Share

Bab 2

Penulis: Lucy
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-12 15:56:51
Bagaimana ini? Tidak akan direndahkan, 'kan?

"Oke."

Di luar dugaan Amel, pria ini tampak biasa saja, seakan tidak merasa dirinya tidak sopan. Amel pun menghela napas lega, lalu tanpa sadar mengulurkan kue dan sendok dengan kedua tangannya kepada pria itu.

Dimas tidak suka makan makanan penutup, tapi karena tidak boleh bersikap tidak sopan, dia juga menerima kue itu dengan kedua tangannya.

Aroma krim yang bercampur dengan aroma stroberi langsung masuk ke hidung Dimas, cukup lembut dan tidak kuat.

"Kamu yang buat?"

"Ya. Ini adalah produk baru toko kami yang paling disukai ...." Berbicara sampai setengah, Amel menutup mulutnya dengan agak canggung.

Amel terlalu menikmati kesenangan membuat makanan penutup. Impian terbesarnya adalah kelak bisa membuat mereknya sendiri. Jadi, begitu membicarakan makanan penutup, dia selalu tanpa bisa ditahan berbicara lebih banyak.

Dimas juga tidak tahu apakah karena terpengaruh oleh wanita di depannya ini, dia bisa-bisanya merasa makanan penutup yang kelihatannya tidak terlalu bagus ini membawakan kesenangan menunggu dicoba olehnya.

Awalnya Dimas tidak berencana memakan kue itu, tapi sekarang dia merasa boleh mencobanya.

Hanya satu gigitan, mata Dimas memancarkan kilat. Kemudian, seiring dengan tatapannya yang melembut, Dimas kembali menengadah dan menilai wanita di depannya ini.

Cantik, bersih dan mata itu seperti danau yang tenang dan juga bersih.

Dimas bertanya dengan sedikit tertarik, "Apa kamu mengenalku?"

"Ya."

Tangan Dimas berhenti bergerak.

"Umurmu 28 tahun, kamu anak kedua dari tiga bersaudara, rumahmu di Kota Cipusa. Setelah lulus S2, kamu langsung bekerja di Grup Angkasa. Sekarang kamu menjabat sebagai manajer departemen di Grup Angkasa."

Haha! Ekspresi Dimas tetap seperti biasa. Dia kembali memasukkan satu suapan makanan penutup ke dalam mulutnya.

Dia memang lulusan S2, tapi saat ini dia bukan menjabat sebagai manajer departemen di Grup Angkasa.

Sebaliknya, kali ini Dimas menyembunyikan identitasnya kemari karena ingin menyelidiki keadaan korupsi di dalam perusahaan cabang.

Dimas menerima kabar di perusahaan utama bahwa ada orang yang mengorupsi dana perusahaan, selain itu jumlahnya juga tidak sedikit.

Hubungan dalam perusahaan cabang rumit. Sebagai kepala Grup Angkasa, Dimas harus menyelidiki masalah ini dengan jelas.

Wanita bodoh ini bisa-bisanya salah mengenali pria yang dijodohkan dengannya.

Meski bodoh, Dimas tidak merasa jijik. Sebaliknya, dia merasa wanita ini sangat tulus dan jujur. Sifat wanita ini sama seperti kue buatannya, manis tapi tidak membuat enek.

Dimas melihat Amel yang berada di hadapannya dan tanpa bisa menahan diri bertanya, "Kenapa kamu mau datang kencan buta?"

Amel berpikir sebentar, lalu memutuskan untuk mengatakan pemikiran aslinya, "Sebenarnya impian terbesarku adalah berkarier di bidang makanan penutup. Aku mengikuti perjodohan dan menikah hanya demi membuat keluargaku tenang. Selain itu, aku merasa perjodohan lebih sederhana dan praktis, bisa dengan cepat menemukan pasangan yang sepemikiran. Lalu, semuanya selesai setelah menikah, tinggal melewati hari-hari dengan sehati saja. Daripada mencari percintaan yang sejati, aku lebih suka perasaan yang tumbuh secara perlahan, dari keseharian biasa." Seperti ayah dan ibunya Amel.

Dimas menaikkan alisnya. Dia tidak menyangka wanita yang baru lulus tidak lama ini ternyata sepemikiran dengannya.

Dimas hidup di keluarga yang besar dan sudah melihat terlalu banyak kebohongan terhadap satu sama lain. Setelah dewasa dan meneruskan bisnis keluarga, dia juga makin merendahkan konspirasi dan trik-trik di dunia bisnis. Jadi, saat menghadapi wanita-wanita yang dijodohkan keluarganya, dia lebih banyak merasa tidak tertarik dan tidak berdaya.

Namun ....

Dimas melihat ke arah Amel, lalu bertanya, "Bagaimana dengan permintaan lain?"

Amel bertanya dengan agak bingung, "Apa lagi? Maksudmu rumah, mobil dan sebagainya?"

Bibi Mirna bilang pria ini baik dan berbakti. Setelah bekerja, pria ini terus menjaga adik yang sakit di rumah dan untuk saat ini belum membeli rumah ataupun mobil.

Amel pun berkata dengan nada menghibur, "Tenang saja, Bibi Mirna sudah bilang padaku. Nggak apa-apa kalau sekarang belum mampu membeli rumah ataupun mobil. Kamu begitu berusaha, pekerjaan juga lumayan bagus. Selama giat bekerja, kelak pasti akan punya."

Dimas tersentak.

Dia? Tidak mampu membeli rumah dan mobil?

Jadi, pria yang dijodohkan dengan wanita ini adalah orang yang miskin?

Melihat Amel yang berwajah tulus, Dimas tiba-tiba membuat sebuah keputusan.

...

Bab terkait

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 3

    Dimas berinisiatif bertanya, "Bagaimana kesanmu terhadapku?""Lu ... lumayan baik." Ditatap lurus-lurus oleh Dimas seperti ini, jantung Amel tiba-tiba jadi berdetak kencang."Baguslah kalau begitu. Apa kamu mau menikah denganku?""A ... apa?! Menikah?!"Amel hampir saja menggigit lidahnya sendiri.Benar, menikah.Dengan menikah, pertama bisa menyelesaikan masalah senior yang mendesaknya untuk menikah. Kedua, Dimas memiliki kesan yang lumayan baik terhadap wanita ini karena wanita ini berpenampilan berbeda dari wanita lain yang sengaja menunjukkan sisi berbeda di hadapannya. Wanita ini tampak tulus, membuatnya merasa sangat nyaman saat bergaul.Dimas bertanya sambil tersenyum kecil, "Karena kesan kita terhadap satu sama lain cukup bagus, kenapa nggak langsung menikah saja? Kamu nggak berani?"Siapa bilang?Saat ini, wajah Amel memerah karena dibuat kesal.Sejak kecil Amel selalu patuh, tapi paling tidak tahan kalau ditantang orang.Apalagi, Amel tetap mempunyai pemikiran sendiri dalam h

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 4

    "Nggak apa-apa, aku sudah memaafkanmu. Kalau sekarang kamu menyesal, kita kembali ke Kantor Catatan Sipil saja."Mendengar itu, mata Amel bersinar. Namun, kemudian dia mendengar Dimas berkata, "Tapi kalau begitu, ini jadi perceraian. Kelak kalau kamu mau menikah lagi, akan ada banyak masalah."Bercerai? Tidak bisa!Saat ini, Dimas mengusulkan, "Bagaimana kalau ... kita coba jalani dulu?""Coba .... Kalau begitu coba dulu?"Amel bersikap pasif, hanya merasa agak bingung.Masalah sudah seperti ini. Sepertinya ini adalah cara penyelesaian terbaik.Hanya saja tiba-tiba menikah dengan seorang pria asing. Amel merasa selain nama pria ini, dia tidak tahu yang lain lagi.Amel tetap merasa sangat panik.Amel berusaha menenangkan diri, memikirkan tampangnya saat kencan buta tadi, lalu bertanya, "Karena kita sudah sepakat untuk mencoba jalani dulu, bukankah kamu seharusnya menceritakan tentang dirimu kepadaku?""Namaku Dimas Cahyadi. Kedua orang tuaku masih hidup. Di keluargaku ada kakek nenek da

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 5

    Anak muda ini ... tampan sekali!"Ini adalah menantuku itu, 'kan?" tanya Lili sambil berdiri dengan penuh semangat."Halo, Ayah, Ibu. Aku adalah suaminya Amel. Namaku Dimas Cahyadi. Salam kenal dan mohon bimbingannya," kata Dimas dengan sopan.Semua terdiam.Melihat istrinya yang terpikat karena ketampanan anak muda ini, Gibran langsung muram.Tidak jadi memarahi, sekarang Gibran hanya merasa bahwa tinjunya sudah terkepal.Gibran melihat Dimas dengan kehabisan kata-kata, lalu bertanya dengan serius, "Kamu adalah Dimas Cahyadi?""Ya."Gibran mengerutkan keningnya sambil bertanya dengan tidak percaya, "Kamu benar-benar sudah menikah dengan Amel?"Dimas mengangguk seraya menjawab, "Sekarang aku adalah suami sah Amel.""Kamu ... masuk ke ruang kerja denganku!" Sah atau tidak, Gibran harus mengakuinya sendiri!Dimas pun mengangguk dengan hormat.Amel seketika menjadi panik dan memanggil, "Ayah, jangan menakutinya."Amel memang sudah salah karena tiba-tiba menikah kilat dengan seorang pria.

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 6

    Lili merasa sangat tidak tega. Dia pun menepuk punggung tangan Amel, lalu berkata, "Sayang, jangan takut. Nggak peduli apa pun yang terjadi, ada Ayah dan Ibu yang membantumu.""Dulu, ayahmu juga nggak punya apa-apa. Kami bekerja keras dari desa ke kota. Sudah berlalu selama ini, bukankah kami juga selalu menemani? Kehidupan nggak mungkin selalu sesuai harapan. Karena kamu sudah membuat keputusan, maka harus menanggung harga dari pilihan itu. Setidaknya aku nggak menyesal menikah dengan ayahmu."Amel mengangguk dengan patuh dan perlahan-lahan menjadi tenang.Hubungan ayah dan ibunya selalu sangat baik. Amel percaya, dia juga pasti bisa!Amel diam-diam menyemangati dirinya sendiri. Meskipun dia menikah kilat dengan orang yang salah, dia bersedia percaya pada penilaiannya. Dia tidak percaya kalau Dimas adalah orang yang jahat.Di sisi lain, ruang kerja sangat tenang. Gibran duduk di dalam, sedangkan Dimas duduk di kursi. Keduanya terpisah oleh meja kerja. Di atas meja kerja, terletak akta

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 7

    Detik berikutnya, Ahmad berseru dengan penuh semangat, "Dimas, ya? Dia adalah murid kebanggaanku. Dulu aku terus memintanya untuk lanjut belajar, meneruskan karierku, tapi sayangnya dia terlalu unggul. Aku nggak mampu menahannya."Telinga Dimas lumayan tajam. Mendengar perkataan itu, dia tanpa sadar teringat ajaran Profesor Ahmad terhadapnya dulu dan tanpa bisa ditahan berkata, "Pak Ahmad, aku yang salah karena sudah mengecewakan penantian Bapak.""Oh! Dimas? Itu kamu, ya? Kamu sudah lumayan lama nggak mengobrol denganku. Akhir-akhir ini bagaimana? Apakah merindukanku yang sudah tua ini?""Pak Ahmad ini bicara apa? Terakhir kali aku melihat Bapak, Bapak masih sangat sehat."Dimas tersenyum sambil berbicara santai dengan Ahmad.Gibran tersentak.Menantu yang didapatkannya secara cuma-cuma ini seakrab ini dengan Profesor Ahmad? Sikap dan nada bicara Profesor Ahmad benar-benar seperti sedang berhadapan dengan juniornya sendiri!Beberapa saat kemudian, telepon sudah terputus. Namun, Gibran

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 8

    Gibran tidak tahan lagi melihat adegan itu. Dia tidak memedulikan tarikan istrinya dan berkata, "Sudah larut, makanlah dulu.""Ya, makan dulu. Masakannya sudah jadi."Lili memanggil sambil tersenyum. Dia juga merasa curiga dalam hati. Sebelum Amel kembali, dia dan Gibran sudah sepakat untuk tidak mengampuni menantu yang tiba-tiba muncul ini. Ya sudah kalau dirinya melanggar kesepakatan itu, kenapa suaminya ini juga tidak tahan?Lili tanpa sadar berkata dengan nada emosional, "Andi masih di pelatihan tertutup, kalau nggak pasti akan langsung diberitahukan kabar ini."Andi biasanya berpura-pura keren dan berpenampilan lebih dewasa dari kakak pertama, Amel bahkan tidak berani melawannya. Bagus juga kalau membiarkan Andi berlatih di pelatihan tertutup.Lili memanggil Dimas ikut makan. Sebelum Lili berhasil menaruh daging ayam yang dia ambilkan ke piring Dimas, tiba-tiba terdengar suara marah-marah dari luar pintu."Tok, tok, tok.""Amel, aku tahu kamu di dalam. Buka pintunya! Karena kamu b

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 9

    Dimas memang tidak memiliki tempat tinggal di sini karena dia sama sekali tidak perlu memedulikan semua itu. Sementara untuk mobil, rumah dan simpanan, dia tidak pernah kekurangan sedikit pun.Kali ini adalah pertama kalinya seseorang menuduh Dimas seperti ini. Dia pun merasa tidak senang dan berkata dengan suara yang rendah, "Ini nggak ada hubungannya denganmu."Amel tidak bisa berdiam diri lagi. Dia mengerutkan kening, lalu berkata, "Bibi Mirna! Bagaimana bisa kamu mengataiku seperti itu? Aku bukan wanita materialistis seperti itu.""Materialistis?" Bibi Mirna tertawa dengan penuh amarah, lalu melanjutkan, "Baiklah, aku mau tanya padamu, apa yang kamu inginkan darinya? Apakah wajahnya bisa menghidupimu?""Aku ...." Mata Amel memerah karena marah. Dia tanpa sadar berteriak, "Semua karena dia suka makan makanan penutup yang aku buat."Selama kencan buta mereka, Amel bisa melihat bahwa Dimas bukanlah orang yang menyukai makanan penutup. Namun, setelah Amel memberikan makanan penutup pad

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 10

    Lili hampir menggunakan kaca pembesar untuk memeriksa akta nikah Amel dan Dimas. Namun, dia tidak bisa menemukan satu kesalahan pun. Wanita itu pun tahu bahwa semua ini nyata.Namun, sekarang apa yang ada di dalam pikiran Lili sangatlah sederhana. Dia harus bersikap baik pada menantunya ini. Mungkin dengan begitu, menantunya akan memperlakukan putrinya dengan lebih baik.Gibran menghela napas, lalu berkata, "Dasar wanita."Gibran sudah mendengar tentang karakter Dimas dari Profesor Ahmad. Dia tahu bahwa Dimas bukan orang yang picik. Terlebih lagi, Gibran ingin menyelidiki tentang pria ini lebih banyak. Jangan harap Dimas bisa tinggal di rumah ayah mertuanya segera setelah dia menikah!Amel kembali ke kamar kecilnya. Dia masih merasa linglung saat berbaring di tempat tidur.Hari ini jauh lebih menegangkan daripada hari seorang tokoh utama.Amel berbalik untuk berbaring miring. Dia merasa sedikit tidak nyaman saat memikirkan apa yang dikatakan Bibi Mirna. Namun, dia lebih merasa kasihan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12

Bab terbaru

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 541

    Lidya sudah terbiasa bebas dan tidak ingin terlalu cepat terikat oleh pernikahan."Baiklah, kita berdua nggak perlu terburu-buru. Orang tuamu dan orang tuaku mungkin sudah nggak sabar untuk menyuruh kita menikah karena ingin segera punya cucu," kata Andi dengan nada bercanda."Kalau Amel nggak menceraikan Dimas, dia mungkin harus mengikuti Dimas kembali ke Kota Ambara. Akan sulit untuk bertemu dengannya lagi di masa depan," sahut Lidya dengan sedih ketika memikirkan hal ini.Andi memeluk bahu Lidya dengan hangat sambil berkata, "Nggak apa-apa. Kalau kamu merindukan kakakku, kita bisa mengunjunginya kapan saja. Lagi pula, sekarang masih ada aku yang menemanimu, 'kan?"Lidya menghela napas, lalu menjawab, "Bagaimana kamu bisa dibandingkan dengan kakakmu."Di sisi lain, Dimas mengambil sup penghilang rasa mabuk yang sudah dimasak, lalu dengan hati-hati menyuapkannya kepada Amel. Setelah sibuk selama setengah malam, dia baru tertidur di samping Amel dengan mengantuk.Sinar matahari pagi me

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 540

    Pada saat ini, Amel sudah tersungkur di atas meja, sementara Lidya terbelalak saat melihat Dimas melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah ke arah mereka. Lidya pun mengguncang bahu Amel dengan lembut sambil berkata, "Amel, Dimas ada di sini.""Dimas? Dia itu penipu besar. Aku nggak akan pernah peduli lagi padanya," ucap Amel dengan tidak jelas sambil memeluk botol bir.Dimas mengerutkan kening saat mendengar kata-kata Amel. Melihat Amel dalam keadaan mabuk seperti itu, Dimas merasakan sakit di dalam hatinya."Amel, aku akan mengantarmu pulang," kata Dimas dengan lembut. Amel memaksakan diri untuk mengangkat kepalanya, lalu menatap Dimas yang ada di depannya. Dimas tampak tersenyum kepadanya."Aku nggak akan pulang." Amel menegaskan setiap kata yang diucapkannya. Dia masih marah karena Dimas sudah menipunya."Ka ... kalau begitu, aku serahkan Amel kepadamu. Aku pergi dulu." Melihat suasananya tidak terlalu bagus, Lidya pun bersiap untuk menyelinap pergi. Identitas Dimas sebagai dir

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 539

    Amel ragu-ragu untuk beberapa saat, sebelumnya akhirnya perlahan-lahan berkata, "Sejujurnya, aku benar-benar nggak rela berpisah dari Dimas. Sejak kami menikah sampai sekarang, dia selalu memperlakukanku dengan sangat baik. Dimas adalah contoh sempurna dari suami yang baik."Semalam saat berbaring di tempat tidur, yang terlintas di benak Amel hanyalah kebaikan Dimas kepada dirinya. Amel pun menjadi tidak begitu marah lagi."Hatiku masih sangat kacau sekarang." Amel menggaruk-garuk kepalanya dengan kesal."Jangan khawatir. Semua pasti akan ada jalan keluarnya," bujuk Lidya sambil menepuk bahu Amel dengan lembut."Bagaimana kalau kita minum bersama malam ini, untuk menenangkan suasana hati?" usul Lidya saat melihat Amel tampak bingung dan gelisah.Sebelumnya, Amel pasti akan menolaknya. Namun, sekarang Amel langsung menyetujuinya tanpa ragu. "Oke."Dimas menghabiskan sepanjang pagi di rumah sakit. Kondisi Nenek Salma juga sudah stabil. "Ayah, Ibu, Nenek, masih ada beberapa hal yang harus

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 538

    "Tentu saja, Kak Amel. Aku benar-benar ingin terus bekerja di sini," kata Clara dengan tegas. Dia sudah memantapkan hati untuk tetap bekerja pada Amel."Oke." Raut wajah Amel langsung menunjukkan perasaan lega.Dimas memesan penerbangan paling awal dan bergegas pulang malam itu juga. Sesampainya di rumah sakit, Salma sudah beristirahat di bangsal."Ayah, Ibu, aku datang.""Akhirnya kamu datang juga. Nenekmu terus menyebut-nyebut namamu sepanjang malam tadi," tegur Bela.Dimas berjalan menghampiri ranjang Salma dengan perasaan bersalah. Tiba-tiba saja Dimas menyadari jika neneknya benar-benar sudah sangat tua. Entah sejak kapan, rambut neneknya sudah memutih semua.Untuk sementara waktu ini, Dimas tidak memenuhi kewajibannya sebagai cucu. Dimas juga gagal membina hubungan asmaranya. Tiba-tiba saja, Dimas merasa agak sedih dan kecewa karenanya.Salma perlahan-lahan membuka matanya. Melihat Dimas, raut wajahnya tampak agak emosional."Aku sudah pulang, Nek." Dimas menggenggam erat tangan

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 537

    Amel memandangi punggung kepergian Dimas. Dia merasa agak kehilangan di dalam hati. Namun, melihat Dimas yang tampak begitu cemas, Amel merasa pasti ada suatu masalah yang sangat penting.Lantaran suasana hatinya sedang buruk, Amel tidak punya keinginan untuk mengurus toko makanan penutup miliknya. Dia memutuskan untuk sementara waktu membiarkan Clara membantunya mengawasi toko. Keesokan harinya, Amel bangun pagi-pagi sekali, lalu pergi ke toko untuk memberi penjelasan pada Clara."Tenang saja, Pak Irfan. Aku pasti akan membantu Bu Amel menjaga toko dengan baik. Aku yakin Pak Dimas dan Bu Amel pasti akan baikan nanti."Begitu memasuki pintu, Amel mendengar suara Clara. Amel pun mengerutkan kening. Dia bertanya-tanya kenapa Clara berkata seperti itu.Memikirkan kembali sikap Clara terhadap Dimas dan fakta bahwa Clara yang merupakan seorang ahli pembuat makanan penutup top, tapi bersedia merendahkan diri untuk bekerja di toko makanan penutup kecil miliknya ini, Amel pun sepertinya sudah

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 536

    Amel sangat sadar diri dan tahu bahwa dia tidak layak untuk pria di depannya ini. Mungkin sekarang Dimas memiliki perasaan padanya, tetapi jika kesenjangan antara keduanya mulai ditemukan di masa depan, kemungkinan besar cinta mereka akan perlahan-lahan kandas.Dimas cukup baik, orang-orang di sekitar Dimas juga sangat baik. Amel hanya seorang wanita biasa, benar-benar tidak bisa berjalan berdampingan dengan pria itu.Saat mendengar kata cerai, Dimas langsung terbelalak kaget, lalu berkata, "Aku nggak bisa. Amel, jangan cerai, ya? Nggak peduli siapa aku, cintaku padamu nggak akan pernah berubah."Dimas menjelaskan dengan tegas kepada Amel alasan kenapa dia menyembunyikan identitasnya, tetapi Amel tampaknya tetap bertekad untuk menceraikannya."Dimas, beri aku waktu untuk menenangkan diri dulu," jawab Amel, lalu menutup pintunya lagi.Lili menepuk bahu Dimas sambil berkata, "Beri dia waktu. Bagaimanapun, ini bukan masalah sepele. Dia perlu waktu untuk menerimanya."Dimas mengangguk frus

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 535

    "Kami nggak bisa menerima permintaan maaf dari seorang direktur," sahut Gibran dengan kesal.Dimas mengerutkan keningnya dan kembali menjelaskan "Ayah, Ibu, aku benar-benar nggak bermaksud menyembunyikan identitasku.""Kalau begitu, beri tahu aku kenapa kamu menyembunyikan identitasmu?" sahut Lili dengan nada dingin.Saat menghadapi Dimas, Lili masih mengalah dan ingin memberi Dimas kesempatan untuk menjelaskan. Bagaimanapun, dia masih bisa memercayai karakter Dimas.Mereka juga dapat melihat bahwa Dimas tidak memperlakukan putri mereka hanya untuk bermain-main saja."Orang yang bertanggung jawab atas cabang Grup Angkasa adalah kerabat jauh Keluarga Cahyadi. Ketika aku meninjau dana pada akhir tahun lalu, aku menemukan ada celah keuangan yang besar. Aku menyelidikinya secara pribadi dan menemukan kalau dia telah menggelapkan dana publik. Dia sering mengabaikan tugasnya dan membeli properti dalam jumlah besar. Tapi karena kurangnya bukti, aku dan asistenku menyembunyikan identitas kami

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 534

    Sebagai seorang profesor, Gibran tidak pernah memperhatikan ketenaran dan kekayaan selama bertahun-tahun. Meskipun identitas asli Dimas adalah direktur Grup Angkasa, menurutnya juga tidak ada yang istimewa dengan itu."Kenapa Dimas menyembunyikan identitasnya? Mungkinkah dia sengaja melakukannya pada kita karena takut kita menginginkan uangnya?" sahut Lili dengan nada kecewa.Lili selalu merasa bahwa Dimas lumayan baik. Dia bahkan menganggap Dimas seperti putranya sendiri."Amel, karena kamu sudah memikirkannya dan memutuskan untuk menceraikannya, Ayah akan mendukung keputusanmu. Keluarga Santoso nggak peduli apakah dia direktur atau bukan," ucap Gibran. Pria itu adalah orang pertama yang mengungkapkan sikapnya."Ibu juga mendukungmu. Hal yang paling penting bagi pasangan untuk hidup bersama adalah kejujuran. Dia bahkan nggak bisa melakukan integritas paling dasar. Meskipun Keluarga Cahyadi kaya, Amel juga nggak bisa menikmatinya. Jadi, lebih baik lupakan saja," ujar Lili dengan nada k

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 533

    "Aku ingin menceraikannya. Dia adalah seorang direktur Grup Angkasa, sementara aku cuma gadis biasa. Kami nggak berasal dari dunia yang sama dan nggak akan mendapatkan hasil apa pun di masa depan," tukas Amel. Ketika mengatakan itu, Amel merasa sakit yang menyesakkan datang dari hatinya.Ketika mendengar itu, Lidya langsung mengerutkan dahinya. Dia bisa melihat betapa Amel sangat mencintai Dimas."Huh ...." Lidya menghela napas panjang."Aku nggak pernah mengira bahwa hal dramatis yang ditampilkan di TV akan terjadi padaku," ujar Amel. Dia merasa sangat kecewa dengan Dimas ketika mengingat kembali berapa banyak kebohongan yang sudah dibuat pria ini untuk menipunya sejak mereka menikah."Ya, ini sudah keterlaluan. Kupikir hal semacam ini hanya ada di TV, tapi nggak disangka hal ini benar-benar terjadi di kehidupan nyata," sahut Lidya dengan emosi.Setelah suasana hati Amel sedikit stabil, Lidya mengantarnya pulang ke rumah Keluarga Santoso.Saat ini, Mirna sedang berbicara dengan Lili,

DMCA.com Protection Status