“Aku sangat merindukanmu,” ucap Nolan dengan nada lirih pada Olivia. Lalu dia mencium leher Olivia dengan lembut. Dia menghentikan sejenak menciumi setiap inci leher Olivia. Dia menatap wajah wanitanya itu dan tersenyum. Dia pun melepaskan satu per satu kancing kemejanya lalu dia melepaskan pakaian yang melekat di tubuh Olivia. “Aku akan memuaskanmu,” Nolan berbisik lalu dia kembali mencium bibir Olivia dengan agresif. Secara perlahan bibirnya mulai menelusuri setiap inci tubuh Olivia dan dia menghentikannya saat berada di dada Olivia. Dia memegang payudara Olivia dan meremasnya dengan lembut. Dia pun mencium salah satu payudara Olivia dan bermain di sana sejenak. Dia semakin bergairah saat merasakan tubuh Olivia menggeliat dan mendengarnya desahannya. “Nolan ....” Nolan tidak menimpali Olivia. Bibirnya malah kembali bekerja menciumi tubuh Olivia hingga kembali menggeliat. Dia berhenti saat sudah ada di dekat area sensitifnya dan melihatnya sejenak lalu memainkannya secara
“Olivia, aku serius dengan apa yang aku ucapkan. Aku mohon maafkan aku,” Miranda kembali berbicara. Dan sekarang wanita itu menangis memohon maaf. Olivia melihat Miranda yang mulai bersimpuh di bawah kakinya dengan air mata palsunya itu. Dia sama sekali tidak akan pernah percaya dengan permintaan dan wajah memelas ibu tirinya itu. “Bangunlah, Miranda! Kamu tidak berhak melakukan semua ini. Dia putriku dan sudah pasti putrimu juga,” ucap Leon sembari membangunkan Miranda. “Tidak! Aku pantas melakukan semua ini. Aku sudah banyak membuat masalah untuk Olivia. Aku juga sudah membuatnya sangat menderita.” Miranda begitu bersikeras untuk meminta maaf kepada Olivia. Dia terus bersimpuh dan tidak ingin berdiri sebelum putri tirinya itu memaafkan semua perbuatan yang sudah dilakukan olehnya. Olivia tersenyum kecut. Melihat sandiwara ibu tirinya. Dia juga melihat raut wajah ayahnya yang mulai kesal. Namun, dia tidak akan memberikan kemenangan bagi ibu tirinya itu. “Kamu ingin maaf darik
Olivia masih duduk di atas pangkuan Nolan sembari melihat orang yang masuk ke dalam ruang kerjanya tanpa izin. Dia merasa kesal juga mengapa tidak ada yang menghalangi orang itu.Dia menatap orang itu dan sekarang dia ingat dengannya. Orang itu adalah wanita yang ada di dalam mobil Nolan kemarin sore. Dia semakin kesal tetapi dia masih tetap duduk di atas pangkuan Nolan.
"Aku tidak peduli akan hal itu. Sebaiknya kamu simpan saja untukmu!” Olivia berkata pada ibu tirinya dengan nada datar.“Aku yakin jika kamu tahu semua ini. Maka kamu akan berpikir kembali untuk bersama dengannya.”Olivia kembali tersenyu
Olivia berusaha untuk melepaskan diri tetapi seseorang berhasil membekapnya hingga tidak sadarkan diri. Hingga akhirnya mereka bisa bernapas sedikit lega karena Olivia tidak memberontak. “Percepat mobilnya! Aku yakin bos sudah menunggu kita!” ucap seorang pria dengan kaus berwarna merah pada rekannya yang sedang memegang kendali setir. Mobil pun melaju dengan cepat dan akhirnya tiba di sebuah bangunan terbengkalai. Pria yang mengenakan kaus hitam menggendong Olivia dan membawanya masuk ke dalam bangunan itu. Dia mendudukkan Olivia di sebuah kursi kayu lalu mengikatnya dengan tali dengan erat. Tidak begitu lama Olivia pun tersadar dan melihat tiga orang pria sudah ada di depannya. “Siapa kalian?” “Itu tidak penting,” jawab pria dengan kau merah dengan nada datar. Olivia menyadari jika kedua tangannya terikat. Dia berusaha untuk melepaskan ikatan itu tetapi tidak bisa. Dia kembali menatap ke arah tiga pria yang ada di depannya. Dia sama sekali tidak mengenali mereka dan dia ya
“nona, sebaiknya Anda segera masuk karena pesawat yang akan membawa Anda akan segera berangkat!” “Tidak! Aku tidak akan pergi sebelum kamu menjelaskan semuanya padaku!” “Nona, mungkin setelah Anda tiba di Paris maka semuanya akan jelas.” Olivia pun sudah tidak bisa memaksa lagi asistennya itu. Dia masih menatap Adel dan merasa sedikit khawatir jika dirinya pergi. Dia yakin jika ibu tirinya pasti akan kembali ke perusahaan. “Bagaimana jika aku tidak ada di perusahaan? Aku yakin ibu tiriku akan kembali ke sana.” “Nona, tidak perlu mengkhawatirkan saya. Karena, Nyonya Miranda tidak bisa melakukan hal buruk kepada saya.” Ponsel Adel berdering. Dia mengambil ponselnya dari saku jasnya. Dia langsung mengangkatnya dan menyerahkan ponselnya kepada sang nona. “Tuan Nolan, ingin bicara dengan Anda.” Olivia mengambil ponsel Adel. Dia mendengarkan perkataan Nolan yang ada di ujung telepon. Dia semakin penasaran dengan wanita yang ada di depannya karena Nolan begitu yakin tidak akan te
Nolan semakin agresif menyesap bulatan kecil milik Olivia dan sesekali memulas dengan lidahnya. Sehingga membuat tubuh Olivia menggeliat dan melenguh. Olivia semakin menekankan tubuhnya ke dinding untuk menopang tubuhnya agar tidak terjatuh karena kedua kakinya terasa lemas. Dia kembali melenguh karena Nolan terus saja menyesap kedua payudaranya secara bergantian. “Aku menyukainya,” ucap Nolan setelah dia mendengar Olivia melenguh beberapa kali. Nolan pun kembali menjelajah setiap inci tubuh Olivia hingga ke perut dan akhirnya berhenti di depan area kewanitaannya. Dia menjulurkan jarinya dan memainkan klitorisnya. “Ahh ... Nolan ....” Olivia melenguh dan memanggil nama Nolan. Kedua tangannya memegang rambut Nolan dan meremasnya. Dia semakin tidak berdaya karena kenikmatan yang diberikan oleh pria itu. Lenguhannya semakin kencang tatkala Nolan mulai memulas klitorisnya. Dia menarik rambut Nolan karena gairahnya semakin memuncak. Tubuhnya menggeliat dan dia berusaha untuk mengh
“Miranda. Dia bukan yang sudah menculik aku?” sela Olivia sembari memasukkan satu sendok makan ke dalam mulutnya. Dia berpikir jika yang sudah menculiknya adalah ibu tirinya. Karena dia sangat mengenal Miranda yang ingin dirinya menderita dan meninggalkan pria yang ada di sampingnya saat ini. “Miranda tidak ada kaitannya dengan penculikanmu kemarin,” sambung Ian. Dengan yakin. “Jika bukan dia siapa? Aku sama sekali tidak memiliki musuh lainnya.” “Paula.” “Berani sekali dia!” ujar Nolan dengan nada dingin. Olivia terdiam. Dia masih memikirkan mengapa wanita itu melakukan semuanya. Padahal dia tidak pernah mengganggunya dan tidak melakukan hal buruk kepadanya. “Apa yang harus aku lakukan padanya?” tanya Ian pada Nolan. “Jangan lakukan apa-apa dulu padanya.” “Mengapa? Apakah kamu ada masalah jika dia kenapa-kenapa?” tanya Olivia dengan nada tidak suka. “Jangan ikut campur masalah ini! Biar aku yang urus, Paula!” Olivia mendelik. Dia tidak suka dengan jawaban yang diberikan