Beranda / CEO / Terjerat Cinta Sang Tuan Muda / Bab 9. Mimpi Buruk Atau Anugrah?

Share

Bab 9. Mimpi Buruk Atau Anugrah?

Penulis: Any Anthika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kinan benar-benar dalam dilema besar. Jika ia menolak permintaan Nyonya Rose, ia takut kesehatan wanita itu akan memburuk. Namun, apa iya dirinya harus menuruti permintaan majikannya itu. Menikah dengan si tuan muda brengsek. Astaga, hal itu bahkan tidak pernah terpikir olehnya sama sekali. Bahkan jika makhluk bernama Shaka itu adalah lelaki terakhir di dunia ini, lebih baik ia menjadi perawan tua.

"Kamu wanita yang paling tepat untuk Shaka. Anak itu butuh pendamping yang baik agar bisa membimbingnya. Hidup anak itu kacau sekali. Perusahaan Adiwiguna akan jatuh kalau kelakuan Shaka masih seenaknya saja seperti itu." Begitu yang diucapkan Nyonya Rose saat Kinan mencoba bernegosiasi untuk menolak permintaannya.

"Kamu tidak punya kekasih, kan?" Kinan menggeleng. Meskipun tidak punya kekasih, tapi ia juga tidak mau punya hubungan dengan pria macam Shaka. Ya Tuhan, bagaimana nasibnya jika ia benar-benar harus menikah dengan si menyebalkan itu? Kinan bergidik ngeri.

"Nah, sempurna. Angga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Cinta Sang Tuan Muda   Bab 10. Kedatangan Ibunda Shaka.

    Wanita berusia lima puluhan yang masih terlihat cantik dan elegan itu memasuki kediaman Adiwiguna dengan wajah masam. Ia membuka kacamata hitam brandednya saat berpapasan dengan Atun. "Selamat datang, Nyonya Rima," sapa gadis itu seraya membungkukkan badan memberi hormat pada wanita yang dipanggil dengan nama Rima itu. Ia adalah ibunda Shaka. Datang dari Surabaya untuk menemui mamanya, Nyonya Rose. "Nyonya Besar ada di kamarnya?" tanya Rima pada Atun. "Iya, Nyonya. Silahkan." Rima mengangguk dan melanjutkan langkahnya menaiki tangga. Saat hendak masuk ke kamar Nyonya Rose, ia berpapasan dengan seorang gadis mudq yang membawa nampan berisi piring kotor. Dia menatap penuh selidik pada Kinan. Bahkan dia tidak membalas sama sekali senyuman gadis itu."Ma, apa-apaan sih kabar yang mama kasih tahu ke aku? Mama serius?" todongnya pada wanita tua yang sedang berkutat dengan buku. "Rima, baru datang bukannya tanya kabar mama." Nyonya Rose menggeleng pelan. Putrinya itu tidak berbeda jauh d

  • Terjerat Cinta Sang Tuan Muda   Bab 11. Pernikahan Tetap Terjadi.

    Ketegangan antara Nyonya Rose dan Rima terus terjadi. Rima terpaksa harus menginap beberapa hari. Ia tidak rela putra semata wayangnya menikah dengan perempuan yang tidak sederajat dengan keluarganya. Namun, saat Rima tetap bersikeras untuk membatalkan pernikahan, Nyonya Rose jatuh pingsan dan harus dilarikan ke rumah sakit lagi. "Ma, udah lah, ikuti saja kemauan Oma," bujuk Shaka saat menunggui Nyonya Rose. Ia merasa, kesehatan neneknya benar-benar tergantung dari pernikahannya dan Kinan. "Gadis itu sudah mempengaruhi Oma kamu." kesal Rima."Ya, apa pun itu, kesehatan Oma lebih penting, kan?" "Tapi, kenapa harus mengorbankan kamu? Mama tidak bisa menerima!"Shaka mengedikkan bahu. Sebenarnya, pernikahan itu hanya sekedar formalitas agar Nyonya Rose bahagia. Tentang kehidupan pernikahan yang akan ia jalani nantinya dengan Kinan, mereka sudah menyetujui adanya perjanjian, untuk tidak mengganggu urusan masing-masing. "Mama nggak rela kamu menikah dengan gadis yang tidak jelas asal u

  • Terjerat Cinta Sang Tuan Muda   Bab 12. Malam Pertama, Kacau!

    "Mulai sekarang kalian satu kamar!""Mulai sekarang Kinan tidak boleh memanggil Shaka dengan sebutan Tuan. Panggil dengan sebutan Mas Shaka.""Mulai sekarang, kalian adalah suami istri, jadi bersikaplah seperti layaknya dua orang yang sudah menikah." Begitulah titah-titah Nyonya Rose setelah Kinan resmi menikah dengan Shaka. Dan malam itu adalah malam pertama Kinan pindah ke kamar Shaka. Awalnya, ia cukup tegang dan khawatir karena takut pria yang sudah berstatus resmi sebagai suaminya itu akan berbuat yang tidak-tidak padanya. Namun, Kinan merasa lega, karena tanpa sepengetahuan Nyonya Rose, Shaka pergi entah ke mana malam itu. Begitu lebih baik, pikir Kinan. Ia akan mengatur tempat tidurnya sendiri di kamar itu. Untungnya, kamar Shaka begitu luas dan ia bisa punya tempat sendiri, meskipun tidak jauh dari ranjang milik pemuda itu. Kinan anggap, Shaka hanya seseorang yang berbagi kamar dengannya, namun tidak saling mencampuri urusan masing-masing. Setelah selesai berberes, Kinan me

  • Terjerat Cinta Sang Tuan Muda   Bab 13. Meminta Pindah Kamar.

    "Kinan, kenapa wajahmu murung begitu?" tanya Nyonya Rose saat Kinan mengantar makan siang untuk wanita itu. Kinan sebenarnya ingin meminta untuk kembali menempati kamarnya yang dulu, tetapi dia masih ragu-ragu."Nyonya, sebenarnya saya ingin membicarakan sesuatu," ucap Kinan hati-hati."Kenapa kamu masih memanggilku Nyonya, Kinan? Panggil Oma mulai sekarang, ya?""Oh, i-iya, Oma." Rasanya cukup aneh memanggil wanita itu dengan sebutan Oma. Pasalnya, Kinan merasa dirinya masih bekerja pada Nyonya Rose. Meskipun statusnya kini adalah istri Shaka. Dan Nyonya Rose pun tidak keberatan saat Kinan mengatakan kalau dirinya akan tetap merawatnya seperti biasa. Wanita itu justru semakin menyukainya. Nyonya Rose tersenyum lembut. "Kamu mau membicarakan apa?" "Mmm, s-sebenarnya, saya mau meminta untuk menempati kamar saya yang dulu, Oma."Kening Nyonya Rose mengerut. "Maksudmu, kamu dan Shaka mau pindah ke kamar itu?" "Bukan, Oma. Hanya saya sendiri.""Maksudmu, kamu mau menempati kamar itu se

  • Terjerat Cinta Sang Tuan Muda   Bab 14. Bertemu Mantan.

    Seharian Kinan merasa gelisah karena memikirkan nanti malam dia harus tidur satu ranjang dengan Shaka. Ini akan menjadi pengalaman pertamanya. Bahkan dulu dengan mantan kekasihnya, Kinan tidak pernah melakukan apa pun yang menjurus ke sana. Hanya sebatas pelukan saja. Namun kali ini dia harus siap dengan hal itu. "Mbak Kinan gelisah banget," ucap Atun yang keheranan sedari tadi Kinan tampak cemas. Duduk, berdiri, membantunnya memotong sayuran, lalu mondar-mandir. "Oh, nggak papa, Tun." Kinan berusaha mengulas senyum untuk menutupi kegelisahan hatinya. Dia tidak bisa seharian gelisah seperti ini. Mungkin sebaiknya dia berjalan-jalan keluar untuk sekedar mengalihkan pikirannya. Akhirnya, dia meminta izin pada Nyonya Rose untuk keluar rumah. Karena tidak punya banyak teman akrab untuk bisa diajak jalan-jalan, akhirnya Kinan memutuskan untuk menikmati suasana city walk untuk sekedar menghirup udara segar sambil minum kopi dan makan camilan, serta duduk-duduk di kursi taman dan memperha

  • Terjerat Cinta Sang Tuan Muda   Bab 15. Harus Shaka yang mencicipi lebih dulu.

    "Kinan, ngapain kamu di sini?" tanya Shaka seraya menelisik pemuda yang duduk di samping istrinya itu. Tentu saja Kinan sangat terkejut melihat Shaka yang muncul entah dari mana. Gadis itu gelagapan. "Loh, Mas, eh, Tuan Shaka ... T-tuan juga kenapa ada di sini?" Kinan berucap sekenanya. Pasalnya, Doni sepertinya sedang bertanya-tanya dalam hati siapa pria yang tiba-tiba muncul ini. "Siapa, Kinan?" tanya Doni yang juga menatap ke arah Shaka penuh selidik. Pria itu tampak tidak seumuran dengannya dan Kinan. Dan dari penampilannya terlihat kalau dia seorang pria kaya yang bekerja di kantoran. "Oh, ini ... Tuan Shaka, majikanku," jawab Kinan berbohong, disusul oleh desisan di bibir Shaka. Dia lalu menarik lengan Kinan menjauh dari pemuda di sampingnya. "Aku tanya, kamu lagi ngapain di sini?" ulang Shaka. Pria itu tampak sedikit kesal. Tampak dari ekspresi wajahnya yang biasanya jahil, kini terlihat serius. "Lagi jalan-jalan, Tuan. Saya kan libur hari ini.""Ayo, pulang!" Shaka menari

  • Terjerat Cinta Sang Tuan Muda   Bab 16. Berbagi Ranjang untuk pertama kali.

    Malam itu, Kinan merasakan kecemasan yang luar biasa. Ia harus berbagi ranjang dengan Shaka. Kinan merasa gugup dan cemas. Cemas Shaka akan berbuat yang tidak-tidak padanya. Namun, ia hanya bisa memejamkan mata dan berharap semuanya akan baik-baik saja. Shaka belum pulang dari kantor dan Kinan harap pria itu tidak usah pulang sekalian. Dia berdoa semoga Shaka kecantol salah satu wanitanya dan tertahan di sana, sehingga Kinan bisa tidur tenang malam ini. Namun, sepertinya harapan Kinan tak terkabul. Menjelang tengah malam, Shaka masuk ke dalam kamar dan terkekeh melihatnya di atas ranjang. "Sudah siap rupanya," ucapnya. "Tunggu, ya ... aku mandi dulu." Kinan memaki dirinya dalam hati. Kenapa tadi dia harus buang air kecil ke kamar mandi dan saat Shaka masuk kamar, bertepatan dengan Kinan yang sedang naik ke atas ranjang. Seharusnya dia berpura-pura tidur dengan lelap sehingga Shaka tidak akan mengganggunya. Dia menatap pintu kamar mandi dengan harap-harap cemas. Harapan jahatnya, Sh

  • Terjerat Cinta Sang Tuan Muda   Bab 17. Rasa yang aneh.

    "Mukanya merah loh, Kinan," ledek Shaka sambil menowel pipi Kinan tapi seketika ditepis oleh gadis itu. Kinan sontak menepis lengan Shaka dan beringsut masuk ke dalam selimut. Pipinya tiba-tiba terasa panas. Apalagi terdengar suara gelak tawa Shaka yang terdengar sangat puas menggodainya. Kinan begitu keki dibuatnya. "Jangan malu-malu, Kinan. Coba hadap sini. Siapa tahu kamu udah siap.""Apa sih, Mas Shaka. Saya ngantuk." Kinan bersungut di dalam selimut. Shaka tergelak lagi. Perempuan kalau malu tapi mau tingkahnya begitu lucu. Shaka baru menyadari kalau ternyata Kinan sungguh menggemaskan. Dia semakin merasa tertantang untuk mendapatkan gadis itu. Anehnya, Shaka menikmati proses ini. "Bilang ya, kalau kamu udah siap. Aku di sini akan menyambutmu dengan celana terbuka." Kinan mendesis sebal. Di dalam selimut, gadis itu memaki-maki dirinya sendiri. Ada apa dengannya malam ini. Dia yang biasanya tidak berdebar atau bahkan merasakan hal-hal yang aneh saat berdekatan dengan Shaka, kini

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta Sang Tuan Muda   Bab 174. Bayi Azkayra.

    Hari itu, Azkayra sudah di perbolehkan pulang oleh Dokter Lisa. Perawatan akan di lanjutkan di Rumah utama. Dengan sangat bahagia Hanzero berkemas di bantu Arwan dan juga Berlinda.Ia terus mendekap sang Hanz Juniornya dengan tatapan mesra pada mata jagoan ciliknya yang mungil itu.Setelah semua siap,mobil mereka pun segera meninggalkan Rumah Sakit itu perasaan yang begitu bahagia.Hanz duduk di jok belakang bersama Azka dengan memangku sang buah hatinya, sementara Berlinda duduk di depan bersama Arwan yang mengemudi.Tak lama setelah melintasi jalan aspal hitam itu, mobil mereka telah memasuki halaman luas milik Rumah Utama keluarga Samudra. Di sambut puluhan penjaga dan juga pelayan dengan ucapan Selamat yang menggebu dari mulut mereka mengelu-elukan Calon Tuan muda mereka. Hanz menuruni mobil dengan senyum lebar menatap mereka.Hanz mengulurkan sang buah hati nya kepada Berlinda yang dengan sigap mengambil alih menggendong tuan muda kecil nya. Sementara Hanz membopong istri nya u

  • Terjerat Cinta Sang Tuan Muda   Bab 173. Kelahiran.

    Peluh sudah membasahi wajah dan seluruh tubuh Azkayra, rasanya ia sudah tidak tahan lagi . Namun lagi-lagi Dokter Lisa mengucapkan kata sebentar lagi, karena memang pembukaan belum sepenuh /nya terjadi.Di ruang lain ,Hanzero terus meringis kesakitan. Tapi kali ini, entah mendapat kekuatan dari mana ia berusaha sekuatnya untuk menahannya dan mencoba bangun."Berlinda , kemarilah." ucapnya.Berlinda segera mendekati Tuannya yang sudah duduk di tepi ranjang."Lebih mendekat.!"Berlinda masih dengan kebingungan makin mendekatkan kakinya lagi."Bantu aku berjalan. Aku harus menemui Nona.!" ucap Hanz segera meraih pundak Berlinda."Tuan, anda sedang sakit, Dokter sebentar lagi datang. Suster sedang memanggilnya." cegah Berlinda."Tidak Berlinda, aku harus mendampingi Nona. Pasti dia sedang kesakitan yang lebih dari aku. Ayo Berlinda..! Mumpung sakit ini sedikit berkurang." Hanz langsung berdiri dengan berpegangan pada pundak Berlinda.Mau tidak mau, dengan perasaan sungkan Berlinda akhirny

  • Terjerat Cinta Sang Tuan Muda   Bab 172. Panik.

    Hanzero masih saja berguling di atas kasur sambil terus merintih. Sakit perut yang di alaminya bukan hanya biasa , namun lebih dari sekedar sakit perut biasa, mules tingkat tinggi dan kram. Sebentar menghilang dengan sendirinya dan sebentar akan datang kembali lebih sakit dari yang pertama,. Rasanya seperti diremas, dan pinggangnya pun terkadang sakit luar biasa.Sementara Azkayra hanya bisa kebingungan melihat suaminya kesakitan."Hanz,.!" Azka sudah meneteskan air mata."Azka, mana Arwan..? Sakit Azka , aku tidak tahan...!" Hanz yang biasanya selalu kuat menahan rasa sakit, kali ini benar-benar harus merintih menahannya."Sabar ya, sebenar lagi Arwan kemari. Dia sedang menyiapkan mobil." jawab Azka terus mengurut perut Hanz."Azka, aku ingin ke kamar mandi lagi." Hanz merangkak menuruni Ranjang."Biarku bantu Hanz," ucap Azka."Tidak tidak, aku masih kuat. Sakitnya berkurang." sahut Hanz, dengan memegangi pinggangnya mirip seorang kakek-akek osteoporosis ia berjalan tertatih ke kam

  • Terjerat Cinta Sang Tuan Muda   Bab 171. Mules tapi tidak diare.

    Hanzero masih terus berkutat dengan perut Azkayra yang sudah sangat membuncit.Hari ini kandungan istrinya sudah memasuki bulan kesembilan, walau pun baru memasuki dan belum penuh sembilan bulan, namun Hanzero sudah menyiapkan segala sesuatunya. Semua keperluan bayinya pun di siapkan olehnya sendiri. Dari tempat tidur dan seluruh keperluan bayi.Dengan panduan buku , ia bisa mengetahui semua apa yang di butuhkan bayi setelah lahir."Hanz, menurut lmu bayi lmu ini akan laki-laki apa perempuan.?" tanya Azka malam itu."Laki-laki ." jawab Hanz dengan mantapnya."Dari mana kamu tau?" Azka menyerngitkan dahinya."Entahlah, tapi aku begitu yakin." jawab Hanz lagi."Karena kamu menginginkan anak laki-laki.?""Tidak juga, aku malah ingin perempuan. Tapi aku selalu bermimpi menggendong anak laki-laki." jawab Hanz mendekati istrinya ."Laki-laki atau perempuan sama saja Azkayra. Aku akan sangat senang menyambutnya. Asal jangan kembar saja." ucap Hanz."Kenapa kalau kembar ?""Aku tidak tega me

  • Terjerat Cinta Sang Tuan Muda   Bab 170. Tahu bunting.

    Masih dengan penderitaan yang belum berubah, malah terkesan lebih sengsara, namun membuat Hanzero semakin bersemangat menghadapinya.Meski kadang lelah menggerogoti tulangnya, tapi rasa bahagia menepis kelelahannya. Ia bahkan semakin sabar dan telaten dalam menghadapi masa masa ngidam Azkayra yang baginya menjadi kekuatan tersendiri untuk nya itu.Kulit mulus Azka yang terlihat semakin indah di mata Hanz, namun badan Azka sedikit lebih kurus di banding hari hari sebelum ia di positif kan hamil. Mungkin karena Azka terus memuntahkan asupan gizi yang setiap saat menyinggahi perutnya.Sore itu, Hanz terus menatap perut istrinya yang nampak datar dan belum terlihat membuncit itu. Dalam hati nya ,ia tidak sabar menantikan kapan perut indah itu akan membesar?Ia melangkah menghampiri," Azka, malam ini kamu ingin makan apa.?" mengelus perut istirnya."Tidak ada." jawaban singkat dari Azka tanpa mempedulikan si pemberi pertanyaan."Jangan begitu. Kamu harus punya keinginan.""Hah, kenapa mema

  • Terjerat Cinta Sang Tuan Muda   Bab 169. Ngidam Part 2

    Hanzero tetap saja melangkah menuruni tangga untuk mencari buah strawbery putih yang minta istri nya, padahal ia sendiri masih ragu, Apa ada?"Arwan.!" sempat terkejut ketika menatap Arwan sudah di depan pintu."Tuan, anda mau kemana.?""Kebetulan kamu sudah pulang, ayo ikut aku." Hanz bersemangat, setidaknya ada teman untuk berbagi pusing.Tanpa bertanya Arwan pun mengikuti langkah tuannya dan membuka kan pintu mobil."Kemana ini l, Tuan.?" tanya Arwan masih menginjak gas."Huh.!" menghela nafas."Tuan," Arwan menoleh."Ah, kemana saja . Yang penting bisa mendapatkannya.""Mendapatkan apa Tuan.?" Arwan bingung dengan ucapan Hanz."Arwan, apa ada buah strawberry berwarna putih? Kamu pernah melihatnya ? Mendadak Nona menginginkannya.""Ada, Tuan." spontan Arwan menjawab."Hei, aku sedang tidak bercanda!" Hanz mengira Arwan mengada-ngada."Ada Tuan, serius. Saya pernah melihatnya di internet. Kalau tidak salah, itu tanaman liar dari Amerika Selatan." jawab Arwan."Yang benar saja , apa

  • Terjerat Cinta Sang Tuan Muda   Bab 168. Ngidam part 1.

    Hanzero masih terus menggenggam tangan istrinya dan mengusap wajah Azkayra yang terlihat pucat itu. Sesekali melirik pintu."Kenapa Dokter Lisa lama sekali ya.?" gumamnya.Baru saja Hanz bergumam, Berlinda sudah membuka pintu dengan dokter Lisa di belakangnya. Dengan sedikit tergesa Dokter Lisa menghampiri ."Maaf Tuan, sedikit terlambat. Jalanan macet." ucap Dokter Lisa ."Tolong periksa Nona Azkayra, dia terus mual dan muntah." sahut Hanz tak ingin berbasa basi.Dokter Lisa menagangguk, sementara Hanz langsung beranjak menjauh.Dokter Lisa pun langsung memeriksa Azka.Hanz duduk menunggu dengan cemas, begitu juga dengan Berlinda, masih saja berdiri di sudut ruangan itu.Lama Dokter Lisa memeriksa Azka, dan akhirnya menghampiri Hanz."Tuan,""Bagaimana keadaan Nona, apa sakitnya parah?" tanya Hanz spontan saat mendengar Dokter Lisa memanggilnya.Dokter Lisa tersenyum."Nona Azkayra baik-baik saja Tuan,!""Baik-baik saja bagaimana.? Bahkan dia tadi sempat pingsan!" pekik Hanz ."Tuan,

  • Terjerat Cinta Sang Tuan Muda   Bab 167. Menggagalkan ide.

    Hanzero masih memeluk istrinya dengan erat, namun entah mengapa, perasaan Azkayra yang biasanya selalu damai jika berada di pelukan suaminya kini seperti tak di rasakannya.Gelisah, ya kata itu yang tepat untuk suasana hati Azkayra saat ini.Ide gila, hah.! Sungguh kah ia harus mengatakan itu pada Hanz.?Huh, berat rasanya Azka untuk memulai ucapannya. Tapi itulah satu-satunya caranya agar kegelisahannya berakhir.Apa Hanz akan setuju,? Apa Hanz akan menurutinya kali ini.? Benarkah jalan ini yang harus mereka tempuh.?Lagi-lagi Azka berperang dengan pikiran nya.Kembali Azka menimbang."Azka, katakan padaku apa yang ingin kamu bicarakan? Hari ini aku milikmu sepenuhnya. Waktuku akan kupersembahkan untukmu." ucap Hanz masih dalam posisi memeluk pinggang istrinya."Hanz , aku.. Em, kamu tidak akan marah jika aku mengatakannya.?""Tidak Azka, asal itu masuk akal. Katakan saja." jawab Hanz, sudah menangkap hal lain dari istrinya.Azka memutar tubuhnya, menatap dalam mata suaminya. Kedua t

  • Terjerat Cinta Sang Tuan Muda   Bab 166. Kegelisahan.

    Kini Hanzero tidak lagi banyak menuntut istrinya, dan Azkayra bisa sedikit leluasa untuk sekedar memasak yang memang sudah menjadi impian nya itu. Ia pun sudah sering pergi belanja walau pun harus tetap dengan pengawalan yang super ketat.Namun setidak nya Azka bisa menikmati hari hari nya dengan keceriaan.Hanz pun tersenyum melihat senyum kebahagiaan istrinya yang selalu berkembang mengawali pagi nya dan menyambut nya pulang dari Kantor.Rasa cinta dan sayang nya pun semakin meluap pada istri nya.Waktu terasa cepat berjalan, bulan kini sudah berganti tahun .Tak terasa setahun sudah usia pernikahan mereka.Kebahagiaan dan masa tenang mereka pun kini terusik oleh perasaan khawatir Azka, karena ia tak juga kunjung hamil.Padahal program hamil sudah di lakukan dengan sempurna, belum lagi cara cara lain seperti terapi, ramuan penyubur kandungan bahkan Azka pernah pergi ke Mbah Mbah untuk meminta jampi jampi kuno yang di yakini bisa menolong nya tanpa sepengetahuan Hanz.Hingga akhirnya

DMCA.com Protection Status