40Jalinan waktu terus bergulir. Kloter 4 dari Indonesia telah tiba. Selang dua hari berikutnya, kloter ketiga dan tim Eropa berpamitan untuk kembali ke negara masing-masing. Hisyam mendekap Jauhari cukup lama, sambil membisikkan kata-kata untuk menguatkan hati sahabatnya tersebut. Setelah melepaskan diri, Hisyam beralih untuk memeluk Yusuf dan Beni, yang tetap tinggal sampai beberapa bulan ke depan. Jauhari dan rekan-rekannya melepas keberangkatan kedua kelompok tersebut, hingga bus yang mereka tumpangi tidak terlihat lagi. Aswin dan Nasir yang memimpin kloter 4, mengajak semua orang untuk memasuki ruang tunggu. Mereka bersantap siang sambil berbincang santai, kecuali Jauhari. Pria berlesung pipi tersebut memaksakan mengunyah dan menelan makanannya, meskipun semuanya terasa hambar. Ditahan selama dua bulan, menjadikan jiwa dan raga Jauhari letih. Lelaki bermata sipit, sudah bosan terkurung di tempat itu. Dia sangat ingin bisa bebas, meskipun berstatus tahanan kota, seperti Nurie
41Tepat jam 7 pagi di hari Rabu, Jauhari dan rekan-rekannya berangkat menuju Port Stephens dengan menumpang di bus polisi. Beberapa mobil MPV turut dalam konvoi itu. Jauhari memandangi sekeliling sambil mengucap syukur dalam hati. Dia senang bisa melihat dunia luar, meskipun hanya beberapa jam. Jauhari yang duduk berdampingan dengan Yusuf, meminta untuk divideokan oleh sahabatnya tersebut. Jauhari mengoceh bak Youtuber untuk menceritakan pengalamannya dalam perjalanan itu. Setelahnya, video tersebut diunggah Yusuf ke akun IG Jauhari yang telah dia ambil alih sebagai admin. Tanpa dinyana, banyak orang memberikan respons positif dan mereka mendoakan Jauhari, agar selalu sehat serta bisa segera bebas. Video itu dibagikan ulang oleh semua pegawai PBK dan anak buah Jauhari di EMERALD. Dalam waktu singkat, video itu menjadi viral dan terus dibagikan banyak orang. Jasmine yang turut membagikan postingan itu, mengirimkan pesan pada Yusuf. Tidak berselang lama ponsel Jasmine berdering da
42Rabu minggu berikutnya, giliran Avreen, Tyas dan Viviane yang memberikan keterangan dalam persidangan Owen dan Truman, versus kelompok Billy. Ketiga gadis tersebut melakukan tele conference dari ruang kerja Tio di kantor PG. Selain mereka, juga ada tim pengacara dan semua komisaris serta petinggi PBK. Avreen yang memberikan keterangan pertama, menjelaskan semuanya dengan runut, sesuai dengan peran Jauhari yang diubah untuknya. Avreen sudah berlatih sejak lama agar bibirnya tidak tergelincir menyebutkan perannya, yang sesungguhnya dalam peristiwa itu. Sebab nantinya semua akan makin rumit. Setelah Avreen, Tyas dan Viviane juga memberikan kesaksian serupa dengan yang diberikan mereka saat diperiksa penyidik hampir tiga bulan silam. Puluhan menit berlalu, tele conference pun usai. Namun, mereka masih menonton persidangan itu melalui sambungan video jarak jauh dengan Anzac, yang turut menghadiri persidangan di Port Stephens. Selain Anzac dan tim kuasa hukum, serta Aswin, Nasir, K
43Mobil-mobil yang saling menyalip di jalanan tepi kota, menjadikan banyak orang penasaran. Namun, bila terdengar bunyi tembakan, pengguna jalan lainnya segera menyingkir. Akses menuju jalan raya utama Kota Sydney ditutup petugas. Mereka mengarahkan mobil-mobil yang hendak ke luar kota, untuk melewati jalur lain. Belasan kilometer mendekati Kota Sydney, Harper meminta sopirnya melakukan manuver putar balik. Sedangkan dia dan ketiga penumpang lainnya menembaki mobil-mobil yang masih mengekor, untuk menghentikan mereka di sana. Dedi dan Harzan yang telah berhasil mendahului sisa kendaraan lawan, ikut memutar balik dan berhenti di kanan serta kiri mobil Harper. Taylor dan Bunji sama-sama membidik lawan masing-masing. Begitu pula dengan Harper yang mengintai dari kaca samping kiri. Tiga letusan terdengar seiring dengan pecahnya kaca mobil kiri milik lawan, dan berputarnya mobil kanan, akibat bannya pecah. Mobil tengah juga terlihat kehilangan kendali, sebelum sang sopir benar-benar
44Hari berganti hari. Sekelompok orang keluar dari gedung kejaksaan. Mereka bergegas menaiki dua mobil MPV yang telah menunggu di dekat tangga depan lobi utama. Kedua mobil hitam itu bergerak menuju kantor polisi pusat. Mereka harus segera tiba di sana, karena telah ditunggu banyak orang. Puluhan menit terlewati, Jauhari tertegun ketika didatangi Gilbert, Paul dan Harper. Geoff dan Cayden juga turut menemui lelaki muda yang tengah mengerjakan laporan PBK wilayah New Zealand, di laptopnya. Kala Gilbert menerangkan maksud kedatangannya, Jauhari sempat termamgu. Dia masih mengerjap-ngerjapkan mata ketika Yusuf berseru sambil berjoget gembira. Jauhari langsung mendekap Gilbert sambil mengucapkan terima kasih berulang kali. Kemudian dia berpindah mendekap Paul dan Harper. Sebelum merayakan kebebasannya bersama Yusuf, Geoff dan Cayden. Puluhan menit berlalu, Jauhari keluar dari selnya. Dia menemui semua petugas yang telah menunggu di aula, kemudian Jauhari menyalami mereka satu per sa
45*Grup Pahlawan Bertopeng*Wirya : Welcome, @Jauhari. Jauhari : Alhamdulillah. Hai, semuanya! Hugo : Hello, My Brother. Carlos : Nice to see you, @Ari. Gwenyth : @Bang Ari, aku kangen! Syuja : Nggak kangen sama aku, @Gwenyth? Gwenyth : Aku bingung mau jawab apa. Hasbi : Jawab aja, emoh! Dimas : Ora sudi! Beni : Ogah. Lazuardi : Malas. Yusuf : Siape elu bagi gue? Jeffrey : Langsung patah hati Syuja. Nanang : Dadanya terbelah. Fawwaz : Jantungnya remuk. Ibrahim : Syuja megap-megap. Chairil : Lalu dikasih napas buatan sama Anwar. Syuja : Najis! Qadry : Syuja langsung pingsan. Sunardi : Aku malah ketawa ngebayangin Syuja dipeluk Anwar. Sudrajat : Anwar masih gay? Hisyam : Mana berani dia. Bisa-bisa dikeroyok pasukan London. Dedi : @Bang W, kloter lima, jadi berangkat besok? Wirya : Ya. Nyampe bandara Sydney sekitar jam 5 sore. Dedi : Aku jemput pakai berapa mobil? Wirya : Tiga. Yang satu khusus barang. Banyak yang mau diangkut. Zulfi : Pinjam mobil van hotel, @
46Kabar mengejutkan datang dari Allambee pagi itu. Rogan dan Hudson langsung berangkat menuju bangunan apartemen di kota sebelah, untuk memastikan berita tentang kematian Stacy. Kakak Billy tersebut ditemukan petugas keamanan gedung apartemen, yang menerobos masuk bersama pengelola. Setelah mendapatkan laporan adanya bau menyengat dari kamar itu. Allambee yang menyebar banyak anak buahnya untuk mencari Stacy, akhirnya mendapatkan informasi tersebut beberapa jam silam. Dia langsung berangkat ke tempat kejadian untuk melihat sendiri orang yang dicari. Akan tetapi, jenazah Stacy telah diangkut ke rumah sakit. Allambee menyusul ke sana. Namun, karena masih dibutuhkan penyelidikan, Allambee tidak bisa melihat langsung jenazah itu. Selama puluhan menit berikutnya, Stanford dan Gordon tetap diam di kamar. Mereka belum berani menyampaikan berita itu pada Baylon, dan menunggu kepastian dari Rogan serta Hudson. Ponsel Stanford berdering dan dia langsung menyambar benda itu dari meja. Sete
47Hari berganti. Pagi itu, gedung pengadilan Kota Sydney dipenuhi banyak orang. Para warga dan media dari berbagai wilayah berdatangan, untuk melihat langsung persidangan perdana kasus Rupert melawan Jauhari. Akan tetapi, demi alasan keamanan, persidangan itu berlangsung tertutup. Hanya keluarga dan kerabat kedua belah pihak serta tim pengacara, yang diizinkan berada di dalam ruangan. Selebihnya di lobi utama, di mana disediakan layar televisi besar yang menayangkan langsung jalannya acara itu. Jauhari memasuki ruang sidang bersama Harzan, Chalid, Nuriel dan Irham, dengan diantar kedua petugas pengadilan. Mereka berhenti di tengah-tengah ruangan, lalu merunduk sedikit untuk memberi hormat pada kelima hakim. Setelahnya, para pengawal tersebut memutar badan ke kanan. Mereka memberi hormat pada sekelompok orang yang bertindak sebagai juri. Kemudian mereka berbalik untuk menempati kursi khusus di dekat meja tim kuasa hukum. Rupert dan keempat belas anak buahnya memasuki ruangan. Sep
76Kedatangan para petugas polisi kantor pusat pada Sabtu pagi menjelang siang, menjadikan Jauhari gembira, karena Gilbert, Paul dan Harper juga mengajak keluarga mereka berkunjung ke lapas kejaksaan. Keempat bocah serentak mengangguk, ketika diajak Yusuf untuk melihat isi caravan. Sedangkan kedua anak Gilbert yang sudah remaja, justru sibuk berbincang dengan Jauhari. Nicoline dan Lenard, bergantian bertanya pada Jauhari tentang kasus yang menimpa pria berlesung pipi terpaksa. Kedua remaja berambut pirang gelap, bahkan mencatat dan merekam penjelasan Jauhari. Gilbert meringis ketika Lenard berkata bila dirinya ingin berkaries sebagai pengawal. Menurut Lenard, karier sebagai bodyguard lebih menantang dibandingkan menjadi polisi, seperti daddy-nya. "Berapa usiamu?" tanya Jauhari. "16 tahun," jawab Lenard. "Kalau kamu?" desaknya. "31.""Apa kamu sudah menikah?" "Belum, tapi aku tengah merencanakan pernikahan dengan kekasihku." "Yang itu, bukan?" Nicoline menunjuk Avreen yang teng
75Bulan Mei berganti menjadi Juni. Musim gugur telah berakhir dan hawa musim dingin mulai terasa. Orang-orang mengeluarkan jaket tebal dan berbagai atribut lainnya, untuk bersiap-siap menghadapi musim paling sejuk di Australia. Pagi itu, Avreen tengah berias, ketika Aisyah memasuki kamarnya dengan raut wajah tegang. Sang ajudan tidak mengatakan apa pun dan langsung menarik tangan kanan nonanya menuju luar kamar. Avreen membeliakkan mata, ketika melihat Jauhari telah berada di ruang tamu. Dia masih terperangah, ketika pria berjaket abu-abu tebal itu menyambanginya sambil membawa kotak kue kecil. "Happy birthday, Sayang," ucap Jauhari seraya tersenyum. "Ehm, ya, makasih," sahut Avreen. "Abang, kenapa bisa ada di sini?" tanyanya. "Aku diminta jadi saksi kasus penyerbuan Mason ke lapas, tempo hari. Kebetulan, Bang Harper yang ngawal, dan aku minta diantarkan ke sini dulu. Sebelum ke kantor pengadilan." "Abang bikin aku kaget." "Sukses berarti kejutannya." "Hu um." "Tiup dulu lil
74Hari berganti menjadi minggu. Pasukan pengganti telah tiba dan ditempatkan di unit apartemen, di sebelah kanan unitnya Avreen. Seusai beristirahat selama beberapa jam, Qadry, Jeffrey dan ketujuh pengawal muda, berangkat menuju kediaman Keven, untuk melaporkan wajah-wajah pengawal baru angkatan 18. Kedatangan mereka disambut hangat oleh Keven, Aruna, Bryan, Sekar, Jourell, Vlorin, Cayden dan Geoff yang berkumpul di sana sejak sore tadi. Begitu pula dengan Dedi dan rekan-rekannya yang kebetulan tengah off. "Sudah siap serah terima jabatan, Dhif?" tanya Dedi sambil memandangi pengawal lapis 7 tersebut. "Siap," balas Nadhif. "Walaupun aku deg-degan harus mimpin pasukan besar, tapi insyaallah, aku bisa meneruskan kerja keras Abang selama 3 tahun terakhir di sini," lanjutnya. "Petugas pengganti, namanya siapa saja?" Nadhif menunjuk pria muda di sebelah kanannya. "Ini, Yovhi. Seterusnya, Firman, Banyu, Singgih, Zakaria dan Nurikmas," jelasnya. "Banyu, wajahmu mirip sama Eros," sela
73Jalinan waktu terus bergulir. Bulan berganti dengan cepat, hingga nyaris tidak dirasakan oleh manusia di seluruh dunia. Jauhari dan tim Rupert, telah diizinkan untuk beraktivitas di luar sel. Setiap pagi hingga siang, mereka akan mengerjakan apa pun untuk membantu petugas. Jauhari lebih menyukai kegiatan bersih-bersih. Dia bisa berjam-jam di bagian laundry, ataupun menyapu halaman di sekitar bangunan. Tim Rupert yang cukup berbakat memasak, menjadikan para koki senang, karena mereka sanggup menjadi asisten andalan. Pagi itu, seperti biasa, Jauhari keluar dari pintu samping sambil membawa sapu bergagang panjang. Dia memulai rutinitas sembari mendengarkan musik dari earphone. Jauhari tidak menyadari jika tengah diperhatikan beberapa orang dari dalam bangunan. Dia meneruskan menyapu dan memindahkan sampah ke drum. Kemudian Jauhari mencuci tangannya di wastafel luar. "Apa dia pembunuh Daymion?" tanya pria bercambang, sambil memerhatikan Jauhari yang sedang mengusap wajahnya denga
72Rombongan dari Hervey Bay tiba di Sydney siang itu. Mereka langsung menemui keluarga masing-masing yang menunggu di hotel milik keluarga Arvasathya. Seusai bersantap di restoran utama, mereka beranjak menuju kamar yang ditempati sejak 5 hari silam. Tim Yusuf dan tim Taylor juga diinapkan di sana, supaya mereka bisa beristirahat, sebelum bertugas kembali esok hari. Matahari bergerak cepat menuju barat. Langit perlahan menggelap, hingga sang surya benar-benar tenggelam di garis cakrawala. Malam harinya, seusai salat Magrib, tim PBK berangkat menuju kantor polisi pusat. Dua unit mobil MPV hitam melesat di jalan raya yang cukup lengang, karena hari itu merupakan penghujung minggu. Puluhan menit berlalu, kelompok Alvaro telah berada di ruang tunggu. Mereka berbincang dengan Jauhari dan Loko, yang turut menemani di dalam sel. "Jadi, aku nggak dipindahkan ke lapas umum?" tanya Jauhari. "Ya. Tim pengacaramu berhasil meyakinkan pihak kejaksaan, jika akan sangat berbahaya bila kamu dip
71Peristiwa yang terjadi siang tadi di Hervey Bay, menjadi trending topic di semua media sosial. Pro dan kontra bermunculan. Banyak yang lebih mendukung perlawanan tim PBK, dan menganggap polisi setempat sangat lamban dalam menangani kasus tersebut. Cayden telah menghubungi temannya sesama pengacara yang bermukim di sana, untuk mendampingi tim PBK. Cayden dan Geoff juga sudah berangkat ke Hervey Bay bersama dua asisten mereka, serta Andrew, direktur operasional Arvasathya Grup. Andrew merupakan sahabat Keven semenjak beberapa tahun silam. Pria berbadan tinggi besar itu juga pernah mendekam di sel penjara kantor polisi Sydney, karena ikut berkelahi bersama Keven, melawan kelompok penjahat yang dikerahkan lawan bisnis mereka. Kelompok Cayden tiba saat hari sudah malam. Tanpa beristirahat, mereka langsung bergabung dengan teman-teman pengacara, yang tengah berusaha membebaskan para pengawal PBK dan semua bos yang terlibat dalam pertempuran tadi siang. "Kalian sudah makan?" tanya Cay
70Khairani mendekap keluarganya satu per satu. Saat tiba di depan Benigno, keduanya saling menatap sesaat, sebelum pria berparas blasteran itu memeluk Adik iparnya, yang langsung terisak-isak Akrab sejak bertahun-tahun silam, menjadikan Benigno menganggap Khairani sebagai Adik kandungnya. Begitu pula sebaliknya. Bagi Khairani, Benigno adalah Kakak tertua sekaligus jadi panutannya dan semua saudara Falea. Benigno mencium puncak kepala Khairani dengan segenap rasa sayang. Dia tahu, jika gadis dalam dekapannya memang harus pergi menjauh, untuk mengobati hatinya yang terluka karena cinta. "Jangan keluyuran sendiri, Ran. Tunggu Novan atau Syafid datang ke Belanda, baru kamu bisa keliling tempat wisata," tutur Benigno seusai mengurai dekapan. "Syamsiah dan Abyaz itu junior, mereka belum tahu sikon. Jadi kamu yang harus lebih mengarahkan mereka dan para sekuriti serta junior lainnya di sana," tambah Benigno. "Kalau ada masalah, usahakan untuk diselesaikan sendiri. Nggak sanggup, seger
69Berita tentang rencana pernikahan Jauhari dan Avreen, akhirnya sampai pada Khairani. Gadis tersebut memutuskan untuk menyendiri dan lebih banyak diam. Hal itu tentu saja membingungkan teman-teman satu mess. Sebab biasanya Khairani akan ceria. Terutama setelah mudik dari kampung halamannya. Andara yang tahu penyebab sepupunya murung, tidak bisa melakukan apa pun. Begitu pula dengan Falea. Andara yang baru tiba kemarin sore dari Sydney bersama orang tuanya, mengajak Khairani untuk menginap di rumah Falea. Namun, ditolak gadis berpipi tembam tersebut, dengan alasan tengah tidak enak badan. Andara mengajak Falea dan Benigno berbincang di ruang kerja. Supaya tidak terdengar keluarga lainnya yang tengah berkumpul di ruangan depan. "Dia sedang parah hati, Ra. Nggak bisa dinasihati. Mental semuanya," keluh Falea. "Wajar itu. Rani sedang dalam proses melupakan, lalu ada kabar kayak gini. Dia pasti kaget," sahut Benigno. "Kupikir ikut terapi bisa membuatnya cepat melupakan Bang Ari. T
68*Grup Petinggi PBK New*Tio : @Jauhari, kamu bikin heboh keluarga di Malang.Yanuar : Ada apa, @Mas Tio? Aku nggak ngeh. Zulfi : What happen, aya naon? Yoga : Aku baru on. Andri : @Jauhari. Terangkanlah. Haryono : Aku masih menunggu artisnya muncul. Hisyam : Mungkin Ari sudah tidur. Di sana hampir jam 12 malam. Yusuf : Minal aidin wal faidzin, semuanya. Aditya : Mohon maaf lahir batin. Wirya : Sama-sama, @Yusuf dan @Aditya.Wirya : Di Taiwan malah sudah sepi. Aku bingung mau ngobrol sama siapa. Biasanya ada tim Loko, tapi mereka lagi stand by di Sydney. Mardi : Aku baru bangun. Habis salat isya, tepar. Capek keliling rumah keluarga. Said : Di rumah abi-ku, sepi. Kakak dan adikku lebaran di tempat mertua masing-masing. Mertuaku rumahnya dekat. Jadi nggak berasa lagi lebaran. Jaka : Aku baru kali ini lebaran di Yogyakarta. Enak juga. Ilyas : Aku tadinya pengen lebaran di Antartika, tapi takut nggak bisa napas. Jeffrey : @Bang Ilyas, aku ngakak dan dicubit istriku, karena