." Edgar berucap sambil terus menggendong istrinya.Dokter langsung menunjuk ke arah ruang UGD. "Silahkan bawa istrinya ke dalam, pak."Edgar pun menganggukkan kepalanya. "Baik, dok."Sesuai perintah dokter, Edgar langsung membawa istrinya masuk kedalam ruang UGD. Saat melihat ada ranjang yang kosong, Edgar langsung membaringkan Sylvia diatas ranjang tersebut. Tak lama dokter pun mulai memeriksa kondisi Sylvia. "Sebaiknya bapak tunggu diluar saja ya. Biarkan dokter berkonsentrasi untuk memeriksa kondisi pasien," ucap seorang suster yang menghampiri Edgar.Edgar pun dengan berat hati keluar dari ruang UGD. Selama Sylvia se

  • Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta    Bab 52. Lolos Lagi

    "Kenapa om? Om terkejut melihat keberadaan ku disini? Sama om, aku juga terkejut mendengar semua ucapan om. Kenapa om segitu teganya sama Edward? Memangnya salah Edward apa, om?" cecar Edgar.Frans langsung memegang pundak Edgar. "Kamu salah paham Edgar, semua yang kamu dengar gak seperti apa yang kamu pikirkan."Edgar pun menghempaskan tangan omnya. "Salah paham apanya om?! Aku jelas-jelas denger kalau om dan pak Thomas yang membuat rencana untuk melenyapkan Edward. Dia itu saudara kandung ku, om! Keponakan kandung om sendiri!" "Om terpaksa melakukan semua itu Edgar, maafkan om." Frans berucap sambil menundukkan kepalanya."Maaf om bilang?" tanya Edgar. "Saudara kembar ku udah tewas, om!" teriak Edgar.Melihat suaminya yang sudah emosional, Sylvia langsung menghampiri suaminya. Lalu, Sylvia memegang lengan suaminya. "Udah Edgar, kamu gak usah berteriak. Itu hanya membuang energi mu aja. Sebaiknya kita laporkan hal ini ke kantor polisi. Pelakunya harus mendapatkan hukuman yang setim

  • Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta    Bab 51. Kejahatan Yang Sudah Diketahui

    Siang harinya.Menjelang jam makan siang, Edgar menerima telpon dari sekretarisnya. Ia mengatakan kepada Edgar bahwa ia melihat Frans baru saja pergi. Mendengar kabar tersebut, Edgar langsung menutup telponnya. "Benarkah?" tanya Edgar."Iya pak, baru 3 menit yang lalu saya melihat pak Frans meninggalkan mejanya. Sepertinya ia akan pergi menemui seseorang," ucap sekretaris."Kamu tau dari mana?" tanya Edgar."Pengamatan saya aja pak, karena saya melihat bahwa pak Frans sangat terburu-buru untuk pergi setelah beliau menerima panggilan telpon," ucap sekretaris."Baiklah, terimakasih atas informasinya," sahut Edgar."Sama-sama pak," sahut sekretaris. Edgar langsung meletakkan gagang telponnya. Kemudian ia pun beranjak dari kursinya. Sambil berjalan menghampiri istrinya, Edgar pun berkata. "Ayo Sylvia, kita buntuti om Frans."Sylvia langsung menoleh ke arah Edgar. "Memangnya om Frans udah pergi?""Udah, tadi aku dapet informasi dari sekretaris. Katanya om Frans belum lama ini pergi. Kit

  • Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta    Bab 50. Gula Darah Yang Melonjak

    Setelah selesai sarapan Edgar dan Sylvia langsung pergi ke kantor. Selama di perjalanan menuju kantor, Edgar terus mengecek laporan keuangan perusahaan. Melihat kesibukan yang dilakukan oleh Edgar, Sylvia memberanikan diri untuk bertanya.Dengan melirik ke arah iPad yang ada di tangan Edgar, Sylvia pun bertanya. “Kamu lagi ngapain sih? Keliatannya sibuk banget.”Sambil terus menatap layar iPadnya, Edgar pun menjawab. “Aku lagi ngecek laporan keuangan perusahaan.”“Memangnya ada yang aneh dengan laporannya?” tanya Sylvia.“Sejauh ini sih belum ada,” ucap Edgar. Lalu, Edgar pun menoleh ke arah Sylvia. “Nanti kamu ikut aku sebentar ya.”“Kemana?” tanya Sylvia.“Membuntuti om Frans secara diam-diam,” ucap Edgar.Sylvia pun mengerutkan keningnya. “Maksudnya gimana?” “Beberapa hari yang lalu, aku minta bantuan sama Richard untuk menyadap ponsel om Frans. Kemarin, Richard mengatakan bahwa om Frans menerima panggilan telpon dari nomor yang gak dikenal dan mereka janjian di sebuah tempat untu

  • Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta    Bab 49. Tawaran Honeymoon

    3 hari kemudian.Setelah dirawat dengan telaten oleh Edgar, kini kondisi Sylvia sudah semakin membaik. Bukan hanya itu saja hubungan diantara mereka pun semakin mesra. Bahkan, kini Edgar sudah tidak sungkan untuk mencium pipi Sylvia ataupun memanggilnya dengan sebutan sayang.“Kamu yakin mau ikut ke kantor hari ini?” Edgar bertanya sambil memasang kancing diujung lengannya.“Yakin.” Sylvia berucap sambil menyisir rambutnya. “Aku ingin masalah ini cepat selesai. Aku gak mau hidupku gak bebas hanya karena pak Thomas belum kunjung tertangkap.”Dengan membawa dasinya, Edgar pun menghampiri Sylvia. Saat berada di samping Sylvia, Edgar langsung menyerahkan dasinya. “Baiklah, kamu boleh ikut ke kantor, tapi kamu gak boleh jauh dari aku. Kamu harus selalu berada di depan mata ku.”Sylvia pun mengambil dasinya Edgar. Sambil memasangkan dasi tersebut, Sylvia langsung menimpali ucapan Edgar. “Kalau aku selalu ada di depan mata kamu, nanti kamu gak bisa kerja dong. Gimana coba mau ngecek berkas-b

DMCA.com Protection Status