Share

11. Keterpaksaan

Penulis: Afnasya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-22 21:14:28

Aneska berjalan mondar-mandir sambil sesekali menggigit kuku karena gelisah. Keinginan Viona untuk menginap membuatnya frustasi. Bagaimana tidak, selama ini Aneska dan Elvano tak pernah tidur dalam kamar yang sama. Namun, malam ini semua itu akan terjadi karena tak ingin menimbulkan kecurigaan Viona.

“Nes ....”

Aneska menoleh dan berjalan lesu menuju pintu untuk membukanya. “Iya, Oma.”

“Sudah beres bersihin kamarnya? Kamu juga jangan lama-lama di sini, kasihan Elvan.”

Aneska menelan ludah dengan susah payah sebelum tersenyum canggung. “Iya, Oma. Sebentar lagi Anes ke sebelah.”

“Boleh Oma bicara sebentar, Nes?”

“Tentu saja, Oma.”

Viona masuk dan mengusap kedua lengan Aneska. Mata tua wanita itu tampak berbinar menatap gadis di depannya. Lalu, menggandeng Aneska dan mengajaknya duduk di tepi ranjang.

“Oma bahagia akhirnya Elvan bisa menikah dengan wanita yang tepat seperti kamu, Nes. Semoga saja Elvan segera bisa melupakan Mazaya.”

Lagi, Aneska mengernyit heran mendengar ucapan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   12. Gema Dalam Hati

    “Siapa kamu?” tanya Viona sambil mengurut dada karena terkejut setelah melihat wanita di depannya langsung berteriak begitu pintu dibuka.“Oh, Eh, maaf, Bu. Saya Mala, temannya Anes. Ehm, Anes ada, Bu?” tanya Mala balik sambil mengusap tengkuk karena jengah telah membuat wanita tua di depannya sangat terkejut.“Mala?”Kedua wanita beda generasi itu kompak menoleh setelah mendengar suara Aneska. “Masuk, La.”Viona berjalan lebih dulu dan duduk di sofa, sedangkan Mala menggemit lengan Aneska dan menunduk saat ikut duduk di sofa.“Oma, kenalin ini Mala. Dia sahabat Anes di kampus sejak semester satu sampai sekarang.”Mala perlahan menatap wajah Viona. Dia tersenyum canggung dan mengangguk lemah. “Sa-saya minta maaf, Bu. Tadi saya kira Anes sendirian di rumah, makanya saya langsung ngagetin. Enggak tahunya Ibu yang bukain pintu. Maaf sekali lagi.”Mala mengatupkan kedua tangan di dada melihat wajah dingin Viona. Matanya berkaca-kaca karena takut akan dimarahi oleh wanita tua itu. T

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-23
  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   13. Kelesah Hati

    “Apa yang terjadi, Zaya? Kenapa bisa begini?” tanya Elvano dengan nada khawatir.Bukannya menjawab pertanyaan, Mazaya langsung memeluk erat tubuh Elvano begitu melihatnya datang. Tak ada kata yang terucap dari mulut wanita itu kecuali isak tangis tertahannya. Dengan lembut, Elvano mengusap punggung wanita itu dan mengecup kepalanya. “Katakan apa yang terjadi, Zaya? Siapa yang telah membuatmu begini?”“A-ayahku ....”Elvano melerai pelukan dan menelisik wajah Mazaya. “Bisma Pradipta?”Melihat Mazaya mengangguk, Elvano menghela napas panjang sebelum kembali merengkuhnya dalam dekapan. Pria itu bungkam dan memberi kekuatan lewat sentuhan di punggung Mazaya.Usai tangisannya reda, Mazaya melerai pelukan dan menghapus air matanya. Dia menatap lekat pria yang duduk di tepi brankar sebelum meraih jemari dan menggenggamnya erat.“Makasih, Mas. Maaf kalau aku enggak bisa nepatin janji.”“Lupakan soal itu, Zaya. Yang penting kamu sudah tidak apa-apa sekarang. Sebenarnya apa yang sudah

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-23
  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   14. Makan Malam Keluarga

    Aneska terkejut melihat suaminya tergeletak di samping ranjang dengan poisisi miring menghadap jendela. Gadis yang mencepol rambutnya asal itu langsung meletakkan nampan berisi sarapan ke nakas dan mendekati suaminya.“Mas, bangun, Mas! Mas kenapa?”Aneska menepuk pelan pipi Elvano sebelum susah payah mengangkatnya ke ranjang. Melihat wajah pucat dengan keringat dingin yang memenuhi wajah pria itu, Aneska bergerak ke kamar mandi dan kembali dengan lap yang sudah dibasahi air hangat.Dengen telaten, Aneska mengelap wajah suaminya. Lalu, memejamkan mata saat mengganti dan memakaikan baju ganti kepada Elvano. senyum tersumir di bibir merah alaminya ketika selesai melaksanakan tugasnya.“Zaya ....”Senyum di bibir Aneska perlahan lesap mendengar nama wanita lain yang justru disebut oleh Elvano. gadis yang memakai kaos lengan panjang berwarna hitam itu menghela napas panjang sebelum menggeleng lemah.Tangannya terulur untuk menyentuh dahi Elvano. “Demam.”Aneska hendak beranjak kelu

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-24
  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   15. Masa Kelam Keluarga Abraham

    Pria dengan rambut hitam, garis rahang yang tegas serta mata hazel itu berjalan mendekati Viona dan mencium pipi kanannya. Lalu, menyalami Abraham serta Kasih sebelum duduk di depan Elvano. Senyum tak pernah lepas dari bibir merah alaminya. “Bagaimana perjalananmu, Gavin? Masihkah jetlag?” tanya Viona sambil melempar senyum. “Semuanya lancar, Oma. Kecuali sopir yang telat menjemput ke bandara karena mengantar kakak iparku yang cantik terlebih dahulu. Akhirnya, aku memilih naik taksi daripada melewatkan makan malam ini." Aneska terkejut mendengar ucapan yang terlontar dari mulut pria yang dipanggil Gavin oleh Viona. Dia bersitatap dengan pria itu sebelum memutus pandangan dengan menunduk. “Jangan berlebihan memuji. Kamu tidak tahu bagaimana aslinya dia, kan?” Kasih, istri Abraham itu menatap tajam Aneska dengan senyum sangat tipis menghiasi bibir bergincu merahnya. “Kasih, tak baik berkata begitu kepada Anes. Dia memang cantik, begitu juga hatinya. Kamu saja yang belum tahu.” Viona

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-24
  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   16. Merindu Cinta

    “Mas Gavin,” ucap Aneska balik saat mendapati sosok pria yang semalam baru saja dilihatnya. “Pa-Papa yang sakit, Mas. Papa enggak respons pas aku bangunin tadi. Aku takut sesuatu terjadi sama Papa, makanya aku bawa ke sini.”“Biar aku periksa kalau begitu.”Aneska mengangguk dan memaku pandangan kepada punggung Gavin yang perlahan memasuki ruang UGD. Setelahnya, gadis itu memilih duduk di bangku besi sambil terus merapalkan doa.“Sembuhkan Papa, Tuhan. Hanya dia yang aku punya sekarang.”Aneska meremas kuat jemarinya sambil sesekali menatap pintu yang masih tertutup sejak tadi. Dadanya bergemuruh hebat membayangkan hal buruk yang akan menimpa sang ayah. Namun, melihat Gavin keluar dengan wajah yang tenang, gadis itu segera bangkit dan mendekat.“Papaku bagaimana, Mas? Baik-baik saja, kan? Papa enggak apa-apa, kan?”Sambil mengangguk, pria itu menyunggingkan senyuman. “Tekanan darahnya tinggi banget, Nes. Untung saja cepat dibawa ke sini, jadi bisa cepat ditangani. Tapi, untuk du

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-25
  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   17. Cinta Terlarang

    Elvano terus berlalu tanpa mengindahkan pertanyaan Aneska. Dia bergegas ke kamar untuk mengambil jaket dan kunci moil sebelum membawa kendaraan roda empat itu pergi meninggalkan rumah. Melihat itu, Aneska hanya bisa menghela napas panjang sebelum membawa teh hangat ke meja makan.Tanpa sadar, gadis itu meraba dada kirinya dan meringis. Seonggok daging berwarna merah bernama hati itu berdenyut nyeri. Sakit sekali kembali diabaikan suaminya sendiri.“Kapan kamu mau melihat keberadaanku, Mas? Apakah kamu begitu membenciku karena ulah Papa? Apakah ini caramu membalas perbuatan Papa, dengan menganggapku tak pernah ada?”Aneska menengadah, berusaha untuk menghalau bulir bening yang hendak meluncur turun. Namun, sekuat apa pun berusaha, dia tak sanggup menahan perih. Akhirnya, air mata itu luruh seiring tubuh yang bergetar hebat. Aneska menutup wajah dengan kedua telapak tangan. Suara isak tangisnya terdengar menyayat hati.Sementara dalam mobil yang berjalan, Elvano terus menghubungi Ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-25
  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   18. Rasa yang Mulai Ada

    “Butuh sesuatu, Mas?” tanya Aneska sambil memasang senyum semringah.Di depannya Elvano berdiri dengan tatapan dingin. Masih tampak jelas bekas jejak kesedihan yang menumpuk di mata sebening madu milik istrinya. Namun, merasakan ponselnya terus saja bergetar, pria itu segera berbalik dan memasuki kamarnya untuk menjawab panggilan.“Iya, Zaya. Ada apa?”“Mas sudah sampai rumah?”“Iya, baru saja. Kenapa? Kangenkah? Bukankah baru saja kita bertemu?”“Ih, Mas Elvan bisa saja. Iya, aku selalu saja kangen sama kamu. Rasanya enggak mau pisah.”“Sabar, Zaya. Sebentar lagi kita akan bersama selamanya.”“Bener, ya? Awas saja kalau kamu bohong. Jangan sampai gadis kampungan itu membuatmu melupakan aku.”“Tentu tidak, Zaya. Cintaku hanya untukmu seorang.”Mazaya terdengar tergelak di ujung telepon. “Ya, sudah, Mas. Selamat istirahat, have a nice dream.”Elvano terkekeh sambil menggeleng sebelum memutus panggilan. Lalu, mengempaskan tubuh ke ranjang sambil menatap langit-langit kamarnya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-26
  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   19. Rahasia Kita

    Aneska mengernyit heran. Dia hendak membuka mulut, tetapi suara Mala segera mengalihkan perhatiannya.“Nes, bukannya itu suami bule kamu, ya? Sama siapa dia? Kok, kelihatan mesra banget, sih.”Aneska berusaha melongok melewati punggung Gavin. Namun, pria itu menggeser tubuhnya hingga menutupi penglihatan kakak iparnya.“Minggir, Mas. Aku mau lihat. Apa benar itu Mas Elvan."“Enggak usah, Nes. Lebih baik kamu cepat pulang, kan? Takutnya Mas Elvan sudah nungguin.”Aneska mendengkus kesal karena terus dihalangi pandangannya. Dia mencebik sebelum menggeser paksa tubuh Gavin. Namun, pria itu bergeming. Dia bahkan memaksa Aneska untuk berbalik dengan memegang kedua bahunya.“Lepasin, Mas!” seru Aneska sambil berusaha melepaskan tangan Gavin. “Aku mau lihat untuk memastikan apa benar itu Mas Elvan.”“Kamu yakin, Nes?”Melihat Aneska mengangguk, Gavin perlahan melepaskan tangannya. Dia menyingkir sambil terus menatap dan memperhatikan ekspresi gadis di depannya. Sementara itu, Aneska

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-26

Bab terbaru

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   95. Akhir Bahagia

    Kehidupan pernikahan Aneska dan Elvano makin penuh kehangatan usai semua halangan yang sempat menghadang menghilang. Tinggallah kebahagian yang tengah melingkupi. Shanka makin aktif dan pintar di sekolah, janin kembar yang ada dalam kandungan Aneska juga berkembang dengan baik dan sehat. Dua hal itu yang membuat Elvano makin menyayangi anak dan istrinya.Usai sembuh dari sakitnya dan pulih, Elvano kembali menyambangi perusahaan The Golden Grup dan mengawasi anak buahnya. Dia juga melebarkan usaha di beberapa bidang untuk menambah pundi-pundi rekeningnya.Hubungannya dengan berbagai relasi bisnis berjalan dengan baik, sehingga bisnis yang dijalankan Elvano mengalami kemajuan dengan pesat. Namun, dia tidak mau silau dengan semua kekayaan yang didapat. Pria itu selalu menyisihkan beberapa persen dari penghasilannya untuk diberikan kepada yang membutuhkan. Semua itu tak luput dari perhatian Aneska yang selalu mengingatkannya.“Aku sudah engagk punya orang tua lagi, Mas. Aku merasakan b

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   94. Membaik

    Shanka kembali muntah dan membasahi ranjang. Dia menangis karena kerongkongannya sakit. Sambil menahan lemas di tubuh, dia menatap orang tuanya.“Enggak apa-apa, Sayang. Kita ke kamar mandi buat basuh tubuh kamu, ya? Biar Bunda yang bersihin ranjangnya.”Elvano memapah sang anak menuju kamar mandi untuk membilas tubuh dan menggantinya dengan baju yang bersih. Sementara, Aneska mengganti seprai dan segera membersihkannya. Lalu, membawa semua baju kotor itu ke tempat cuci sebelum kembali untuk melihat Shanka yang terbaring lemas di kamarnya.“Shanka bagaimana, Mas?”“Aku sudah memberi minyak angin dan mengurut punggungnya. Sepertinya sudah agak tenang. Mudah-mudahan dia bisa tidur setelah ini.”“Syukurlah kalau begitu.”Bertepatan dengan itu, terdengar suara pintu diketuk. Aneska menoleh dan mendapati Bi Minah sudah berdiri di ambang pintu. Wanita itu mendekat dan tersenyum.“Ada apa, Bi?”“Di bawah ada orang yang mau terapi Tuan, Nyonya.”“Makasih, ya, Bi. Tolong buatkan minum

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   93. Kepergian Mazaya

    Mendung menggelayut manja di langit pagi itu. Udara dingin perlahan membekap dan menyeruak di antara para pelayat yang datang ke area pemakaman. Tak ada air mata yang tampak mengiringi kepergian seorang wanita berparas cantik itu. perlahan, rintik turun membasahi bumi, mengisyaratkan bagaimana kewsedihan tengah menyelimuti orang-orang yang menghadiri pemakamannya.Aneska menggamit erat lengan Elvano yang berdiri sambil berpegangan pada kruk. Kacamata htam yang bertengger di hidungnya, mengaburkan gurat kesedihan yang membayangi selama prosesi pemakaman berlangsung. Sementara, di sebelahnya pria dengan manik mata biru itu menatap lurus gundukan tanah merah yang basah di depannya. Di balik kacamata hitam yang dikenakannya, tampak gurat kekecewaan yang kentara.Bersama pelayat yang pergi meninggalkan area pemakaman, Elvano berjalan tertatih menuju mobil bersama Aneska. Tak ada satu pun kata yang terucap dari mulut keduanya hingga sampai di dalam kendaraan.Aneska menggenggam erat jema

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   92. Memaafkan

    Aneska segera beranjak ke dapur dan kembali sambil membawa segelas air sebelum mengangsurkannya kepada Elvano.“Minum dulu, Mas. Tenangin diri kamu sebelum cerita apa yang sudah terjadi.”Elvano mengambil gelas dari tangan sang sitri sebelum meneguknya hingga tandas. Dia mengatur napas sejenak sebelum menatap lekat Aneska yang tampak cemas di sampingnya.“Aku tadi bermimpi, Sayang. Aku bermimpi kembali ke masa penyekapan Shanka di rumah orang tua Zaya. Aku melihat bagaimana mereka membuat anak kita ketakutan, Sayang.”Elvano menjeda ucapan karena perih kembali membayangkan apa yang sudah dilalui Shanka selama beberapa jam bersama Mazaya dan Arman. Dia menatap sang anak yang masih pulas tertidur di dekatnya. Tangannya terulur untuk mengusap kepala bocah itu. tepat saat itulah Shanka terjaga dan langsung mengerjap pelan.“Ayah kenapa?” tanya Shanka sambil mengucek mata dan beringsut duduk.“Ayah mimpi buruk tadi, Sayang. Maafkan Ayah, ya?” Elvano kembali mengusap kepala Shanka seb

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   91. Mengingat Semuanya

    “Memicu apa, Sayang? Aku enggak paham apa yang kamu bicarakan?”Aneska tersenyum tipis menanggapi pertanyaan suaminya. Dia memilih tak memperpanjang lagi pertanyaan untuk mencecar sebuah kejujuran. Wanita itu tak ingin sang suami merasa tertekan dan berujung kepada sakit kepala yang akhirnya menyiksa.“Enggak usah dipikirin lagi soal itu, Mas. Sekarang kita ke belakang, yuk!”Aneska mendorong kursi roda Elvano menuju halaman belakang, kemudian mengajaknya duduk di ayunan yang terletak di dekat kolam renang.“Kamu ingat saat kita di sini bertiga, Mas? kamu sama Shanka renang berdua dan aku duduk di sini sambil baca buku.”“Hem. Ingin rasanya menarikmu untuk ikut berenang. Sayangnya, tak pernah bisa.”Elvano terkekeh, pun dengan Aneska. Lalu, keduanya saling menautkan jemari sambil menerawang jauh. Hening meningkahi keduanya hingga beberapa jenak sampai terdengar suara Shanka dari ambang pintu.“Bunda, Shanka boleh main bola enggak?”Aneska menoleh dan mengangguk sekilas sambil

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   90. Faktor Pemicu

    “Kamu kenapa, Mas?” tanya Aneska dengan nada panik melihat Elvano makin meringis kesakitan.Wanita itu segera menyuruh sang sopir untuk berbelok arah menuju rumah alih-alih meneruskan lajunya sampai ke kantor. Sepanjang perjalanan, Aneska melihat wajah suaminya memucat dengan keringat dingin sebesar biji jagung memenuhi dahinya. Tangan pria itu sibuk memegangi kepala yang berdenyut hebat. Sementara, Aneska makin diperam kelesah sambil sesekali menatap jalanan.Setibanya di rumah, Aneska mendorong kursi roda sang suami hingga sampai di kamar. Lalu, membantunya berbaring di ranjang sebelum beranjak ke dapur untuk mengambil air minum.“Minum obatnya dulu, Mas.” Aneska berkata sambil menyerahkan obat pereda nyeri yang diberikan bersamaan dengan kepulangan Elvano dari rumah sakit.Elvano langsung meneggak obat bersama air minumnya, kemudian memejamkan mata sejenak untuk meredam nyeri yang terasa menyiksa. Melihat itu, Aneska langsung mengambil tisu dan mengelap keringat yang membasahi

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   89. Kembalinya Ingatan

    Aneska tergagap dan langsung mendorong dada suaminya saat mendengar suara teriakan Shanka. Lalu, menoleh dan mendapati raut penuh kemarahan terpancar dari wajah sang anak. Sementara itu, Elvano terkekeh dan memanggil Shank dengan melambaikan tangannya.“Ke sini, Jagoan!” titahnya yang langsung dituruti sang anak. “Memang apa salahnya Ayah sama Bunda menunjukkan kasih sayang dengan berciuman, hem? Itu salah satu cara untuk mempererat hubungan kami.”“Benarkah?”“Tentu saja. Apakah perlu Ayah tunjukkan juga dengan menciummu?” tanya Elvano yang langsung menyematkan kecupan di pipi sang anak.Shanka terkekeh geli karena cambang halus yang menumbuhi dagu sang ayah menyentuh permukaan kulitnya. Sayangnya, Elvano tak menggubris dan makin sering menciumnya.“Geli, Ayah. Sudah cukup! Geli!” seru Shanka sambil mendorong dagu sang ayah agar menjauh. “Bersihkan dulu itu baru nanti Shanka cium balik.”Elvano tergelak sebelum melepaskan sang anak. “Mandilah! Nanti kita ketemu di meja makan un

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   88. Kembali Pulang

    Usai Elvano terjaga dari tidur panjangnya selama sebulan, terapi untuk kesembuhannya mulai dijadwalkan. Kaki yang kaku karena terlalu lama berbaring, mulai menjalani pemijatan sebelum belajar untuk berjalan.Melihat semangat kesembuhan yang terpancar dari wajah sang suami, Aneska selalu mendampinginya. Wanita itu ikut menyunggingkan senyum dan menyemangati Elvano. Tak ada yang berubah dari diri pria itu, kecuali ingatan tentang kejadian saat pembebasan sang anak. Trauma yang mendalam akibat luka yang ditorehkan Arman, membuat Elvano kehilangan memori hanya saat kejadian penganiayaan itu.Aneska bersyukur karena kejadian buruk itu yang menghilang dari ingatan seorang Elvano. Dia sendiri pun tak ingin sang suami merasa sangat bersalah karena melihat Shanka ikut merasakan sakitnya terluka. Wanita yang tengah hamil itu selalu mengalihkan perhatian setiap kali Elvano bertanya apa yang menyebabkannya terbaring lemah di rumah sakit. Hanya kecelakaan tunggal yang dia jadikan alasan sakitnya

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   87. Kabar Bahagia

    Aneska langsung mendekat dan mengguncang tubuh Gavin. Namun, pria itu bergeming sejenak sebelum menghela napas panjang dan menatap lekat wanita di depannya.“Mas Elvan masih belum sadarkan diri, Nes. Tadi, dia sempat gagal napas. Untung saja, dia masih bisa kembali.”Aneska langsung membekap mulut dan meluruh ke lantai sambil terseduh. Hatinya berdentam lara karena bayangan buruk yang sempat melintas di kepalanya. Beruntungnya Tuhan masih berbaik hati memberikan kehidupan kepada sang suami.Gavin mendekat dan langsung membantu Aneska untuk berdiri, lantas memeluknya erat. “Sudah, Nes. Aku yakin sebentar lagi Mas Elvan pasti bangun dari tidurnya. Kamu jangan putus berdoa, ya?”Gavin melerai pelukan dan menatap lekat wajah wanita di depannya. Lalu, menuntun Aneska untuk duduk di bangku dan mengusap bahunya. Dia lakukan hal itu semata-mata hanya untuk menenangkan tanpa ada maksud lainnya. Melihat wanita di sampingnya sudah lebih tenang, Gavin bangkit dari duduk.“Pulanglah, Nes. Bia

DMCA.com Protection Status