Sore itu hujan turun rintik-rintik membasahi bumi. Di dekat jendela kamar Leeray, Deasy duduk di kursi panjang mengamati gerimis dan langit yang mendung. Kamar tidur itu bersebelahan dengan taman bunga. Sepertinya memang Leeray sengaja membuatnya begitu, tukang kebun Leeray merawat taman bunga itu dengan sangat baik.
Kini bunga-bunga tropis itu bermekaran begitu indah tertimpa air hujan kelopaknya, mengirimkan aroma wangi yang segar ke indera penciuman Deasy, membuatnya mendadak merindukan suaminya itu. Dia ingin berada di dalam dekapan hangat Leeray.
Tiba-tiba pintu kamar tidur terbuka dan sosok yang dia rindukan itu hadir di sana. Deasy pun tersenyum bergeming dari tempat duduknya. Dia menunggu langkah kekasih hatinya itu mendekat ke arahnya, melepaskan jasnya dan menaruhnya di bangku depan ranjang lalu melepas sepatu dan kaos kakinya juga. Leeray menarik lepas dasinya lalu membuka dua kancing kemejanya.
Napas Deasy tercekat di tenggorokannya ketika mena
Akhir tahun ini, keluarga Indrajaya berpencar dan tidak bisa berkumpul bersama di Jakarta. Leeray dan Deasy yang seharusnya berada di Perth malah harus tinggal di Jakarta karena papi mereka menemani Elena di Perth sambil menggantikan posisi Leeray mengurus Pyramide Superblock untuk sementara.Sedangkan kedua adik Leeray berada di luar Jakarta. Mereka berdua ada di Yogyakarta. Brandy harus menyelesaikan ujian semester gasal di awal Januari sebelum bisa pindah ke IPB semester berikutnya, jadi Michael menemaninya di Yogyakarta. Sementara James pun menyelesaikan program koasistensinya di FKH UGM hingga pertengahan tahun depan sebelum pindah ke New South Wales bersama Laura untuk S2.Jadi mereka semua hanya bertukar salam tahun baru di grup chat WA keluarga Indrajaya. Tetapi, itu pun begitu seru karena mereka sering saling mem-bully satu sama lain dengan papi mereka yang menjadi penengah bila sudah ada yang mengambek, biasanya James yang paling sering mengambek dibully oleh
Deasy sedang menyimpulkan dasi di kerah kemeja merah Leeray. Suaminya itu menatapnya tanpa berkedip, sementara mata Deasy berpindah-pindah dari simpul dasinya ke mata Leeray hingga akhirnya simpul itu terikat sempurna."Kenapa menatapku seperti itu, Hubby? Aku bisa meleleh karena tatapanmu yang so hot itu, Lee. Mister fotomodel Gucci dan D&G," goda Deasy cekikikan."Oohh ini tak adil! Kau masih membahasnya, Baby Girl ...," protes Leeray seraya mengerang.Dia merasa begitu malu fotonya dijadikan poster promosi 2 brand International di mall miliknya sendiri. Terutama yang di depan lift lantai 6, rasanya dia sangat enggan ketika melihat lift Pyramide Superblock berhenti di lantai 6 bila dia sedang berkunjung ke tempat itu.Deasy tertawa berderai melihat suaminya yang tampan itu merajuk. Dia pun membelai pipi Leeray dengan telapak tangannya yang hangat. Kemudian Leeray menangkap tangannya dan mengecupnya. Sensasi kecupan ringan itu seolah mengalirka
Pada awal Januari, Leeray dan Deasy masih berada di Jakarta. Mereka menunggu HPL Deasy lebih dekat untuk kembali ke Perth karena memang mereka kuatir perjalanan jauh dengan pesawat maupun helikopter akan menyebabkan rahim Deasy berkontraksi.Malam itu seusai makan malam berdua di rumah. Leeray mengajak Deasy ke ruang kerjanya untuk mengobrol mengenai desain Millenium City yang akan dibangun di lahan mahar nikah James dan Laura. Leeray menjelaskan detail imajinasinya mengenai isi mini city itu. Dia seorang imaginator yang hebat, tetapi memang secara seni, tangannya sangat payah.Deasy seolah menjadi pelengkap kemampuannya itu karena memang tangan Deasy mampu mewujudkan ide mentah Leeray menjadi suatu desain berkarya seni yang artistik dan eksklusif."Baby Girl, aku ingin menerangkan detail isi Millenium City ini. Kemarilah ... duduk di pangkuanku," ujar Leeray ketika duduk di sofa ruang kerjanya sambil membawa kertas berisi denah kasar yang berbentuk kotak-kotak
Sejak makan malam pukul 19.00, Elena memang merasakan perutnya seolah berkontraksi lebih sering dibanding biasanya. Dia agak kehilangan napsu makan dan lebih memilih makan cokelat Cadburry kesukaannya untuk mengurangi efek kontraksi palsu sesuai saran Dokter John Lambert.HPL kelahiran puteranya seharusnya masih sekitar 5 hari lagi."El, apa perutmu terasa tidak enak?" tanya Leonard mengamati Elena yang berulang kali mengatur napasnya di meja makan dan tidak napsu makan.Elena tersenyum lemah menatap suaminya. Dia pun menjawab, "Kontraksinya bertambah sering, Leo. Apa sudah mendekati waktunya melahirkan Leon ya?""Apa kamu ingin berbaring di kamar saja? Aku akan menggendongmu ...," ujar Leonard kemudian menggendong Elena ke kamar tidur mereka.Leonard menurunkan tubuh Elena di atas ranjang perlahan-lahan, sudah agak berat tapi dia masih kuat menggendong istrinya yang hamil besar itu."Temani aku, Leo," pinta Elena."Tentu.
Ketiga pangeran Indrajaya yang tidak lain adalah kakak-kakak tiri Leon menyambut kehadiran adik bungsu mereka dengan antusias. Mereka sangat gembira karena satu lagi calon penerus klan Indrajaya telah bergabung dengan mereka.Leeray: "Selamat ya, Papi dan Elena buat momongan barunya!"Michael: "Selamat, Pi dan Elena. Semoga adik bayinya sehat dan kuat!"James: "Selamat ya, Pi dan Elena. Leon lebih mirip Elena deh, gantengnya beda!" emoji eyes with love.Leonard: "Makasih, Sons. Iya, James. Leon lebih mirip wajah maminya, tapi hidung mancungnya dapet dari Papi dong!"Leonard mengirim foto Leon yang sedang dia gendong sambil selfie ke grup chat Indrajaya Family.Putera-puteranya pun tertawa dan mengiyakan pernyataan papi mereka itu. Leon memang mewarisi hidung mancung papinya, sekalipun fitur wajah lainnya memang mirip Elena."Hubby, apa kau yakin kita lebih baik naik pesawat komersil saja daripada naik helikopter punya papi
Leeray dan Deasy sampai di bandara Perth sekitar tengah malam waktu Perth. Sekretaris Leeray berdiri di antara rombongan penjemput di depan gerbang kedatangan penumpang pesawat.."Selamat datang, Pak, Bu. Apa kita langsung pulang ke rumah?" sapa Andy dengan ramah."Malam, Andy. Ya, kita langsung pulang ke rumah saja karena sudah tengah malam. Maaf merepotkanmu," balas Leeray sembari merangkul bahu Deasy dengan protektif."Baik, Pak. Mari ...," ucap Andy seraya bergegas menuju mobilnya di parkiran bandara Perth.Bosnya itu seperti biasa tidak membawa barang bawaan. Secara logika memang normal karena di Jakarta dan di Perth, bosnya memiliki rumah dan tidak membutuhkan baju untuk dibawa kesana kemari.Andy merasa bahwa wajah bosnya itu semenjak menikah dengan istrinya yang jauh lebih muda menjadi semakin 'glowing', dulu Pak Leeray selalu serius dan hanya berkutat dengan dokumen di ruang kantornya sepanjang hari."Apa kau baik-baik s
Pagi pertama bagi Leeray untuk kembali ke kantornya di Perth. Para karyawan yang berpapasan dengannya di kantor memberi salam hormat untuk bos mereka itu. Leeray memang atasan yang disukai dan dikagumi bawahannya. Perusahaan Indrajaya Realty cabang Perth mulai naik pamor semenjak The Pyramide Superblock diresmikan pembukaannya November tahun lalu.Klien-klien baru yang ingin membuat proyek pembangunan gedung vertikal di Perth mulai berlomba-lomba membuat kesepakatan bisnis dengan Indrajaya Realty.Sekretaris Leeray menghadap ke ruang CEO pagi itu, dia ingin melaporkan ongoing project yang sudah ditangani papi Leeray selama Leeray berada di Indonesia beberapa minggu lalu."Oke, ini menurutku sudah bagus, Andy. Papi jelas lebih paham mana proyek strategis dan mana yang bukan. Apa ada proposal upcoming project yang harus kupelajari, Andy?" tanya Leeray dengan santai sembari bersandar di kursi CEO.Andy membetulkan posisi kacamatanya sambil meliha
"Apa kau baik-baik saja, Baby Girl?" tanya Leeray sambil menyetir Lamborghini-nya dengan kecepatan tinggi."Aku baik-baik saja, jangan menyetir terlalu kencang, Lee. Kau akan membuatku mengompol bukan hanya rembes cairan ketuban," ujar Deasy meringis."Ohh baiklah, kupikir kita harus segera sampai ke rumah sakit," balas Leeray lalu mengurangi kecepatan mobilnya."Aku seharusnya melahirkan normal sesuai anjuran Dokter John. Mungkin masih akan lama proses pembukaan rahimnya, Hubby. Nanti temani aku ya ... aku tidak ingin sendirian di kelahiran anakku yang pertama kalinya," ujar Deasy sambil menata napasnya."Baiklah, aku pasti akan menemanimu, Sayang. Tenanglah ...," jawab Leeray seraya membelai puncak kepala istrinya itu.Kebetulan saat itu bertepatan dengan jam pulang kantor sehingga mereka pun harus sedikit bersabar terjebak kemacetan di tengah kota Perth.Hampir 15 menit mobil berderet di jalanan tidak bergerak. Leeray memencet klakson pan
Elena tinggal setengah tahun di rumah Leeray sebelum akhirnya kembali tinggal di Jakarta. Dia memiliki keterikatan yang sangat erat pada Leon secara batin, jadi sulit baginya untuk melepas Leon jauh darinya. Namun, di sisi lain Elena juga memikirkan Leo-nya yang tidak muda lagi dan masih harus bolak-balik Jakarta-Perth naik helikopter demi bisa bersama dengannya.Dalam pikiran Leon yang memang lebih dewasa dibanding bocah seumurnya, diapun memikirkan papinya sehingga meminta Elena untuk kembali ke Jakarta. Dia berjanji akan sekolah dengan rajin dan lulus secepat mungkin.Pada tahun kedua sekolahnya di Applecross Primary School, Leon mendapat tawaran akselerasi pendidikan sebanyak 2 tingkat. Jadi dia langsung naik ke kelas 6 primary school. Ketika Leeray dipanggil oleh kepala sekolah Mr. Thomas Banks dan diberitahu mengenai kabar ini, dia sangat senang sekaligus terkejut."Leon, apa kamu siap bila harus belajar lebih banyak dan lebih cepat dibanding murid yang la
Chef yang dipekerjakan oleh Leeray di resort itu sangat ahli memasak. Menu-menu yang dipesan oleh keluarga Indrajaya memang sengaja dipilih begitu variatif dan sulit. Namun, eksekusi setiap hidangannya terasa lezat dan tampilannya begitu menggugah selera. Tamu yang makan di restoran resort bisa dipastikan tidak akan kecewa."Masakannya enak sekali, Bang. Bolehlah diadu sama masakan Bibi Rina," puji Leon sambil mengambil desert."Aku setuju denganmu, Leon," sahut Midori yang masih mengunyah makanannya.Anak-anak itu sudah bisa makan sendiri tanpa disuapi orang tuanya. Tahun ini mereka berusia 7 tahun menuju ke 8 tahun."Bang, apa ada live entertainment untuk pengunjung resort nantinya?" tanya Leon penasaran karena saat mereka di resort itu memang tidak ada hiburan selain keindahan alam.Pertanyaan yang mengejutkan dari Leon, memang dia belum mempersiapkannya mengenai live entertainment itu. Namun, sepertinya perlu dirancang konsepnya dengan se
Sepanjang sore itu, Leeray dan Deasy tidak keluar dari kamar yang mereka tempati di resort pulau pribadi milik mereka. Lengan Leeray tak ingin melepaskan dekapannya di tubuh Deasy seolah tidak dapat berpisah jauh dari istrinya.Setelah meminta berulang kali untuk melepaskannya, Deasy pun malah ketiduran di pelukan suaminya dan berhenti protes. Memang tidak ada yang bisa menandingi ego Mr. CEO. Sepertinya sepanjang pernikahan mereka, Deasy hampir selalu berkompromi bila berhadapan dengan Leeray. Suaminya itu terlalu persuasif bila menginginkan sesuatu.Leeray tidak mengantuk, dia memandangi wajah Deasy sambil membelai rambut panjang Deasy, wanita yang dia cintai dengan segenap jiwanya.Perlahan mata Deasy membuka, bulu matanya bergetar seperti sayap kupu-kupu. Dia pun menatap Leeray yang berhadapan dengannya."Apa kau tidak tidur, Lee? Sejak kapan kau memandangiku?" tanya Deasy jengah.Leeray pun tersenyum dan menjawab, "Aku tidak
Sepanjang sore mereka semua bermain-main di kolam renang dan menikmati snacks and beverages yang disediakan di pool bar oleh chef yang dipekerjakan di sana. Head manager resort itu memang ingin memberikan demo untuk service resort itu sesuai permintaan Leeray.Rencananya bila segalanya sudah siap, mereka akan melakukan launching resort pulau pribadi itu. Hanya saja memang mereka belum menemukan nama yang cocok untuk pulau pribadi itu.Leeray berbicara pada Deasy, "Baby Girl, apa kamu ada ide untuk nama pulau ini? Aku masih belum menemukan nama yang cocok hingga sekarang.""Mungkin kita harus memikirkannya lagi, Lee. Rasanya begitu sulit karena ada perasaan emosional di dalamnya dan nama yang terlalu biasa akan membuat kita kecewa nanti," jawab Deasy dengan bijak.Mereka berdua berendam di dalam kolam renang yang airnya hangat tertimpa sinar matahari siang tadi. Sementara ketiga bocah itu bermain bola di air bersama Leonard dan Elena."T
Setelah bocah-bocah itu pulang dari sekolah, rombongan keluarga Indrajaya bertolak ke pulau pribadi yang masih belum diberi nama itu dengan 2 helikopter. Leon ikut bersama papi maminya, sedangkan Midori dan Poseidon ikut bersama Leeray dan Deasy di helikopter lainnya.Mereka memang berencana untuk menginap semalam di resort yang sudah jadi di pulau pribadi itu, jadi mereka membawa koper berisi pakaian ganti.Perjalanan dengan helikopter memakan waktu sekitar 3 jam lebih sedikit dari helipad samping rumah Leeray ke pulau pribadi itu. Mereka pun sempat tertidur di perjalanan karena mengantuk dan bosan. Akhirnya, mereka pun berhasil mendarat di landasan pesawat yang dibangun di sisi barat pulau itu. Leeray sengaja membuat bandara kecil agar jet pribadi atau pesawat komersil yang tidak terlalu besar dapat mendarat di pulau itu untuk tujuan menarik customer berkantong tebal.Leonard membantu Elena dan Leon turun dari helikopter. Brian, pengawal pribadinya memba
Sore itu sekitar pukul 16.00 saat matahari sudah tidak terlalu terik, Deasy dan Leeray memakai baju berkuda mereka. Mereka sudah berjanji untuk mengajari anak-anak berkuda.Leonard dan Elena juga ikut berjalan kaki ke istal untuk melihat-lihat kuda koleksi Leeray. Awalnya hanya ada 2 ekor ketika Leeray membelikan kuda itu untuk ulang tahun Deasy 6 tahun lalu saat anak-anaknya masih bayi. Tetapi, kemudian Leeray memutuskan untuk melakukan breeding kuda Thoroughbred itu. Terkadang ada kolektor kuda ras bagus yang membeli keturunan kuda miliknya dengan harga fantastis.Leeray terkadang meminta James, adik nomor tiganya yang berprofesi sebagai dokter hewan untuk mengecek kesehatan kuda-kudanya sekaligus mengajak Jacob dan Joshua, putera kembarnya mengunjungi Midori dan Poseidon, sepupu mereka."Kudanya total ada berapa ekor, Lee?" tanya Leonard sembari merangkul pinggang Elena memasuki istal yang bagus dan bersih itu."Sekarang total ada 10 ekor kuda, Pi. Aku
Setelah mengurus keperluan administrasi pindah sekolah baru untuk Leon, Leeray menunggu Midori dan Poseidon pulang sekolah. Dia sengaja cuti kerja sehari untuk menyelesaikan berbagai hal terkait sekolah Leon. Dia menemani Leon berkeliling sekolah barunya, Applecross Primary School."Bang, apa tidak masalah hari ini Abang tidak masuk kantor?" tanya Leon sambil berjalan di sebelah Leeray mengelilingi sekolah barunya yang sangat luas.Leeray menoleh ke arah Leon yang lebih pendek darinya. "Nggakpapa, sehari saja. Abang nggak ada janji di kantor kok hari ini," jawabnya sembari tersenyum tipis. Mereka berdua lebih mirip seperti ayah dan anak dibanding seperti kakak beradik.Bel tanda usai pelajaran sekolah hari itu berbunyi nyaring. Para siswa Applecross Primary School berhamburan keluar dari ruang kelas mereka masing-masing.Midori dan Poseidon keluar dari ruang kelasnya dan melihat papi mereka berjalan di koridor sekolah bersama Leon."Pap
Seusai makan malam, anak-anak kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat karena Midori dan Poseidon besok harus masuk sekolah. Leon pun lelah setelah melakukan perjalanan jauh Jakarta-Perth. Kamarnya ada di sudut berbeda satu kamar dengan Poseidon, dia sendiri yang memilih kamar itu. Di mansion house Leeray ada sekitar 10 kamar yang sebagian besar berukuran sedang yang cocok untuk anak-anak hingga remaja.Kamar yang dulu ditempati oleh Papi Leo dan Elena ketika mengandung Leon masih dirawat dalam kondisi kosong. Leeray memang menyediakannya kalau sewaktu-waktu papinya ingin berkunjung ke rumahnya.Sementara itu di Jakarta, papinya sedang berusaha keras mengalihkan pikiran Elena yang mengkuatirkan putera tunggalnya yang tadi pagi berangkat ke Perth. Leonard sadar betul bahwa Elena memiliki ikatan batin yang sangat kuat dengan Leon.Tangan Leonard membelai pipi Elena sembari berkata, "El Sayang, jangan menguatirkan Leon lagi ya. Leeray sudah mengirimkan fot
Pukul 15.00 waktu Perth. Kedua anak kembar dan papi mami mereka sudah menunggu Leon di ruang tunggu gerbang kedatangan penumpang pesawat dari Indonesia.Bocah 7 tahun yang tampan itu menyeret sendiri kopernya yang tampak agak terlalu besar untuknya. Keluarga Leeray tertawa melihatnya.Dengan segera, Leeray membantu Leon membawakan kopernya. Mereka berpelukan sebentar. Sebenarnya status mereka kakak beradik hanya saja berbeda 36 tahun usia dan berbeda ibu."Penerbangannya lancar 'kan, Leon?" tanya Leeray."Lancar, Bang. Pilotnya bagus," jawab Leon."Leeoooonnn!" seru Midori seraya berlari menubruk tubuh Leon memeluknya erat.Leon pun menyeringai memeluk keponakan yang seusianya itu. Kemudian Poseidon juga memeluknya sekalipun tidak seheboh Midori."Welcome to Perth, Leon!" ucap Poseidon lalu mengacak-acak rambut Leon dengan iseng sambil menyengir bandel mirip kebiasaan maminya.Midori pun melepaskan pelukannya pada Leon. Kemudia