Share

19. Gara-gara Kacang Almond

“Aku nggak pernah bilang untuk setuju makan siang bersama kamu. Kamu dengan seenaknya memutuskan sendiri lalu datang tanpa persetujuan dariku. Kamu—”

“Apa gunanya berbicara seperti itu sekarang? Kamu duduk di sini bersamaku artinya kamu setuju. Jangan berpikiran lagi, ayo makan.”

Kikan menggenggam kuat tangannya di bawah meja. Rasa kesalnya seperti sudah mencapai puncak. Kikan semakin kukuh memberi gelar ‘menyebalkan’ pada pria di seberangnya itu. Dewandra si paling menyebalkan.

“Aku di sini karena kamu memaksaku untuk ikut.” Suara Kikan terdengar penuh penekanan. Raut jengkelnya terang-terangan ia tunjukkan.

“Oh ya? Kapan aku melakukannya? Seingatku aku tidak pernah memaksa kamu untuk ikut. Kamu sendiri yang ingin ikut secara suka rela.” Dewandra mengembangkan senyumnya.

Kikan menggigit bibir bawahnya sebelum akhirnya menghela napas berat. “Dengan kamu yang bersikeras nggak akan pergi sampai aku membukakan pintu dan setuju untuk ikut, sama saja dengan kamu memaksaku. Kamu bahkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status