“Kita dimana Ethan?” Tanya Adaline saat Ethan menggendong nya menuju sebuah rumah terapung yang ada di tengah sebuah danau.“Kau akan beristirahat sebentar di sini sayang.” Jawab Ethan, melangkahkan kaki nya dengan hati-hati melalui jembatan kayu yang terhubung dari tepi Danau ke bagian belakang rumah terapung itu.“Aku ? hmmm…maksud mu hanya aku yang akan beristirahat di rumah ini?" Tanya Adaline sambil menatap Ethan."Lalu bagaimana dengan diri mu? Apa kau tidak akan menemani ku disini?” Tanya Adaline manja sambil mengalungkan kedua tangan nya ke leher Ethan.“Aku akan datang lagi ke sini setelah aku menyelesaikan sedikit pekerjaan ku di luar.”Jawab Ethan sambil membuka pintu rumah itu dengan sidik jari nya."Pekerjaan??" Ulang Adaline penasaran dengan pekerjaan yang mendadak harus Ethan lakukan. Secara urusan dengan Mr. Sean sudah selesai kemarin. Lantas pekerjaan apa lagi yang suami nya ini harus lakukan.Tapi sayang nya Ethan memilih untuk tidak menjawab pertanyaan yang Adaline l
“Sudah aku kirim apa yang kau suruh!” Ujar Roland dengan wajah tidak suka pada kakak nya Jolie.Jolie berjalan ke meja kerja adik nya itu, lalu.." PLeeeeeeetak!" Tanpa ragu Jolie menjitak kepala jenius adik nya itu.“Kau masih berani memasang wajah seperti itu pada ku! Masih syukur kelakuan mu ini tidak aku laporkan pada orang tua kita??!! Kalau sampai mama dan papa tau kau terlibat dalam urusan seperti ini, habis lah riwayat mu Roland!!” Seru Jolie geram.Rasa nya ingin sekali Jolie menjitak kepala adik nya itu sekali lagi. Tapi kalau sampai kepala adik nya kenapa-napa Jolie juga takut.Soal nya kedua orang tua nya tahu nya Roland itu adalah anak mereka yang sangat jenius. Nah kalau mendadak jadi bego karena dianiaya oleh Jolie tentu saja orang tua mereka akan mengamuk pada Jolie.Jadi mau tidak mau Jolie kali ini terpaksa menelan rasa kesal nya pada tingkah Roland.“Kau itu anak orang kaya Roland RC!! Kau tidak perlu bekerja pada mafia seperti mereka! Kalau sampai mereka tahu siapa
Sesampainya Emmanuel Ethan di rumah…“Tuan Ethan… " Panggil salah seorang anak buah Ethan pada Ethan yang baru saja turun dari mobil.Ethan memperhatikan sekeliling nya tapi dia tidak melihat tanda- tanda telah terjadi perkelahian di sana.“Apa yang terjadi? dimana mereka?” tanya Ethan pada anak buah nya itu.“Tuan sebaiknya kau masuk dulu. Ada seseorang yang ingin bertemu dengan mu.” ucap anak buah Ethan.Ethan yang mendengar hal itu auto berhenti. Ethan menoleh pada anak buahnya dan langsung mengacungkan pistol di pelipis pria itu."Apa kau berkhianat Poll?" Ethan terlihat sudah akan bersiap meledakkan kepala Poll tanpa ragu.Jujur saja, mulai dari dia masuk ke dalam gerbang rumah nya, tiba-tiba saja Jarvis tidak dapat di hubungi. Keadaan lengang tanpa tanda-tanda ada nya perkelahian juga semakin menambah rasa curiga Ethan.Lalu tiba-tiba Poll, salah seorang anak buah nya mengatakan bahwa ada seseorang yang ingin bertemu dengan Ethan di dalam sana. Kalau bukan sebuah jebakan dari m
"Aku rasa, aku sudah tidak punya alasan lagi untuk meragukan diri mu, ayah." Seru Ethan pada akhir nya, sambil menurunkan kedua pistol yang dia pegang.Benjamin Li pun tersenyum dan berdiri, "Kau harus membuat kan ku kopi yang baru." Ujar nya.***Sesampainya di taman belakang, terlihat semua anak buah Ethan termasuk Dom sedang berpesta barbaque."Kenapa kau lama sekali, Ethan? Lihat lah, stok daging nya hanya tinggal segini." Ujar Dom sambil mengangkat piring yang dia pegang."Teman mu ini terlalu sulit untuk percaya dengan orang lain Dom maka kami jadi lama di depan tadi." Cetus Benjamin Li pada Dom."Kau sendiri mengapa kau begitu cepat percaya pada nya?" Sindir Ethan sambil mengangkat satu alis nya."Itu karena dia adalah anak dari kakek ku. Dengan kata lain, dia adalah paman ku." Jawab Dom dengan senyum lebar."Paman?" seru Ethan tidak percaya."Ya! Paman! Dia dan ayah ku bersaudara. EitS! Jangan bertanya mengapa aku tidak mengenal Adaline! Itu semua karena ayah dan ibu Adaline t
Di saat Ethan masih terdiam dan tidak tahu harus menjawab apa, Adaline telah terbangun dari tidur nya di rumah apung Ethan.Di tatap nya seisi rumah itu dengan seksama."Ethan memiliki banyak sekali fasilitas dan terlihat sangat berkuasa tapi mengapa Ethan memilih jauh keluarga nya?"Dalam kesunyian nya di rumah apung itu, Adaline tiba-tiba teringat akan adik dan ibu Ethan."Apa aku telpon saja Amber, untuk mengulik sedikit tentang Ethan?" Gumam nya pelan sambil menimbang-nimbang apakah dia perlu menelpon Amber atau tidak."Tapi kalau aku telpon, apa Ethan tidak akan Marah pada ku?" Seru Adaline yang kemudian menjadi bimbang"Telpon tidak ya??" Ulang nya lagi sambil berpikir."Telpon? Tidak? Telpon? Tidak?" Adaline semakin bingung dalam menentukan keputusan yang akan di ambil nya.Secara saat ini dia sangat ingin tahu akan hal itu, tapi sisi lain dia takut Ethan marah jika dia menelpon Amber."Itu kan kalau aku ketahuan?!! Kalau tidak ketahuan, aku rasa tidak akan ada masalah." Seru
Scene pun kini berpindah ke kamar Amber yang belum tidak tahu kalau sang ibu tadi sempat pingsan sesaat.Amber tengah sibuk curhat tidak jelas dengan Adaline di telpon."Jadi kau dan Erlan itu dijodohkan?" tanya Adaline yang malah ikut larut dalam curhat nya Amber dan lupa tujuan awal nya dia menelpon Amber."Begitu lah. Aku dan Erlan dijodohkan oleh keluarga kami. Aku sebenarnya tidak keberatan dengan Erlan. Dia baik. But permasalahan nya adalah aku ingin kuliah Adaline. Aku ingin merasakan hidup bebas seperti gabis lain." Ucap Amber dengan sebuah hembusan nafas yang sangat berat."Orang tua mu seperti nya sedikit keterlaluan Amber. Masa dari kecil hingga sebesar ini kau selalu di home-schooling kan." Cetus Adaline yang ikut-ikutan kesal."Bukan orang tua ku Adaline tapi paman ku. Paman ku lah yang memutuskan aku untuk home-schooling sedangkan ibu ku sebenarnya tidak keberatan aku mau sekolah di mana pun. Tapi paman ku lah yang paling melarang aku sekolah di luar." Ungkap Amber."Ala
Saat Adaline dan Ethan tengah berbicara serius, di sebuah gedung terlihat Dom juga tengah berbicaras serius dengan seorang wanita."Aku tidak akan melakukan hal yang buruk pada adik mu. Aku hanya ingin bicara empat mata saja dengan nya. Jadi kau bisa menunggu kami di luar." Usir Dom dengan cara yang sangat halus mengusir Jolie dari ruangan itu."Tidak bisa. Aku akan tetap menemani mu selama sesi tanya jawab ini berlangsung." Tolak Jolie lugas."Kalau kau tetap ada disini maka adik mu ini tidak akan mau buka suara! Dia pasti merasa akan ada yang melindungi nya. Itu hanya akan memperlama kerjaan ku!" Seru Dom."Kau seperti nya berpikir terlalu jauh tuan Dom. Tapi asal kau tahu, adik ku ini bukan sejenis remaja pada umum nya. Dan kami bukan lah keluarga normal seperti pada umum nya." Terang Jolie."Kalau kau mau informasi yang keluar dari mulut bocah ini adalah informasi yang sebenarnya maka libatkan aku. Karena kalau tidak maka kau hanya akan korban perkataan bohong nya saja." Ungkap J
"Kenapa orang-orang yang menyerang rumah Ethan sampai saat ini belum juga kembali?" Tanya Beldiq pada orang kepercayaan nya yang bernama Tony."Aku masih mencoba untuk menghubungi mereka tuan Beldiq." Jawab Tony yang memang sampai saat dia berbicara dengan Beldiq dia masih mencoba untuk menghubungi orang-orang nya yang pergi untuk menyerang rumah Ethan.Tapi sama saja dengan sebelumnya. Orang - orang itu tikda dapat dia hubungi."Seperti nya penyerangan kita gagal tuan." Ujar Tony yang kini sudah menyerah untuk menghubugi anak buah nya."Sial!" Beldiq menggebrak meja dengan sekuat tenaga."Kenapa bisa seperti ini?!! Kenapa kita bisa kalah melawan bocah ingusan seperti Emmanuel Ethan?" seru Beldiq sangat marah.Dengan kekalahan nya ini, Beldiq merasa harga diri nya yang telah di kalahkan oleh Ethan. Dan dia tidak bisa menerima hal itu."Lalu bagaimana tuan? Apa kita harus mengirimkan anak buah kita yang lain nya untuk menyerah Ethan sekali lagi?" Tanya Tony.Beldiq mengangkat tangan ya
"Sayang, apa yang sebenarnya dilakukan oleh putra mu? Ini tidak mau! Itu tidak mau! Di jodohkan dengan si A, dia nolak. Aku benar-benar pusing." amuk Olivia begitu Samuel pulang dari Perancis."Kau ini kenapa sayang? Suami pulang bukannya di cium malah di omeli." Dengan penuh kasih sayang Samuel menarik lembut tangan istrinya untuk duduk bersama nya di sofa."Menurut mu apa lagi coba yang membuat ku ngomel-ngomel tidak jelas seperti ini kalau bukan karena putra kesayangan mu Arka!" jawab Olivia tanpa melihat ke arah Samuel."Arka? Memang nya apa yang dilakukan oleh Arka? Selama aku di Perancis, aku sama sekali tidak mendengar hal yang aneh-aneh tentang putra ku itu? Setahu ku setelah Arka tahu siapa wanita yang itu, tidak ada hal yang harus aku khawatirkan tentang nya." jelas Samuel, yakin.Samuel sangat yakin kalau kelakukan putranya sudah berada di dalam track yang seharusnya. Berkencan dengan wanita jalang bukan lah hal yang diwarikan di dalam keluar mereka."Memang Arka sudah ti
Sebulan pun telah berlalu sejak kematian Liliana Wong.Di bulan ini keputusan untuk tindak kejahatan yang Beldiq dan Lian Wong akan di tetapkan.Dan sebelum keputusan itu di baca kan Lian Wong meminta Ethan untuk menemui nya di penjara.Lian Wong berencana menceritakan pada Ethan semua nya. Mulai dari awal semua masalah ini hingga alasan dia melakukan semua hal ini. Tapi sayang nya Ethan memutuskan untuk tidak bertemu dengan Lian Wong.Ethan tidak ingin mendengar apapun yang keluar dari mulut paman nya itu. Bagi Ethan, Lian Wong adalah masalalu yang akan terus membebani masa depan nya.Dia ingin melupakan semua nya. Karena itu lah dia tidak bersedia menemui Lian Wong walaupun Lian Wong memohon dengan sangat.Kini Ethan hanya fokus mempersiapkan pernikahan Amber dan Erlan yang akan di adakan dalam bulan ini."Kau yakin sayang, tidak mau menemui paman mu untuk terakhir kali nya? Aku saja datang mengunjungi Beldiq kemarin." Sebut Adaline."Kau datang menemui Beldiq karena kau ingin mempe
Setelah melalui sesi interogasi yang panjang dan sangat menegangkan akhir nya satu dari tiga pria yang datang untuk menghabisi nyawa Beldiq bersedia bekerja sama dengan polisi untuk menangkap bos besar mereka."Untung kau datang Rery!" Arnold menepuk pundak Reryd tiga kali. "Kalau tidak maka kita akan kesulitan menjalankan rencana kita selanjut nya." sambung Arnold.Rery auto melihat pada Ethan, Dom dan Erlan yang juga ada di sana. Dalam pikiran Rery tentu saja dia akan datang. Bahkan kalau jalanan macet sekalipun, dia akan terbang untuk bisa tetap sampai di kantor polisi.Sebab apa? sebab Rery sangat ingin bertemu dengan bos Beldiq yang Rery, Ethan serta teman-teman mereka lain nya sangka kalau bos yang di maksud oleh tiga orang pria tadi adalah Tedi- kameramen Rery yang ternyata belum mati itu.Karena menurut Roland si hacker yang mengirimkan video ke Rery, bos nya Beldiq adalah Tedi."Kita ikuti ketiga pria ini ke rumah bos mereka lalu kita ringkus." Ucap Arnold."Sesuai dengan ren
Seminggu pun berlalu tapi Beldiq masih tetap dalam diam nya. Dia tidak ingin memberikan pengakuan apapun terkait dengan kematian Tedi padahal semua bukti telah mengarah pada nya.Namun hal ini tidak serta merta membuat Lian Wong tenang. Dalam pikiran Lian Wong selama Beldiq masih di dalam penjara atau selamaa wartawan yang bernama Rery itu masih hidup maka hidup Lian Wong lah yang tidak akan pernah tenang."Aku tidak bisa menunggu lebih lama dari ini. Aku harus segera menyelesaikan hal ini. Beldiq tidak mungkin selama nya akan bungkam. Kalau dia sampai buka suara maka semua nya akan hancur." Pikir Lian Wong."Apalagi aku dari gelagat nya Mr. Fred seperti tidak bertindak apapun saat ini. Sial! Seharus nya aku juga menutup rapat identitas ku seperti Mr. Fred. Sehingga di saat-saat seperti ini aku tidak perlu takut untuk di tangkap oleh polisi." Ucap nya penuh umpatan.Lian Wong jadi panik sendiri. Dia paling tidak suka dalam situasi yang penuh ketidak pastiaan seperti saat ini."Dari pa
"DUAAAAAAR!!!"Mobil Rery terpelanting cukup tinggi akibat ledakan bom yang ada di bagian bawah mobil nya.Rery langsung terkejut melihat hal itu. Jujur saja, tubuh nya saat ini terasa sangat lemas.***Ledakan yang dasyat itu membuat semua orang di kantor polisi berhamburan keluar. Begitu juga dengan Arnold. Dia spontan berlari lebih kencang tanpa mematikan handphone nya yang masih tersambung tadi.Arnold takut terjadi sesuatu pada Rery. Namun syukur nya ternyata Rery tidak kenapa-napa. Arnold melihat Rery saat ini berdiri di pintu masuk kantor polisi."Syukur lah kau tidak kenapa-napa Rery! Aku sangat khawatir!" Seru Arnold, menepuk pelan pundak Rery."Tidak hanya kau, aku pun khawatir. Bagaimana kalau aku tidak memiliki firasat buruk tadi maka sudah pasti saat ini aku melihat mu sambil aku terbang ke atas sana, terbang sambil dada dada menuju syurga." Jawab nya sambil berseloroh."Mendengar mu sudah bisa berkata seperti itu, ku yakin sudah baik-baik saja. Ayo kita masu dan mengobro
Jolie yang tidak bisa berkata-kata itu hanya bisa diam menerima ciuman yang Dom berikan. Wajah nya merona dan kedua pipi nya terasa panas.Mata Jolie berkedip berkali-kali. Jolie tidak menyangka kalau ciuman pertama nya akan di ambil oleh pria yang paling ingin dia hindari dalam hidup nya ini.Rencana nya untuk membuat Dom kesal malah berujung menjadi sebuah first kiss bagi nya."Itu hukuman untuk mu yang sengaja membuat ku menunggu mu seperti orang bodoh di dalam sana." Ucap Dom sembari mengusap lembut bibir Jolie dengan jari nya."Jangan ulang lagi. Karena hukuman ku biasa nya berdasarkan tingkat akumulatif poin kesalahan. Dan sekarang kau sudah memiliki 5 poin kesalahan kalau kau berbuat kesalahan lagi maka poin mu akan bertambah. Dengan demikian, hukuman mu sudah pasti akan berubah." Sambung Dom seenak dengkul nya."Kau bisa pikirkan kira-kira hukuman apa yang setingkat lebih tinggi dari pada sebuah ciuman." Ujar Dom sambil mengedipkan mata sebelah.Mendengar hal itu Jolie sontak
"Ayo masuk." Ajak Ethan ketika ia dan Adaline telah sampai di depan pintu kamar ibu nya Adaline."Sretttt.." Suara pintu yang terbuka dengan pelan."Tit... Tit...............Tit...............Tit............" Suara pertama yang Adaline dan Ethan dengar saat masuk ke dalam ruangan itu."Mommy masih belum sadar sayang?" tanya Adaline pada Ethan."Belum sayang. Mommy masih betah tidur dan masih belum mau membuka mata nya. Namun kau tidak perlu khawatir sayang, kondisi ibu hari ini jauh lebih baik dari kondisi Mommy sebelum nya." Papar Ethan."Kau lihat, mommy tidak perlu lagi menggunakan banyak alat seperti terakhir kali kita ke sini. Beberapa alat sudah tidak di pasang karena mommy memang sudah tidak memerlukan nya lagi." Jelas Ethan lagi."Syukur lah." Ucap Adaline lalu duduk di kursi yang berada di samping itbu nya.Adaline mengambil tangan sang ibu dan berkata,"moms, Adaline datang. Maaf Adaline tidak bisa menjenguk mommy sering-sering karena Adaline takut ada orang yang mengikuti Ad
Seperti apa yang di perkirakan oleh Ethan, Beldiq di periksa tidak hanya untuk kasus percobaan pembunuhan ibu nya Adaline tapi juga pembunuhan Tedi.Walaupun kedua orang yang dikira oleh Beldiq telah mati ternyata masih dalam keadaan hidup, Beldiq tetap diperiksa atas tuduhan penghilangan nyawa seseorang."Aku tidak akan bicara sampai pengacara ku datang." Ucap Beldiq dengan pongkah."Kau jangan membuat ku kehabisan kesabaran tuan Beldiq. Kau sudah menelpon lima orang untuk menjadi pengacara mu tapi kelima-lima nya mengundurkan diri. Tidak ada yang yang ingin menjadi pengacara mu. Dan kau sendiri pasti tahu kenapa hal ini bisa terjadi bukan?" Tekan Arnold.Beldiq tetap diam. Dia hanya menatap Arnold tanpa berkata apa-apa. Tapi ya begitu, tampang sombong nya tidak juga hilang."Aku akan bayar mahal untuk pergantian kamar sel ku. Aku ingin sel seperti yang ditempati oleh koruptor." Seru nya kemudian menyilang kan kaki nya di ruang pemeriksaan itu."Untuk calon terpidana mati seperti mu
Singkat cerita, Dom pun mengantarkan Jolie pulang. Setelah itu Dom tidak kembali lagi ke kediaman pribadi nya. Dia malah kembali ke tempat Ethan. Karena sejam lagi mereka akan melihat siaran langsung rumah Beldiq White di gerebek oleh polisi."Aku tidak boleh ketinggalan nonton bareng." seru nya sambil berlari menuju ke ruang tengah rumah Ethan dimana Ethan, Adaline dan Erlan sudah berada di sana menunggu detik-detik penggerebekan yang akan di siarkan secara langsung oleh Rery dari kediaman Beldiq."Aku belum terlambat kan?" Seru Dom sambil berlari dan begitu sampai di ruang tengah itu langsung mengambil posisi duduk di atas karpet padahal ketiga orang lain nya duduk di atas sofa."Loh? Kok duduk di bawah?" seru Adaline pada Dom."Sudah biarkan saja. Jiwa pembantu nya tidak akan bisa dirubah." Sarkas Ethan sambil tertawa."Terserah. Yang penting aku ingin melihat ini semua dari tempat ternyaman. Dan itu tidak lah di atas sofa." Jawab Dom asal."Kau dari mana Dom? Kenapa baru datang se