"Takut?" Ale menatap Sasmaya yang terlihat ragu saat balon udara mulai bergerak perlahan."Tidak hanya sedikit gugup. Ini pertama kalinya aku naik balon udara,"sahut Sasmaya sembari merapatkan tubuhnya pada Ale."Jangan khawatir. Ini salah satu Opera balon udara terbaik di Spanyol. Leandro dan Alena sudah memastikannya dan kami sering menggunakan jasa mereka saat berkunjung ke Toledo." Ale merengkuh bahunya dan menenangkannya."Senor, sepertinya ada perubahan arah angin." Pilot balon udara melaporkan pada Ale."Tidak mempengaruhi kondisi balon udara bukan?" Ale bertanya dan menatap sekeliling."Tidak Senor, hanya perubahan rute saja," sahut sang pilot hati-hati."Biasanya tur dimulai dari arah sungai Tagus kemudian berkeliling Toledo." Ale menjelaskan pada Sasmaya."Sekarang kita memulai dari isatana Alcazar Senora," sambung sang pilot sembari menunjuk bangunan yang berdiri di bukit tertinggi Toledo dan terletak di pinggiran kota."Alcazar," gumam Sasmaya sembari matanya mengikuti arah
"Mikaila kita bersiap kembali ke Madrid!" Alicia melirik asistennya yang tengah sibuk dengan laptopnya."Sekarang?" Mikaila terkejut, menatap Alicia heran."Nanti sore, semua sudah dipersiapkan. Kau tinggal membereskan sisanya." Alicia menyahut dengan tegas meski setengah bergumam."Jangan banyak bergerak Senora!" Tegur pria yang tengah merias alisnya."Ehm!" Alicia hanya bergumam menanggapinya"Hei Alicia! Sudah tahu apa yang tengah viral saat ini?" Chloe tiba-tiba saja masuk dan berseru penuh semangat."Tentu saja foto kedekatan Senor Ale dan Senorita Ortis," sahut Mikaila dengan tenang."Begitulah! Dan media serta netizen ramai-ramai mengomentari dan berspekulasi seakan-akan hubungan kalian di ujung tanduk." Chloe duduk di kursi di sebelah Alicia."Wajar saja, karena wanita yang difoto bersamanya adalah Senorita Daniela Ortis, putri bungsu pemilik klub." Mikaila menyahut dengan santai.Alicia hanya melirik gadis itu, tidak berbicara apa-apa karena sekarang bibirnya tengah dipoles de
"Wah, Pa lihat itu!" Javier tampak terkagum-kagum dengan beberapa figurin yang terpajang di beberapa sudut dan juga cosplayer yang mondar-mandir di sekelilingnya."Kau senang?" Alicia bertanya pada putra sulung Ale itu."Iya Ma! Hei ada kompetisi di sana!" Javier segera berlari ke salah satu booth yang mengundang perhatiannya."Dia bersemangat sekali!" Mireya tertawa pelan."Sejak kapan dia menyukai game moba? Bukankah dia jarang memegang game konsolnya kecuali saat berlibur?" Alicia sedikit heran dengan perubahan bocah itu."Sudah cukup lama, kau saja yang tidak memperhatikan." Ale menjawab datar keheranannya.Alicia hanya melirik sekilas dan terdiam. Dia tidak ingin terlihat berdebat dengan Ale di saat berada di hadapan publik. Itu akan memperkuat rumor yang beredar, hubungan mereka tidak baik-baik saja.Ale dan Alicia bergandengan tangan menyusul Javier. Mereka disambut Julian yang kemudian mengantarkan mereka berkeliling. Javier nampak sangat antusias, sedangkan Ale mencoba mencari
"Hai Javier!" Seorang pria muda dengan penampilannya unik menyapa putra sulung Ale."Senor Ale, ini Claw, dia pelatih kepala tim SoS." Julian memperkenalkan pria yang memiliki rambut berwarna biru mencolok."Apakah para gamers penampilannya selalu aneh dan unik?" Alicia berbisik lirih pada Mireya."Entahlah," sahut Mireya berbisik pula."Wanita tadi datang?" Mireya berbisik lagi.Tatapannya tak lepas dari Sasmaya yang tengah berjalan menuju ke tempat mereka. Bunyi ketukan hak sepatu bootnya dan langkahnya yang mantap membuat beberapa pengunjung terpesona menatapnya."Momi!" Tiba-tiba beberapa remaja pria tanggung berseru dan mendatangi Sasmaya."Astaga Momi beneran cosplay!" Seorang remaja pria berkacamata menatapnya seakan-akan tidak percaya."Tapi keren lho Mom!" Remaja pria yang lain justru mengacungkan jempolnya."Ah kalian!" Sasmaya hanya tertawa dan mengacak-acak rambut remaja pria yang paling dekat dengannya."Julian bagaimana?" Sasmaya kembali mendekat pada Julian sembari meran
"Siapa dia?" Daniela Ortis bertanya setelah sosok Sasmaya tidak terlihat lagi."Teman," sahut Ale dengan santai. "Ada apa Senorita?" lanjutnya saat melihat kening gadis cantik itu sedikit berkerut."Aku mengikuti sepak terjangmu selama ini termasuk dalam urusan wanita. Aku rasa dia tidak pernah ada dalam daftar panjang teman dekatmu, Senor Castillo." Daniela berbicara dengan nada menggoda sembari tersenyum kecil."Tidak semua hal tentang diriku terekspose di media Senorita. Salah satunya wanita yang menurut anda cantik dan unik itu." Ale berbisik lirih tepat di telinga Daniela."Aku mengerti Senor. Aku diminta kemari untuk menemanimu menghadapi media bersama Alicia, setelah itu bisakah kita bertemu untuk berbicara bisnis?" Daniela pun berbisik hampir tak terdengar."Tentu saja, tetapi ada baiknya Anda menemui Mireya jika itu berkaitan dengan bisnis. Mintalah Alena untuk mengatur jadwal pertemuan kalian." Ale tersenyum dan merapikan seuntai rambut indah Daniela yang terurai dari ikatann
"Tidak pernah aku sangka hari ini datang juga," gumam Ale pelan.Ale berdiri sembari menopangkan dagunya di pagar balkon. Menatap kota Granada dari balkon kamarnya. Seorang diri sembari mendengarkan lagu favoritnya."Ale! Belum tidur?" Sasmaya datang membawakan sebotol air mineral."Seperti yang kau lihat," sahutnya dan mengambil botol air mineral di tangan Sasmaya."Kenapa? Ada sesuatu yang menganggumu?" Sasmaya bertanya dengan hati-hati dan duduk di bangku kayu yang ada di sudut balkon."Tidak ada, hanya merasa sedikit terbawa suasana. Tanpa terasa waktu telah berlalu dan aku harus mengakhiri karirku di lapangan hijau." Ale tersenyum tipis dan turut duduk di sebelahnya."Iya, ini bukan hal yang aneh dan pasti terjadi. Dua puluh atau dua puluh satu tahun lalu saat aku pertama melihatmu di tim nasional U20, aku sudah tahu kau akan menjadi bintang hingga di abad milenial." Sasmaya menoleh dan menatapnya lekat-lekat."Sungguhkah? Kau ini cenayang rupanya, karena dugaanmu itu benar adanya
"Halo Senora Mireya!" Sasmaya menyapa wanita cantik yang sudah menunggunya untuk sarapan bersama."Halo Senora Sasmaya. Wah, anda sungguh jauh berbeda dari kemarin saat kita bertemu di Madrid." Mireya tersenyum dan menatapnya dengan kagum."Anda sungguh pandai bercanda," sahut Sasmaya, tertawa lepas."Silakan duduk Senora!" Mireya pun tertawa dan mempersilakannya untuk duduk.Sasmaya duduk dan menatap Mireya sekilas. Dia wanita dengan kecantikan khas kaum Hispanik. Rambut hitam bergelombang dan kulit agak kecoklatan dan garis wajah yang mirip dengan sang sepupu, Alejandro Castillo."Sebenarnya saya ingin memesankan kopi untuk Anda tetapi Ale berpesan agar memesankan minuman yang lain, apakah Anda tidak keberatan?" Mireya berbicara dengan hati-hati."Tentu saja tidak. Sepertinya saya harus mengurangi konsumsi kopi karena itu sudah cenderung kepada kecanduan daripada sekadar menyukai," keluhnya dengan nada suram."Saya mengerti, bagaimana dengan Horchata?" Mireya bertanya kembali."Saya
"Aku sudah bertemu dengan Sasmaya!" Mireya memberikan beberapa berkas pada Ale."Bagaimana hasilnya?" Ale mengambil berkas-berkas itu dan membukanya sembari memperbaiki posisi duduknya."Bagus! Dia menawarkan proposal untuk pengembangan wisata dan properti di Asia! Kau baca dahulu, setelah selesai urusanmu di klub kita diskusikan bersama!" Mireya menerima cangkir kopi yang disodorkan Alena padanya."Aku kira mengenai E-sport saja ternyata merambah ke bisnis yang lain." Alena terkekeh pelan dan duduk di sebuah sofa di sudut jendela."Kapan pertandingan perpisahanmu?" Mireya kembali bertanya sementara tatapannya jatuh pada anak-anak dan Alicia yang tengah bermain di teras samping."Minggu depan, kenapa?" Ale melirik Mireya dan tatapan matanya pun mengikuti kemana wanita itu memandang."Alena persiapkan perjalanan ke Asia akhir bulan ini. Satu hal lagi pastikan Alicia tidak mengunggah segala sesuatu yang mengundang kontroversi dengan unggahannya di media sosial." Mireya menatap Alena yang