Share

34. Pillowtalk

Penulis: Estaruby
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-06 06:28:59

“Ini lucu.”

Natalia menghentikan usapan lembutnya pada rambut lelaki muda yang tengah dengan nyaman tiduran diatas pahanya. Wanita itu melirik Sagara dalam diam, tersenyum tipis saat menyadari kemana arah perhatian Sagara terfokus. Jemari panjangnya mengusap- usap bagian perut sebelah kiri hingga pinggang Natalia yang terlukis hidden tattoo.

"Seharusnya sangar. Kamu orang pertama yang menyebut itu lucu."

Usapan Sagara berhenti lalu netranya berpindah melirik Natalia yang sama- sama tengah meliriknya juga.

"Orang pertama yang menyebutnya lucu? Siapa lagi yang pernah melihatnya?"

Meskipun menggunakan crop top, Natalia seringkali masih menggunakan celana ataupun rok highwaist sehingga keberadaan tattoo itu tidak terdeteksi. Sagara pikir, bahkan meskipun Natalia menggunakan bawahan low ataupun mid-waist, tattoo itu tidak akan dapat terlihat dengan mudah. Kecuali kalau Natalia menggunakan pakaian renang atau mungkin dilihat oleh orang yang pernah melepas celana Natalia. Begitu kasarn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   35. Sidak Dadakan

    "Mama kok nggak bilang- bilang mau kesini?"Sagara yang sudah sempat menyelinap keluar kamar Natalia setelah Natalia dan Bu Widya turun kini telah berpakaian lengkap dan sopan. Seperti dia biasanya agar sang mama tak curiga.Di ruang tamu, Natalia telah bertukar banyak cerita dengan sahabat karibnya itu. Sebagai kawan seperjuangan meskipun terpaut perbedaan usia yang cukup jauh, tidak ada kecanggungan disana. Sekali lagi, Karina adalah tipikal mama-mama jiwa muda yang bisa masuk dalam segala macam percakapan dari segala umur.Karina cemberut meskipun setelahnya tetap saja memeluk putranya dengan erat karena amat sangat rindu. Biasanya dia akan mengandalkan Sagara dan berdebat dengannya seharian, tapi semenjak Sagara magang diluar kota kelahirannya, wnaita itu jadi agak kesepian. "Masa mama sendiri nggak boleh jenguk anaknya?"Sagara tersenyum, "ya boleh, ma! Tapi kalau mama bilang kan aku bisa jemput," bela Sagara.Karina melebarkan senyum, "namanya juga supaya surprise! Memang anak

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-07
  • Terjerat Hasrat Anak Magang   36. Shopping Day

    Apa lagi kegiatan yang bisa dilakukan oleh dua wanita mapan yang bingung menghabiskan uang? Tentu saja memanjakan diri!Tapi jujur Sagara tak habis pikir. Apakah berjalan mengitari mall, naik turun eskalator berkali-kali dan menjajah setiap toko termasuk kegiatan memanjakan diri? Lelaki yang mendapat bagian mengekor itu saja sudah pegal- pegal tak karuan mengikuti setiap langkah wanita- wanita matang dihadapannya itu.Bukan hanya kaki yang sibuk, dua wanita itu bak tidak kehabisan energi untuk keluar masuk ruang ganti. Belum lagi mengoles warna-warna lipstik di punggung tangan yang sepertinya semua warna itu terlihat sama saja. Tapi kedua bibir itu juga tidak berhenti bicara. Pokoknya mereka seakan tak pernah kehabisan topik semenit pun. Sagara bicara tentang dua wanita matang dihadapannya loh ini! Bukan ABG lagi! Tapi memang stamina untuk belanja mereka sepertinya out of this world! Sudah tepar duluan. Sagara izin duduk di sebuah corner, tempat dimana banyak juga kaumnya yang duduk

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-14
  • Terjerat Hasrat Anak Magang   37. Dunia (Mungkin) Sempit

    "Siapa yang berani- beraninya kalian hakimi begitu?!" Sagara dan Natalia kompak membuang nafas bersamaan. Sadar sekali akan situasi macam apa yang akan tercipta kala spesies penguasa bumi ini muncul ke permukaan, the one and only Karina Adinata. Datang- datang, Karina tak segan menunjukkan kembali taringnya, apalagi kepada makhluk- makhluk aneh yang seenaknya menghakimi putra serta sahabatnya seperti ini. Wanita itu memilih untuk berjalan mendekat dan memperhatikan lamat- lamat dua manusia yang berdiri arogan di depan meja mereka. Pertanyaannya belum dijawab, tapi Viona lebih dahulu mengenali Karina. Wajah arogannya seketika berubah menjadi sok ramah ketika menyadari siapa yang berada dihadapannya sekarang. Dia melepas gandengan tangannya pada sang suami dan justru berjalan mendekati Karina dengan antusias. "Jeng Karin? Astaga! Sudah lama banget ya kita nggak ketemu?" Karina diam beberapa detik sebelum pada akhirnya ingatan membawanya pada memori yang mengulik dimana dia mengenal

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-14
  • Terjerat Hasrat Anak Magang   38. Shower Night

    Super fun yet tiring day.Akhir pekannya kali ini cukup berbeda. Kalau biasanya Sagara akan menghabiskan waktunya untuk bermain game seharian atau mengerjakan tugas, kali ini dia justru harus mengekori sang mama yang menjajah mall bersama sahabatnya. Belum lagi bertemu dengan makhluk- makhluk unik yang secara kebetulan ikut muncul di permukaan.Sagara menghembuskan nafasnya pelan, mengingat raut menyebalkan mantan kekasih Natalia membuatnya sangat terganggu. Melalui penglihatannya, Sagara yakin lelaki itu masih mengincar Natalia. Terlihat jelas dari ketidaksukaannya pada keberadaan Sagara.Dia bukan lelaki yang buta situasi. Sebagai sesama laki- laki, Sagara dapat dengan jelas mengendus aroma- aroma persaingan disana. Tapi bodo amat! Toh juga pria itu sudah menikah dan menjelma menjadi makhluk yang paling dibenci Natalia. Belum lagi alur rumit diantara mereka membuat sangat kecil kemungkinan bagi Natalia mau menerima pria itu kembali. Ya setidaknya itu jika Natalia waras. Bicara ten

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-15
  • Terjerat Hasrat Anak Magang   39. Kucing-Kucingan Pagi

    ”Sagara! Kamu belum bangun?"Suara halus Karina dan ketukannya di pintu nampaknya tidak cukup ampuh untuk membangunkan sang putra yang tumben belum menunjukkan tanda- tanda pergerakan. Padahal biasanya di rumah, Sagara adalah tipikal yang rajin bangun pagi meskipun akhir pekan. Ini pukul sembilan pagi, dan rasanya Karina sangat tidak enak pada sahabatnya jika putranya yang menumpang disini ternyata bangun siang begini. "Sagara!" Panggilnya lagi dan masih belum mendapat balasan apapun.Habis sudah kesabarannya.Wanita itu membuka pintu kamar Sagara yang ternyata tidak terkunci. Matanya menyapu keseluruh ruangan yang nampak rapi, namun nihil. Tsk! Kemana lagi anak itu pagi hari begini?Ia bergegas menuju sebelah kamar Sagara tadi, ruangan yang ditempati Natalia. Mengetuk sebentar sebelum memilih untuk langsung masuk karena pintu tidak terkunci. Agak lancang sebenarnya, tapi dia hanya ingin mengecek keadaan sahabatnya saja.Didapatinya wanita itu masih terlelap dalam tidurnya. Karina m

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-16
  • Terjerat Hasrat Anak Magang   40. Tante- Tante Pecinta Alam

    “Kamu tadi kemana? Mama cari di kamar kok nggak ada?Natalia pura-pura tak dengar dan sibuk dengan makanan, sementara orang yang dituju justru terlihat santai tanpa takut sedikitpun.“Taman belakang menjenguk Kumo,” ujarnya merujuk pada kura-kura peliharaan Natalia.Sagara yang duduk disebelah Natalia menunjukkan gesture santai tanpa salah tingkah sedikitpun. Benar-benar pembohong handal, pikir Natalia! Memang sejak kapan Sagara menaruh perhatian lebih pada binatang peliharaan Natalia itu?Karina memicing, “tumben banget kamar udah rapi pagi-pagi, kamu beneran tidur di kamar, kan?” selidiknya lagi.Sagara menatap mamanya, “kasur bisa dirapihin, ma! Aku bukan bocil sepuluh tahun yang gak bisa rapihin kamar sendiri,” ujarnya karena merasa sang mama meragukan kemampuan bersih-bersih Sagara.Karina memang yang paling sering meragukan sang putra sepertinya. Di matanya, Sagara masih anak laki-laki manja yang suka merajuk. Padahal kenyataannya, Sagara cukup mandiri dan itu juga merupakan bua

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-17
  • Terjerat Hasrat Anak Magang   41. Serangan di Toilet

    "Kenapa? Kamu kenal mereka?" Terang saja Davian menggeleng ketika sang istri bertanya dengan tatapan penuh selidik. Mereka sudah berada dalam perjalanan menuju resto tempat meeting bertemu dengan klien saat Viona nampak sangat marah akan hinaan tidak langsung yang Karina lemparkan padanya tadi. Apalagi, Karina nampaknya tidak hanya mengarahkan penghinaan itu padanya, namun juga pada sang suami. Davian juga mencurigakan karena terus berupaya mengalihkan perhatiannya dan berusaha mengajak Viona keluar darisana. "Jangan bilang dulu kamu pernah terlibat dengan mereka? Kenapa Karina nampak sangat nggak suka sama kamu?" Todong Viona lagi. Davian fokus menyetir, menenangkan diri sembari mencari cara untuk memblokade akses curiga istrinya itu. Dia harus nampak tetap tenang dan menemukan alasan yang masuk akal sehingga sang istri tidak curiga lagi padanya. "Katanya dia sahabatnya Natalia, kan? Bukankah itu artinya Natalia sudah banyak cerita padanya? Mungkin saja wanita itu telah meracuni

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-18
  • Terjerat Hasrat Anak Magang   42. Bersembunyi (+)

    Hembusan angin nampaknya cukup kuat untuk mengayunkan bahkan merubuhkan beberapa pohon diluar sana. Langit gelap berpadu hujan dengan butiran airnya yang berat menambah kelam malam ini. Tak ada cahaya berarti, hanya kilatan samar di langit yang beberapa kali muncul diiringi suara gemuruh yang cukup memekik di telinga.Wanita itu memeluk tubuhnya sendiri, kepulan asap keluar dari helaan nafasnya karena dingin yang kian menusuk tulang. Jaket hitam yang ia kenakan tak cukup kuat untuk menghalau dinginnya hawa malam yang kelewat dingin ini. Ditambah lagi sekujur tubuhnya sudah terlanjur basah.Ia melangkah cepat menuju sofa diujung ruangan, membuka jaket dan heels lalu menyampirkannya di sebuah kursi plastik. Ia menarik sebuah handuk kecil dan menggosok sekilas tubuhnya. Balutan tank top hitam dan jeans setengah basah itu tentu membuatnya kian menggigil."Kamu bawa pakaian ganti?"Suara serak lelaki menyapanya, membuat Natalia berbalik lalu memutar bola matanya kesal. "Kita bahkan nggak

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-18

Bab terbaru

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   122. Satu Hari Penuh Kejutan

    Natalia melongo saat menemukan sang kekasih sudah berdiri di depan lobby kantornya dengan santai. Dia memeriksa kembali penanda waktu yang melingkar di tangannya, benar kok ini jam 5 sore waktu setempat. Wanita itu berjalan pelan mendekati pria yang sibuk dengan ponselnya itu, bersandar di tembok pilar. Memastikan lebih dekat bahwa benar dia tidak salah lihat si tampan yang berada dihadapannya itu. “Kenapa kamu disini?” Pertanyaan Natalia membuyarkan kegabutan Sagara. Laki-laki itu tersenyum dengan sumringah saat menemukan Natalia sudah berada dihadapannya dengan tampang kebingungan.Alih-alih langsung menjawab, Sagara lebih memilih untuk langsung merebut tas file yg Natalia bawa. Juga mengamit lengan wanita itu untuk membawanya ke parkiran. Tentu saja pemandangan manis itu tidak luput dari perhatian pegawai lainnya yang juga berada di lobby.Natalia menahan Sagara dengan menarik sisi belakang jasnya.“Tunggu! Kamu belum menjawab pertanyaanku!”Tentu saja, siapa yang mau mengekor b

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   121. Memberi Pelajaran Penguntit

    Kendaraan roda empat berwarna hitam semi glossy itu berhenti tepat di depan pintu masuk utama Xavier Group. Sagara yang berada di kursi kemudi menghentikannya dengan stabil. Menoleh kearah kekasihnya yang kini duduk disampingnya sudah lengkap dengan tampilan kerjanya yang menawan.Natalia meliriknya dengan senyum masam, "Kamu tidak perlu repot-repot mengantarku begini padahal," ujarnya sebal setelah kalah adu argumen saat di parkiran rumah tadi. Sagara ngotot minta mengantarnya ke kantor sebelum dia kembali ke kotanya. Suatu tindakan yang menurut Natalia sangat buang-buang waktu mengingat arah kantor dan juga arah bandara sangat berbanding terbalik. Jelas Sagara harus putar arah lagi nantinya.Mendengar keluhan dari sang kekasih, Sagara hanya bisa tersenyum tipis. Dia mendaratkan tangan lebarnya untuk menyentuh puncak kepala Natalia, memberinya sebuah belaian sayang penuh perhatian."Kamu yakin bisa bekerja hari ini?"Pertanyaan yang sia-sia karena mereka sudah berada di depan pintu

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   120. Selamat Pagi (+)

    Suara ketik yang mengalun lembut merayap memasuki pendengaran Natalia. Wanita itu perlahan membuka matanya—rasa kantuk sudah mulai sirna berkat cahaya tipis yang turut menembus jendela. Natalia melirik bagian sisi kanannya, menemukan lelaki dengan kaos polos bersandar sembari serius memandangi laptop di pangkuannya. Jari jemari laki-laki itu menari lincah diatas keyboard. Rambut acak-acakan dan tampilan paginya yang super fokus itu nampak sangat seksi di mata Natalia sekarang.Semalam saat Natalia menyarankan sebuah tidur yang berkualitas, wanita itu benar-benar berupaya mewujudkannya dengan serius. Benar-benar tidur yang nyaman dengan sebuah pelukan sepanjang malam yang dia harap bisa merecharge kembali energi mereka berdua setelah bekerja keras seharian.Natalia melirik jam dinding, pukul enam lebih tiga puluh menit di pagi hari. Sebenarnya sudah cukup siang namun mereka masih punya cukup waktu untuk tidur sebelum mulai bersiap beraktivitas hari ini. Tapi lihat? Bahkan sepagi ini sa

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   119. Istirahat Berkualitas

    Saat cincin itu melingkar di jari manisnya, Natalia merasakan sensasi hangat yang tidak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata. Matanya membelalak sejenak, tercengang oleh kejutan yang tak terduga. Dalam keheningan penuh emosi itu, Sagara menatapnya dalam-dalam, bibirnya tersenyum penuh arti."Aku tahu orang tua kita bahkan sudah curi start lebih dulu. Tapi tentu tidak adil jika kita yang katanya sudah terlalu matang ini hanya mengikuti arahan. Aku rasa aku tetap perlu melamarmu secara langsung," bubuh Sagara sembari menatapnya lembut. Tubuh Natalia kaku di pangkuan Sagara. Wanita itu masih menatap cincin dan Sagara secara bergantian. Apalagi sentuhan lembut Sagara pada jemarinya turut membuat wanita itu menghangat dalam hati. “Natalia,” kata Sagara dengan suara lembut namun penuh keyakinan, “aku sudah memikirkan ini sejak lama. Kamu adalah segalanya bagiku, dan aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu. Maukah kamu menikah denganku?”Natalia dipenuhi oleh campur aduk perasaan—kebah

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   118. Melingkari Jari Manis

    Natalia membuka matanya dengan paksa saat mendengar nada dering yang mengganggu pertapaannya di bath tub. Wanita itu hanya bisa melirik ponsel yang teronggok di meja wastafel tersebut tanpa berniat mengambilnya. Dia menghela nafasnya malas. Daripada harus buru-buru mengangkat panggilan, Natalia lebih memilih untuk menghentikan aktivitas berendamnya yang sudah berjalan selama kurang lebih lima belas menit.Sebenarnya, dia pun merutuk pada diri sendiri. Kalau tahu tak akan menerima panggilan atau memegang ponsel, kenapa juga dia harus membawanya ke kamar mandi?Secara bertahap dan perlahan, Natalia menarik handuk mandinya lalu keluar dari bath tub. Aroma flowery menyeruak sebab malam ini dia memilih wewangian itu untuk menenangkan pikirannya setelah lelah bergelut dengan pekerjaan.Usai memanjakan diri, barulah Natalia mengambil ponselnya. Sedikit terkejut dengan mata setengah melotot saat melihat nama pemanggil dan membaca pesan yang pemilik nomor itu kirimkan padanya. 'Aku ada di dep

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   117. Perjodohan Ulang

    Sagara mengusap sudut bibirnya yang belepotan bekas pewarna merah milik Natalia. Tersenyum miring saat mengingat memori singkat keduanya yang baru saja terjadi lagi. Dia bersandar pada tembok di rooftop, entah apakah kejadian tadi diantara mereka bisa membuka jenis hubungan baru buat keduanya.Satu kali lagi Sagara membenahi tatanan dasinya yang sedikit berantakan sebab diacak Natalia tadi. Lelaki itu juga memasang kembali jasnya yang sudah dikembalikan oleh wanita yang dengan wajah memerah buru-buru turun meninggalkannya sendirian disini. Pada akhirnya, Sagara turun dengan perasaan yang lebih lega daripada sebelumnya. Bibirnya terus mengulas senyuman tipis sepanjang perjalanannya menuju ballroom pesta. Pesta yang mendadak dan secara terpaksa dia hindari ternyata memberinya sebuah kesempatan luar biasa. Seperti yang Natalia katakan tadi padanya, sangat tidak sopan kalau Sagara meninggalkan pesta tanpa memberikan selamat kepada sepasang mempelai yang menghelat acara ini. Maka Sagara

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   116. Make Up?

    "Mbak Lia dimana?" Gisela menggendong sang putri yang mulai mengantuk setelah hampir dua jam berada di pesta pernikahan. Putri kecil itu menggeliat hampir tantrum dan mulai merengek sehingga dia dan Samuel siaga untuk segera meninggalkan kursi mereka. Samuel menggeleng, laki-laki itu mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan berusaha menemukan keberadaan sang kakak yang tiba-tiba saja menghilang setelah tadi mengucapkan selamat pada mempelai. "Sam, udah mau balik?" Tanya Darius yang menyambanginya setelah tamu-tamu mulai sibuk sendiri. Samuel mengangguk, "Iya nih, Kasihan Cia udah mulai ngantuk. Saya pamit ya Pak Darius, sekali lagi semoga pernikahannya langgeng dan bahagia," ucap Samuel dengan hormat.Laki-laki itu mengangguk dengan sedikit senyumannya. Melihat Samuel yang nampak kebingungan, Samuel kembali menerbitkan senyuman tipisnya."Natalia? Dia bawa mobil sendiri, kan?" Terka Darius yang sepertinya langsung paham kekhawatiran Samuel.Mendengar nama kakaknya disebu

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   115. An Apology

    Cengkraman pada pinggang ramping Natalia mengerat. Wanita itu berkedip dua kali dalam paniknya. Tatapan laki-laki dihadapannya itu masih sama tajamnya seperti dahulu. Hanya saja, Natalia dapat merasakan aura yang lebih dingin meradiasi darinya. Sesuatu yang jarang sekali Sagara Adinata kuarkan dahulu.Dengan kesadaran penuh, Natalia kembali pada posisinya. Berdiri tegap membenahi helaian gaunnya yang sudah sedikit berubah tatanannya. Debaran jantungnya menggila entah karena hampir mencederai kepalanya sendiri atau karena bertemu lagi dengan laki-laki masa lalunya. Presensi yang sebenarnya tak pernah absen dari pikirannya."Apa yang sedang kamu lakukan disini?" Tanya Natalia dingin. Wanita itu membuang tatapannya kearah lain. Dua tangannya secara refleks memeluk lengannya yang terekspos akibat potongan off shoulder tersebut.Sagara tak melepaskan pandangannya dari detail gesture kecil seperti itu. Tangannya secara otomatis membuka kancing jasnya dan melepas kain tebal tersebut."Mengha

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   114. Slow It Down

    Sagara berdiri di depan pintu megah yang dihiasi lampu-lampu berkilauan dan bunga-bunga segar. Lelaki dengan setelan rapi dan rambut ditata sedemikian rupa itu berjalan tegap memasuki area pesta sendirian setelah memarkirkan kendaraannya. Ia datang bersama kedua orang tuanya dan telah lebih dahulu dia turunkan di lobi utama. Lelaki itu seperti biasa memasang wajah dingin tak tersentuh miliknya. Mencoba mendeteksi keberadaan orang tuanya yang pasti sudah lebih dulu tenggelam dalam pesta. Pernikahan ini katanya adalah pesta pernikahan sepupu jauhnya. Saking jauhnya, Sagara sampai tidak benar-benar kenal siapa sepupunya ini. Namun dilihat dari skala pesta yang diadakan, Sagara rasa sepupunya menikahi pria yang benar-benar kaya. Area pesta memancarkan aura glamor dan kemewahan. Di dalam, suasana pesta ala konglomerat sangat terasa. Sempat dia dengar beberapa bisikan bahwa pernikahan kali ini memang merupakan pernikahan seorang konglomerat penting.Saking cueknya, Sagara bahkan tidak mem

DMCA.com Protection Status