Share

Rencana Naomi

Author: Dita SY
last update Last Updated: 2023-12-08 21:29:34

"Kamu telat datang bulan?" tanya Naomi. Hatinya mulai merasa tak tenang. "Kapan terakhir kali kamu datang bulan? Apa kamu mengingatnya?"

Bella terdiam, memikirkan kapan terakhir dia datang bulan dan kapan pertama kali dia melakukan hubungan badan dengan Edgar.

Tak lama, Bella menjawab pertanyaan Naomi, "Iya, sepertinya aku telat datang bulan," angguknya pelan. "Tapi aku tidak tahu apa aku, hamil? Atau aku hanya stress karena harus tinggal di dalam penjara ini."

Naomi mengepalkan tinjuan ke samping. Menghela napas sesak, mencoba untuk bersikap biasa saja walau rasa takut dicampakkan oleh Barta menyelimuti hati.

"Aku pergi dulu. Aku takut Tuan sudah pulang," kata Naomi. "Kalau kamu ingin memastikan, nanti aku bawa testpack ke sini."

"Emm, Naomi, tolong rayu Tuan agar dia mau membebaskanku. Ya."

Naomi mengangguk pelan.

"Tempat ini tidak enak, aku selalu ketakutan setiap malam karena aku sering mendengar suara aneh dari lorong itu," kata Bella.

Naomi hanya diam.

Bella menghela na
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Hasilnya?

    Naomi tersenyum lebar saat melihat hasil testpack itu menunjukkan kalau dia tengah berbadan dua. "Tuan pasti bahagia saat melihat hasilnya," gumam Naomi lalu keluar dari kamar mandi. Ia melihat sang rentenir sedang memainkan ponsel sambil duduk bersandar di atas tempat tidur. "Tuan," panggilnya sambil tersenyum lebar. Barta menatap Naomi dari ujung kepala sampai kaki. "Sudah? Bagaimana hasilnya?" tanya Barta. Meskipun melihat dari senyuman Naomi dia sudah tahu hasil dari pemeriksaan kandungan itu. Naomi mendekati Barta lalu naik ke atas tempat tidur, masih enggan memberitahu secara langsung. Ia memberikan testpack itu pada sang rentenir sambil tersenyum lebar. "Positif? Iya kan?" tebak Barta. "Coba lihat dulu," kata Naomi. Barta melihat garis dua di testpack tersebut. Senyuman lebar terlukis di wajah dinginnya. "Hamil? Kamu mengandung anakku?" Naomi mengangguk. Barta menarik lengan wanita di depannya, memeluk erat. "Kamu mau apa dariku? Hem? Katakan. Aku akan mengabulkannya

    Last Updated : 2023-12-11
  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Rumah Sakit Jiwa

    Barat sedang bahagia setelah mengetahui Naomi hamil, berbeda dengan Edgar. Setelah ia berhasil mengingat semua tentang masa lalunya dan tentang hubungannya dengan Bella, Edgar mencari keberadaan Bella yang ia yakini masih berada di dalam rumah ayahnya. Edgar masuk ke ruang mencuci pakaian, ingatan samar samar mulai bermunculan. Sekarang, ia mengingat ada pintu menuju ruang bawah tanah di balik mesin cuci. Namun, saat ia ingin masuk ke sana. Dia melihat dua orang anak buah Barta tengah membawa Bella naik ke atas tangga. "Bella." Edgar bersembunyi di balik tumpukan baju di dalam keranjang. "Mereka mau membawa Bella ke mana?"Dua orang anak buah Barta naik bergantian lalu kembali menutup pintu rahasia tersebut. "Aman, tidak ada yang melihat kita," ucap salah satu dari mereka. Lelaki yang menggendong Bella di pundak berjalan cepat menuju halaman rumah. Edgar melihat semua itu. "Brengsek! Jadi benar kalau selama ini Papa mengurung Bella di dalam penjara bawah tanah? Kenapa Papa tega

    Last Updated : 2023-12-12
  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Membawa Bella

    Edgar murka saat melihat perawat dan dokter memperlakukan Bella seperti orang tidak waras. "Bella tidak gila. Brengsek!" amuk Edgar. "Tenang ya, kami hanya menyuntikkan obat penenang. Dosisnya sudah disesuaikan dengan kondisi kejiwaan pasien," terang dokter pada Edgar. "Brengsek kalian semua! Bella-ku tidak gila. Dia masih waras. Aku akan menuntut rumah sakit ini! Lihat saja nanti! Brengsek!" sarkas Edgar lalu pergi meninggalkan rumah sakit.Edgar tak dapat menahan emosinya lagi, tak ingin terus melihat wanita pujaan tersiksa di dalam rumah sakit jiwa. "Semua ini karena Papa dan wanita jalang itu! Brengsek!" amuk Edgar memukul stir mobil sangat kencang. Mobil melaju meninggalkan rumah sakit jiwa. Di sepanjang perjalanan menuju rumah, ia tak berhenti memaki dan menyebut nama ayahnya. Ya, semua kesengsaraan yang menimpa Bella, tak lain karena perbuatan Barta.Edgar masuk ke dalam rumah dengan menghentakkan kaki kasar. "Pa! Papa!" teriaknya emosi. Tak melihat ayahnya di ruang kel

    Last Updated : 2023-12-15
  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Penderitaan Berakhir?

    “Sekali lagi terima kasih banyak, Edgar,” ucap Bella yang masih menangis di pelukan Edgar.“Sudah, Bella. Jangan menangis lagi. Aku paling tidak bisa melihatmu menangis seperti ini.” Perlahan Edgar melepaskan pelukan mereka, kemudian ditatapnya mata indah Bella seraya jemarinya menyeka air mata di wajah wanita cantik itu.“Sudah ya. Jangan menangis lagi. Mulai sekarang aku akan membuatmu bahagia, dan aku berjanji bahwa tidak akan ada yang bisa menyentuhmu tanpa izin dariku. Kamu percaya padaku kan?” tanya Edgar sambil menatap dalam mata Bella yang tampak sembab.Hati Bella merasa sangat tersentuh mendengarnya. Dengan pelan ia menganggukkan kepalanya, bersamaan dengan senyuman manis yang tercipta di bibirnya, meskipun tanpa kata yang terucap.“Aku bahagia melihatmu tersenyum seperti ini.” Edgar turut tersenyum sembari membelai pipi Bella dengan lembut.Perlahan Edgar mendekatkan wajahnya pada wajah Bella. Saat itu juga keduanya saling terpejam, merasakan hembusan nafas hangat yang mene

    Last Updated : 2024-01-05
  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Kamu, Hamil?

    “Apa?”Wajah Barta mendadak langsung merah padam. Nafasnya tampak memburu, dengan rahang mengeras menahan amarah. Pernyataan yang baru saja diberikan oleh dokter kepercayaannya itu benar-benar membuat emosinya tersulut.Naomi yang turut mendengar perkataan dokter itu pun juga langsung terbeliak lebar. Wanita itu bahkan sampai setengah ternganga saking terkejutnya.“Apa? Jadi Bella sudah tidak ada di sini?” pekik Naomi sembari langsung membekap mulutnya sendiri.“Bagaimana wanita itu bisa pergi dari rumah sakit ini, hah?” bentak Barta dengan suara kencangnya.Darahnya sudah mendidih dan naik sampai ke ubun-ubun pria tua itu. Sedangkan dokter rumah sakit itu terlihat gugup dan ketakutan. Tangannya nampak gemetar, serta wajahnya juga terlihat semakin pucat.“Di … dia kabur, Tuan,” jawabnya terbata-bata.Brakk!Jawaban itu sama sekali tak membuat Barta lantas merasa puas. Justru yang ada, pria itu justru merasa kian murka dengan apa yang baru saja ia dengar.“Dasar bodoh!” hardikan langsu

    Last Updated : 2024-01-06
  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Kamu Hamil?

    “Sayang, apa kamu hamil?” Edgar mengulangi pertanyaannya sambil menangkup wajah cantik Bella.Terlihat raut wajah sangat bahagia yang terpancar di wajah tampan Edgar. Bella masih terdiam, tak tahu harus menjawab apa. Sebab saat ini ia juga masih belum tahu, apakah dirinya benar-benar hamil atau tidak.“Aku … aku tidak yakin. Aku hanya merasakan gejala-gejala itu,” jawab Bella sembari menggelengkan kepalanya perlahan.“Kalau begitu, lebih baik sekarang kita pergi ke dokter untuk memeriksanya.” Edgar langsung antusias, tetapi hal itu justru segera dijawab dengan gelengan pelan oleh Bella.“Kita tidak mungkin keluar saat ini. Bagaimana kalau nanti papamu menemukan keberadaanku?” tanya Bella yang mulai dilanda kecemasan.Untuk sejenak Edgar terdiam. Dalam hatinya, ia membenarkan juga apa yang dikatakan oleh Bella.“Hmm, kamu benar juga,” timpal Edgar yang kemudian segera memutar otak untuk mencari sebuah cara.“Ah ya.” Tiba-tiba saja Edgar menjentikkan jarinya, hingga membuat Bella reflek

    Last Updated : 2024-01-07
  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Di Mana Bella?

    “Kurang ajar!” Barta membentak murka.Ia sama sekali tak pernah tahu kenapa rekaman CCTV di rumah sakit jiwa itu bisa menghilangkan jejak Bella.Beberapa kali ia menyuruh petugas untuk memutar rekaman CCTV itu, tapi hasilnya tetap saja nihil. Tak ada video yang memperlihatkan tentang kaburnya Bella dari rumah sakit jiwa tersebut.“Hah! Dasar tidak becus kalian semua!”Dengan murka, Barta pun kemudian bergegas pergi meninggalkan ruangan itu. Turut memasang wajah kesalnya, Naomi pun juga segera pergi mengikuti Barta pergi dari sana.Mereka berdua pergi dengan langkah kesal, kemudian masuk ke dalam mobil. Barta bahkan langsung membanting pintu mobilnya dengan sangat kencang.“Bagaimana ini, Tuan? Kenapa bisa-bisanya Bella kabur dari rumah sakit?” tanya Naomi dengan bersungut-sungut marah. Wajahnya sudah cemberut dengan bibir mengerucut kesal.“Rumah sakit ini benar-benar bodoh! Tapi kamu tidak perlu khawatir, Naomi. Aku akan mengerahkan seluruh anak buahku untuk mencari keberadaan wanita

    Last Updated : 2024-01-08
  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Impian Yang Manis

    Detik demi detik semakin terasa lambat. Menit berganti, membuat Edgar merasa waktu berjalan sangat lama. Berada di perjalanan setelah mengantarkan Dokter Yasmine pulang, Edgar merasa bahwa mobilnya begitu lama untuk tiba di rumah. Padahal ia sudah menginjak pedal gasnya dalam-dalam.“Kenapa mobil ini lambat sekali? Apa aku perlu mengupgrade mesinnya menjadi kecepatan turbo?”“Hah, kenapa rasanya begitu lama untuk tiba di rumah dan bertemu dengan Bella?”Sepanjang perjalanan, Edgar terus saja menggerutu pelan. Ia tak tahu apa yang terjadi padanya, tetapi ia merasa bahwa ia sangat ingin segera tiba di rumah dan langsung memeluk Bella.Setelah berpacu di jalanan sekitar beberapa belas menit, akhirnya mobil yang dikemudikan oleh Edgar itu pun tiba juga di halaman rumah mendiang ibunya. Pria itu memarkirkan mobilnya begitu saja, kemudian lekas turun dan masuk ke dalam rumah dengan setelah berlari.“Sayang! Sayang!” panggil Edgar tak sabarnya.Bella yang saat itu masih berada di dalam kamar

    Last Updated : 2024-01-09

Latest chapter

  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Bab 111

    Satu tahun kemudian, memasuki usia Bryan dan Nancy yang ke 6. Tepat hari itu pula, sebuah acara besar-besaran digelar dengan sangat meriah.Hari ini adalah hari dimana Naomi akan melangsungkan pernikahan dengan Galih. Setelah sebelumnya Edgar dan Bella berusaha untuk menjodohkan mereka, akhirnya keduanya kembali dekat dan saling mengungkapkan perasaan.Hingga akhirnya setelah satu tahun menjalin hubungan, kini Naomi dan Galih pun memutuskan untuk melanjutkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan.“Sayang, aku sangat bahagia karena akhirnya Naomi dan Galih benar-benar akan menikah,” kata Bella pada Edgar, sesaat setelah mereka tiba di aula pernikahan tersebut.“Aku juga sangat bahagia, Sayang. Tidak sia-sia kita membuat kedekatan di antara mereka lagi.” Edgar mengangguk setuju.Bella hanya terkekeh mendengar perkataan sang suami. Kini mereka melanjutkan langkah mereka, menjadi saksi pernikahan antara Naomi dan Galih.Tepat di atas pelaminan, keduanya tampak bersanding dengan senyum yan

  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Bab 110

    “Rencana kita pagi ini mau kemana?” tanya Edgar pada anak-anak dan istrinya.Mereka telah menyelesaikan acara sarapannya dan kini tengah bersiap untuk berangkat menuju tempat liburan.“Bagaimana kalau ke water park atau ke pantai saja, Pa?” Nancy menawarkan.“Hmm, sepertinya bagus juga. Ya sudah, kalau begitu kita pergi ke water park dulu, setelah itu baru kita pergi ke pantai.” Edgar mengangguk setuju.“Yeeii.” Bryan dan Nancy bersorak kegirangan.Kedua anak kecil itu dengan antusias segera masuk ke dalam mobil, hendak disusul oleh Bella dan Edgar. Namun sebelum mereka masuk mobil, tiba-tiba saja datang sebuah taksi yang berhenti tepat di depan rumah mereka.Tak lama setelah itu, terlihat seorang wanita yang melangkah masuk ke halaman dan berhenti di hadapan Bella.“Bella,” ucapnya menyapa wanita itu.Mendengar suara itu, sontak membuat Bella terkejut dan segera mengangkat wajahnya. Seketika ia tercengang, saat melihat sosok Naomi sedang berdiri di hadapannya.“Naomi!” pekik Bella kag

  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Bab 109

    “Papa, ayo kita main!” Suara seorang anak laki-laki memecahkan kesunyian di pagi hari yang cerah.Bersamaan dengan itu, terdengar suara ketukan pintu yang cukup keras dari arah luar kamar.Tak terasa lima tahun kemudian berlalu dengan sangat cepat. Kehidupan Edgar dan Bella semakin bahagia sekarang. Mereka tinggal di rumah utama milik Barta, bersama dengan kedua anaknya dan ditemani oleh kedua asisten rumah tangga yang setia, Bi Marni dan Bi Imah yang merupakan mantan asisten rumah tangga Barta dulu.Tok! Tok! Tok!“Papa, bangun!”Edgar membuka selimutnya dengan cepat. Pria itu tampak menghembuskan nafasnya kasar. Ia memutar bola matanya malas, seraya melirik pada Bella yang sedang tertawa kecil sambil menyandarkan kepala di dadanya.“Astaga, Sayang! Kenapa sepagi ini Bryan sudah mengganggu momen kebersamaan kita?” dengus Edgar pelan.“Karena dia tahu kalau hari ini kamu tidak masuk kantor, Sayang. Jadi dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk bermain denganmu,” jawab Bella sembari

  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Bab 108

    Edgar menajamkan pandangannya, untuk memastikan jika pria pengemis yang dilihatnya itu memang benar-benar adalah Barta.“Iya, tidak salah lagi. Itu memang papa.” Ia mengangguk cepat.Setelah memastikan bahwa pria pengemis itu adalah Barta, maka Edgar pun lekas turun dari mobilnya. Ia berniat untuk menemui papanya itu. Dari kejauhan, Edgar sudah mengamati setiap detail penampilan papanya. Barta tampak mengenakan pakaian dan topi compang camping yang seolah menyembunyikan jati dirinya.Tak akan ada satu orang pun yang mengira jika pria itu adalah Barta Wijaya, sosok rentenir kaya raya yang terkenal kejam.Tak butuh waktu lama, kini akhirnya langkah Edgar pun tiba juga di hadapan Barta. Ia melihat pria itu terus saja membungkukkan kepalanya.Namun satu hal yang membuat Edgar merasa kebingungan, karena sejak tadi papanya itu tampak sembunyi-sembunyi memainkan sebuah ponsel mewah dari balik bajunya.“Papa,” panggil Edgar dengan keheranan.Suara panggilan dari Edgar itu pun sontak membuat

  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Bab 107

    “Sudah apa, Bi?” desak Edgar merasa penasaran, karena ia merasa jika ART nya itu terlalu berbelit-belit untuk bicara padanya.“Begini, Den. Setahu bibi, Tuan Barta pernah mempunyai seorang nasabah yang tidak sanggup membayar hutangnya. Dia juga tidak punya apa-apa untuk bisa dijadikan sebagai jaminan atau penebus hutang. Jadi Tuan Barta mengirim para debt colector untuk menagih hutang nasabahnya itu. Tapi rupanya tak hanya sekedar menagih hutang saja, para debt colector itu bahkan sampai mencelakai nasabah itu dan membuatnya meninggal dunia,” terang wanita paruh baya itu dengan sedikit takut-takut.“Astaga!” Edgar membeliak, sebab rupanya pernyataan dari asisten rumah tangga di rumah papanya itu cukup membuatnya terkejut bukan main.Edgar meraup wajahnya kasar, merasa frustasi dengan apa yang sudah dilakukan oleh papanya. Pria itu bahkan tampak menghembuskan nafasnya yang terasa berat, seolah menyimpan sebuah beban besar di dadanya.“Bibi serius? Orang itu sampai meninggal dunia?” tan

  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Bab 106

    Edgar merasa sangat terkejut saat melihat ada foto Brata yang terpampang di dalam sebuah artikel berita. Namun yang lebih membuatnya terkejut, yakni karena artikel itu memuat berita jika Barta masuk dalam DPO atau Daftar Pencarian Orang, alias buronan.“Ini benar papa kan? Lalu kenapa papa bisa jadi DPO?” Edgar bertanya pada dirinya sendiri, dengan kedua mata yang membelalak kaget.Pria itu terus menatap lekat ke arah foto pria yang terpampang di ponselnya tersebut. Ia ingin memastikan sekali lagi, bahwa pria di foto itu bukanlah Barta.Namun, mau sekeras apapun Edgar berusaha untuk meyakinkan dirinya, tetap saja tak bisa memungkiri bahwa pria di berita itu memanglah papanya.“Astaga! Ini memang benar-benar papa. Sebaiknya nanti aku cari dia dan tanyakan apa yang sebenarnya terjadi,” angguk Edgar pada dirinya sendiri.Jam sudah menunjuk ke angka setengah tujuh, membuat Edgar tak punya banyak waktu lagi untuk lebih berlama-lama berada di tempat perbelanjaan tersebut.Pria itu pun denga

  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Bab 105

    “Aku sama sekali tidak tahu dimana Tuan Barta, Pa. Sejak semua permainan licikku terbongkar dan para polisi menangkapku, dia marah dan pergi begitu saja meninggalkan aku. Aku tahu kalau dia pasti marah dan kecewa, apalagi setelah tahu bahwa anak kami bukanlah anak laki-laki seperti yang dia harapkan,” jawab Naomi dengan suaranya yang serak menahan isak tangis.“Tapi kenapa kamu sampai nekat melakukan itu, Naomi? Sedangkan kamu tahu sendiri, seperti apa Tuan Barta itu.” Mamanya Naomi ikut menimpali.Naomi kembali mengangkat wajahnya, menatap pada kedua orang tuanya itu secara bergantian. Gadis itu pun juga lekas menyeka air matanya dengan kasar.“Karena Tuan Barta berjanji untuk memberikan hartanya pada anakku, jika aku berhasil melahirkan anak laki-laki, Ma. Kalau sampai aku melahirkan anak perempuan, maka dia pasti tidak akan mau memberikan hartanya pada kami.” Naomi masih saja menangis tanpa bisa ia bendung lagi.Kedua orang tuanya pun kini nampak saling berpandangan. Rasa iba mulai

  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Bab 104

    “Bagaimana, Sayang? Apa kamu setuju?” tanya Edgar, membuat Bella segera tersadar atas pertanyaan suaminya barusan.“Tentu saja aku sangat setuju, Edgar. Lagipula aku juga sudah mulai menyayangi bayi ini, sama seperti aku menyayangi Bryan.” Bella mengangguk, setuju dengan apa yang disarankan oleh Edgar, jika mereka akan mengasuh bayi itu.“Syukurlah kalau kamu setuju. Sekarang kita harus memberi nama pada bayi ini.”“Kalau begitu, biar aku saja yang memberi nama pada bayi ini,” sahut Bella tiba-tiba.“Silahkan, Sayang.”Bella segera tersenyum manis, sembari menatap bayi mungil dalam gendongannya itu. Dibelainya pipi sang bayi yang masih merah itu, lalu dikecupnya kening bayi tersebut dengan sangat lembut.“Aku akan memberinya nama Nancy. Ya, Nancy Wijaya,” ucap Bella dengan wajah yang sangat bahagia.“Wah, nama yang sangat indah, Sayang. Mulai sekarang, kita punya sepasang bayi yang tampan dan cantik. Bryan dan Nancy.” Edgar pun turut merasa bahagia.“Iya, dan mereka adalah anak kita.

  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Bab 103

    “Syukurlah karena sekarang kamu sudah kembali ke pelukan papa, sayang,” ucap Edgar sambil terus menciumi wajah baby Bryan berulang kali.Pria itu tak hentinya menitikkan air mata, tapi buru-buru menyekanya karena perasaan haru kini sudah mulai menguasainya. Edgar mengangkat wajah, menatap pada para polisi yang membawa Naomi ke mobil mereka. Lalu pandangannya kembali tertuju pada Baby Bryan yang kini nampak tertawa-tawa di pelukan Edgar.“Semuanya sudah berakhir, Sayang. Sekarang kita pulang dan temui mama kamu. Oke?”Edgar tersenyum dan menciumi wajah putranya sekali lagi. Dengan langkah tergesa, pria itu pun lekas menuju ke mobilnya yang terparkir di basement hotel tersebut.Tanpa membuang waktu lebih lama lagi, kini ia pun lekas mengemudikan mobilnya menuju ke rumahnya, dimana saat ini Bella pasti sedang menunggu kedatangannya.***Di rumahnya, sejak tadi Bella terus saja mondar-mandir dengan perasaan panik. Ia terus berdecak cemas, memikirkan nasib Edgar yang kini entah berada dim

DMCA.com Protection Status