Stuart telah selesai, dia telah menangkap salah satu anak buah Danzel yang sengaja dibiarkan hidup. Kekacauan yang terjadi di restoran pun sedang dibereskan. Beberapa Polisi datang dan terlibat dengan kekacauan itu. Mereka bahkan membantu Stuart tapi pria itu pergi setelah dia mendapatkan anak buah Danzel. Yang lain dia biarkan dikejar oleh Polisi karena dia tidak mau lagi terlibat sebab dia tidak mau masalah itu semakin panjang apalagi tugas yang dia jalankan sudah selesai.Seorang pria dikeluarkan dari dalam mobil setelah mereka tiba di markas. Pria itu ditarik keluar, Stuart memerintahkan anak buahnya untuk membawa tawanan ke dalam karena dia harus memberi laporan. "Aku telah mendapatkan salah satu dari mereka dalam keadaan hidup, Master.""Bagus. Jaga orang itu baik-baik dan jangan sampai lepas. Besok aku akan menyapanya jadi bawa dia ke markas!""Dia berada di sini sekarang!""Bagus, Stuart. Lalu bagaimana dengan kekacauan yang terjadi. Apa kau telah membereskannya?""Seperti
"Kurang ajar!" Danzel memukul meja setelah dia mendengar anak buahnya tidak ada satupun yang kembali dalam keadaan selamat. Mereka semua mati dan yang lebih membuatnya kesal adalah, para polisi mulai mencurigai dirinya. Dia tidak takut dengan mereka, dia hanya tidak suka berurusan dengan mereka karena uang yang akan dia keluarkan nanti tidaklah sedikit. Padahal anak buahnya telah memberi laporan Jika dia telah mendapatkan Harmoni tapi kenapa keadaan justru berbalik? Dia hampir merayakan kemenangan yang hampir dia dapatkan tapi semua itu justru gagal. "Beberapa orang polisi ingin bertemu denganmu, Tuan!" Berita yang sangat menyebalkan. Hanya untuk membunuh seorang Harmoni dan pria idiot itu, kenapa sampai harus seheboh ini? "Aku akan menemui mereka tapi panggilkan Joy kemari. Aku ingin berbicara dengannya jadi segera panggil dia!" Sekarang dia hanya bisa mengandalkan Joy saja. Dia yakin dia bisa membawa Harmoni kembali dengan mudah. Tidak butuh waktu lama, Joy sudah berada di da
Karena mereka tidak jadi pergi ke markas, Aiken membawa Harmoni pulang ke rumah kedua orang tuanya. Ibunya yang meminta. Dia telah mendengar apa yang terjadi jadi dia ingin mendengar dari putranya apa sebenarnya yang terjadi.Harmoni disambut dengan baik oleh Aleandra walaupun dia bukanlah menantunya. Dia akan membantu putranya untuk tetap bersandiwara meskipun sebenarnya dia tidak setuju dengan apa yang dilakukan oleh Aiken.Memang rasanya sedikit canggung tapi kebaikan yang ditunjukkan oleh ibu Aiken membuat rasa canggung itu sirna dengan perlahan. “Mom, apa Archer ada di rumah?” Dia pulang untuk menemui adiknya.“Adikmu ada di dalam kamar, pergilah lihat!”“Dia pasti berada di dalam lemari lagi!”“Seharusnya kau sudah tahu jika itu adalah rumah kedua baginya.”“Kenapa tidak dibuang saja, Mom? Jangan membiarkan dirinya terbiasa tinggal di dalam lemari!” Mendengar apa yang Aiken ucapkan membuat Harmoni menyipitkan kedua matanya. Tinggal di dalam lemari? Sepertinya ini pertama kali d
Joy telah membuat surat lamaran dan telah berada di Smith Corporation. Entah dengan cara itu dia dapat bertemu dengan Harmoni atau tidak, tapi dia harus mencobanya. Mungkin saja Aiken akan membawa Harmoni ke tempat itu dan jika tak bisa maka dia akan mencari cara lain tapi yang jadi masalahnya sekarang, apakah dia akan diterima atau tidak?!Dia telah memalsukan semua identitas agar tidak ada yang mengenali dirinya. Dia masuk ke dalam markas musuh jadi dia harus berhati-hati. Kebetulan saat itu memang sedang merekrut beberapa karyawan baru. Joy bergabung dengan mereka dan sebisa mungkin dia tidak melakukan hal yang mencurigakan. Stuart yang mewawancarai semua karyawan baru itu. Joy melihat sana sini, Stuart jadi curiga dengan gelagatnya. Seharusnya Joy dapat menahan diri tapi dia sudah seperti seseorang yang ingin mencari sesuatu. "Nona Melody, apa tujuanmu masuk ke dalam perusahaan ini?" Stuart melihat data diri Joy dengan seksama. "Tentu saja untuk bekerja. Dapat bergabung dengan
Aiken telah memerintahkan Stuart untuk mencari tahu identitas Joy dengan benar. Dia yakin wanita itu memiliki hubungan dengan Harmoni. Entah apa tujuannya yang pasti mereka harus waspada.Bisa saja wanita itu berada di pihak Harmoni dan bisa saja wanita itu dapat memberikan mereka informasi yang sedang dia cari. Tidak ada yang tahu oleh karena itu mereka harus mencari tahu terlebih dahulu.Rencananya justru berubah. Dia mengajak Harmoni untuk pergi ke markas karena dia ingin menginterogasi orang yang mereka tangkap kemarin. Dia juga membawa foto Joy serta. Bisa saja wanita itu adalah kelompok mereka.Seorang pria terlihat dalam keadaan tak berdaya. Tubuhnya telah dipenuhi oleh luka bekas cambukan dan sebagian anggota tubuhnya terlihat terbakar. Keadaannya yang mengerikan membuat Harmoni harus menelan ludahnya.Pria itu memandang ke arahnya ketika dia mengikuti Aiken menghampirinya. Tiba-tiba dia merasa jika pria itu mengenali dirinya dengan baik. Harmoni menghentikan langkah, dia dan
Harmoni berpagangan pada batang Pohon yang begitu besar. Dia menenangkan diri dan memegangi kepalanya yang terasa pusing. Membayangkan apa yang baru saja Aiken lakukan semakin membuat perutnya terasa mual. Dia bisa melihat jika pria itu bukanlah orang sembarangan tapi apakah Aiken selalu melakukan hal itu ketika mengeksekusi lawannya? "Tenangkan dirimu, Harmoni!" Dia berbicara pada diri sendiri. Harmoni menarik nafasnya dan menghembuskannya lagi. Dia berusaha tenang tapi ketika seseorang menyentuh bahunya, Harmoni menjerit dengan begitu keras. Dia terkejut, begitu juga dengan Aiken. Dia hanya ingin mengajak Harmoni pulang karena dia telah selesai tapi teriakan Harmoni justru mengejutkan dan dia rasa para binatang yang berada di sana juga terkejut karena teriakan itu."Aiken!" Harmoni memegangi dadanya. Dia pun menenangkan diri dari keterkejutannya. "Ada apa denganmu, kenapa berteriak seperti itu?""Aku terkejut. Apa kau tidak bisa melihatnya?!""Baiklah. Kenapa kau keluar dan berd
Aiken membawanya melakukan hal yang menyenangkan. Untuk sesaat dia lupa dengan kengerian yang dia lihat. Mereka pergi ke pusat perbelanjaan untuk mengisi waktu.Aiken sengaja membawa Harmoni ke tempat ramai karena dia ingin memancing musuh. Bisa aja ada musuh lain dan mungkin saja ada orang lain yang menyapa Harmoni ketika mereka sedang menghabiskan waktu bersama.“Apa ini bagus?” Harmoni sedang memperlihatkan baju yang baru saja dia pilih.“Ya, itu cocok untukmu.”“Baiklah,” alih-alih mengambilnya, Harmoni justru menyimpannya kembali.“Kenapa tidak kau ambil, bukankah kau menyukainya?”“Tidak, aku hanya ingin melihat-lihat saja. Ah!” Harmoni menarik tangannya. Dia tidak berniat membeli apapun. Dia hanya ingin bersenang-senang saja. Entah mereka pernah melakukan hal itu atau tidak, dia merasa mereka berdua sedang berkencan.“Hei, apa tidak ada yang mau kau beli?”“Tidak. Aku tidak ingin membeli apapun!”“Ambil saja apa yang kau suka, aku pasti akan membelikannya!”“Aku tahu tapi aku s
Pengalaman yang tidak akan pernah dilupakan bagi Harmoni. Pemandangan langit malam yang indah serta kebersamaan yang luar biasa tentu tidak akan pernah dia lupakan sampai kapanpun.Entah dia dapat melakukan hal itu lagi atau tidak, yang pasti kencan yang mereka lakukan pada malam ini terasa begitu berarti. Setelah puas berputar di atas langit, Aiken menyudahi petualangan mereka pada malam itu.Dia tahu Harmoni masih ingin melakukannya tapi dia akan mengajak Harmoni melakukan petualangan lain yang tak kalah menyenangkan nanti. Senyuman menghiasi wajah Harmoni. Terlihat jelas jika dia begitu bahagia malam ini.“Bagaimana, apa kau senang Harmoni?”“Seharusnya kau tidak perlu bertanya, Aiken. Kau bisa melihatnya jika malam ini aku benar-benar bahagia.”“Aku benar-benar senang mendengarnya. Apa masih ada yang ingin kau lakukan? Jika masih ada, kita bisa melakukannya terlebih dahulu sebelum kita melakukan hal lainnya.”“Aku rasa sudah cukup, kita pulang sekarang!” Dia memang masih ingin mel
Potongan puzzle yang ada di dalam ingatan mulai tersusun dengan perlahan. Walaupun belum menjadi potongan yang sempurna tapi ingatan yang telah dilupakan perlahan telah didapatkan. Harmoni mulai mengingat beberapa kejadian yang dia alami beberapa tahun yang lalu. Orang pertama yang dia ingat adalah Joy. Dia ingat jika mereka berdua memiliki hubungan baik dan dia pun ingat Joy tidak saja rekan kerja tapi dia juga sahabat baiknya. Ingatan itu cukup penting bagi dirinya karena sekarang dia jadi tahu apa hubungan dirinya dengan Joy. Walaupun hanya dapat mengingat bagian itu, tapi dia cukup senang karena dia yakin ingatan lainnya akan segera dia dapatkan. Harmoni sedang termenung, dia baru saja menjalani pemeriksaan. Keadaannya sudah membaik dan dia ingin pulang. Aiken berbicara dengan dokter pribadinya. Dia ingin tahu bagaimana dengan keadaan Harmoni. Sakit kepala yang Harmoni alami semalam, dia harus tahu apakah akan Harmoni alami lagi atau tidak. Setidaknya dia memerlukan obat untuk
Aiken semakin cemas, dia sudah lama menunggu Harmoni bahkan dia meminta keadaan Harmoni kembali diperiksa tapi lagi-lagi tidak ditemukan sesuatu yang salah. Kepalanya kembali diperiksa, tidak ada memar berarti dan tak ada retakan di tengkorak kepalanya.Keadaan Harmoni telah diperiksanya berkali-kali, tapi tak ada keanehan sama sekali. Dia hanya pingsan saja, dokter sudah memastikan hal itu tapi Aiken tak berhenti mencemaskan dirinya. Ibunya sudah pulang, malam pun semakin larut. Aiken berusaha memejamkan matanya tapi rupanya sangat sulit. Pikirannya dipenuhi oleh Harmoni dan dia tidak menduga jika wanita itu telah mempengaruhi dirinya sampai seperti itu.Aiken sedang berbaring di sofa, dia mengangkat kepalanya sedikit untuk melihat ke arah ranjang dimana Harmoni masih terbaring tak sadarkan diri. Melihat keadaannya justru membuatnya resah.Dia ingin mengabaikannya dan berpura-pura tidak peduli tapi rupanya kepeduliannya terhadap wanita itu begitu besar. Dia kembali berbaring, denga
Danzel telah tiba. Dia sangat terkejut karena mendapati markasnya sudah hancur berantakan. Tidak ada satupun yang tersisa, semua menjadi puing yang masih terbakar. Satu anak buahnya pun tidak terlihat di tempat itu bahkan dia sudah berusaha menghubungi mereka tapi tidak ada jawaban sama sekali.“Sial!” Danzel melempar ponselnya sampai hancur berkeping-keping. Siapa yang telah melakukan hal ini?Tidak mungkin Harmoni yang menghancurkan markasnya karena dia hanya seorang diri saja. Dia tak ingin berpikir lebih jauh tapi dia yakin Aiken yang telah menghancurkan markasnya. Jika memang dugaannya benar, itu berarti Harmoni memang bersekongkol dengan pria itu untuk melawan dirinya.Tidak ada yang bisa dia lakukan membuat Danzel pergi dari markas yang sudah terbakar. Untuk beberapa waktu lebih baik dia tidak melakukan apa pun terlebih dahulu. Aiken sudah mengetahui markas miliknya dan kemungkinan besar sebentar lagi pria itu akan tahu keberadaannya.Tentunya itu bukanlah hal baik bagi dirin
Tidak ada CCTV yang bisa diretas membuat Aiken tidak bisa melihat apa yang terjadi di dalam sana. Dia memerintahkan anak buahnya untuk mengintai karena hanya itu yang bisa dilakukan untuk melihat apa yang terjadi di dalam sana. Dia tidak boleh gegabah. Rencana itu bisa gagal jika dia menyergap tanpa perhitungan. Pengorbanan yang dilakukan oleh Harmoni tidak boleh sia-sia tapi saat itu harmoni berada di dalam masalah karena sekumpulan anak buah Danzel akan menikmati tubuhnya. Anak buahnya mengintip dari sebuah lubang yang terdapat di jendela. Dia melihat sekumpulan laki-laki sedang tertawa dan mengelilingi sesuatu. Dia melihat dengan baik dan sangat terkejut karena anak buah Danzel sedang memukuli Harmoni. Tidak main-main, wajah Harmoni dibuat babak belur dan mereka pun tidak ragu memukul kepala Harmoni menggunakan gagang pistol. Hal itu terjadi karena Harmoni menendang bagian vital salah satu dari mereka yang hendak memperkosa dirinya. Karena marah, Mereka pun mengeroyok Harmoni d
"Apa kau bilang?" Danzel sangat terkejut mendengar laporan dari anak buahnya. Bukan pertemuan anak buahnya dengan Harmoni yang membuatnya terkejut tapi keberadaan Harmoni di tempat itu. Entah kebetulan atau tidak tapi tidak seharusnya Harmoni berada di tempat itu di mana rencana besar akan dijalankan. Dia Jadi curiga jika Harmoni memang telah mengetahui rencana besarnya dari Baron. Bisa saja sebelum Baron mati dia telah memberitahu Harmoni akan rencana itu dan sekarang dia jadi curiga, jangan-jangan Harmoni sengaja bergabung ke dalam organisasi karena ingin menggagalkan rencana besarnya. Harmoni sengaja keluar dari organisasi di waktu yang tepat dan bergabung dengan musuh. Dia tahu setiap anggota yang hendak mengundurkan diri akan dilenyapkan oleh karena itulah dia bergabung dengan Aiken Smith. Dia pasti menawarkan sesuatu pada pria itu untuk mendapatkan perlindungan. Sekarang semakin jelas. Harmoni memberontak dan ingin menggagalkan rencana besarnya. Jangan katakan pula dia melak
Mereka berdua sedang mengintai dari balik persembunyian. Orang-orang itu terlihat semakin banyak. Mereka tidak saja berada di luar tapi mereka juga masuk ke dalam bangunan dan mereka seperti sedang mencari sebuah tempat strategis.Harmoni menarik Aiken agar mereka tidak terlihat. Dia memang menyamar tapi tidak dengan Aiken. Jika salah satu dari orang-orang itu melihat Aiken maka situasi akan menjadi kacau.Mereka tidak boleh membuat keributan di tempat ramai seperti itu apalagi orang-orang itu sedang membuat sebuah rencana. Jangan sampai keberadaan mereka berdua jusrtu membuat rencana mereka berubah. “Hei, kenapa kau menarikku?”“Ssst, mereka akan mengenalimu jika kita tidak bersembunyi dengan benar!” Beberapa dari orang-orang itu baru saja melewati mereka. “Ck, seharusnya aku menyamar juga!” Aiken menggosok janggutnya. Jika dia tahu akan ada yang datang, dia pasti sudah menyamar.Harmoni melihat sekitarnya, dia melihat seorang wanita yang terlihat sibuk memperhatikan bangunan itu.
Mereka sudah berada di sebuah lapangan yang luas yang dikelilingi oleh bangunan prasejarah. Tempat itu adalah tempat wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan setiap harinya. Seperti yang Aiken katakan, tempat itu memiliki banyak jendela dan bangunan itu memiliki bentuk dan rupa yang sama. Matahari bersinar dengan begitu terik. Tapi hal itu tidak menyurutkan niat mereka berdua untuk menjelajahi tempat itu. Mungkin saja ada sesuatu yang akan mereka dapatkan setelah melihat-lihat tempat itu. Harmoni berjalan berputar, agar dia dapat melihat tempat itu dengan baik. Di tempat terbuka seperti itu di mana semuanya terlihat sama, bagaimana seseorang akan tahu jika ada seorang pembunuh bayaran sedang bersembunyi di salah satu jendela bangunan yang ada? “Jalan yang benar!” Aiken memegangi tangannya agar Harmoni tidak berjauhan dengannya. Ini pertama kali dia bersama dengan seorang wanita di tempat terbuka seperti itu. Anggap mereka sedang berkencan walaupun Harmoni sedang menyamar
Harmoni duduk sendiri, dengan beberapa kertas yang berserakan di atas meja. Dia menulis sesuatu di kertas itu dan membacanya dengan baik tapi dia kembali menghancurkannya karena dia tidak mengerti sama sekali. Teka-teki yang diucapkan oleh kakaknya, itulah yang ingin dia tahu. Dia sudah banyak mendengar dari Joy jika kakaknya adalah orang kepercayaan Danzel tapi kakaknya justru mati secara misterius. Dia yakin teka-teki itu memiliki arti dan pesan yang ditinggalkan oleh kakaknya agar dia tidak mencari keadilan, mungkin ada yang dikhawatirkan oleh kakaknya. Harmoni kembali membaca teka-teki yang telah dia tulis tapi pikirannya buntu. Selain tidak jago dalam memecahkan teka-teki, dia pun tidak mengerti sama sekali bagian akhir dari teka-teki itu. Mungkin akan ada sesuatu yang terjadi di tanggal 5 tapi apa?"Ck, sial!" Harmoni menggumpal kertas hingga remuk lalu melemparkannya. Dia sudah melakukan hal seperti itu berkali-kali dan melihat apa yang dia lakukan membuat Aiken menggeleng
Aiken buru-buru kembali ketika dia mendengar adiknya diserang oleh orang yang tidak dikenal. Dia juga mendengar jika adiknya terluka akibat penyerangan itu. Dia yakin yang menyerang adiknya adalah orang-orang dari organisasi di mana Harmoni bekerja.Mereka cukup cerdik sehingga keberadaan mereka sulit dilacak. Tak adanya petunjuk membuatnya buta untuk mencari keberadaan mereka. Tanpa banyak bicara, Aiken mencari adiknya di dalam kamar. Seperti biasa, Archer selalu tak terlihat. Sepertinya tempat tidur itu hanya sebagai hiasan saja karena dia tidak akan pernah berbaring di sana walaupun dalam keadaan sakit sekalipun.“Archer!” Dia mulai memanggil sambil mengetuk pintu lemari, “Keluar sekarang, aku ingin berbicara denganmu!” Dia tahu adiknya pasti berada di sana. Akan tetapi, tidak ada suara sama sekali.Aiken berjalan ke arah lemari lain dan kembali mengetuk. Dia pun memanggil adiknya dan lagi-lagi tak ada jawaban. Dia memeriksa seluruh lemari yang ada di dalam kamar sampai dia menem