Dan Syifa yang menunggu di balkon dia menunggu David yang tengah masuk kedalam,Syifa yang duduk dia menikmati udara malam yang sangat menyejukan, dan dia tiba-tiba berpikir keadaan keluarganya setelah ditinggalkan.Saat Syifa sedang bermain dengan lamunannya ternyata David datang dengan 2 cangkir kopi susu yang ada di tangan kanan dan kirinya.“Ini minum.” seru David yang sambil menyodorkannya di hadapan Syifa.Syifa pun tersenyum melihat perlakuan David kepada dirinya.Yah bagaimana lagi seorang perempuan akan luluh dengan perhatian hal-hal kecil yang sangat menyentuh.“Terimakasih ya.” jawab Syifa dengan tersenyum tipis di bibirnya.Baru kali ini David melihat senyum tulus dari Syifa, dan David berharap jika kedepannya dengan Syifa bisa lebih baik dari sekarang.Di sisi lain Lidya yang sedang tertidur di kamarnya seketika kaget kala mendengar suara ketukan pintu kamarnya.Dan Lidya pun dengan berat hati akhirnya turun dari tempat tidurnya. “Siapa sih malam-malam gini?” tanyanya da
“Ya sudah kalau begitu.” jawab Lidya yang tengah duduk dihadapan Aldi.Lidya melihat Aldi yang tengah serius dalam bekerja, dia adalah laki-laki yang sangat miliki etos kerja yang tinggi.Lidya menyangga kepalanya dengan dua tangannya, dan dia memperhatikan Aldi yang sedari tadi mengevaluasi semua yang ada di catatan laporan yang berada di depannya.“Dia sebenarnya tampan namun kenapa dia galak sih, aku kan gak bisa di galaki.” gumam Lidya.Namun Lidya langsung menepis itu dia pun di pikirannya kembali muncul dengan kebencian-kebencian yang di rasakan kepada Aldi.Karena bagi Lidya Aldi itu sudah sangat keterlaluan terhadap dirinya.“Kenapa kamu melihat ku sampai segitunya?” tanya Aldi yang membuyarkan lamuan dari Lidya.Lidya yang mendengar itu terkejut, “Siapa juga yang lihatin kamu, kepedean sekali anda.” jawab Lidya yang tak ingin kalah dari Aldi.Sejatinya wanita itu akan luluh dengan seorang laki-laki bahkan dia bisa memberi perhatian lebih atau bahkan dia juga akan jauh nurut
“Ini segera pakai bajumu, sampai kapan seperti ini.” seru Arseno sambil memberikan pakaian dalam Sintia yang berada di tangannya.Arseno yang berdiri sambil membelakangi Sintia dia hanya bisa menghembuskan nafasnya, kali ini sintia benar-benar sedang menguji dirinya.Dan Arseno Pun melangkahkan kakinya berniatan untuk segera keluar dari kamar Sintia.Dan lagi-lagi langkahnya terhenti kala Sintia yang berada di balik badannya meminta tolong kepada dirinya.“Sayang boleh gak aku minta tolong?” seru Sintia yang menghentikan langkah Arseno.Arseno yang mendengar itu dia tak habis pikir dengan Sintia yang berusaha menguji kesabarannya. “Lihat saja kalau kamu sudah sembuh, kamu goda aku akan ku lakukan saat itu juga, siapa suruh pancing-pancing aku.” gumam Arseno yang sudah tampak kesal terhadap Sintia.Dan Arseno pun membalikkan badannya dan dia pun melangkahkan kakinya mendekati Sintia yang tengah berdiri di dekat tempat tidurnya.“Apa lagi?” tanya Arseno.Sintia pun memberikan baju dalam
“Eh apa sih bapak ini, aneh sekali.” jawab Nini.Dan Arseno pun berangkat bekerja, dia berangkat dengan menaiki mobilnya sendiri.Di depan pintu gerbang Arseno yang berada di dalam mobil dia memberitahu pak Maman untuk mengantar Sintia ke rumah sakit.Dan pak Maman pun menganggukan kepalanya. “Siap pak, hati-hati di jalan pak.” jawab pak Maman sambil melihat kepergian mobil Arseno yang terus menjauh dari dirinya.Pak Maman pun berdiri sambil menggelengkan kepalanya melihat bosnya yang sedikit ramah kepada dirinya.Dan pak Maman sangat memuji Sintia karena bisa mengubah sikap tuan mudanya tersebut.“Wah kerja bagus mbak Sintia biasa mengubah singa menjadi kucing.” ujar pak Maman sambil cengengesan.Di sisi lain Arseno yang sedang berangkat ke kantor dia terus saja menerima panggilan telepon dari para koleganya yang banyak mempertanyakan kebijakan nya mengenai pengambilan barang mentah dalam negeri.Mereka sedikit kurang setuju karena bahan mentah dari dalam negeri kualitasnya kurang ba
Arseno pun merasa pikirannya sudah penuh dia pun memutuskan untuk pulang lebih awal.Arseno melihat jam yang melingkar di tangan kirinya, jam yang berwarna hitam yang didesain khusus jam tangan laki-laki yang sangat elegan.“Jam 2 siang.” ujarnya lirih.Dan Arseno meraih ponsel yang berada di meja yang terletak di depannya.Arseno sedang ingin menelpon Sintia untuk mengetahui keberadaannya.Selang tak beberapa lama akhirnya panggilan teleponnya diangkat oleh Sintia.“Hay sayang.” sapa Sintia di balik telepon.Mendengar Suara Sintia membuat Arseno merasa sedikit tenang beban pikirannya rasanya sedikit berkurang.“Dimana sekarang sayang? Apa sudah ke rumah sakit?” tanya Arseno sambil menyenderkan kepalanya di kursi dan menatap langit yang tengah membiru.Sintia pun menjelaskan jika dirinya sudah ke rumah sakit dan dia juga menceritakan jika lukanya sudah sembuh namun kulitnya sedikit kemerahan.“Emm keadaan tangan ku sudah lebih baik sayang, oh iya aku besok bisa bekerja kembali. Aku k
“Eh ngelunjak sekali kamu sayang.” jawab Singkat Sintia.Dan Arseno yang mendengar itu dia pun beranjak dari duduknya dan dia berusaha untuk menyudahi semua perdebatan dengan Sintia.Dan sebelum pergi Arseno mempertegas lagi aturannya ke Sintia.Ya memang diakui dari awal Arseno itu adalah sosok yang dingin dan dia juga sifatnya sangat keras jadi Sintia gak heran dengan sifat Arseno yang terkesan posesif kepada dirinya.Sintia yang berzodiak taurus memang di kenal dengan orang yang batu, dia sangat keras dalam pendirian namun jika sikapnya berubah seperti Sintia maka jangan heran berarti hatinya benar-benar dikuasai oleh cinta, cintalah yang bisa menaklukan wanita yang berlambang banteng tersebut.Dan Sintia yang duduk bersandar di tempat tidurnya melihat Arseno yang beranjak pergi keluar dari kamarnya.Sintia yang melihat itu dia pun tersenyum di sudut bibirnya.ĺArseno yang keluar dari kamarnya dia pun masuk ke kamarnya sendiri.Dia oun melepas baju yang menempel di badannya dan men
Dan di bawah tangga ternyata ada Nini yang sedang keluar dari kamar bu Ratih.Nini melihat tuan mudanya yang sedang membawa tas wanita itu langsung seketika kembali masuk ke kamar bu Ratih.Nini berniatan untuk melaporkan kejadian yang dilihatnya barusan.“Nyonya nyonya saya lihat barusan bapak lagi turun ke bawah sambil membawa sebuah tas wanita pasti tas itu milik mbak Sintia.”ujar Nini yang sangat heboh dalam bercerita.Bu Ratih yang sedang tertidur dia pun tersenyum tipis di sudut bibirnya dia merasa bahagia jika anaknya sudah mau membuka hati.Bu Ratih sempat berpikir jika dirinya tak memiliki keturunan sebagai pewaris tahta kekayaan miliknya.“Terimakasih ya Nini sudah memberitahu saya, sekarang kamu bisa keluar lagi dan bekerja kembali.” jawab bu Ratih.Dan Nini yang mendengar itu dia pun menganggukan badannya sebagai tanda permisi dan segera keluar.Dan Nini pun langsung menuju ruang makan dan di sana sudah ada Arseno yang sudah duduk namun belum makan.“Nini mama sudah makan
Arseno yang mendengar itu dia hanya terdiam dan berpura-pura untuk tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Sintia.Dalam diamnya dia terus saja menggoda Sintia dengan jari usilnya.Lift pun terbuka dan semua orang pun keluar dari pintu lift kecuali Sintia yang harus naik 2 lantai lagi di atasnya.“Loh kok gak keluar bapak, kan ruangan bapak ada di lantai ini?” tanya Sintia dengan nada yang pelan-pelan.Arseno terdiam namun bibirnya tersenyum tipis, dan di pun tak ingin menanggapi apa yang dikatakan Sintia.Dan pintu lift pun tertutup kembali di dalam lift hanya tersisa mereka berdua dan Arseno pun menggerakan tangan kanannya dan merangkul kepala Sintia.Sintia yang diperlakukan seperti itu dia pun terkejut. “Apa sih yank, gak enak tahu dilihat orang.” seru Sintia yang berusaha melepaskan diri dari Arseno.Namun semakin Sintia memberontak semakin erat tangan Arseno di pundak Sintia.Dan Arseno pun segera melepaskan kepala Sintia dari cengkramannya karena sebentar lagi pintu Lift terbu
Dan Arseno pun melamar Sintia di hadapan mamanya yang bernama bu Ratih dan bu Ratih yang melihay itu dia tersenyum di sudut bibirnya.Malam ini dia merasa sangat bahagia karena anak semata wayangnya sudah memiliki tambatan hati."Aku harap kalian segera menikah memiliki cucu." seru bu Ratih yang langsung mengulti mereka.Apa yang dikatakan bu Ratih membuat Sintia yang sedang duduk di dekatnya tersipu malu, dia tak menyangka jika calon mertuanya itu benar-benar baik kepada dirinya dan sudah menganggapnya seperti anak sendiri.Dan mereka berdua pun saling bertatapan satu sama lain keduanya saling melempar senyum sebagai tanda bahagia di antara mereka.Mereka pun melanjutkan makan malam di bawah sinar rembulan dan gemerlap lampu kota yang terlihat di seberang danau.Sepoyan angin menerpa wajah mereka dan menimbulkan rasa dingin di kulit,Kebahagiaan menyelimuti mereka di bawah Dinginnya malam.Jam sudah menunjukkan pukul 10. 00 malam dan Arseno pun mengajak untuk segera pulang.Karena
Dan Arseno langsung pergi meninggalkan Tiara seorang diri dan dia pun langsung menutup pintunya rapat rapat dia tak ingin Tiara itu datang lagi ke rumahnya karena dia sudah merepotkan keluarganya selama ini.Dan Tiara pun langsung pergi meninggalkan rumah Arseno dia pun mengendarai mobilnya dan di dalam mobil sambil mengemudi dia menelepon vivian."Kamu ada dimana?" tanya Tiara.Dan Vivian pun menjelaskan kepada Tiara mengenai keberadaannya saat ini dan Tiara pun yang diberitahu oleh Vivian dia pun melajukan kendaraannya menuju tempat Vivian.Dan mereka berdua merencanakan akan pergi ke kantor Arseno dan akan mengambil semua yang ada di sana. Vivian dan Tiara pun setuju namun sebelum mereka mulai rencanakan itu terlebih dahulu Vivian mengirim sebuah pesan kepada Arseno dan itu sebuah pesan ancaman jika Sintia akan di buat tak bernyawa.Vivian pun mau ngirim pesan singkat itu kepada Arseno supaya Arseno merasa sangat khawatir kepada Sintia sehingga dia tidak bisa ke kantor dan itu
Tiara yang mendengar itu dia pun langsung berlari untuk keluar dari rumah Arseno.Dia sangat merasa kecewa dengan apa yang dikatakan oleh mama angkatnya tersebut dan apa yang diucapkan itu membuat dirinya merasa sakit hati.Pada saat dia pergi keluar dari rumah Arseno suami tiara pun langsung bergegas pergi meninggalkan rumah Arseno menyusul istrinya.Meskipun suami Tiara sudah tak mampu lagi menghadapi watak dan tabiat Tiara namun dia memiliki hati dia masih memahami apa yang telah dipikirkan oleh Tiara.Dan suami Tiara melihat Tiara pergi mengendarai mobilnya dan meninggalkan dirinya seorang diri di halaman rumah Arseno membuat suami Tiara merasa sedikit kecewa namun bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur.Saat suami tiara sedang berdiri menatap kepergian Tiara tiba-tiba muncullah Arseno dari belakang dan itu sangat mengejutkan baginya."Kakak silahkan kalau mau pakai mobilku silahkan kamu bawa." ucap Arseno kepada suami Tiara.Suami Tiara yang mendengar apa yang dikatakan oleh A
Arseno oun menepuk pundak Arga yang tak lain masih saudaranya itu.“Tenang saja siapapun yang bekerja dengan ku akan ku bantai habis-habisan.” jawab Arseno dengan diselingi senyum di sudut bibirnya.Dan Arga pun mendekati Arseno dan berbisik di telinga kanan Arseno. “Jangan di suruh ngelembur dia ya.” ujar Arga.Arseno pun tak menjawab dia hanya tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh Arga, Arga seperti tak rela jika terjadi sesuatu kepada Nindy wanita yang dicintainya.Arseno pun beranjak dari duduknya dan berpamitan kepada para rekannya. “Ya sudah ya aku pulang dulu ya?” seru Arseno sambil tangannya meraih tangan Sintia.Dan akhirnya mereka pun pulang dari tempat mereka berkumpul, Arseno langsung menancapkan gasnya untuk segera pulang karena jam sudah hampir larut malam.Sintia yang duduk disamping Arseno dia pun terlelap dengan tenangnya membuat Arseno yang duduk di sampingnya merasa sangat bahagia melihat wanita yang dicintainya begitu sangat manja kepada dirinya.Tak terasa sud
Pukul 7 malam Arseno sudah siap untuk pergi makan malam dengan para rekannya.Arseno memakai kaos berwarna hitam dengan bawahan dengan warna senada.Arseno pun mengetuk pintu kamar sintia.Dan Sintia pun keluar dari kamarnya dengan raut wajahnya yang cantik.Dia memakai sebuah jaket yang berwarna biru muda dengan bawahan celana yang berwarna hitam.“Ayo berangkat.” seru Arseno yang mengajak Sintia untuk berangkat.Sintia pun keluar dengan menenteng tasnya yang berwarna hitam.Mereka pun pergi bersama-sama menuju sebuah restoran dimana mereka mengadakan makan malam bersama.Mereka menghabiskan waktu perjalan sekitar 20 menitan dari rumah Arseno, yah memang rumah Arseno terletak di kawasan central bisnis.Mereka berdua masuk ke dalam restoran dan ternyata semua sudah berkumpul disana.“Kita sambut pasangan serasi kita big boss dan sang asisten.” teriak Nindy dengan wajah yang sangat gembira.Aldi yang sedang duduk dan minum mendengar itu dia pun tersedak. “Haahhhh yang benar?” tanya Al
“Oke jika itu yang kamu mau Nin aku akan atur waktu untuk pertemuan kita secepatnya, tapi aku mohon berubahlah bersikap hangat kepada ku, anggap saja kita mulai dari awal hubungan ini.” jawab Arga.Arga pun meraih tangan Nindy dan menggenggamnya dengan erat namun tetap saja Nindy seperti acuh tqk acuh.Saat Nindy melirikan kedua bola matanya terlihat Arga yang sedang menundukan kepalanya,Arga terlihat seperti dia menahan air matanya yang sepertinya ingin jatuh, melihat itu Nindy merasa hatinya seperti tersentuh. “Ya sudahlah kita mulai lagi dari awal, tapi ingat ya jika kamu ulangi lagi masalah seperti ini aku akan membuatmu jauh lebih menderita dan aku pastikan kamu tak akan bahagia karena menyakiti ku.” seru Nindy yang sedikit dengan bernada ancaman kepada Arga.Arga yang mendengar itu dia pun menganggukan kepalanya sebagai tanda bahwa dia mengerti.Arga pun tersenyum di sudut bibirnya, dia merasa bahagia kini Nindy sudah mulai tak cuek lagi kepada dirinya.Keesokan harinya di kant
“katakan apa permintaanmu.” jawab Nindy dengan wajah yang juteknya tersebut yang tak bisa dibohongi lagi.Arga pun menghembuskan nafasnya dalam-dalam dan dia melangkahkan kakinya satu langkah kedepan untuk lebih dekat dengan Nindy. “Aku ingin malam ini kita makan malam berdua,” jawab Arga.Nindy yang duduk di kursi meja kerjanya dia terdiam, dia tak tahu apa yang akan direncanakan oleh Arga kepada dirinya.“jika kamu mau makan malam dengan ku malam ini, aku janji akan pergi dari hidupmu dan tak akan mengganggumu lagi.” lanjut Arga yang memastikan sekali lagi kepada Nindy.Nindy pun mengiyakan apa yang menjadi permintaan Arga kepada dirinya. Dan Nindy pun melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.“Aku nanti malam pulang jam 7, sekarang kamu bisa keluar jangan ganggu aku.” seru Nindy.Dan Arga pun melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Nindy dengan perasaan dan harga diri yang terjun bebas di hadapan Nindy.Namun Arga rela melakukan itu, karena sekarang dirinya telah sadar jika perasaa
Dan David pun mengantar Syifa ke kamarnya, dengan nafas yang sudah ngos-ngosan David berusaha sekuat tenaga untuk supaya lekas sampai di kamar Syifa yang letaknya di dekat kamarnya.Dan langkah yang sedikit cepat akhirnya David sampai di kamar Syifa dan meletakan tubuh Syifa di atas tempat tidur.Dan David pun menata bantal Syifa supaya lebih nyaman untuk kepalanya.“Sebentar ya aku ambil air putih dulu buat minum obat.” seru David sambil pergi melangkahkan kakinya untuk keluar ke dapur.Syifa yang tengah berbaring dia meringis kesakitan dengan tangan yang masih memegang perutnya.Syifa memejamkan matanya secara erat dan merasakan sensasi perut yang sudah tak bisa dijelaskan lagi rasanya.Dan David pun masuk kamar Syifa dan dia pun mengulurkan obat serta segelas air putih. “Ayo minum dulu.” seru David kepada Syifa.aDengan tangan sangat bergetar Syifa pun meminum obatnya dengan mata yang sendu karena sudah tak memiliki kekuatan.Dan David pun meletakan gelas yang berisi air putih itu
Sintia pun menatap Arseno dengan tatapan sendunya yang terlihat sangat jelas di matanya,Dan Sintia pun memeluk Arseno dengan pelukan yang penuh sandaran karena sudah tak kuat dengan apa yang tengah dirasakannya saat ini.“Sudah ya kamu jangan sedih ada aku disini yang akan membantu semua masalah yang terjadi pada mu sayang, lupakan masa lalumu lihat lah dirimu yang sekarang yang lebih beruntung ketimbang saudara tirimu.” lanjut Arseno yang tak henti-hentinya memberi nasehat kepada Sintia.Dan hari semakin sore Arseno pun mengajak pulang Sintia ke hotel, dan Arseno juga melihat keadaan Sintia yqng jauh lebih baik daripada tadi.Untung saja Arseno adalah laki-laki yang dewasa jadi dia bisa sedikit mengontrol SintiaSekarang Sintia sudah mulai bisa mengontrol emosinya lebih baik lagi.Di sisi lain di kantor cabang yang berada di barat, Syifa, Lidya, David serta Aldi merayakan keberhasilan mereka dalam mengurus kantor cabang yang terlibat korupsi para petingginya.Mereka merayakan kesu