Share

104. Audacity

Penulis: Estaruby
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-09 22:17:10

Samuel menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sang kakak yang berjalan tanpa ekspresi keluar dari area kedatangan. Pria tinggi itu memeriksa kembali penanda waktu yang bertengger di tangan kirinya lalu dengan segera menggandeng Natalia agar dapat berjalan lebih cepat. Natalia bahkan hampir terseret rasanya karena langkah panjang Samuel tersebut.

"Ayo, kita tidak punya banyak waktu!"

Decakan sebal Natalia menjadi respon dari perkataan Samuel. Pria itu bahkan hampir mempertimbangkan untuk sekalian saja menggendong kakaknya agar bisa lebih cepat untuk sampai mobil. Terlihat sekali dari penampakannya, Natalia terlihat tidak punya semangat hidup sekarang.

Langit ibukota yang kian gelap seolah menjadi saksi bagaimana terburu-burunya Samuel setelah hampir satu jam menunggu di areal kedatangan tadi. Ditambah lagi terdapat panggilan dari orang-orang rumah Xavier yang terus memberondongnya dengan aneka pertanyaan soal keberadaan mereka berdua. Memang malam ini dijadwalkan ada pertemuan makan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   105. Partner

    Di tengah gemerlap lampu kristal dan dekorasi mewah yang menghiasi ballroom hotel bintang lima, para tamu berdatangan dengan elegansi yang hanya bisa ditampilkan oleh mereka yang lahir dari darah biru. Di sudut ruangan, seorang pria matang dengan setelan jas hitam yang sempurna berdiri tegak, matanya mengikuti setiap gerakan seorang wanita usia tiga puluhan awal yang baru saja memasuki ruangan bersama dengan lelaki yang kurang lebih sepantarannya.Wanita itu, dengan gaun malam yang menjuntai anggun, memancarkan kecantikan dan keanggunan yang sulit diabaikan. Senyum tipis menghiasi bibirnya saat dia melangkah dengan percaya diri di antara para tamu. Keberadaan sang ayah yang sudah lebih dahulu memiliki nama besar tentu membuat siapapun langsung berasumsi bahwa kemunculan tiba-tiba wanita tersebut adalah sebuah bentuk pengumuman dini bahwa masa depan Xavier Group sudah siap muncul di permukaan.Malam ini tentu bukan sekadar pesta biasa. Natalia berkesempatan untuk mulai membentuk koneks

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-13
  • Terjerat Hasrat Anak Magang   106. Resign

    "Akhirnya kita benar-benar sampai pada hari ini, ya."Natalia mengulas senyuman tipis sebagai respon untuk menanggapi perkataan sang atasan. Wanita itu duduk di kursi dengan punggung tegak dan tenang. Merasa sedikit lebih tenang setelah surat pengunduran dirinya yang dia setorkan sekitar sebulan lalu pada akhirnya ditandai dan resmi ditanda tangani. Surat pengunduran diri yang dia tulis secara penuh pertimbangan. Mengakhiri karier cemerlangnya di Cassiluxe yang telah dia bangun dengan susah payah tentu tidak mudah. Ada banyak cita-cita yang ingin dia gapai disini. Sayangnya, ada opsi lain yang lebih mendesak dan pada akhirnya dia sadari sebagai takdir yang tidak akan bisa dia ubah dengan mudah. Hari ini, Natalia telah menyelesaikan masa one month notice-nya. Menghadap sang bos besar untuk menyampaikan workflow selama sebulan belakangan dimana dia berusaha menyelesaikan setiap detil pekerjaan yang tersisa sebelum nantinya dia tinggalkan ke Xavier. Bentuk tanggung jawabnya sebelum men

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-13
  • Terjerat Hasrat Anak Magang   107. Motivasi Lanjutan

    Hampir tengah malam ketika Sagara melangkah memasuki sebuah ruangan dengan arsitektur tua namun cukup terawat. Berbeda dengan situasi diluar yang dingin hingga hampir membuatnya membeku, ruang perpustakaan yang dia kunjungi ini masih cukup temaram dan hangat. Tepat sekali untuk menjadi tempat berlindung bagi mahasiswa yang mencari ketenangan untuk belajar. Sagara selalu merasa bahwa suasana malam memberikan konsentrasi yang berbeda, seolah seluruh dunia terdiam dan memberinya ruang untuk fokus.Sagara memilih tempat duduk di sudut, jauh dari pintu masuk. Ia menyukai sudut itu, di mana tumpukan buku tua menjulang di rak-rak kayu yang kokoh, menciptakan suasana yang tenang dan penuh kedalaman. Di hadapannya, terbentang buku-buku referensi yang tebal dan jurnal-jurnal ilmiah yang berisi pengetahuan tanpa batas—semua yang ia butuhkan untuk menyelesaikan tugasnya.Ia membuka laptopnya, menyalakan layar yang segera menyala dengan cahaya biru yang lembut. Di sana, berbagai catatan dan artik

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-14
  • Terjerat Hasrat Anak Magang   108. Pelantikan

    Gedung pencakar langit yang penuh dengan orang-orang sibuk lalu lalang. Grup Xavier pagi ini memiliki agenda penting yang disambut antusias oleh hampir seluruh karyawan yang ada disana. Natalia Xaviera keluar dari mobilnya. Menjejakkan stiletto kecintaannya di perusahaan keluarganya itu. Dirinya percaya bahwa sepatu yang bagus akan membawanya ke tempat-tempat yang baik pula. Hari ini adalah salah satu dari sekian hari penting yang ada di hidupnya, maka pilihan stiletto warna nude yang merupakan sepatu kesayangannya itu dia rasa harus digunakan dalam ocassion semacam ini.Senyumnya merekah dengan cantik. Mengangguk begitu salah satu orang kepercayaan ayahnya hendak memandunya menuju ruangan utama acara hari ini. Debaran di dadanya cukup jelas menyiratkan bahwa dia merasakan sedikit tekanan tersebut hari ini. Akan ada hari-hari dengan tanggung jawab baru yang akan dia jalani kedepannya. Ketukan sepatunya berhenti begitu lift berdenting membawa mereka sampai pada destinasi. Pintu ruan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Terjerat Hasrat Anak Magang   109. Klien Spesial

    Ada banyak hal yang harus dipelajari selama kuartal pertama kepemimpinan Natalia di Grup Xavier. Meskipun sebelumnya dia telah mempersiapkan diri sebaik mungkin, selalu ada celah disana-sini yang baginya masih perlu untuk terus diperbaiki. Manusiawi, ini adalah kali pertamanya memimpin. Ini juga merupakan projek panjang yang perlu dia pikirkan setiap tindakannya dengan matang. Namun setidaknya, selama masa ini Natalia belajar banyak mengenai perusahaannya itu. Memahami budaya kerja dan kebutuhan karyawan, mengingat peran mereka yang sangat vital dalam kesuksesan perusahaan. Dia berinteraksi dengan berbagai lapisan karyawan, dari eksekutif hingga staf operasional, untuk memperoleh wawasan yang lebih lengkap dan mendalam tentang dinamika organisasi. Natalia pun tak segan untuk belajar dari kesalahan dan memperbaiki kelemahan yang dia miliki, dengan tujuan menjadi pemimpin yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bijaksana dan manusiawi.Saat Natalia kembali ke perusahaan keluarganya, para

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Terjerat Hasrat Anak Magang   110. Tiba-Tiba

    Tetap menjaga jalinan relasi dan komunikasi dengan orang-orang Cassiluxe menyumbangkan baik hal positif maupun negatif. Tidak ada yang salah dengan memiliki hubungan baik apalagi dengan orang-orang dengan latar belakang kerja seperti rekan-rekannya dulu. Minusnya, Sagara jadi ikut mengetahui tentang aneka selentingan yang beredar di Cassiluxe.Entahlah apa dia layak menyebutnya sebagai bagian minus sebab sejatinya tidak semua buruk. Namun mengetahui gosip-gosip mengenai Natalia dan Darius Mahawira jelas bukan berita bagus baginya. Sagara menggulirkan layar ponselnya dari atas hingga bawah. Baru sekitar dua hari tidak membuka grup chat bekas anak-anak magang Cassiluxe, rasanya seperti dia telah menemukan dunia baru dari berbagai belahan. Entah apakah rekan-rekannya itu punya semacam arisan gosip atau apa—mereka bergiliran mengirimkan foto, link ataupun bercerita panjang lebar mengenai fenomena-fenomena yang bahkan belum jelas kebenarannya. Pada titik ini, Sagara yang muak sudah memper

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19
  • Terjerat Hasrat Anak Magang   111. I'm Back

    Sesuatu yang selalu maju dan terkesan tak ada playbacknya, waktu. Seolah denting kecil penanda detik itu membuat pergerakannya terlalu cepat. Beberapa malam pergantian tahun terlewati. Dalam beberapa tahun, nampaknya ada banyak sekali perubahan yang terjadi dalam kehidupan. Lelaki dengan kacamata bening itu berjalan santai bersama keramaian dibelakangnya. Melirik suasana areal penerbangan yang menampakkan langit cerah tanpa cela tersebut. Bibirnya mengulum senyuman tipis, menghidup udara tanah air dan kelembapan yang jauh berbeda dengan tempat dimana dia berada selama hampir tujuh tahun terakhir. Time flies real fast. Dia mengambil ponsel yang terselip di saku celana. Menyalakan kembali benda pipih tersebut sebelum mulai memanggil nomor yang sejak dua hari lalu telah banyak menerornya. Siapa lagi kalau bukan sang mama.Wanita tersebut tidak bisa menjemputnya secara langsung, jadi dia mengirim supir untuk menjemput sang putra di bandara. Sejujurnya, dia tidak keberatan jika harus m

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Terjerat Hasrat Anak Magang   112. Belum Sepenuhnya Sembuh

    "Pak Sagara baru selesai mengisi kelas?"Senyuman ramah dari wanita dengan rambut yang diikat rapi menyapa Sagara kala lelaki itu meletakkan tasnya diatas meja fakultas. Pria itu tersenyum tipis sembari meraih berkas absensi yang kebetulan harus dia isi setelah mengisi satu mata kuliah tadi. Sagara mengangguk menanggapi pertanyaan dari rekan sesama dosen tersebut. Selama dua minggu terakhir, ia menikmati kehidupan barunya sebagai seorang tenaga pendidik di salah satu universitas terbaik di kotanya. Sebagai dosen baru, hari-harinya dipenuhi dengan tantangan akademik dan harapan-harapan dari para mahasiswa. Setelah mengisi satu mata kuliah, hari ini dia tak punya jadwal mengajar lagi. Rencananya sih dia akan segera pulang dan menyelesaikan beberapa materi pembelajaran baru sekaligus rencana-rencana penelitiannya. Keberadaan kampus yang bisa digapai hanya sekitar dua puluh menit dari kediaman keluarganya membuat akomodasinya jadi teramat sangat mudah. Sagara bahkan seringkali bolak-bal

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21

Bab terbaru

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   122. Satu Hari Penuh Kejutan

    Natalia melongo saat menemukan sang kekasih sudah berdiri di depan lobby kantornya dengan santai. Dia memeriksa kembali penanda waktu yang melingkar di tangannya, benar kok ini jam 5 sore waktu setempat. Wanita itu berjalan pelan mendekati pria yang sibuk dengan ponselnya itu, bersandar di tembok pilar. Memastikan lebih dekat bahwa benar dia tidak salah lihat si tampan yang berada dihadapannya itu. “Kenapa kamu disini?” Pertanyaan Natalia membuyarkan kegabutan Sagara. Laki-laki itu tersenyum dengan sumringah saat menemukan Natalia sudah berada dihadapannya dengan tampang kebingungan.Alih-alih langsung menjawab, Sagara lebih memilih untuk langsung merebut tas file yg Natalia bawa. Juga mengamit lengan wanita itu untuk membawanya ke parkiran. Tentu saja pemandangan manis itu tidak luput dari perhatian pegawai lainnya yang juga berada di lobby.Natalia menahan Sagara dengan menarik sisi belakang jasnya.“Tunggu! Kamu belum menjawab pertanyaanku!”Tentu saja, siapa yang mau mengekor b

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   121. Memberi Pelajaran Penguntit

    Kendaraan roda empat berwarna hitam semi glossy itu berhenti tepat di depan pintu masuk utama Xavier Group. Sagara yang berada di kursi kemudi menghentikannya dengan stabil. Menoleh kearah kekasihnya yang kini duduk disampingnya sudah lengkap dengan tampilan kerjanya yang menawan.Natalia meliriknya dengan senyum masam, "Kamu tidak perlu repot-repot mengantarku begini padahal," ujarnya sebal setelah kalah adu argumen saat di parkiran rumah tadi. Sagara ngotot minta mengantarnya ke kantor sebelum dia kembali ke kotanya. Suatu tindakan yang menurut Natalia sangat buang-buang waktu mengingat arah kantor dan juga arah bandara sangat berbanding terbalik. Jelas Sagara harus putar arah lagi nantinya.Mendengar keluhan dari sang kekasih, Sagara hanya bisa tersenyum tipis. Dia mendaratkan tangan lebarnya untuk menyentuh puncak kepala Natalia, memberinya sebuah belaian sayang penuh perhatian."Kamu yakin bisa bekerja hari ini?"Pertanyaan yang sia-sia karena mereka sudah berada di depan pintu

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   120. Selamat Pagi (+)

    Suara ketik yang mengalun lembut merayap memasuki pendengaran Natalia. Wanita itu perlahan membuka matanya—rasa kantuk sudah mulai sirna berkat cahaya tipis yang turut menembus jendela. Natalia melirik bagian sisi kanannya, menemukan lelaki dengan kaos polos bersandar sembari serius memandangi laptop di pangkuannya. Jari jemari laki-laki itu menari lincah diatas keyboard. Rambut acak-acakan dan tampilan paginya yang super fokus itu nampak sangat seksi di mata Natalia sekarang.Semalam saat Natalia menyarankan sebuah tidur yang berkualitas, wanita itu benar-benar berupaya mewujudkannya dengan serius. Benar-benar tidur yang nyaman dengan sebuah pelukan sepanjang malam yang dia harap bisa merecharge kembali energi mereka berdua setelah bekerja keras seharian.Natalia melirik jam dinding, pukul enam lebih tiga puluh menit di pagi hari. Sebenarnya sudah cukup siang namun mereka masih punya cukup waktu untuk tidur sebelum mulai bersiap beraktivitas hari ini. Tapi lihat? Bahkan sepagi ini sa

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   119. Istirahat Berkualitas

    Saat cincin itu melingkar di jari manisnya, Natalia merasakan sensasi hangat yang tidak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata. Matanya membelalak sejenak, tercengang oleh kejutan yang tak terduga. Dalam keheningan penuh emosi itu, Sagara menatapnya dalam-dalam, bibirnya tersenyum penuh arti."Aku tahu orang tua kita bahkan sudah curi start lebih dulu. Tapi tentu tidak adil jika kita yang katanya sudah terlalu matang ini hanya mengikuti arahan. Aku rasa aku tetap perlu melamarmu secara langsung," bubuh Sagara sembari menatapnya lembut. Tubuh Natalia kaku di pangkuan Sagara. Wanita itu masih menatap cincin dan Sagara secara bergantian. Apalagi sentuhan lembut Sagara pada jemarinya turut membuat wanita itu menghangat dalam hati. “Natalia,” kata Sagara dengan suara lembut namun penuh keyakinan, “aku sudah memikirkan ini sejak lama. Kamu adalah segalanya bagiku, dan aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu. Maukah kamu menikah denganku?”Natalia dipenuhi oleh campur aduk perasaan—kebah

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   118. Melingkari Jari Manis

    Natalia membuka matanya dengan paksa saat mendengar nada dering yang mengganggu pertapaannya di bath tub. Wanita itu hanya bisa melirik ponsel yang teronggok di meja wastafel tersebut tanpa berniat mengambilnya. Dia menghela nafasnya malas. Daripada harus buru-buru mengangkat panggilan, Natalia lebih memilih untuk menghentikan aktivitas berendamnya yang sudah berjalan selama kurang lebih lima belas menit.Sebenarnya, dia pun merutuk pada diri sendiri. Kalau tahu tak akan menerima panggilan atau memegang ponsel, kenapa juga dia harus membawanya ke kamar mandi?Secara bertahap dan perlahan, Natalia menarik handuk mandinya lalu keluar dari bath tub. Aroma flowery menyeruak sebab malam ini dia memilih wewangian itu untuk menenangkan pikirannya setelah lelah bergelut dengan pekerjaan.Usai memanjakan diri, barulah Natalia mengambil ponselnya. Sedikit terkejut dengan mata setengah melotot saat melihat nama pemanggil dan membaca pesan yang pemilik nomor itu kirimkan padanya. 'Aku ada di dep

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   117. Perjodohan Ulang

    Sagara mengusap sudut bibirnya yang belepotan bekas pewarna merah milik Natalia. Tersenyum miring saat mengingat memori singkat keduanya yang baru saja terjadi lagi. Dia bersandar pada tembok di rooftop, entah apakah kejadian tadi diantara mereka bisa membuka jenis hubungan baru buat keduanya.Satu kali lagi Sagara membenahi tatanan dasinya yang sedikit berantakan sebab diacak Natalia tadi. Lelaki itu juga memasang kembali jasnya yang sudah dikembalikan oleh wanita yang dengan wajah memerah buru-buru turun meninggalkannya sendirian disini. Pada akhirnya, Sagara turun dengan perasaan yang lebih lega daripada sebelumnya. Bibirnya terus mengulas senyuman tipis sepanjang perjalanannya menuju ballroom pesta. Pesta yang mendadak dan secara terpaksa dia hindari ternyata memberinya sebuah kesempatan luar biasa. Seperti yang Natalia katakan tadi padanya, sangat tidak sopan kalau Sagara meninggalkan pesta tanpa memberikan selamat kepada sepasang mempelai yang menghelat acara ini. Maka Sagara

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   116. Make Up?

    "Mbak Lia dimana?" Gisela menggendong sang putri yang mulai mengantuk setelah hampir dua jam berada di pesta pernikahan. Putri kecil itu menggeliat hampir tantrum dan mulai merengek sehingga dia dan Samuel siaga untuk segera meninggalkan kursi mereka. Samuel menggeleng, laki-laki itu mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan berusaha menemukan keberadaan sang kakak yang tiba-tiba saja menghilang setelah tadi mengucapkan selamat pada mempelai. "Sam, udah mau balik?" Tanya Darius yang menyambanginya setelah tamu-tamu mulai sibuk sendiri. Samuel mengangguk, "Iya nih, Kasihan Cia udah mulai ngantuk. Saya pamit ya Pak Darius, sekali lagi semoga pernikahannya langgeng dan bahagia," ucap Samuel dengan hormat.Laki-laki itu mengangguk dengan sedikit senyumannya. Melihat Samuel yang nampak kebingungan, Samuel kembali menerbitkan senyuman tipisnya."Natalia? Dia bawa mobil sendiri, kan?" Terka Darius yang sepertinya langsung paham kekhawatiran Samuel.Mendengar nama kakaknya disebu

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   115. An Apology

    Cengkraman pada pinggang ramping Natalia mengerat. Wanita itu berkedip dua kali dalam paniknya. Tatapan laki-laki dihadapannya itu masih sama tajamnya seperti dahulu. Hanya saja, Natalia dapat merasakan aura yang lebih dingin meradiasi darinya. Sesuatu yang jarang sekali Sagara Adinata kuarkan dahulu.Dengan kesadaran penuh, Natalia kembali pada posisinya. Berdiri tegap membenahi helaian gaunnya yang sudah sedikit berubah tatanannya. Debaran jantungnya menggila entah karena hampir mencederai kepalanya sendiri atau karena bertemu lagi dengan laki-laki masa lalunya. Presensi yang sebenarnya tak pernah absen dari pikirannya."Apa yang sedang kamu lakukan disini?" Tanya Natalia dingin. Wanita itu membuang tatapannya kearah lain. Dua tangannya secara refleks memeluk lengannya yang terekspos akibat potongan off shoulder tersebut.Sagara tak melepaskan pandangannya dari detail gesture kecil seperti itu. Tangannya secara otomatis membuka kancing jasnya dan melepas kain tebal tersebut."Mengha

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   114. Slow It Down

    Sagara berdiri di depan pintu megah yang dihiasi lampu-lampu berkilauan dan bunga-bunga segar. Lelaki dengan setelan rapi dan rambut ditata sedemikian rupa itu berjalan tegap memasuki area pesta sendirian setelah memarkirkan kendaraannya. Ia datang bersama kedua orang tuanya dan telah lebih dahulu dia turunkan di lobi utama. Lelaki itu seperti biasa memasang wajah dingin tak tersentuh miliknya. Mencoba mendeteksi keberadaan orang tuanya yang pasti sudah lebih dulu tenggelam dalam pesta. Pernikahan ini katanya adalah pesta pernikahan sepupu jauhnya. Saking jauhnya, Sagara sampai tidak benar-benar kenal siapa sepupunya ini. Namun dilihat dari skala pesta yang diadakan, Sagara rasa sepupunya menikahi pria yang benar-benar kaya. Area pesta memancarkan aura glamor dan kemewahan. Di dalam, suasana pesta ala konglomerat sangat terasa. Sempat dia dengar beberapa bisikan bahwa pernikahan kali ini memang merupakan pernikahan seorang konglomerat penting.Saking cueknya, Sagara bahkan tidak mem

DMCA.com Protection Status