“Hahhh tumben saja bos kita seperti ini, emang ada apa ya?” tanya Syifa kepada Lidya.Lidya pun mengangkat bahunya sambil menggelengkan kepalanya karena ini tak sesuai dengan biasanya,Biasanya jika ada masalah meeting penting pasti bosnya turut serta ini tak biasa mereka di lepas kendalikan.“Ahhh sudah lah berhubung atasan kita gak ada yang datang jadi meeting kita jalankan dengan santai saja tak perlu terlalu formal.” seru Aldi yang sudah ingin memulai membuka jalannya rapat.Mendengar itu Lidya pun mengeluarkan berkas yang ada di tas jinjingnya.Namun sebelum memulai rapat, Syifa tangannya menggeprak meja dan dia pun menghembuskan nafas kesal nya.Brrakkkk.“Sialan aku mau dipindah di kantor cabang yang sedang terlibat korupsi.” serunya dengan nada yang sangat kesal dan mengeluarkan unek-unek di hatinya.Lidya pun yang mendengar itu dia sangat terkrjut dan dia pun berusaha memberi support Syifa dengan mengelus pundak Syifa dan dia pun menyuruh Syifa untuk sabar.Dan tak lupa Lidya
“Em kamu bisa menghandle kasus yang baru masuk di saya, kalau kamu bisa hari ini juga kamu bisa langsung bekerja.” seru Arga kepada Lia.Jujur saja Arga terpanah, dan dia pun tak peduli wanita yang di hadapannya mampu atau tidak, yang terpenting dirinya sekarang bisa mendekatinya.Itu adalah trik Arga namun nanti jika Arga sudah bosan dia akan memberikan banyak tugas ke karyawan tersebut sebagaimana qmestinya dan nanti jika karyawan tersebut kuat menghadapi tuntutan pekerjaan dia akan diangkat karyawan tetap.Namun terkadang sebagai wanita juga terlena dengan rayuan laki-laki sehingga diri mereka tak sadar dan saat sudah mendapatkannya maka laki-laki tersebut akan membuangnya begitu saja.Maka Dari itu jika cinta Arga sudah hilang dia akan mengetes mental wanita itu semestinya, dan iti sudah sering dia lakukan berulang kali kepada karyawan wanita yang di bawahnya.Dan banyak juga di antara mereka yang mengundurkan diri dari Arga karena sudah tak kuat menghadapi sikap Arga.Maka kebany
Entah lah mengapa Arseno sekarang hatinya merasa sangat berat, ada perasaan yang tak bisa di jelaskan oleh perasaannya sendiri yang jelas itu perasaan tak ingin kehilangan.Dan Arseno melangkahkan kakinya dan di otaknya terus banyak pikiran yang sudah menumpuk dan harus segera di bereskan satu persatu.Pikiran akan banyaknya tuntutan pekerjaan dan yang jelas dirinya sudah memliki kekasih jadi prioritas dalam hidupnya bukanlah semata-mata tentang pekerjaan tapi ada wanita yang harus dia jaga dan dia bahagikan.Perjalanan cinta yang terbilang sangat singkat, Dan dia pun menjadikan Sintia sebagai kekasih itu belum sepenuhnya hatinya merasakan cinta dengan Sintia.Namun setelah beberapa hari menjalin hubungan komitmen dengan Sintia membuat Arseno tak ingin jauh-jauh darinya.Sampailah di mobil yang terdapat di parkiran, Arseno langsung masuk kedalam kursi pengemudi dan dia pun menolehkan kepalanya ke belakang kursi penumpang untuk melihat keadaan Sintia yang berada di posisi duduk belak
Sampailah mereka di apartemnt miliki Arseno yang berada di kawasan pinggiran kota, Arseno sengaja dia membeli apartemen yang berada di paling atas karena dia senang akan melihat pemandangan langit nan senja.Jadi selama ini apartemennya dalam waktu beberapa bulan terakhir jarang dikunjungi karena banyak pekerjaan yang mendesak pada dirinya supaya cepat diselesaikan.Sintia yang baru saja menginjakan kakinya di apartemen Arseno dia sangat tertegun dengan konsep apartemen tersebut yang memiliki desain klasik nan kalem.“Wahhh sangat rapi.” seru Sintia yang masuk ke dalam apartemen sambil kepalanya menatap setiap sudut apartemen tersebut.Dan Sintia pun melangkahkan kakinya untuk mendekati sofa dengan latar belakang sebuah kaca besar yang memperlihatkan keindahan langit senja yang sudah bersiap menjelang malam.“Kamu hati-hati luka mu belum sembuh betul,” sahut Arseno.Dan Sintia yang mendengar itu dia pun menganggukan kepalanya dan akhirnya dia pun duduk di sofa sambil melihat matahari
“Bagaimana aku tak bisa mendapatkannya, aku adalah wanita taurus apa yang aku inginkan pasti aku dapatkan.” jawab Sintia dengan kesombongan dirinya karena bisa menaklukan bosnya yang terkenal dingin dan tak peduli terhadap orang lain.Dia juga digadang-gadang orang yang sangat menjaga betul kehidupan pribadinya dan itu sangatlah sulit masuk ranah pribadinya.Dan tak mudah juga untuk mendapatkannya karena dirinya tak suka di kejar-kejar wanita.Yang jelas di dalam diri Arseno yang memiliki lambang panah itu orang yang energik, tegas dan sangat berorientasi pada kerja nya.Ohh itu yang membuat Sintia merasa terkagum-kagum dengan Arseno.“Oh iya aku lupa kalau kamu adalah wanita taurus yang apapun diinginkan kamu harus bisa dapatkan. Oh jangan-jangan kamu mendapatkannya karena kamu memiliki hasrat sensual yang tinggi dan itu adalah kelebihan taurus dan kamu pergunakan untuk menjebak pak Arseno supaya jadi kekasih mu?” tanya Nindy yang sedikit menodong untuk ingin mengetahui lebih dalam
Dan Arsneo pun setelah selesai mengisi bak mandi dengan air hangat dia pun keluar dari kamar mandi yang berukuran lumayan besar dan mewah yang dilengkapi dengan wastafel serta bathup untuk berendam.Arseno keluar dengan langkah sedikit ragu dan Sintia pun yang berada di depan kamar mandi menunggu Arseno untuk keluar.Jujur saja Sintia sedikit rasa gelisah, Sintia takut jika Arseno berpikir yang tidak-tidak tentang dirinya.“Ayo segera mandi.” seru Arseno sambil keluar membawa handuk berwarna putih besar itu.Dan Arseno pun berdiri di belakang Sintia dan dia pun memasang handuk untuk melilit tubuh Sintia.Dan Arseno pun mengangkat kaos Sintia yang berada di dalam lilitan handuk,Dan Setelah kaosnya bisa terlepas Arseno sedikit berpikir bagaimana cara melepas dalaman Sintia yang terletak di dadanya.Dan Arseno menyuruh Sintia untuk mengendorkan lilitan handuknya supaya tangannya bisa masuk merogoh kedalam balutan handuk Sintia untuk melepas pengait dalamannya tersebut.Dan Sintia yang b
Mereka pun tidur dalam satu tempat tidur, Arseno sangat begitu tak sadar dengan apa yang tengah terjadi, yah maklum saja ngantuk sudah melandanya membuat dirinya tak bisa menahan rasa kantuknya itu .Disisi lain Syifa, Lidya, David serta Aldi sudah sampai di bandara dan menurut Aldi bahwa Arsneo sang bosnya mengatakan bahwa mereka akan dijemput oleh sopir sewaan kepercayaan Arseno yang bertugas untuk menjaga mereka di wilayah yang sangat begitu sedikit bahaya bagi mereka.“Mana sih kok belum ada yang jemput?” tanya Lidya kepada Syifa, david serta Aldi.Mereka pun berdiri berempat dengan letak yang sejajar dengan mengenakan kacamata hitam yang menempel di batang hidung mereka.Mereka sedang berdiri menunggu sopir kepercayaan Arseno yang konon katanya akan menjemout mereka.Dan setelah sekian lama Syifa berdiri dia pun tersadar ada seorang laki-laki yang memakai sebuah jaket kulit dengan kacamata hitam yang menempel di batang hidungnya,Terlihat penampilannya sangat keras dan garang.
Dan sedangkan Syifa Aldi beserta david masih berada di ruang tengah mereka sepertinya sedang memperkenalkan diri kepada teman-teman Alfan yang sedang berjaga dan memantau monitor.“Ayo kalian aku antar.” sahut Alfan yang sambil turun dari anak tangga.Alfan pun mengajak mereka bertiga untuk naik ke lantai satu rumah itu, rumah yang cukup lumayan besar di daerah itu dan rumah itu dikelilingi oleh perkebunan teh yang terbentang luas.“Apakah ini rumah pak Arseno.” tanya David kepada Alfan.Alfan pun menjelaskan sambil berjalan jika rumah ini adalah rumah keluarga besar dari Arseno, dan dulu rumah ini adalah rumah tempat berkumpul di hari-hari tertentu terutama hari besar.Sampailah di kamar yang menghadap ke utara. “Ini silahkan masuk.” seru Alfan kepada Aldi sambil membukakan pintu kamar tersebut.Yah kamar Alfan itu berdampingan dengan kamar Lidya.Dan setelah Aldi masuk kini Alfan mengantar David serta syifa untuk menuju kamarnya.Kamar mereka terletak setelah ruang tengah.Jadi di d
Dan Arseno pun melamar Sintia di hadapan mamanya yang bernama bu Ratih dan bu Ratih yang melihay itu dia tersenyum di sudut bibirnya.Malam ini dia merasa sangat bahagia karena anak semata wayangnya sudah memiliki tambatan hati."Aku harap kalian segera menikah memiliki cucu." seru bu Ratih yang langsung mengulti mereka.Apa yang dikatakan bu Ratih membuat Sintia yang sedang duduk di dekatnya tersipu malu, dia tak menyangka jika calon mertuanya itu benar-benar baik kepada dirinya dan sudah menganggapnya seperti anak sendiri.Dan mereka berdua pun saling bertatapan satu sama lain keduanya saling melempar senyum sebagai tanda bahagia di antara mereka.Mereka pun melanjutkan makan malam di bawah sinar rembulan dan gemerlap lampu kota yang terlihat di seberang danau.Sepoyan angin menerpa wajah mereka dan menimbulkan rasa dingin di kulit,Kebahagiaan menyelimuti mereka di bawah Dinginnya malam.Jam sudah menunjukkan pukul 10. 00 malam dan Arseno pun mengajak untuk segera pulang.Karena
Dan Arseno langsung pergi meninggalkan Tiara seorang diri dan dia pun langsung menutup pintunya rapat rapat dia tak ingin Tiara itu datang lagi ke rumahnya karena dia sudah merepotkan keluarganya selama ini.Dan Tiara pun langsung pergi meninggalkan rumah Arseno dia pun mengendarai mobilnya dan di dalam mobil sambil mengemudi dia menelepon vivian."Kamu ada dimana?" tanya Tiara.Dan Vivian pun menjelaskan kepada Tiara mengenai keberadaannya saat ini dan Tiara pun yang diberitahu oleh Vivian dia pun melajukan kendaraannya menuju tempat Vivian.Dan mereka berdua merencanakan akan pergi ke kantor Arseno dan akan mengambil semua yang ada di sana. Vivian dan Tiara pun setuju namun sebelum mereka mulai rencanakan itu terlebih dahulu Vivian mengirim sebuah pesan kepada Arseno dan itu sebuah pesan ancaman jika Sintia akan di buat tak bernyawa.Vivian pun mau ngirim pesan singkat itu kepada Arseno supaya Arseno merasa sangat khawatir kepada Sintia sehingga dia tidak bisa ke kantor dan itu
Tiara yang mendengar itu dia pun langsung berlari untuk keluar dari rumah Arseno.Dia sangat merasa kecewa dengan apa yang dikatakan oleh mama angkatnya tersebut dan apa yang diucapkan itu membuat dirinya merasa sakit hati.Pada saat dia pergi keluar dari rumah Arseno suami tiara pun langsung bergegas pergi meninggalkan rumah Arseno menyusul istrinya.Meskipun suami Tiara sudah tak mampu lagi menghadapi watak dan tabiat Tiara namun dia memiliki hati dia masih memahami apa yang telah dipikirkan oleh Tiara.Dan suami Tiara melihat Tiara pergi mengendarai mobilnya dan meninggalkan dirinya seorang diri di halaman rumah Arseno membuat suami Tiara merasa sedikit kecewa namun bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur.Saat suami tiara sedang berdiri menatap kepergian Tiara tiba-tiba muncullah Arseno dari belakang dan itu sangat mengejutkan baginya."Kakak silahkan kalau mau pakai mobilku silahkan kamu bawa." ucap Arseno kepada suami Tiara.Suami Tiara yang mendengar apa yang dikatakan oleh A
Arseno oun menepuk pundak Arga yang tak lain masih saudaranya itu.“Tenang saja siapapun yang bekerja dengan ku akan ku bantai habis-habisan.” jawab Arseno dengan diselingi senyum di sudut bibirnya.Dan Arga pun mendekati Arseno dan berbisik di telinga kanan Arseno. “Jangan di suruh ngelembur dia ya.” ujar Arga.Arseno pun tak menjawab dia hanya tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh Arga, Arga seperti tak rela jika terjadi sesuatu kepada Nindy wanita yang dicintainya.Arseno pun beranjak dari duduknya dan berpamitan kepada para rekannya. “Ya sudah ya aku pulang dulu ya?” seru Arseno sambil tangannya meraih tangan Sintia.Dan akhirnya mereka pun pulang dari tempat mereka berkumpul, Arseno langsung menancapkan gasnya untuk segera pulang karena jam sudah hampir larut malam.Sintia yang duduk disamping Arseno dia pun terlelap dengan tenangnya membuat Arseno yang duduk di sampingnya merasa sangat bahagia melihat wanita yang dicintainya begitu sangat manja kepada dirinya.Tak terasa sud
Pukul 7 malam Arseno sudah siap untuk pergi makan malam dengan para rekannya.Arseno memakai kaos berwarna hitam dengan bawahan dengan warna senada.Arseno pun mengetuk pintu kamar sintia.Dan Sintia pun keluar dari kamarnya dengan raut wajahnya yang cantik.Dia memakai sebuah jaket yang berwarna biru muda dengan bawahan celana yang berwarna hitam.“Ayo berangkat.” seru Arseno yang mengajak Sintia untuk berangkat.Sintia pun keluar dengan menenteng tasnya yang berwarna hitam.Mereka pun pergi bersama-sama menuju sebuah restoran dimana mereka mengadakan makan malam bersama.Mereka menghabiskan waktu perjalan sekitar 20 menitan dari rumah Arseno, yah memang rumah Arseno terletak di kawasan central bisnis.Mereka berdua masuk ke dalam restoran dan ternyata semua sudah berkumpul disana.“Kita sambut pasangan serasi kita big boss dan sang asisten.” teriak Nindy dengan wajah yang sangat gembira.Aldi yang sedang duduk dan minum mendengar itu dia pun tersedak. “Haahhhh yang benar?” tanya Al
“Oke jika itu yang kamu mau Nin aku akan atur waktu untuk pertemuan kita secepatnya, tapi aku mohon berubahlah bersikap hangat kepada ku, anggap saja kita mulai dari awal hubungan ini.” jawab Arga.Arga pun meraih tangan Nindy dan menggenggamnya dengan erat namun tetap saja Nindy seperti acuh tqk acuh.Saat Nindy melirikan kedua bola matanya terlihat Arga yang sedang menundukan kepalanya,Arga terlihat seperti dia menahan air matanya yang sepertinya ingin jatuh, melihat itu Nindy merasa hatinya seperti tersentuh. “Ya sudahlah kita mulai lagi dari awal, tapi ingat ya jika kamu ulangi lagi masalah seperti ini aku akan membuatmu jauh lebih menderita dan aku pastikan kamu tak akan bahagia karena menyakiti ku.” seru Nindy yang sedikit dengan bernada ancaman kepada Arga.Arga yang mendengar itu dia pun menganggukan kepalanya sebagai tanda bahwa dia mengerti.Arga pun tersenyum di sudut bibirnya, dia merasa bahagia kini Nindy sudah mulai tak cuek lagi kepada dirinya.Keesokan harinya di kant
“katakan apa permintaanmu.” jawab Nindy dengan wajah yang juteknya tersebut yang tak bisa dibohongi lagi.Arga pun menghembuskan nafasnya dalam-dalam dan dia melangkahkan kakinya satu langkah kedepan untuk lebih dekat dengan Nindy. “Aku ingin malam ini kita makan malam berdua,” jawab Arga.Nindy yang duduk di kursi meja kerjanya dia terdiam, dia tak tahu apa yang akan direncanakan oleh Arga kepada dirinya.“jika kamu mau makan malam dengan ku malam ini, aku janji akan pergi dari hidupmu dan tak akan mengganggumu lagi.” lanjut Arga yang memastikan sekali lagi kepada Nindy.Nindy pun mengiyakan apa yang menjadi permintaan Arga kepada dirinya. Dan Nindy pun melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.“Aku nanti malam pulang jam 7, sekarang kamu bisa keluar jangan ganggu aku.” seru Nindy.Dan Arga pun melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Nindy dengan perasaan dan harga diri yang terjun bebas di hadapan Nindy.Namun Arga rela melakukan itu, karena sekarang dirinya telah sadar jika perasaa
Dan David pun mengantar Syifa ke kamarnya, dengan nafas yang sudah ngos-ngosan David berusaha sekuat tenaga untuk supaya lekas sampai di kamar Syifa yang letaknya di dekat kamarnya.Dan langkah yang sedikit cepat akhirnya David sampai di kamar Syifa dan meletakan tubuh Syifa di atas tempat tidur.Dan David pun menata bantal Syifa supaya lebih nyaman untuk kepalanya.“Sebentar ya aku ambil air putih dulu buat minum obat.” seru David sambil pergi melangkahkan kakinya untuk keluar ke dapur.Syifa yang tengah berbaring dia meringis kesakitan dengan tangan yang masih memegang perutnya.Syifa memejamkan matanya secara erat dan merasakan sensasi perut yang sudah tak bisa dijelaskan lagi rasanya.Dan David pun masuk kamar Syifa dan dia pun mengulurkan obat serta segelas air putih. “Ayo minum dulu.” seru David kepada Syifa.aDengan tangan sangat bergetar Syifa pun meminum obatnya dengan mata yang sendu karena sudah tak memiliki kekuatan.Dan David pun meletakan gelas yang berisi air putih itu
Sintia pun menatap Arseno dengan tatapan sendunya yang terlihat sangat jelas di matanya,Dan Sintia pun memeluk Arseno dengan pelukan yang penuh sandaran karena sudah tak kuat dengan apa yang tengah dirasakannya saat ini.“Sudah ya kamu jangan sedih ada aku disini yang akan membantu semua masalah yang terjadi pada mu sayang, lupakan masa lalumu lihat lah dirimu yang sekarang yang lebih beruntung ketimbang saudara tirimu.” lanjut Arseno yang tak henti-hentinya memberi nasehat kepada Sintia.Dan hari semakin sore Arseno pun mengajak pulang Sintia ke hotel, dan Arseno juga melihat keadaan Sintia yqng jauh lebih baik daripada tadi.Untung saja Arseno adalah laki-laki yang dewasa jadi dia bisa sedikit mengontrol SintiaSekarang Sintia sudah mulai bisa mengontrol emosinya lebih baik lagi.Di sisi lain di kantor cabang yang berada di barat, Syifa, Lidya, David serta Aldi merayakan keberhasilan mereka dalam mengurus kantor cabang yang terlibat korupsi para petingginya.Mereka merayakan kesu