Serena terlalu asik menonton drama Korea hingga dia lupa waktu. Jam telah menunjukkan pukul satu dini hari, tapi Serena masih tertawa dengan apa yang dia tonton. Dia tidak sadar dengan kedatangan Kendrick, yang membuka pintu kamar dan masuk ke dalam.Kendrick juga tampak terkejut melihat Serena yang masih menatap layar ponselnya dengan fokus. Wanita itu tidak menyadari kehadiran Kendrick, dan dia terus menonton drama Korea dengan tidak berkedip.Kendrick tidak bisa tidak tersenyum melihat Serena yang begitu terobsesi dengan drama Korea. Dia berjalan mendekati Serena dan berdiri di belakangnya, memandang layar ponselnya dengan penasaran. "Apa yang kamu tonton?" tanya Kendrick dengan suara yang pelan.“Astaga Tuan, Anda mengagetkan saya,” pekik Serena yang terkejut. “Sepertinya sangat bagus hingga kamu lupa waktu.”Mendengar ucapan Kendrick membuat Serena langsung melihat jam. Dia pun terkejut mengetahui jika sudah pukul satu dini hari. “Anda baru selesai bekerja, Tuan?” tanya Serena
Serena sampai di kantor lima menit sebelum terlambat dan segera menuju ke ruangannya. Saat dia masuk, dia melihat Randy, atasan langsungnya, bersama dua orang wanita yang tidak dikenal. Serena meminta maaf karena baru datang, tapi Randy tidak mempermasalahkan itu."Tidak apa-apa, Serena. Saya ingin memperkenalkan dua rekan kerja baru kita," kata Randy sambil menunjuk ke dua wanita itu.Serena tersenyum dan mengucapkan selamat pagi kepada Randy dan dua wanita itu. Randy kemudian memperkenalkan mereka sebagai Melodi dan Sofia, dua rekan kerja baru yang akan menggantikan dua rekan yang dipecat sebelumnya.Serena merasa sedikit penasaran dengan kedatangan dua rekan kerja baru ini, tapi dia juga merasa senang karena bisa bekerja sama dengan orang-orang baru. Dia juga merasa sedikit lega karena Melodi adalah orang yang sudah dikenalnya sebelumnya, karena Melodi berasal dari devisi lain di perusahaan yang sama."Selamat datang, Melodi dan Sofia," kata Serena sambil tersenyum. "Saya senang bi
Di ruangan meeting yang dipenuhi dengan desas-desus bisnis dan klik-klik laptop, Kendrick duduk dengan postur yang tegap, matanya tertuju pada Serena yang sedang berdiri di depan ruangan. Serena, dengan penuh percaya diri, menguraikan poin-poin penting dalam presentasinya, gerakan tangannya yang lincah menambah bobot pada setiap kata yang diucapkannya.Sementara itu, Evan, yang duduk di sisi lain meja, juga tampak terpaku pada Serena. Mata Evan bergerak mengikuti setiap gerakan Serena, seolah-olah tak ingin melewatkan satupun detail dari apa yang disampaikan. Kedua pria tersebut, meski berbeda posisi, memiliki intensitas perhatian yang sama terhadap sosok wanita yang berbicara di hadapan mereka.Kendrick memperhatikan pandangan Evan terhadap Serena, dan dia merasa sedikit tidak nyaman. Dia mencoba untuk fokus kembali pada presentasi Serena, tapi dia tidak bisa tidak memperhatikan pandangan Evan yang terus-menerus terarah pada SerenaKendrick sesekali mengernyitkan dahi, mencatat beber
Serena yang baru datang mendekat ke arah ibunya, Lydia. Lydia terlihat senang dengan kedatangan Serena, dan wajahnya langsung bersinar dengan senyum."Serena, sayang! Ibu baru saja berbicara dengan Nak Kendrick," kata Lydia dengan nada yang bersemangat. "Dia bilang operasi akan dilakukan lusa!"Serena pun ikut senang mendengarnya, dan wajahnya langsung tersenyum. "Benar, Bu? Lusa sudah bisa dilakukan?" tanya Serena dengan nada yang penuh harapan.Lydia mengangguk, dan matahari yang masuk melalui jendela membuat wajahnya terlihat lebih cerah. "Benar, sayang. Nak Kendrick sudah mengatur semuanya. Ibu merasa lega sekali," kata Lydia dengan nada yang penuh rasa syukur.Serena pun merasa lega dan bahagia mendengar kabar tersebut. Dia memeluk ibunya dengan erat, dan keduanya saling menatap dengan mata yang penuh harapan dan kebahagiaan.Interaksi antara Serena dan ibunya, Lydia, tak luput dari perhatian Kendrick. Dia memperhatikan bagaimana keduanya saling memeluk dan menatap dengan mata ya
Serena terkejut ketika Evan berdiri tak jauh darinya, dengan mata yang penasaran. "Kenapa kamu ada di basement?" tanya Evan dengan nada yang santai.Serena tampak bingung harus menjawab apa, karena dia baru saja keluar dari mobil Kendrick dan berharap Evan tidak melihatnya. Dia tidak ingin Evan mengetahui tentang hubungannya dengan Kendrick, atau setidaknya tidak ingin Evan mengetahui tentang perjalanan mereka ke rumah sakit."Aku... aku hanya ingin mencari sesuatu," jawab Serena dengan nada yang tidak yakin.Evan mengangkat alisnya, penasaran dengan jawaban Serena. "Mencari sesuatu? Di basement?" tanya Evan dengan nada yang skeptis.Serena merasa semakin bingung dan tidak tahu apa yang harus dikatakan. Dia berharap Evan tidak akan terus bertanya, tapi Evan tampaknya tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan jawaban yang memuaskan.“Aku mencari Pak Kendrick, aku dengar dia akan kembali dan pergi lagi dan aku harus ke basement memberikan dokumen,” jelas Serena yang menoleh ke kanan ki
Evan tiba-tiba masuk ke ruangan Kendrick, disana masih ada Serena dan juga Julian. Kendrick pun bertanya dengan nada yang sedikit kesal, "Kenapa setiap kali aku bertemu dengan Serena, kamu selalu muncul, Evan?"Kendrick kesal dengan ekspresi yang Evan tunjukan dia pun kembali bertanya, "Apa kamu menghafal semua jadwal Serena? Kamu selalu muncul di waktu yang tepat, seolah-olah kamu tahu persis kapan Serena akan bertemu dengan aku."“Apa itu masalah untuk Kakak?” tanya Evan dengan senyum yang penuh arti. Serena yang berada di antara Kendrick dan Evan pun tampak bingung. Dan akhirnya dia memilih berpamitan untuk pergi dari ruangan Kendrick. Serena keluar dari ruangan Kendrick setelah berpamitan kepada Kendrick dan Evan. Dia berjalan ke arah lift dengan langkah yang santai, berharap bisa menghilangkan kesan yang tidak enak setelah pertemuan dengan Evan di ruangan Kendrick.Tapi sebelum lift itu menutup, Evan lebih dulu masuk dan berdiri di samping Serena. Mereka berdua berada di dalam
“Pasti ada kesalahpahaman. Suamiku tak mungkin menjualku!”Serena berkata dengan suara gemetar di hadapan pria yang sudah membelinya, Kendrick Alonzo. Di hadapan Serena, pria berwajah tampan itu menatap dengan dingin. “Tidak mungkin menjualmu? Begitu percaya diri.”Jawaban Kendrick membuat Serena merasa semakin merasa terdesak. Apalagi ditambah dengan latar belakang pria itu yang begitu berkuasa. Namun, meski begitu, dia menolak untuk percaya. Sebab, di kota ini, tak ada yang tidak mengenal tabiat Kendrick yang rela melakukan apa saja untuk mendapatkan yang ia inginkan.Bisa saja Kendrick menekan Leo dan memaksa suaminya itu menjualnya, kan? Sebab, menurut Serena, pernikahannya dengan Leo baik-baik saja dan cenderung damai tanpa ada masalah berarti.Oleh karena itu, Serena berjalan menjauh dan mencoba untuk menghubungi Leo, tapi sama sekali tidak diangkat. Dua kali mencoba, Serena mulai merasa gelisah.Samar-samar, Serena mendengar dengusan dari arah Kendrick sebelum kemudian suar
Serena membelalakkan matanya sejenak sebelum kemudian mengangguk pelan. Senyum getir tersungging di bibir Serena saat dia memalingkan wajah, diam-diam meminta maaf pada ibunya dalam hati.'Hanya dengan begini, Ibu bisa segera dioperasi…'“Bagus.” Kendrick menjawab sembari mengarahkan wajah Serena untuk menatapnya. Sedetik kemudian, Serena berteriak kecil karena pria itu telah menarik lembut tubuh Serena hingga terjatuh ke pangkuannya. Serena berusaha untuk menahan diri agar tak jatuh sepenuhnya ke dalam pelukan Kendrick dengan menahan dada pria itu menggunakan tangannya.Namun, hembusan nafas Kendrick yang panas di lehernya dan pijatan lembut pria itu di pinggangnya membuat tubuh Serena melemas."Ada peraturan yang harus kamu pahami saat bekerja bersamaku, Serena.” bisik Kendrick serak. “Jangan sekali-sekali kamu dekat dengan laki-laki lain. Mengerti?” Serena menjawab dengan anggukan kecil yang langsung membuat Kendrick tersenyum samar. “Mengerti, Tuan.”“Good.”Kendrick mengecup
Evan tiba-tiba masuk ke ruangan Kendrick, disana masih ada Serena dan juga Julian. Kendrick pun bertanya dengan nada yang sedikit kesal, "Kenapa setiap kali aku bertemu dengan Serena, kamu selalu muncul, Evan?"Kendrick kesal dengan ekspresi yang Evan tunjukan dia pun kembali bertanya, "Apa kamu menghafal semua jadwal Serena? Kamu selalu muncul di waktu yang tepat, seolah-olah kamu tahu persis kapan Serena akan bertemu dengan aku."“Apa itu masalah untuk Kakak?” tanya Evan dengan senyum yang penuh arti. Serena yang berada di antara Kendrick dan Evan pun tampak bingung. Dan akhirnya dia memilih berpamitan untuk pergi dari ruangan Kendrick. Serena keluar dari ruangan Kendrick setelah berpamitan kepada Kendrick dan Evan. Dia berjalan ke arah lift dengan langkah yang santai, berharap bisa menghilangkan kesan yang tidak enak setelah pertemuan dengan Evan di ruangan Kendrick.Tapi sebelum lift itu menutup, Evan lebih dulu masuk dan berdiri di samping Serena. Mereka berdua berada di dalam
Serena terkejut ketika Evan berdiri tak jauh darinya, dengan mata yang penasaran. "Kenapa kamu ada di basement?" tanya Evan dengan nada yang santai.Serena tampak bingung harus menjawab apa, karena dia baru saja keluar dari mobil Kendrick dan berharap Evan tidak melihatnya. Dia tidak ingin Evan mengetahui tentang hubungannya dengan Kendrick, atau setidaknya tidak ingin Evan mengetahui tentang perjalanan mereka ke rumah sakit."Aku... aku hanya ingin mencari sesuatu," jawab Serena dengan nada yang tidak yakin.Evan mengangkat alisnya, penasaran dengan jawaban Serena. "Mencari sesuatu? Di basement?" tanya Evan dengan nada yang skeptis.Serena merasa semakin bingung dan tidak tahu apa yang harus dikatakan. Dia berharap Evan tidak akan terus bertanya, tapi Evan tampaknya tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan jawaban yang memuaskan.“Aku mencari Pak Kendrick, aku dengar dia akan kembali dan pergi lagi dan aku harus ke basement memberikan dokumen,” jelas Serena yang menoleh ke kanan ki
Serena yang baru datang mendekat ke arah ibunya, Lydia. Lydia terlihat senang dengan kedatangan Serena, dan wajahnya langsung bersinar dengan senyum."Serena, sayang! Ibu baru saja berbicara dengan Nak Kendrick," kata Lydia dengan nada yang bersemangat. "Dia bilang operasi akan dilakukan lusa!"Serena pun ikut senang mendengarnya, dan wajahnya langsung tersenyum. "Benar, Bu? Lusa sudah bisa dilakukan?" tanya Serena dengan nada yang penuh harapan.Lydia mengangguk, dan matahari yang masuk melalui jendela membuat wajahnya terlihat lebih cerah. "Benar, sayang. Nak Kendrick sudah mengatur semuanya. Ibu merasa lega sekali," kata Lydia dengan nada yang penuh rasa syukur.Serena pun merasa lega dan bahagia mendengar kabar tersebut. Dia memeluk ibunya dengan erat, dan keduanya saling menatap dengan mata yang penuh harapan dan kebahagiaan.Interaksi antara Serena dan ibunya, Lydia, tak luput dari perhatian Kendrick. Dia memperhatikan bagaimana keduanya saling memeluk dan menatap dengan mata ya
Di ruangan meeting yang dipenuhi dengan desas-desus bisnis dan klik-klik laptop, Kendrick duduk dengan postur yang tegap, matanya tertuju pada Serena yang sedang berdiri di depan ruangan. Serena, dengan penuh percaya diri, menguraikan poin-poin penting dalam presentasinya, gerakan tangannya yang lincah menambah bobot pada setiap kata yang diucapkannya.Sementara itu, Evan, yang duduk di sisi lain meja, juga tampak terpaku pada Serena. Mata Evan bergerak mengikuti setiap gerakan Serena, seolah-olah tak ingin melewatkan satupun detail dari apa yang disampaikan. Kedua pria tersebut, meski berbeda posisi, memiliki intensitas perhatian yang sama terhadap sosok wanita yang berbicara di hadapan mereka.Kendrick memperhatikan pandangan Evan terhadap Serena, dan dia merasa sedikit tidak nyaman. Dia mencoba untuk fokus kembali pada presentasi Serena, tapi dia tidak bisa tidak memperhatikan pandangan Evan yang terus-menerus terarah pada SerenaKendrick sesekali mengernyitkan dahi, mencatat beber
Serena sampai di kantor lima menit sebelum terlambat dan segera menuju ke ruangannya. Saat dia masuk, dia melihat Randy, atasan langsungnya, bersama dua orang wanita yang tidak dikenal. Serena meminta maaf karena baru datang, tapi Randy tidak mempermasalahkan itu."Tidak apa-apa, Serena. Saya ingin memperkenalkan dua rekan kerja baru kita," kata Randy sambil menunjuk ke dua wanita itu.Serena tersenyum dan mengucapkan selamat pagi kepada Randy dan dua wanita itu. Randy kemudian memperkenalkan mereka sebagai Melodi dan Sofia, dua rekan kerja baru yang akan menggantikan dua rekan yang dipecat sebelumnya.Serena merasa sedikit penasaran dengan kedatangan dua rekan kerja baru ini, tapi dia juga merasa senang karena bisa bekerja sama dengan orang-orang baru. Dia juga merasa sedikit lega karena Melodi adalah orang yang sudah dikenalnya sebelumnya, karena Melodi berasal dari devisi lain di perusahaan yang sama."Selamat datang, Melodi dan Sofia," kata Serena sambil tersenyum. "Saya senang bi
Serena terlalu asik menonton drama Korea hingga dia lupa waktu. Jam telah menunjukkan pukul satu dini hari, tapi Serena masih tertawa dengan apa yang dia tonton. Dia tidak sadar dengan kedatangan Kendrick, yang membuka pintu kamar dan masuk ke dalam.Kendrick juga tampak terkejut melihat Serena yang masih menatap layar ponselnya dengan fokus. Wanita itu tidak menyadari kehadiran Kendrick, dan dia terus menonton drama Korea dengan tidak berkedip.Kendrick tidak bisa tidak tersenyum melihat Serena yang begitu terobsesi dengan drama Korea. Dia berjalan mendekati Serena dan berdiri di belakangnya, memandang layar ponselnya dengan penasaran. "Apa yang kamu tonton?" tanya Kendrick dengan suara yang pelan.“Astaga Tuan, Anda mengagetkan saya,” pekik Serena yang terkejut. “Sepertinya sangat bagus hingga kamu lupa waktu.”Mendengar ucapan Kendrick membuat Serena langsung melihat jam. Dia pun terkejut mengetahui jika sudah pukul satu dini hari. “Anda baru selesai bekerja, Tuan?” tanya Serena
“Nasi goreng seafood?” tanya Serena. “Iya, kamu bisa membuatnya bukan?”“Bisa Tuan.”Serena tampak aneh dengan keinginan Kendrick yang tiba-tiba meminta dia memasak. Tapi Serena tak berani bertanya lebih, dia hanya mengikuti ke inginkan Kendrick. Serena bergerak dengan lincah di dapur, memasak nasi goreng dengan teknik yang mahir. Dia tidak mengalami kesulitan sama sekali, seolah-olah memasak adalah hal yang paling alami bagi dia. Kendrick memperhatikan Serena dengan saksama, tidak melewatkan satu gerakan pun yang dilakukan olehnya.Kendrick berdiri di samping meja dapur, memandang Serena dengan mata yang penuh perhatian. Dia tidak bisa tidak memperhatikan cara Serena memotong sayuran dengan cepat dan tepat, atau cara dia mengaduk nasi goreng dengan spatula yang mahir.Serena sendiri tidak menyadari bahwa dia sedang diperhatikan oleh Kendrick. Dia terlalu fokus pada memasak, ingin membuat nasi goreng yang lezat untuk Kendrick. Tapi ketika dia secara tidak sengaja menoleh ke arah Ken
Serena terkejut dengan kedatangan Evan di rumah sakit. Dia segera menghapus air matanya dan bertanya dengan nada yang sedikit terkejut, "Evan, apa kamu lakukan di sini?"Evan tersenyum dan menjawab, "Aku ingin menjenguk Ibu kamu, Serena.”“Tapi dari mana kamu tahu ibuku dirawat disini?” Serena memandang Evan dengan mata yang sedikit curiga. “Aku mengikutimu, maaf,” ucap Evan. “Sungguh tidak ada maksud lain, aku takut terjadi hal buruk dengan kamu setelah kedatangan Leo tadi,” jelas Evan menyakinkan Serena. “Aku baik-baik saja, tidak ada yang akan terjadi.”Evan mengangguk-anggukan kepalanya, “kalau begitu boleh aku masuk, aku ingin melihat kondisi ibu kamu.”Serena terdiam tapi setelah menimbang, dia memutuskan untuk membiarkan Evan masuk. "Baiklah, tapi kamu harus berhati-hati. Ibu aku sedang tidur," kata Serena dengan suara yang pelan.Evan mengangguk dan berjalan dengan pelan ke dalam kamar, tidak ingin membangunkan Lydia. Dia hanya sebentar di dalam kamar, memandang Lydia dengan
Teresa berjalan dengan cepat menuju ke ruangan Kendrick, dengan ekspresi yang khawatir dan terkejut. Dia baru saja mendengar kabar bahwa Kendrick terluka, dan dia ingin segera mengetahui keadaan Kendrick.Saat dia masuk ke ruangan Kendrick, Teresa langsung bertanya tentang keadaan Kendrick. "Kendrick, apa yang terjadi? Mama baru saja mendengar bahwa kamu terluka," kata Teresa dengan suara yang khawatir.Kendrick terlihat baik-baik saja, dan dia tersenyum untuk menenangkan Mamanya. "Aku baik-baik saja, Ma. Tidak ada luka yang serius," kata Kendrick dengan suara yang tenang.Teresa tampak kesal karena tidak ada yang mengatakan tentang kondisi Kendrick kepadanya. "Mengapa tidak ada yang memberitahu Mama tentang ini?" kata Teresa dengan suara yang sedikit keras.“Karena tidak ada luka serius, Ma. Jangan khawatir tentang aku.”Teresa menghela nafasnya dia lalu duduk di sofa dan tak lama kemudian Sandra masuk membawa teh hangat untuk Teresa. Sedangkan Serena yang berada di ruangannya tampa