"Ethan kau dimana?" tanya Dom melalui handphone nya."Aku, aku sedang bersama Adaline di kantor." Jawab Ethan, sambil melihat ke arah Adaline yang sedang sibuk berbicara dengan beberapa dewan direksi termasuk pria berwajah korea yang Ethan tidak sukai beberapa hari ini."Apa kita bisa bertemu sebentar Ethan, ada hal penting yang ingn aku bicarakan pada mu. Tapi tidak bisa aku sampaikan via telpon seperti ini." Ujar Dom."Apa ada masalah dengan Mr. Sean?" Tebak Ethan, yang mengira pasti ini ada kaitan nya dengan Mr. Sean."Tidak. Semua baik-baik saja di sini. Tapi ini lebih ke kakak ipar." sebut Dom."Adaline Whit ?" Seru Ethan kaget, mengapa apa yang akan Dom bicarakan yang kata nya sangat penting itu malah berkaitan dengan Adaline."Ya, Adaline White, kalau seandainya kau belum mengganti nya menjadi Adaline Milik Ethan Seorang." seloroh Dom yang benar-benar minta jitak oleh Ethan kayak nya."Ada apa dengan Adaline?" tanya Ethan sambil dari ekor mata nya melihat ke arah Adaline."Aku
"Selamat datang dalam perjalanan indah dan penuh warna bersama Jarvis." Ucap Jarvis yang sedang dalam mode penyambutan paling basik setelah sumber daya nya tercabut."WWow.. Woooow wwwwwwwwwwoooOoowww! Ada apa ini?" Teriak Jarvis setelah menyadari dia sedang berlari kencang saat ini."Bisa kau jelaskan pada ku apa yang sedang terjadi tuan Ethan?" teriak nya seakan-akan dia pun sedang ikutan panik."Mungkin majikan baru mu bisa membantu mu menjawab nya JaRvvvvvvvvvvvvviiss!" Seru Ethan dengan suara melengkung karena tiba-tiba saja Adaline memotong mobil yang ada di depan mereka."Hi Jarvis? Welcome back." Sapa Adaline dengan tampang tak bersalah nya, menyapa santai Jarvis."Hi nona Adaline, apa ada yang bisa aku bantu?" tanya Jarvis berbasa basi, bingung bagaimana cara nya mengambil alih kemudi tubuhnya tanpa melukai perasaan Adaline."Untuk saat ini tidak Jarvis. Kau duduk saja. Aku bisa menangani semua ini. Lagi pula kita sudah akan sampai." Jawab Adaline lalu memijak pedal gas dadak
"Suara mu!!" Seru Ethan masih dengan tangan yang menempel di bibir Adaline.Adaline auto diam. Dan memandang Ethan yang masih tidak sadar apa yang Ethan sentuh sekarang ini."Hmmm..." Gumam Adaline sambil menunjuk ke arah mulut nya."Ups! Sorry!" ucap Ethan dan langsung menurunkan tangan nya."Sebaiknya kita lanjutan pembicaraan ini di rumah. Kalau disini ekspresi ku sulit di salurkan." Sebut Adaline absurd, membuat Ethan terbengong.***Adaline dan Ethan sampai di rumah mereka."Kau serius dengan apa yang kau katakan tadi Ethan?" tanya Adaline yang ke sembilan puluh sembilan kali sejak sedari dalam mobil tadi."Aku sebenarnya belum 100 persen yakin dengan hal ini. Tapi penyelidikan anak buah ku mengerucut ke hal itu." Jawab Ethan, sambil jalan bersebelahan dengan Adaline."Mengapa selama ini aku sampai tidak tahu?" gumamnya, bermonolog dengan diri nya sendiri dengan suara pelan." Kalau memang Beldiq ada terlibat dengan hal-hal seperti ini. Di rumah, mengapa aku dan mommy ku sampai ti
"Kena kau........" gumam nya dalam hati, dan-"Adaline!! kepala!!!!!" Ethan melemparkan sebuah boneka berbentuk kepala ke Adaline."Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa......" Teriak Adaline dalam kaget nya lalu reflek melempar boneka kepala itu dan langsung memeluk Ethan.Ethan yang di peluk Adaline pun hanya bisa terdiam dan mata nya membola saat pelukan Adaline terasa begitu nyata."Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa......" teriak Adaline dalam kaget nya lalu reflek melempar boneka kepala itu dan langsung memeluk Ethan. Ethan yang di peluk Adaline pun hanya bisa terdiam dan mata nya membola saat pelukan Adaline terasa begitu nyata."Kau......-hmmmmmm." suara Adaline tertahan karena Ethan langsung membekap mulut Adaline yang hendak mengomeli nya dengan mulut nya.Adaline terkejut dengan apa yang Ethan lakukan. Adaline tidak menyangka, kejadian ini akan kembali terulang. Tapi Adaline pun tidak akan munafik pada dirinya sendiri, kalau dia sejujurnya juga menginginkan kejadian ini untuk kembali terula
Setelah dress itu turun hingga kaki Adaline, tiba-tiba keisengan Ethan."cup.."Ethan dengan iseng mengecup puncak gunung Himalaya itu bergantian.Tubuh Adaline bergetar. Mata nya tertutup. Dia terlalu malu untuk melihat ke arah Ethan/Ethan tersenyum dan berkata, “tubuh mu sangat indah sayang..” Suara Ethan yang berpacu dengan adrenalin Ethan yang telah terkontaminasi dengan hasrat yang terus membakarnya dari dalam saan, membuat suara Ethan terdengar sangat seksih di telinga Adaline.Adaline pun membuka mata nya, kemudian dipandangi nya wajah Ethan lekat-lekat.Setelah mendapatkan semua keberanian nya kembali, Adaline pun mengelus wajah Ethan lalu di kecup nya kedua pipi Ethan. Kemudian Adaline mulai mengecup bibir Ethan.Tiba-tiba Adaline menggigit nakal bibir pria yang selalu mengatakan menolak menikah dengan nya itu. Karena bisa-bisa nya bibir itu yang selalu saja berujar tidak ingin menikah dengan nya namun kini selalu saja menyapa lembut diri nya.Adaline melepas gigitan nakal n
Burung-burung kecil mulai berkicau bersama sang mentari yang mulai menampakkan sirnanya.Adaline menggeliat sambil merentangkan tangannya, lalu mencari sosok sang suami yang semalam ada di sampingnya. “Dimana dia?” tanya pelan saat tidak melihat Ethan di atas ranjang mereka.“Apa dia mandi?” Adaline mengambil kimono nya lalu menurunkan kaki nya. Baru saja kaki Adaline menapak, Adaline melihat sebuah sticky note yang tertempel di atas lantai tepat di depan sendal.Adaline menunduk untuk melihat lebih jelas apa yang sebenarnya yang ada di atas lantai. Ya bisa saja itu adalah kertas catatan penting milik suami nya.“Astaga.. Apa ini?!!” Seru nya sambil menutup mulut nya dengan tangan kanan nya. Adaline pun sampai terduduk di depan ketas yang berwarna merah muda, hijau dan salem itu.Seketika itu juga wajah Adaline langsung merona melihat beberapa kertas sticky note yang bertuliskan I LOVE YOU di atas kertas hitam yang terletak di atas lantai. Adaline bahkan sampai memegang kedua pipinya
“Dimana semua anak buah mu Ethan?" tanya Adaline yang tidak melihat anak buah Ethan yang biasa berjaga di luar rumah.“Mereka ada di luar rumah sedang beristirahat." Jawab Ethan dengan santai nya.“Beristirahat? memang nya semalam mereka ngapain? bergadang? Sehingga perlu istirahat sepagi ini?" tanya Adaline kepo.“Mereka?" ulang Ethan sambil tersenyum. Ethan tesenyum karena Ethan terbayang saat semua anak buah nya yang notabene adalah pembunuh bayaran, sedang duduk di lantai dan menulis kata-kata cinta di atas Sticky note, yang Ethan tempelkan mulai dari kamar Adaline hingga ruang makan. Dan selebihnya di tempelkan di dinding-dinding dengan segala bentuk.“Tidak kenapa-kenapa! Apa tidak boleh mereka beristirahat?" Ujar Ethan mengalihkan pembicaran.Jangan sampai Adaline tahu, subuh tadi telah terjadi sebuah kerja paksa di rumah Ethan dimana semua nya, diperintahkan oleh Ethan untuk memikirkan ungkapan-ungkapan cinta yang romantis. Setelah itu mereka diperintah kan untuk menuliskan
Setelah Ethan berenang ke sisi kolam yang lain, Adaline pun mengambil posisi duduk di tepi kolam. Adaline memperhatikan Ethan yang berenang kesana kemari.Hati nya tiba-tiba saja dipenuhi rasa syukur. Di dalam semua hal buruk yang menimpanya, kehadiran Ethan benar-benar sesuatu yang sangat dia syukuri. Andaikan bukan Ethan yang datang membantu dan dengan tangan terbuka menerima nya, entah bagaimana nasib Adaline saat ini.Adaline melambai pada Ethan yang terlihat sedang bersandar di tepi kolam renang di seberang Adaline sambil mengipas-ngipas rambutnya, membuat Ethan terlihat begitu seksih di mata Adaline.“Kalau dalam lima menit dia tidak datang kemari, maka aku yang akan datang ke sana dan membawanya ke kamar." batin Adaline yang sudah traveling kemana-mana otak nya melihat keseksian suami nya di dalam kolam berenang itu.“Ethan kesini dulu! Biar aku suapi!!" teriaknya lagi pada Ethan. Ethan menggangguk,kemudian berenang ke arah Adaline.“AAAAaaa…!!" teriak Adaline tiba-tiba saat p
"Sayang, apa yang sebenarnya dilakukan oleh putra mu? Ini tidak mau! Itu tidak mau! Di jodohkan dengan si A, dia nolak. Aku benar-benar pusing." amuk Olivia begitu Samuel pulang dari Perancis."Kau ini kenapa sayang? Suami pulang bukannya di cium malah di omeli." Dengan penuh kasih sayang Samuel menarik lembut tangan istrinya untuk duduk bersama nya di sofa."Menurut mu apa lagi coba yang membuat ku ngomel-ngomel tidak jelas seperti ini kalau bukan karena putra kesayangan mu Arka!" jawab Olivia tanpa melihat ke arah Samuel."Arka? Memang nya apa yang dilakukan oleh Arka? Selama aku di Perancis, aku sama sekali tidak mendengar hal yang aneh-aneh tentang putra ku itu? Setahu ku setelah Arka tahu siapa wanita yang itu, tidak ada hal yang harus aku khawatirkan tentang nya." jelas Samuel, yakin.Samuel sangat yakin kalau kelakukan putranya sudah berada di dalam track yang seharusnya. Berkencan dengan wanita jalang bukan lah hal yang diwarikan di dalam keluar mereka."Memang Arka sudah ti
Sebulan pun telah berlalu sejak kematian Liliana Wong.Di bulan ini keputusan untuk tindak kejahatan yang Beldiq dan Lian Wong akan di tetapkan.Dan sebelum keputusan itu di baca kan Lian Wong meminta Ethan untuk menemui nya di penjara.Lian Wong berencana menceritakan pada Ethan semua nya. Mulai dari awal semua masalah ini hingga alasan dia melakukan semua hal ini. Tapi sayang nya Ethan memutuskan untuk tidak bertemu dengan Lian Wong.Ethan tidak ingin mendengar apapun yang keluar dari mulut paman nya itu. Bagi Ethan, Lian Wong adalah masalalu yang akan terus membebani masa depan nya.Dia ingin melupakan semua nya. Karena itu lah dia tidak bersedia menemui Lian Wong walaupun Lian Wong memohon dengan sangat.Kini Ethan hanya fokus mempersiapkan pernikahan Amber dan Erlan yang akan di adakan dalam bulan ini."Kau yakin sayang, tidak mau menemui paman mu untuk terakhir kali nya? Aku saja datang mengunjungi Beldiq kemarin." Sebut Adaline."Kau datang menemui Beldiq karena kau ingin mempe
Setelah melalui sesi interogasi yang panjang dan sangat menegangkan akhir nya satu dari tiga pria yang datang untuk menghabisi nyawa Beldiq bersedia bekerja sama dengan polisi untuk menangkap bos besar mereka."Untung kau datang Rery!" Arnold menepuk pundak Reryd tiga kali. "Kalau tidak maka kita akan kesulitan menjalankan rencana kita selanjut nya." sambung Arnold.Rery auto melihat pada Ethan, Dom dan Erlan yang juga ada di sana. Dalam pikiran Rery tentu saja dia akan datang. Bahkan kalau jalanan macet sekalipun, dia akan terbang untuk bisa tetap sampai di kantor polisi.Sebab apa? sebab Rery sangat ingin bertemu dengan bos Beldiq yang Rery, Ethan serta teman-teman mereka lain nya sangka kalau bos yang di maksud oleh tiga orang pria tadi adalah Tedi- kameramen Rery yang ternyata belum mati itu.Karena menurut Roland si hacker yang mengirimkan video ke Rery, bos nya Beldiq adalah Tedi."Kita ikuti ketiga pria ini ke rumah bos mereka lalu kita ringkus." Ucap Arnold."Sesuai dengan ren
Seminggu pun berlalu tapi Beldiq masih tetap dalam diam nya. Dia tidak ingin memberikan pengakuan apapun terkait dengan kematian Tedi padahal semua bukti telah mengarah pada nya.Namun hal ini tidak serta merta membuat Lian Wong tenang. Dalam pikiran Lian Wong selama Beldiq masih di dalam penjara atau selamaa wartawan yang bernama Rery itu masih hidup maka hidup Lian Wong lah yang tidak akan pernah tenang."Aku tidak bisa menunggu lebih lama dari ini. Aku harus segera menyelesaikan hal ini. Beldiq tidak mungkin selama nya akan bungkam. Kalau dia sampai buka suara maka semua nya akan hancur." Pikir Lian Wong."Apalagi aku dari gelagat nya Mr. Fred seperti tidak bertindak apapun saat ini. Sial! Seharus nya aku juga menutup rapat identitas ku seperti Mr. Fred. Sehingga di saat-saat seperti ini aku tidak perlu takut untuk di tangkap oleh polisi." Ucap nya penuh umpatan.Lian Wong jadi panik sendiri. Dia paling tidak suka dalam situasi yang penuh ketidak pastiaan seperti saat ini."Dari pa
"DUAAAAAAR!!!"Mobil Rery terpelanting cukup tinggi akibat ledakan bom yang ada di bagian bawah mobil nya.Rery langsung terkejut melihat hal itu. Jujur saja, tubuh nya saat ini terasa sangat lemas.***Ledakan yang dasyat itu membuat semua orang di kantor polisi berhamburan keluar. Begitu juga dengan Arnold. Dia spontan berlari lebih kencang tanpa mematikan handphone nya yang masih tersambung tadi.Arnold takut terjadi sesuatu pada Rery. Namun syukur nya ternyata Rery tidak kenapa-napa. Arnold melihat Rery saat ini berdiri di pintu masuk kantor polisi."Syukur lah kau tidak kenapa-napa Rery! Aku sangat khawatir!" Seru Arnold, menepuk pelan pundak Rery."Tidak hanya kau, aku pun khawatir. Bagaimana kalau aku tidak memiliki firasat buruk tadi maka sudah pasti saat ini aku melihat mu sambil aku terbang ke atas sana, terbang sambil dada dada menuju syurga." Jawab nya sambil berseloroh."Mendengar mu sudah bisa berkata seperti itu, ku yakin sudah baik-baik saja. Ayo kita masu dan mengobro
Jolie yang tidak bisa berkata-kata itu hanya bisa diam menerima ciuman yang Dom berikan. Wajah nya merona dan kedua pipi nya terasa panas.Mata Jolie berkedip berkali-kali. Jolie tidak menyangka kalau ciuman pertama nya akan di ambil oleh pria yang paling ingin dia hindari dalam hidup nya ini.Rencana nya untuk membuat Dom kesal malah berujung menjadi sebuah first kiss bagi nya."Itu hukuman untuk mu yang sengaja membuat ku menunggu mu seperti orang bodoh di dalam sana." Ucap Dom sembari mengusap lembut bibir Jolie dengan jari nya."Jangan ulang lagi. Karena hukuman ku biasa nya berdasarkan tingkat akumulatif poin kesalahan. Dan sekarang kau sudah memiliki 5 poin kesalahan kalau kau berbuat kesalahan lagi maka poin mu akan bertambah. Dengan demikian, hukuman mu sudah pasti akan berubah." Sambung Dom seenak dengkul nya."Kau bisa pikirkan kira-kira hukuman apa yang setingkat lebih tinggi dari pada sebuah ciuman." Ujar Dom sambil mengedipkan mata sebelah.Mendengar hal itu Jolie sontak
"Ayo masuk." Ajak Ethan ketika ia dan Adaline telah sampai di depan pintu kamar ibu nya Adaline."Sretttt.." Suara pintu yang terbuka dengan pelan."Tit... Tit...............Tit...............Tit............" Suara pertama yang Adaline dan Ethan dengar saat masuk ke dalam ruangan itu."Mommy masih belum sadar sayang?" tanya Adaline pada Ethan."Belum sayang. Mommy masih betah tidur dan masih belum mau membuka mata nya. Namun kau tidak perlu khawatir sayang, kondisi ibu hari ini jauh lebih baik dari kondisi Mommy sebelum nya." Papar Ethan."Kau lihat, mommy tidak perlu lagi menggunakan banyak alat seperti terakhir kali kita ke sini. Beberapa alat sudah tidak di pasang karena mommy memang sudah tidak memerlukan nya lagi." Jelas Ethan lagi."Syukur lah." Ucap Adaline lalu duduk di kursi yang berada di samping itbu nya.Adaline mengambil tangan sang ibu dan berkata,"moms, Adaline datang. Maaf Adaline tidak bisa menjenguk mommy sering-sering karena Adaline takut ada orang yang mengikuti Ad
Seperti apa yang di perkirakan oleh Ethan, Beldiq di periksa tidak hanya untuk kasus percobaan pembunuhan ibu nya Adaline tapi juga pembunuhan Tedi.Walaupun kedua orang yang dikira oleh Beldiq telah mati ternyata masih dalam keadaan hidup, Beldiq tetap diperiksa atas tuduhan penghilangan nyawa seseorang."Aku tidak akan bicara sampai pengacara ku datang." Ucap Beldiq dengan pongkah."Kau jangan membuat ku kehabisan kesabaran tuan Beldiq. Kau sudah menelpon lima orang untuk menjadi pengacara mu tapi kelima-lima nya mengundurkan diri. Tidak ada yang yang ingin menjadi pengacara mu. Dan kau sendiri pasti tahu kenapa hal ini bisa terjadi bukan?" Tekan Arnold.Beldiq tetap diam. Dia hanya menatap Arnold tanpa berkata apa-apa. Tapi ya begitu, tampang sombong nya tidak juga hilang."Aku akan bayar mahal untuk pergantian kamar sel ku. Aku ingin sel seperti yang ditempati oleh koruptor." Seru nya kemudian menyilang kan kaki nya di ruang pemeriksaan itu."Untuk calon terpidana mati seperti mu
Singkat cerita, Dom pun mengantarkan Jolie pulang. Setelah itu Dom tidak kembali lagi ke kediaman pribadi nya. Dia malah kembali ke tempat Ethan. Karena sejam lagi mereka akan melihat siaran langsung rumah Beldiq White di gerebek oleh polisi."Aku tidak boleh ketinggalan nonton bareng." seru nya sambil berlari menuju ke ruang tengah rumah Ethan dimana Ethan, Adaline dan Erlan sudah berada di sana menunggu detik-detik penggerebekan yang akan di siarkan secara langsung oleh Rery dari kediaman Beldiq."Aku belum terlambat kan?" Seru Dom sambil berlari dan begitu sampai di ruang tengah itu langsung mengambil posisi duduk di atas karpet padahal ketiga orang lain nya duduk di atas sofa."Loh? Kok duduk di bawah?" seru Adaline pada Dom."Sudah biarkan saja. Jiwa pembantu nya tidak akan bisa dirubah." Sarkas Ethan sambil tertawa."Terserah. Yang penting aku ingin melihat ini semua dari tempat ternyaman. Dan itu tidak lah di atas sofa." Jawab Dom asal."Kau dari mana Dom? Kenapa baru datang se