"Sakit sayang." Attar memegang tangan istrinya.
"Kenapa hubby nggak kasi tahu Isa kalau ada orang," kesalnya. Wajah Alisa begitu sangat memerah saat ini. Alisa menyembunyikan wajahnya di dada suaminya.
Attar tersenyum dan memeluk istrinya.
“Hubby sudah ditunggu sayang.”
Alisa menganggukkan kepalanya. Dirinya begitu sangat kesal saat mengetahui ada orang di dalam ruangan itu, namun suaminya tidak memberitahunya. Alisa memandang suaminya yang pergi meninggalkan ruangan.
Alisa menutup wajahnya dengan telapak tangannya, seakan ia berusaha menyembunyikan rasa malu yang saat ini dirasakannya. "Bodo amat, anggap aja orang tadi nggak lihat,” ucapnya yang kembali menempelkan henspri di telinganya dan melanjutkan menonton film drakornya.
Alisa begit
Menantunya terlihat begitu sangat gagah dengan memakai setelan jas seperti saat ini."Hubby, Isa mau bawa Mama jalan-jalan ke taman,” ucapnya.Attar tersenyum memandang mertuanya. “Mama sudah bosan ya di dalam kamar,” ucapnya."Iya Mama pengen lihat yang hijau-hijau,” ucap Nur.“Tunggu sebentar ya ma,” ucapnya yang membuka jasnya.Attar mengambil kursi roda yang ada di dalam kamar tersebut. Pria itu menggendong mertuanya dan letakkan mertuanya di atas kursi roda itu dengan sangat berhati-hati.Alisa diam saat melihat suaminya yang menggendong mamanya. Alisa tidak menyangka suaminya akan melakukan hal tersebut. Awalnya ia mengira suaminya akan memanggil perawat untuk membantu mengindahkan Mamanya ke atas kursi roda. 
"By dua hari lagi Mama akan keluar dari rumah sakit,” ucap Alisa yang berbaring di atas tempat tidur. Tangannya melingkar di pinggang suaminya.“Iya,” jawab Attar.“By apa boleh Mama tinggal sama Isa,” pintanya.Attar memandang istrinya, keningnya sedikit berkerut saat mendengar pertanyaan dari istrinya."Bila Mama nggak tinggal sama Isa, Mama tinggal sama siapa,” tanyanya.Alisa menggelengkan kepalanya. “Cuma Isa yang mama punya,” ucapnya lirih.Attar memandang Istrinya. Diciumnya punggung tangan istrinya. "Cinta anaknya sayangi mamanya," ucapnya sambil tersenyum memandang istrinya.Alisa memandang suaminya. Matanya menatap suaminya cukup lama.
"Alisa masuk," ucap Dian yang tersenyum. "Ibu Dian apa kabar?" ucap Alisa menyalami tangan Dian. “Alhamdulillah baik,” jawab Dian. Ibu Dian tambah cantik aja," ucap Alisa memuji. "Alisa yang tambah cantik, cantik banget, penampilannya juga jauh berbeda,” ucap Dian yang memandangnya. Alisa sedikit tersenyum saat mendengar ucapannya. “Isa kesini ngapain,” tanya Dian. “Isa mau bayar hutang,” ucapnya. “Hutang apa,” tanya Dian. “Hutang sekolah Isa bu,” jawabnya. “Hutang sekolah Isa sudah lunas,” jawab Dian. “Belum,” jawab Alisa. “Kalau hutangnya belum lunas, ijazahnya nggak bakalan dikasih,” jawab Dian. “Hutang Isa masih banyak dan Isa belum ada melunasi dan membayar,” jawab Alis
"Hubby, apa kita masih lama ke rumah sakitnya,” tanya Alisa.Attar menggelengkan kepalanya. “Tunggu sebentar ya, ini pekerjaan tinggal dikit lagi.” pria itu sedang menyelesaikan pemeriksa berkas penekanan kontrak terhadap kliennya.“By, Isa duduk di sofa ya.".“Iya sayang,” jawab Attar yang tidak terlalu memandang ke arah istrinya. Attar sangat fokus memeriksa berkas-berkas di atas mejanya.Attar menutup map yang sudah selesai di tanda tanganinya. Matanya mulai memandang ke arah istrinya. Keningnya berkerut saat memandang istrinya yang terlihat hanya diam melamun.Attar berjalan mendekati istrinya. Pria itu duduk di samping istrinya dan melingkarkan tangannya di pinggang istrinya. "Kenapa diam aja,” tanyanya sambil memandang wajah istrinya.&n
"Mama hari ini kita pulang,” ucap Alisa saat sudah berada di dalam kamar mamanya.“Alhamdulillah akhirnya Mama pulang juga,” ucap Nur yang tersenyum."Pak Maman juga pulang Ma hari ini,” ucap Alisa yang memberitahukan mamanya.“Iya Mama mau ke kamar Pak Maman, ngasi tahu sama Ibu Aminah kalau mama akan pulang,” ucapnya.Attar yang berdiri di samping istrinya tersenyum memandang mertuanya.“Ya sudah, ayo ma kita ke kamar depan,” ucapnya.Nur tersenyum dan menganggukkan kepalanya.Attar menggendong mertuanya saat memindahkan mertuanya ke atas kursi roda.“Mama sekarang sudah mulai berat,” ucap Attar.&nbs
Pak Maman dan Ibu Aminah menangis saat mereka melihat rumah yang akan mereka tempati. Semua ini seperti mimpi bagi mereka. Mereka berbuat baik menolong tetangganya tanpa berniat mendapatkan balasan. Namun ternyata apa yang mereka lakukan mendapat balasan yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya."Bapak Ibu ini rumah barunya dan ini tokonya, saya berharap bapak dan ibu bisa mengembangkan usaha dengan baik, dan Ella bisa membantu di sini,” ucap Attar.Ibu Aminah menganggukkan kepalanya. “Terima kasih nak Attar,” ucapnya.“Iya buk, kami Permisi pulang,” pamit Attar.Aminah sudah tidak sanggup membendung air matanya. “Terima kasih ya nak Alisa, nak Attar, bila kalian tidak sibuk lihat-lihatlah Ibu di sini,” pintanya.“Tentu,&rdqu
Alisa memeluk tubuh suaminya dari belakang. Ia menyandarkan wajahnya di punggung lebar suami."Ada apa Sayang?" Attar yang memegang tangan istrinya yang berada di atas perutnya."Isa cuma ingin memeluk hubby seperti ini," ungkap Alisa."Apa nggak pengen memeluknya dari depan," ucapnya yang sengaja menggoda istrinya.Alisan yang berada di belakang punggung suaminya tersenyum saat mendengar ucapan suaminya. "Kalau dari depan hubby jahil,"ucapnya.“Jahil apanya?" Tanya Attar."Gak mau, Isa lagi pengen seperti ini.” Alisa semakin mempererat pelukannya di perut suaminya."Ini mau berapa lama seperti ini?” Attar bertanya ketika istrinya hanya diam memeluknya dari belakang.“Sampai Isa puas,” jawabnya.“Dari depan lebih puas lagi sayang, pindah ke depan,&rdqu
Alisa keluar dari kamar bersama dengan suaminya. Alisa memandang mamanya yang sudah duduk di meja makan menunggunya. "Mama sudah nunggu kami ya.” Alisa yang mencium pipi mamanya kanan dan kiri.Nur Tersenyum memandang putrinya. “Mama sudah lapar, sekarang makan Mama jadi lebih banyak makan," ucapnya.“Alhamdulillah Isa senang lihatnya, itu artinya mama sudah semakin sehat." Alisa duduk di kursi yang berada di samping mamanya. Senyum lebar mengembang di bibirnya.Attar menarik kursi yang berada di sebelah istrinya. Pria itu mendaratkan tubuhnya di kursi tersebut. Attar tersenyum memandang mama Mertuanya.“Mama mau apa, Isa ambilkan,” ucapnya.“Mama sudah pesan bubur ayam,” ucap Nur yang memandang mangkuk yang berisi bubur ayam yang