Share

Bertemu Howard

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2023-11-03 12:27:27
“Kau mau membawaku ke mana?”

Lorong temaram, lembap dengan beberapa air menetes dari pipa kumuh berlapis serat – serat tanah, yang sepanjang sudut menguarkan aroma basah luar biasa pekat. Harger terus mengikuti ke mana sang hakim akan menuntunnya melangkah. Sebuah pintu besi berkarat di hadapan mereka digeser susah payah.

Tidak seperti tampilan luar. Bagian dalam dari tempat yang Harger pijaki persis markas lama, tetapi masih cukup terawat ketika dia menemukan beberapa benda – benda penting tersusun di lemari kaca.

“Apa yang membawamu ke sini, Don?”

Seseorang tiba – tiba bersuara, menciptakan reaksi kejut. Namun hanya Harger yang merasakan hal demikian. Sementara dia yakin sang hakim sangat tenang melewati tubuh seorang pria, yang membeku saat menatap Harger, seolah tidak percaya terhadap pengelihatan sendiri.

Apa yang salah? Harger bertanya dalam hati. Berusaha meyakinkan situasi canggung bukan bagian dari hal buruk yang dia lakukan.

“Kau membuatnya takut.”

Suara sang hakim tid
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Rumah Bertingkat

    Harger mengarahkan sudut mata menilai hampir keseluruhan tempat yang dia lewati. Sama sekali tidak tahu apa – apa mengenai keputusan sang hakim terhadap hunian barunya. Dia bahkan tidak menyangka akan berada di dalam rumah bertingkat, terletak di ujung Kota Roma—tepatnya nyaris menjorok ke tengah hutan.Sebuah tempat untuk tidak bertetangga. Di sekitar mereka adalah pohon menjulang tinggi. Samar – samar suara air terjun mencapai di puncak pendengaran. Tetapi beberapa kali perhatian Harger hanya tertuju pada tumpukan kertas berserak, persis pada satu ruang saat sang hakim mempersilakannya masuk.“Kau tinggal sendirian di sini?” Dia bertanya sambil memungut satu berkas dan secara tidak sengaja menjatuhkan secarik foto milik seorang pria asing ... terlihat sangat jauh berbeda ketika Harger membandingkan foto tersebut dekat – dekat di samping wajah Deu.“Ini siapa?”Ada yang aneh dari ekspresi kelam sang hakim. Perubahan pesat yang juga hilang dalam sekejap. Sebelah alis pria itu terangka

    Last Updated : 2023-11-03
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Terbangun

    Kernyitan Harger sangat dalam untuk sekali lagi menjelikan indera pendengarannya setelah suara tembakan membumbung tinggi di udara. Ledakan yang menggelegar itu bersumber dari halaman belakang. Dia tertarik pergi mencari tahu, dan ketika itu, Harger melihat tubuh sang hakim tegap membelakangi posisinya. Mata kelam yang dalam fokus membidik ke arah sasaran. Demikian lengan dengan otot – otot mencuak, lurus ... benar – benar menegaskan betapa pria itu telah terlatih. Hal yang wajar dari mantan seorang agen. “Deu—“ Harger terlonjak mengangkat kedua tangan saat secara spontan sang hakim nyaris menekan pelatuk di depan wajahnya. Pria itu memiliki sikap waspada berlebihan, meskipun dengan napas terasa menggebu dan keringat mengucur dari sudut wajah. “Kau terbangun karena suara tembakan?” Harger mengangguk. Menelan ludah kasar mengamati sang hakim menyugar rambut separuh basah ke belakang. Alis hitam pekat yang tumbuh rapi juga tidak kalah

    Last Updated : 2023-11-03
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Identitas

    Setelah berjalan semakin jauh. Harger tiba di suatu tempat yang membuatnya tertegun lama. Tidak ada apa pun di sini, hanya satu lahan kosong. Luas dan lebarnya separuh menyaingi ukuran bangunan rumah, seperti memang sengaja dibuat terpisah dari halaman yang mendahului.Harger menebak tempat ini mungkin akan diperuntukan hal ke depan, yang belum terjadi atau mungkin sama sekali tidak pernah. Keningnya mengernyit bagaimana bisa sangat yakin tentang asumsi tersebut, sementara dia nyaris tidak mengenal sang hakim dari sisi mana pun. Seperti apa keluarganya. Atau yang lebih rinci—sudahkah pria itu memiliki pasangan hidup hingga keluarga kecil yang harmonis?Harger mengedikkan bahu tak acuh. Mungkin akan mencari tahu suatu saat nanti. Dia mengambil posisi duduk di tengah – tengah lahan. Percakapan tadi pagi adalah pertemuan terakhir mereka. Sang hakim memiliki kesibukan yang deras. Harger sempat tidak percaya bahwa bunyi ponsel menjadi suatu hal yang tak pernah berhenti mengganggu Deu.Pria

    Last Updated : 2023-11-04
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Inggris

    London, Inggris. ... “Kau yakin Howard ada di sini?” Harger meneliti struktur bangunan lembab seperti tanpa kehidupan di hadapannya. Memikirkan tugas yang akan segera dilaksanakan, dan mulai meragukan Howard jika benar pria itu akan ikut serta. Pengamatan Harger beralih pada sang hakim ketika tidak sekali pun mendapat tanggapan. Deu terlihat sibuk meletakkan jempol tangan pada bidang transisi sidik jari. Tidak perlu menunggu lama, sistem berkerja menemukan kecocokan. Kemudian pintu ruang segera terbuka. Harger menahan napas sedikit tak percaya apa yang baru saja dilihat. Sudah dipastikan perbedaan yang mencolok antara tampilan luar dan dalam. Bahkan setelah keraguannya, Harger harus memuji tempat ini memiliki fungsi keamanan yang ketat. Dia tidak sungkan melangkahkan kaki, ikut ke mana sang hakim membawanya menuju lorong minim percahayaan. Setelah itu mereka berhenti pada sebuah ruang bermandikan cahaya terang. Rupanya Howard sudah menunggu di sana. Dengan segelas kopi hitam da

    Last Updated : 2023-11-04
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Arron

    Kali pertama mengerjakan misi bersama tim, Harger tak punya alasan untuk tidak mengakui beberapa hal yang membuatnya harus menekan perasaan berdebar. Dia tidak pernah membayangkan akan tertimbun bersama orang – orang mentereng. Namun menghadapi pesta yang megah sudah menjadi keharusan. Menyelesaikan apa yang telah telanjur dimulai.Harger melirik sang hakim sebentar. Kemudian mengedarkan pandangan ke sekitar sudut gedung. Mencari – cari keberadaan Arron sambil menunggu Howard memberi instruksi lewat saluran gelombang yang terhubung satu sama lain.[Sebentar lagi sesi penuh cinta akan dimulai. Bergabunglah ke pesta dansa. Aku melihat titik koordinat Arron ada sekitar sana.]Suara Howard masuk sebagai upaya awal. Pria itu menunggu di dalam mobil. Meretas beberapa hal penting untuk memudahkan pekerjaan mereka. Alat sensor dari tanda pengenal Arron telah tersinyalir masuk ke dalam sistem pengoperasiaan yang Howard atur. Mereka akan mudah melacak, tetapi lebih penting dari itu. Harger dan

    Last Updated : 2023-11-05
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Hampir Selesai

    Wine mengalir deras terasa membakar kerongkongan Harger. Dia segera meletakkan secangkir gelas kosong ke atas meja dengan kasar. Sedikit mengerjap, samar – samar mendapati Arron menyeringai, tetapi terpenting daripada itu, Harger lebih peduli bagaimana cara membuat Arron tidak memiliki kepekaan terhadap rangsangan kecil dari lengannya yang merambat pelan – pelan untuk menyusup di balik saku jas hitam pria tersebut.“Sekarang katakan apa yang kau punya? Uang ... atau harta simpanan?” tanya Harger. Sedikit lagi berhasil. Namun keberuntungan sedang tidak berpihak kepadanya. Dia tidak bisa bersikap gegabah saat sementara gerakan Arron seperti sengatan petir yang menyambar. Pria itu mulai mengendus, meresapi aroma tubuh Harger lekat – lekat, sehingga dia merasa cukup kesulitan mengendalikan gairah Arron yang terjal.“Minumlah sekali lagi. Aku ingin kau mabuk dan menghabiskan malam ini bersamaku.”Kalimat menjijikkan Arron menggaung sangat jelas. Menggelikan jika pria itu berpikir Harger te

    Last Updated : 2023-11-06
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Rangsangan

    Harger pikir dia akan segera terlelap, tetapi efek samping campagne luar biasa memicu adrenalin semakin menggebu. Panas tak tertahan mulai menjalar di seluruh tubuh sehingga dia bergerak gelisah sepanjang perjalanan menuju markas pertemuan. Barangkali Harger tidak bisa mencegah apa saja yang telah dia lakukan kepada sang hakim, persis ketika dua kancing teratas yang terbuka itu memancing sentuhan di luar kendalinya.“Jika sudah seperti ini, siapa yang akan membantunya?”Harger tidak begitu cermat menangkap pertanyaan Howard. Sekelebat hal yang bisa dia lihat adalah sorot mata pria itu melirik dari kaca mobil.“Aku rasa kau harus membantunya, Don.”Harger jelas tidak akan mengatakan apa pun saat sementara dia tak terlibat langsung ke dalam percakapan. Tidak berusaha mengerti maksud perkataan Howard, meski sedikit bagian tak terduga dari gerakan sang hakim, secara solid menekan sandaran kursi, turut membuatnya mengernyit.“Membantu untuk apa?” Suara Deu terdengar ragu sekaligus penuh de

    Last Updated : 2023-11-07
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Sebuah Rahasia

    Harger mengerjap pelan setelah menerima situasi baru di hadapannya. Sinar menerawang dari tirai jendela memberi pengaruh ingatan yang buruk. Dia sama sekali tak ingat apa yang telah terjadi semalam. Suatu cairan mengalir deras di kerongkongannya lalu dia merasa seperti terbakar oleh persinggahan yang panas. Salah satu bayangan tak terlupakan dari misi bersama tim adalah mendapatkan panel penyimpanan itu. Panel yang sudah bersamanya, dan secara utuh respons tubuh Harger kentara bangkit meraba permukaan dada yang terbalut kaos abu kebesaran milik seseorang. Dia sungguh tidak mengerti apa saja yang telah terjadi. Sisa – sisa ingatan membawa Harger pada kilasan wajah Arron. Hanya Arron yang terakhir kali dia ingat. Seharusnya begitu, tetapi tempat ini terasa cukup tidak asing. Sorot mata Harger berpendar tajam di setiap penjuru ruangan. Begitu hening seperti tanpa kehidupan. Dia butuh seseorang untuk menjelaskan sesuatu secara keseluruhan padanya.

    Last Updated : 2023-11-07

Latest chapter

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part12

    Tidak. Harger tidak ingin mengambil risiko tersebut dengan mengabaikan kebutuhan sekarang. Langsung menerobos masuk hingga sebuah pemandangan tak terduga, sungguh, seolah ingin menyeretnya melangkah mundur. Dia menyaksikan sendiri sebentuk tubuh sang hakim sedang menduduki tubuh seseorang. Tangan pria itu membentuk kepala mantap, yang berulang kali dilayangkan ke wajah pria malang—terkapar—dengan keseluruhan dilimuri darah. “Deu.” Harger tidak mungkin membiarkan suaminya terlarut lama ke dalam angkara murka yang mengerikan. Berlari secepatnya hanya untuk menghentikan pria itu lewat tindakan membabi buka. Deu tidak bisa mengambil tindakan tersebut di saat – saat seperti ini, meskipun bukan hal mudah memisahkan pria yang sungguh telah meledakkan seluruh hal terpendam dalam emosi yang selama ini tertunda. “Sudah, Deu, hentikan.” Napas Harger tak kalah menggebu saat dia harus benar – benar menarik tubuh sang hakim. Untunglah setelah melewati pelbagai kesulitan, dia perlahan men

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part11

    Harger mungkin menikmati masakan dari suaminya yang telah bersedia meluangkan waktu berkutat lama di dapur, tetapi dia tetap merasa ganjil ketika pria itu menolak ajakan makan bersama. Alih – alih setuju, justru Harger mendapati sang hakim berpamitan pergi—ntah akan ke mana. Dia mencoba menemukan petunjuk. Tanpa sepengetahuan sang hakim, Harger telah melakukan sesuatu tepat saat di mana pria itu beranjak ke kamar. Dia tidak bisa membiarkan rasa ingin tahu yang membludak, terus membara seperti benar – benar ingin membakarnya. Tidak akan sanggup bertahan lebih lama. Itu benar. Secara naluriah tangan Harger meletakkan garpu untuk bersinggungan di atas piring. Bisa menikmati lasagna belakangan waktu. Sekarang dia harus melakukan satu hal pas. Merogoh ponsel di saku celana. Howard. Ya, saat – saat seperti ini Harger akan sangat membutuhkan kemampuan Howard. [Ada apa menghubungiku, Lil’H?] Suara pria itu mencu

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part10

    “Apa yang kau lihat, Deu?” Mereka sedang berbelanja, tetapi baru saja sang hakim membuatnya seperti bicara kepada patung. Harger tidak mengerti apa terjadi dan mengapa dia harus mendapati Deu terlihat berbeda dari mula – mula mereka memasuki pusat pembelanjaan. Ditambah kenyataan harus menatap cengkeraman tangan yang mengetat di troli bayi, itu makin meninggalkan perasaan ganjil tak tertahan. Nyaris lima bulan setelah masa – masa indah menjadi orang tua, Harger tidak pernah menyaksikan sang hakim menunjukkan sikap tak terbantahkan. Mata gelap itu mendelik tajam. Seperti sembunyi – sembunyi menyimpan sesuatu. Namun, dia sama sekali tak sanggup menggapai satu pun terhadap apa yang sedang suaminya pikirkan. Hanya sekelebat menatap ke mana arah pandang pria itu. Pun ... Harger tidak menemukan sesuatu secara spesifik, selain bahu seseorang yang telah meninggalkan tempat di mana beberapa orang berjalan keluar masuk. Tak tahan. Dia memutuskan untuk menyentuh lengan sang hakim. Pria itu

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part9

    Harger meletakkan bayi kecil yang baru saja dimandikan ke keranjang. Di rumah sedang kedatangan banyak tamu. Pak Sekretaris bersama seluruh keluarga. Ada Daisy dan Mr. Thamlin. Benar – benar ramai mengagumkan. Harger tidak tahu harus berkata seperti apa bahwa dia sungguh diterima dengan sangat baik. Ada ibu mertua, saudari ipar, dan hal – hal yang sering sekali mereka perhatikan. Rasanya dia nyaris tidak diperbolehkan melakukan apa pun, bahkan meski hanya mengerjakan sesuatu di dapur, yang lagipula sang hakim akan mengajukan diri—menyelesaikan semua, kemudian mereka akan berbincang – bincang, hampir seperti berbisik agar bayi tidak terbangun. Satu hal yang tidak Harger lupakan. Charlene dan Deminti juga sudah mendatanginya, mereka tiba di Italia tanpa sepengetahuan Harger, kecuali sang hakim. Ajaibnya pria itu setuju untuk merahasiakan kenyataan tersebut sesuai permintaan Charlene, bahkan menyiapkan kejutan untuknya. Harger bahagia bahwa semua orang yang dia kenal sangat dekat,

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part8

    Hari ini .... Tiba pada momen yang menegangkan. Harger tidak tahu bagaimana dia akan menghadapi proses melahirkan yang sudah berada di depan mata. Dimintai untuk berjalan – jalan lebih sering dan melakukan apa pun supaya menghadapi persalinan dengan mudah. Tetapi Harger merasa beruntung memiliki suami seperti sang hakim. Pria itu dengan sabar menemani dia berjalan ke mana pun di taman rumah sakit. Mengerjakan apa saja yang Harger sudah tak bisa lakukan setelah menghadapi perutnya yang membesar. Seperti sekarang terjadi. Harger menahan napas ketika tanpa sengaja menjatuhkan sapu tangan, kemudian sang hakim segera membungkuk, meraih benda tersebut dan menyerahkannya kembali. “Terima kasih, Yang Mulia. Aku mencintaimu.” Saat – saat seperti ini memang dibutuhkan keromantisan. Harger berpengangan erat di lengan suaminya. Mereka berjalan sangat pelan menyusuri jalan yang dibeton, tetapi Harger sedang bertelanjang kaki. Pada beberapa momen tertentu sang hakim

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part7

    Senyum Harger lagi – lagi melebar saat mengamati sesuatu yang terasa indah.Garis dua ....Tadi pagi hampir tanpa sadar dia melompat girang. Melakukan tes, lalu mendapati bahwa dirinya positif hamil, itu merupakan momen tak terlupakan setelah harus menghadapi pelbagai desakan tidak nyaman belakangan ini. Keinginan untuk muntah, golakan mual, dan semua yang menghantam Harger sebagai satu kesatuan paling mengerikan—sebuah alasan serius mengapa kebutuhan – kebutuhan tersebut akhirnya meninggalkan perasaan curiga. Dia telah mengambil keputusan yang tepat dengan mengetahui kebenaran terlalu dini.Langkah Harger tentatif mendekat ke lemari pakaian. Ada sesuatu yang perlu dia lakukan sebelum memberitahu informasi ini kepada suaminya. Ya, meletakkan benda pipih di tanganya ke dalam kotak persegi panjang, lalu pelan – pelan membongkar lipatan kain di dalam rak demi mengambil sesuatu di sana. Pakaian rajut bayi buatan tangan Daisy, yang masih tersimpan utuh di sana, untuk kemudian

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part6

    “Jika kau tidak pernah siap, kita tidak akan turun, Harger.”Harger mengerjap setelah beberapa saat jatuh ke dalam pemikiran usang di benaknya. Semua sudah saling memaafkan. Sesuatu yang mengikuti di belakang bahunya kan selalu mengingatkan bahwa Laea sudah tenang di mana pun wanita itu berada. Tidak ada yang akan Harger katakan. Dia menatap sang hakim dengan sudut bibir melekuk tipis. Mereka memang memutuskan untuk berziarah ke makam Laea. Banyak yang ingin Harger curahkan, meski dia mungkin tak mengeluarkan suara ke permukaan sementara sang hakim ada di sampingnya. Hanya menatap setengah kosong pada undakan tanah yang indah—terawat begitu baik, dengan rumput – rumput terpotong begitu rapi merata.Ujung tangan Harger terulur meletakkan buket mawar, kemudian menyentuh nisan atas nama saudari perempuannya. Sedikit rasa sesak seperti berusaha menumbuk jantung Harger. Berulang kali dia berusaha menarik napas pelan, dan mengembuskan ke udara, tetapi kadang – kadang matanya

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part5

    “Apa yang kau pikirkan, Deu?” Harger bertanya sarat nada lambat. Hati – hati dia menyentuh punggung tangan sang hakim. Perlahan menautkan jari – jari tangan mereka, lalu meremasnya lembut. “Kau kepikiran soal adikmu? Apa yang benar – benar sudah kalian bicarakan? Aku hanya dengar beberapa, tapi yakin kau tidak akan seperti ini jika bukan karena sesuatu. Sekarang ceritakan padaku?'" Tadinya, Harger memang tak berniat mencampuri lebih banyak. Merasa tidak berhak. Namun, jika pada akhirnya Deu akan terus – terusan terpengaruh, dia tidak akan bisa menahan diri. Tidak tahu kapan sang hakim akan selesai dengan perselisihan batin yang terlihat luar biasa mencolok. Harger akan menunggu. Semenit, dua menit, hingga waktu yang berjalan seperkian saat. Cukup lama ... lalu embusan napas sang hakim terdengar kasar. “Astoria menolak perintahku untuk meninggalkan bajingan itu.” “Dengan mengakui bahwa Orion tidak pernah tahu dia hamil, aku rasa bukan

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ektra Part4

    “Aku bingung bagaimana alat peledak bisa berada di kepala Orion. Memangnya seberapa kecil ukuran alat peledak itu?”Harger bicara sayup – sayup di dapur sambil memegangi senter untuk menerangi pemandangan di sekitar suaminya. Sang hakim sibuk menyiapkan lasagna menjadi potongan sama rata setelah tadi ... menyalakan kembali ke api oven, dan mereka menunggu beberapa saat.Wajah tampan itu benar – benar begitu serius. Harger mengembuskan napas cukup kasar ... ntah kapan sang hakim akan menjawab pertanyaannya.“Deu.”Harger tidak akan tahan ketika sang hakim hanya diam. Masing – masing potongan lasagna diletakkan di atas piring, yang kemudian disusun di atas nampan—akan siap dibawa ke ruang tamu. Tetapi sebelum itu, iris gelap sang hakim mendadak fokus menatap lurus ke depan, seolah sedang memikirkan sesuatu, atau mungkin telah berniat memberi Harger tanggapan.“Ukurannya sebesar kapsul obat, yang dimasukkan melalui rongga hidung dengan cara ditembak.”Seharusnya

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status