Share

Bab 368

Author: Lucy
last update Last Updated: 2024-01-22 12:24:53
"Semua ini berkat bantuanmu, kalau suatu hari kamu membutuhkan bantuan, silakan beri tahu aku kapan saja," kata Dimas. Dia mengucapkan terima kasih dengan tulus pada Liana.

"Baiklah, kita sudah berteman selama bertahun-tahun, nggak usah terlalu sungkan. Aku pergi dulu," pamit Liana sambil melambaikan tangannya pada Dimas, lalu segera meninggalkan rumah sakit.

Dimas tinggal di rumah sakit sebentar, kemudian bersiap untuk pulang karena Amel masih menunggunya pulang untuk makan malam.

Begitu keluar dari lobi rumah sakit, Dimas menyadari bahwa di luar sepertinya sedang gerimis. Dia pun berjalan cepat menuju mobil, kemudian membuka pintu dan segera masuk.

Untungnya hujannya tidak terlalu deras. Dalam perjalanan pulang, Dimas melihat ada seorang penjual bunga di jalan yang hendak pulang dan bersiap menutup kiosnya. Dimas segera memarkir mobilnya di pinggir jalan, kemudian keluar menembus hujan untuk membeli sebuket bunga segar.

Saat melihat buket bunga yang diletakkan di kursi penumpang, Dim
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 369

    Suara dering ponsel yang keras tiba-tiba berbunyi, Lidya sontak menengok dan melirik ponselnya. Ternyata ada panggilan masuk dari Bima.Lidya ragu-ragu sejenak sebelum menjawab, "Ada apa? Apakah ada masalah?""Lidya, setelah orang tuaku mengetahui hubungan kita, mereka ingin mengundang orang tuamu untuk makan malam bersama. Aku khawatir kamu nggak bersedia, jadi aku mau meminta pendapatmu terlebih dahulu.""Kalau begitu, ayo kita makan bersama. Dengan hubungan kita saat ini, cepat atau lambat pasti akan datang juga," jawab Lidya dengan nada putus asa."Baiklah, kalau begitu aku akan memberi tahu orang tuaku dan meminta mereka untuk mereservasi restoran.""Oke," ucap Lidya, kemudian menutup panggilan telepon itu dengan cepat.Meski keduanya kini sudah menjadi sepasang kekasih, mereka tidak ada bedanya dengan orang asing.Lidya berbalik, kemudian menelepon Mirna dan berkata, "Bu, Bima bilang kalau orang tuanya ingin mengundang kalian makan bersama.""Baguslah, ayahmu dan Ibu memang sudah

    Last Updated : 2024-01-22
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 370

    Amel segera mengganti pakaiannya, kemudian pergi ke toko dengan sepeda listriknya. Begitu memasuki pintu, Amel melihat Sarah sedang duduk di meja depan sambil bermain ponsel. Amel pun langsung mengerutkan keningnya. Sekarang masih jam kerja, apalagi hari ini adalah hari pertama Sarah mulai bekerja, tapi gadis itu malah asyik bermain ponsel."Kak Amel, coba lihat. Menurutku, kita bisa mencoba makanan penutup roti isi pasta kacang bersalju ini. Kulihat ini sangat populer di internet," kata Sarah saat mendengar suara di pintu dan melihat bahwa ternyata benar Amel yang datang. Gadis itu tidak menunggu Amel bicara dan segera menyodorkan ponselnya untuk menunjukkan video tutorial pada Amel."Sarah, kamu mungkin masih nggak tahu banyak tentang toko kami. Setiap makanan penutup di toko ini diluncurkan setelah pertimbangan dengan cermat. Kalau pelanggan nggak terlalu menyukainya, bukankah kita hanya akan membuang-buang tenaga?" sahut Amel. Dia tidak jadi menyalahkan Sarah begitu melihat bahwa t

    Last Updated : 2024-01-22
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 371

    "Nggak apa-apa, kamu baru masuk kerja, wajar kalau kamu nggak mengenalku," balas Lidya. Setelah berbicara, Lidya duduk di bangku sambil membawa kue mousse stroberi."Clara, di mana Amel?" tanya Lidya setelah makan kue mousse stroberinya dan masih tidak menemukan sosok Amel."Kak Amel masih pergi mengantarkan kue ke pelanggan di dekat sini.""Bagaimana bisnis di toko akhir-akhir ini?""Cukup bagus. Omset kali ini jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya.""Lidya, kamu datang ke sini pagi-pagi sekali. Apakah kamu sudah makan siang?" sahut Amel yang baru kembali dari mengantarkan kue. Ketika memasuki toko, dia melihat Lidya sudah duduk di dalam."Aku sudah makan makanan ringan. Amel, kamu masih ada urusan atau nggak? Kalau nggak ada, ayo kita pergi.""Oke, tunggu sebentar, aku bereskan barang-barangku dulu," kata Amel. Setelah berkata demikian, Amel segera mengemasi tasnya sebelum pergi bersama Lidya."Bagaimana hubunganmu dengan tuan muda dari Keluarga Yanuar itu?""Lumayan bagus, dia cuk

    Last Updated : 2024-01-22
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 372

    "Lidya, coba lihat! Gaun merah itu sangat cocok denganmu," ucap Amel setelah melirik ke sebuah gaun panjang bertali merah di etalase toko.Lidya memiliki kepribadian yang berani dan lincah, jadi sangat cocok memakai gaun merah bertali itu."Modelnya memang kelihatan sangat bagus, ayo coba kita masuk," ajak Lidya yang langsung menyukai gaun itu dalam sekilas.Begitu mereka memasuki toko, pegawai toko langsung memperhatikan mereka dari ujung kepala sampai ujung kaki. Melihat itu, Amel tiba-tiba merasa kurang nyaman.Dia selalu benci perasaan dinilai orang."Permisi, kalian sedang mencari apa?" tanya pegawai toko itu dengan nada kaku, kemudian melangkah maju dengan wajah datar."Gaun merah bertali di etalase kalian itu kelihatan bagus. Tolong ambilkan, ya. Aku ingin mencobanya," sahut Lidya sambil menunjuk gaun merah tersebut.Pegawai toko itu mengerutkan keningnya samar, kemudian berkata, "Maaf Kak, hanya satu itu yang tersisa di toko kami. Kalau kamu yakin ingin membelinya, aku akan mel

    Last Updated : 2024-01-22
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 373

    "Lidya, kamu menghabiskan 12 juta hanya untuk membeli satu gaun ini saja? Benar-benar boros sekali." Amel menghela napas.Mungkin karena perbedaan pandangan hidup. Sekalipun kaya, Amel pasti tidak akan pernah menghabiskan begitu banyak uang hanya untuk membeli satu gaun saja."Amel, sebenarnya meskipun aku sangat menyukai gaun ini, aku juga merasa kalau harganya agak mahal. Tapi, setidaknya semua ini sepadan karena aku bisa melampiaskan emosiku barusan. Kalau bukan karena pegawai tadi bersikap sombong, aku juga nggak akan membeli gaun ini begitu saja."Saat mereka berdua sedang berbelanja, tiba-tiba saja Amel melihat sosok yang sudah dikenalnya di kejauhan."Lidya, coba lihat. Orang yang di depan itu sepertinya Andi."Lidya mengikuti arah pandangan Amel. Ternyata memang benar Andi.Belum sempat Lidya merespons, Amel sudah terlebih dahulu menariknya."Andi, kenapa kamu juga ada di sini? Bukankah hari ini kamu pergi bekerja?" tanya Amel sambil menepuk pundak Andi.Andi terkejut dengan ke

    Last Updated : 2024-01-22
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 374

    Lidya sendiri juga tahu kalau kondisi keuangan Amel sekarang tidak terlalu baik. Jadi, Lidya sama sekali tidak berniat untuk meminjam uang dari Amel."Lidya, tokoku baru saja merekrut karyawan baru. Kalau kamu benar-benar berencana membuka kafe kucing, katakan saja kalau kamu butuh bantuan," kata Amel dengan serius. Saat pertama kali membuka toko makanan penutup, Lidya menyumbangkan uang dan tenaga. Lidya juga mendukung Amel dengan sepenuh hati dan bahkan banyak membantu Amel.Sekarang, Lidya bermaksud membuka kafe sendiri. Tentu saja Amel tidak akan tinggal diam begitu saja."Amel, untuk sementara aku hanya berencana seperti ini. Yang lainnya masih belum kupikirkan. Aku akan bilang padamu setelah memastikannya nanti.""Oke. Kalau begitu, begini dulu."Begitu Amel selesai bicara, ponsel Lidya berdering. Lidya mengeluarkan ponselnya untuk melihatnya. Ternyata Bima yang meneleponnya."Cepat angkat teleponnya." Amel menaikkan alisnya dan mengingatkan Lidya sambil menggodanya.Lidya mengan

    Last Updated : 2024-01-22
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 375

    "Dengarkan aku, kita makan di sini saja. Makan sekali di sini nggak akan membuatku bangkrut," kata Lidya sambil menggandeng tangan Amel dan mengajaknya masuk ke dalam.Di sisi lain, Andi yang berada di rumah sakit sedang duduk diam di samping tempat tidur neneknya sambil mengupas apel. Sementara itu, Lili dan Mirna tengah mengobrol dengan antusias."Lili, sebentar lagi Lidya juga akan menikah," kata Mirna dengan gembira. Namun, sebenarnya masalah ini masih belum diputuskan dengan jelas. Mirna sendiri yang sudah terburu-buru memutuskan.Andi yang sedang mengupas apel tiba-tiba mematung. Tangannya saja hampir terluka. Namun, dalam sekejap saja, ekspresinya langsung kembali normal."Kamu yakin Lidya akan menikah secepat ini? Nggak mau ambil waktu untuk mengenal Bima lebih baik lagi?" Meskipun merasa agak heran, Lili juga tidak terlalu terkejut mendengarnya. Bagaimanapun, putrinya sendiri menikah lebih cepat dari ini."Nggak perlu menghabiskan waktu untuk mengenalnya lagi. Sekali lihat saj

    Last Updated : 2024-01-22
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 376

    Awalnya mereka berdua tidak menyukai satu sama lain. Namun, berhubung Andi adalah adik kandung istrinya, sebagai kakak ipar, Dimas pun tidak bisa mengabaikannya begitu saja."Pertemuan hari ini sampai di sini saja. Ada sesuatu yang harus kutangani." Dimas mengakhiri konferensi videonya lebih awal, lalu buru-buru pergi ke Bar Pusaran Kelam yang dikatakan oleh Andi.Setelah selesai makan malam, Amel dan Lidya membayar makanannya sebelum pergi. Makan malam hari ini langsung menghabiskan lebih dari satu juta. Amel benar-benar menyesalinya."Kalau aku tahu harga makanannya semahal ini, lebih baik makan barbeku saja di depan sekolah.""Makanannya cukup enak. Boros sesekali juga nggak apa-apa," hibur Lidya sambil menepuk pundak Amel."Sudah malam. Kita berdua sudah harus pulang," kata Amel sambil melihat jam. Waktu berlalu dengan cepat. Ternyata setelah mereka selesai makan, sudah jam sembilan malam lebih."Ayo pergi, Amel. Aku akan mengantarmu pulang."Lidya mengantar Amel pulang terlebih da

    Last Updated : 2024-01-22

Latest chapter

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 541

    Lidya sudah terbiasa bebas dan tidak ingin terlalu cepat terikat oleh pernikahan."Baiklah, kita berdua nggak perlu terburu-buru. Orang tuamu dan orang tuaku mungkin sudah nggak sabar untuk menyuruh kita menikah karena ingin segera punya cucu," kata Andi dengan nada bercanda."Kalau Amel nggak menceraikan Dimas, dia mungkin harus mengikuti Dimas kembali ke Kota Ambara. Akan sulit untuk bertemu dengannya lagi di masa depan," sahut Lidya dengan sedih ketika memikirkan hal ini.Andi memeluk bahu Lidya dengan hangat sambil berkata, "Nggak apa-apa. Kalau kamu merindukan kakakku, kita bisa mengunjunginya kapan saja. Lagi pula, sekarang masih ada aku yang menemanimu, 'kan?"Lidya menghela napas, lalu menjawab, "Bagaimana kamu bisa dibandingkan dengan kakakmu."Di sisi lain, Dimas mengambil sup penghilang rasa mabuk yang sudah dimasak, lalu dengan hati-hati menyuapkannya kepada Amel. Setelah sibuk selama setengah malam, dia baru tertidur di samping Amel dengan mengantuk.Sinar matahari pagi me

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 540

    Pada saat ini, Amel sudah tersungkur di atas meja, sementara Lidya terbelalak saat melihat Dimas melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah ke arah mereka. Lidya pun mengguncang bahu Amel dengan lembut sambil berkata, "Amel, Dimas ada di sini.""Dimas? Dia itu penipu besar. Aku nggak akan pernah peduli lagi padanya," ucap Amel dengan tidak jelas sambil memeluk botol bir.Dimas mengerutkan kening saat mendengar kata-kata Amel. Melihat Amel dalam keadaan mabuk seperti itu, Dimas merasakan sakit di dalam hatinya."Amel, aku akan mengantarmu pulang," kata Dimas dengan lembut. Amel memaksakan diri untuk mengangkat kepalanya, lalu menatap Dimas yang ada di depannya. Dimas tampak tersenyum kepadanya."Aku nggak akan pulang." Amel menegaskan setiap kata yang diucapkannya. Dia masih marah karena Dimas sudah menipunya."Ka ... kalau begitu, aku serahkan Amel kepadamu. Aku pergi dulu." Melihat suasananya tidak terlalu bagus, Lidya pun bersiap untuk menyelinap pergi. Identitas Dimas sebagai dir

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 539

    Amel ragu-ragu untuk beberapa saat, sebelumnya akhirnya perlahan-lahan berkata, "Sejujurnya, aku benar-benar nggak rela berpisah dari Dimas. Sejak kami menikah sampai sekarang, dia selalu memperlakukanku dengan sangat baik. Dimas adalah contoh sempurna dari suami yang baik."Semalam saat berbaring di tempat tidur, yang terlintas di benak Amel hanyalah kebaikan Dimas kepada dirinya. Amel pun menjadi tidak begitu marah lagi."Hatiku masih sangat kacau sekarang." Amel menggaruk-garuk kepalanya dengan kesal."Jangan khawatir. Semua pasti akan ada jalan keluarnya," bujuk Lidya sambil menepuk bahu Amel dengan lembut."Bagaimana kalau kita minum bersama malam ini, untuk menenangkan suasana hati?" usul Lidya saat melihat Amel tampak bingung dan gelisah.Sebelumnya, Amel pasti akan menolaknya. Namun, sekarang Amel langsung menyetujuinya tanpa ragu. "Oke."Dimas menghabiskan sepanjang pagi di rumah sakit. Kondisi Nenek Salma juga sudah stabil. "Ayah, Ibu, Nenek, masih ada beberapa hal yang harus

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 538

    "Tentu saja, Kak Amel. Aku benar-benar ingin terus bekerja di sini," kata Clara dengan tegas. Dia sudah memantapkan hati untuk tetap bekerja pada Amel."Oke." Raut wajah Amel langsung menunjukkan perasaan lega.Dimas memesan penerbangan paling awal dan bergegas pulang malam itu juga. Sesampainya di rumah sakit, Salma sudah beristirahat di bangsal."Ayah, Ibu, aku datang.""Akhirnya kamu datang juga. Nenekmu terus menyebut-nyebut namamu sepanjang malam tadi," tegur Bela.Dimas berjalan menghampiri ranjang Salma dengan perasaan bersalah. Tiba-tiba saja Dimas menyadari jika neneknya benar-benar sudah sangat tua. Entah sejak kapan, rambut neneknya sudah memutih semua.Untuk sementara waktu ini, Dimas tidak memenuhi kewajibannya sebagai cucu. Dimas juga gagal membina hubungan asmaranya. Tiba-tiba saja, Dimas merasa agak sedih dan kecewa karenanya.Salma perlahan-lahan membuka matanya. Melihat Dimas, raut wajahnya tampak agak emosional."Aku sudah pulang, Nek." Dimas menggenggam erat tangan

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 537

    Amel memandangi punggung kepergian Dimas. Dia merasa agak kehilangan di dalam hati. Namun, melihat Dimas yang tampak begitu cemas, Amel merasa pasti ada suatu masalah yang sangat penting.Lantaran suasana hatinya sedang buruk, Amel tidak punya keinginan untuk mengurus toko makanan penutup miliknya. Dia memutuskan untuk sementara waktu membiarkan Clara membantunya mengawasi toko. Keesokan harinya, Amel bangun pagi-pagi sekali, lalu pergi ke toko untuk memberi penjelasan pada Clara."Tenang saja, Pak Irfan. Aku pasti akan membantu Bu Amel menjaga toko dengan baik. Aku yakin Pak Dimas dan Bu Amel pasti akan baikan nanti."Begitu memasuki pintu, Amel mendengar suara Clara. Amel pun mengerutkan kening. Dia bertanya-tanya kenapa Clara berkata seperti itu.Memikirkan kembali sikap Clara terhadap Dimas dan fakta bahwa Clara yang merupakan seorang ahli pembuat makanan penutup top, tapi bersedia merendahkan diri untuk bekerja di toko makanan penutup kecil miliknya ini, Amel pun sepertinya sudah

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 536

    Amel sangat sadar diri dan tahu bahwa dia tidak layak untuk pria di depannya ini. Mungkin sekarang Dimas memiliki perasaan padanya, tetapi jika kesenjangan antara keduanya mulai ditemukan di masa depan, kemungkinan besar cinta mereka akan perlahan-lahan kandas.Dimas cukup baik, orang-orang di sekitar Dimas juga sangat baik. Amel hanya seorang wanita biasa, benar-benar tidak bisa berjalan berdampingan dengan pria itu.Saat mendengar kata cerai, Dimas langsung terbelalak kaget, lalu berkata, "Aku nggak bisa. Amel, jangan cerai, ya? Nggak peduli siapa aku, cintaku padamu nggak akan pernah berubah."Dimas menjelaskan dengan tegas kepada Amel alasan kenapa dia menyembunyikan identitasnya, tetapi Amel tampaknya tetap bertekad untuk menceraikannya."Dimas, beri aku waktu untuk menenangkan diri dulu," jawab Amel, lalu menutup pintunya lagi.Lili menepuk bahu Dimas sambil berkata, "Beri dia waktu. Bagaimanapun, ini bukan masalah sepele. Dia perlu waktu untuk menerimanya."Dimas mengangguk frus

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 535

    "Kami nggak bisa menerima permintaan maaf dari seorang direktur," sahut Gibran dengan kesal.Dimas mengerutkan keningnya dan kembali menjelaskan "Ayah, Ibu, aku benar-benar nggak bermaksud menyembunyikan identitasku.""Kalau begitu, beri tahu aku kenapa kamu menyembunyikan identitasmu?" sahut Lili dengan nada dingin.Saat menghadapi Dimas, Lili masih mengalah dan ingin memberi Dimas kesempatan untuk menjelaskan. Bagaimanapun, dia masih bisa memercayai karakter Dimas.Mereka juga dapat melihat bahwa Dimas tidak memperlakukan putri mereka hanya untuk bermain-main saja."Orang yang bertanggung jawab atas cabang Grup Angkasa adalah kerabat jauh Keluarga Cahyadi. Ketika aku meninjau dana pada akhir tahun lalu, aku menemukan ada celah keuangan yang besar. Aku menyelidikinya secara pribadi dan menemukan kalau dia telah menggelapkan dana publik. Dia sering mengabaikan tugasnya dan membeli properti dalam jumlah besar. Tapi karena kurangnya bukti, aku dan asistenku menyembunyikan identitas kami

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 534

    Sebagai seorang profesor, Gibran tidak pernah memperhatikan ketenaran dan kekayaan selama bertahun-tahun. Meskipun identitas asli Dimas adalah direktur Grup Angkasa, menurutnya juga tidak ada yang istimewa dengan itu."Kenapa Dimas menyembunyikan identitasnya? Mungkinkah dia sengaja melakukannya pada kita karena takut kita menginginkan uangnya?" sahut Lili dengan nada kecewa.Lili selalu merasa bahwa Dimas lumayan baik. Dia bahkan menganggap Dimas seperti putranya sendiri."Amel, karena kamu sudah memikirkannya dan memutuskan untuk menceraikannya, Ayah akan mendukung keputusanmu. Keluarga Santoso nggak peduli apakah dia direktur atau bukan," ucap Gibran. Pria itu adalah orang pertama yang mengungkapkan sikapnya."Ibu juga mendukungmu. Hal yang paling penting bagi pasangan untuk hidup bersama adalah kejujuran. Dia bahkan nggak bisa melakukan integritas paling dasar. Meskipun Keluarga Cahyadi kaya, Amel juga nggak bisa menikmatinya. Jadi, lebih baik lupakan saja," ujar Lili dengan nada k

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 533

    "Aku ingin menceraikannya. Dia adalah seorang direktur Grup Angkasa, sementara aku cuma gadis biasa. Kami nggak berasal dari dunia yang sama dan nggak akan mendapatkan hasil apa pun di masa depan," tukas Amel. Ketika mengatakan itu, Amel merasa sakit yang menyesakkan datang dari hatinya.Ketika mendengar itu, Lidya langsung mengerutkan dahinya. Dia bisa melihat betapa Amel sangat mencintai Dimas."Huh ...." Lidya menghela napas panjang."Aku nggak pernah mengira bahwa hal dramatis yang ditampilkan di TV akan terjadi padaku," ujar Amel. Dia merasa sangat kecewa dengan Dimas ketika mengingat kembali berapa banyak kebohongan yang sudah dibuat pria ini untuk menipunya sejak mereka menikah."Ya, ini sudah keterlaluan. Kupikir hal semacam ini hanya ada di TV, tapi nggak disangka hal ini benar-benar terjadi di kehidupan nyata," sahut Lidya dengan emosi.Setelah suasana hati Amel sedikit stabil, Lidya mengantarnya pulang ke rumah Keluarga Santoso.Saat ini, Mirna sedang berbicara dengan Lili,

DMCA.com Protection Status