Di bar yang jauh dari vila. Terlihat seorang wanita tambun yang mengenakan berkilo-kilo emas di badannya memesan daging mentah kualitas terbaik untuk 'Lucy'."Nah habiskan," Ucapnya seraya meletakkan daging sapi di piring makanan Lucy.Walaupun tempat itu sejatinya bar, mereka tidak hanya menyediakan minuman beralkohol, tetapi segala jenis makanan yang di-request pelanggan.Dia sedang menyantap banyak hidangan di meja saat Erik meneleponnya untuk meminta bantuan."Bantuan apa yang bisa ku berikan?"[ Ada banyak wartawan di halamanku. Tolong panaskan kubah ini supaya mereka terpanggang. ]"Hahahahahahaa ... ! Anda memang kejam, tapi saya tidak bisa melakukan itu. Saya hanya bisa menaikkan suhunya hingga 70 derajat celcius."[ Itu cukup, nyalakan 5 menit dari sekarang. ]Erik menutup semua pintu lanjut menyalakan pendingin ruangan, kemudian mengganti daftar kegiatannya hari ini.Linda yang sedan
Erik terus kepikiran dengan Alicia Grahambell. Benih yang dia tanamkan pasti akan menunjukkan perkembangan.Erik tidak mau membahas hal ini lagi karena akan menyakiti perasaan Linda. Oleh karena itu, dia mengutus anak buahnya untuk mengurus Alicia sebelum dia membuat masalah untuknya.Namun tanpa Erik sadari, Linda juga mencemaskan hal yang sama. Kejadian itu membebani pikirannya lebih dari Erik sendiri.Malam itu Erik dan Linda bertemu di dapur. Apakah itu aneh? Tidak juga. Hanya saja, mereka ke dapur untuk merenungkan hal yang sama.Erik menatap Linda. Linda balik menatap dengan wajah memelas."Kamu sedang apa Linda?"Linda cenderung menjawab semua pertanyaan dengan jujur. Bahkan tidak hanya pada Erik melainkan juga saat bicara dengan orang lain.Sifat inilah yang membuat Erik meletakkan lebih banyak pembantu untuk menjaga Linda.Linda menjelaskan kekhawatiran pada Alicia. Walaupun Erik sudah memintanya menggu
Sebuah Casino pasti memiliki yang namanya "bar." dan Bartender adalah pengamat terbaik dalam klub. Keahlian itu terlatih dan berkembang tanpa mereka sadari. Karena itulah Erik mendekati Bartender-nya.Tapi Bartender ini cukup unik. Dia tidur disaat bekerja. Bartender itu menjelaskan kalau sangat jarang orang memesan minuman. Penyebabnya ialah harga minuman yang terlalu mahal untuk rakyat jelata. Bahkan gelas ukuran paling mini tidak sanggup mereka beli.Melihat Linda yang seorang wanita asia bartender itu berbaik hati memberitahu mereka sebuah rahasia."Wanita asia adalah kesukaan mereka. Soalnya badan kalian kecil dan lemah, sebaiknya jaga istrimu." Bisik si Bartender."Tunggu, darimana kau tahu kami sudah menikah?" Tanya Linda."Aku melihat kemiripan di jari kalian."Erik lupa memakai sarung tangan. Sebenarnya udara hari ini tidak terlalu dingin walau daratannya dipenuhi salju.Bartender kembali bertanya. "Apa kalian t
Namun saat sibuk mengejar kapal, para Yakuza itu tidak sadar kalau para detektif sudah berpindah ke sampan.James, Elise, Aiko dan dua orang polisi menjaga tubuh profesor Sawatari. Sebelumnya Elise, Aiko, dan James sudah berhasil mengantar profesor Sawatari ke rumah Nenek Ichinose. Tapi jejak mereka terendus dan terpaksa harus melarikan diri lagi.Sekarang Legina dan nenek Ichinose menghilang dan Profesor Sawatari dipindahkan ke Korea, namun rencana itu gagal karena Yakuza bergerak lebih cepat. Dan, mereka ditolong oleh polisi laut yang menjaga perairan.Melihat profesor Sawatari Ichinose berada di dalam kantung penghangat yang mereka bawa, para polisi itu pun mengira James dan yang lainnya sebagai penculik. Untunglah ada Aiko yang dengan cepat menjelaskan situasi.Para polisi laut itu pun setuju untuk membantu dengan syarat satu kilo emas. Rupanya mereka juga menginginkan 'Midas Wine' alat ajaib milik keluarga Ichinose."Berikan aku setidak 10 gram emas! Dan akan kuantar kalian kemana
James mengguncang badan Sawatari Ichinose berharap dia segera bangun. Aiko yang sedang membawa galon tidak sengaja menginjak tangan kiri Sawatari.Hal tidak terduga pun terjadi, Profesor Sawatari menjerit kesakitan. James dan Aiko sangat senang. Mereka memanggil Elise yang sedang berburu burung elang.Sambil membawa dua ekor elang untuk makan malam, Elise memperkenalkan dirinya sebagai ketua tim.Profesor Ichinose berkata. "Terima kasih sudah menolongku. Aku tidak akan melupakan bantuan kalian."Pernyataan itu lantas membuat Elise dan yang lainnya terkejut. Pasalnya mereka belum menjelaskan apa yang terjadi selama Profesor pingsan. Profesor Sawatari mengakui telah berbohong selama ini.Sebenarnya dia sudah sadar sejak mereka meninggalkan gedung Yamato. Dia berpura-pura pingsan untuk menguji keseriusan mereka. Tapi sebagai akibatnya tim Elise gagal melarikan diri dari Jepang."Terima kasih karena sudah menggendongku, ha ha ha ha h
Nahkoda kapal pun melajukan kapal dengan kecepatan penuh ke arah pulau Akigahara yang berjarak 4 kilometer dari lokasi kapal saat ini."Mereka kemari! Apa yang harus kita lakukan?! "Elise menampar James yang berisik."Sejak awal kita tidak punya kesempatan menang. Jadi ayo kita menyerah dan susun alibi yang bagus." Ucap Elise dengan serius. James setuju dan melarikan diri dari garis depan.Tidak lama kemudian kapal angkatan laut merapat. Puluhan 'Battle Board' berlabuh di pesisir pantai. Puluhan tentara berzirah baja pun turun dengan menenteng senjata api berperawakan perkasa.Pelarian James dan Elise terhenti di bukit tinggi. Karena bukit itu mengarah ke pantai, mereka bisa melihat bala tentara penyelamat Prof. Ichinose di pinggir pantai. Salah satu tentara juga melihat mereka dan tanpa basa-basi membidikkan senjatanya. Menembaki mereka dengan brutal dan tanpa ampun.James melarikan diri ke balik bukit, disusul Elise yang awaln
Di tengah gemerlap lampu tari, Erik dan Linda memulai perjalanan indah mereka dalam adegan ini. Erik, dengan tatapan penuh kekhawatiran, mencoba menuntun Linda dengan gemetar, namun kecanggihan gerakannya seolah meredup oleh kegelisahan yang merayap di benaknya.Linda, dengan kelembutan dan keanggunan seorang penyihir, melangkah mengelilingi Erik, memandanginya dengan senyum lembut. Dengan kelembutan penuh kasih, ia meraih tangan Erik, menuntunnya dalam gerakan-gerakan yang gemulai namun tetap kokoh.Saat musik melodi mengalun, Erik terpesona oleh keanggunan Linda yang begitu mempesona. Namun, kepikirannya yang penuh beban membuat gerakannya terhenti, seperti tarian yang terhenti di tengah jalan.Linda, tanpa ragu, mendekati Erik. Dalam langkah yang penuh kedamaian dan kelembutan, ia memegang erat tangan Erik. Dengan tatapan lembut, ia memandang mata Erik, lalu mulai membimbing langkahnya, mengajarkan gerakan-gerakan yang pernah mereka praktikkan bersama.
Erik duduk di kursi seberang Jenderal. Jarak mereka hanya dibatasi oleh sebuah meja kaca besar. Secara mengejutkan Linda diminta untuk duduk di sebelah Erik. Erik pun memperingatkan Jenderal untuk tidak melibatkan Linda dalam urusan mereka.Mendengar itu sang Jenderal merasa geli. Detektif kejam yang sebelumnya dia kenal telah menjadi budak cinta seorang wanita yang biasa saja. Tentu saja sang Jenderal tidak berani mengatakannya dan hanya bergumam di dalam hatinya tentang rendahnya selera Erik.Di dalam ruang tamu yang biasanya hangat dan nyaman, kini terasa tegang dan penuh dengan ketegangan. Erik, Linda, dan Jenderal Angkatan Darat duduk dengan serius, wajah mereka mencerminkan kekhawatiran akan kejadian tragis yang baru saja terjadi.Jenderal, dengan ekspresi yang datar memberikan informasi terkini tentang situasi di Jepang pasca kembalinya Prof. Ichinose. Suara beratnya menggambarkan betapa seriusnya keadaan yang mereka hadapi.Mimpi buruk mer