Leeray dan Deasy sampai di bandara Perth sekitar tengah malam waktu Perth. Sekretaris Leeray berdiri di antara rombongan penjemput di depan gerbang kedatangan penumpang pesawat..
"Selamat datang, Pak, Bu. Apa kita langsung pulang ke rumah?" sapa Andy dengan ramah.
"Malam, Andy. Ya, kita langsung pulang ke rumah saja karena sudah tengah malam. Maaf merepotkanmu," balas Leeray sembari merangkul bahu Deasy dengan protektif.
"Baik, Pak. Mari ...," ucap Andy seraya bergegas menuju mobilnya di parkiran bandara Perth.
Bosnya itu seperti biasa tidak membawa barang bawaan. Secara logika memang normal karena di Jakarta dan di Perth, bosnya memiliki rumah dan tidak membutuhkan baju untuk dibawa kesana kemari.
Andy merasa bahwa wajah bosnya itu semenjak menikah dengan istrinya yang jauh lebih muda menjadi semakin 'glowing', dulu Pak Leeray selalu serius dan hanya berkutat dengan dokumen di ruang kantornya sepanjang hari.
"Apa kau baik-baik s
Pagi pertama bagi Leeray untuk kembali ke kantornya di Perth. Para karyawan yang berpapasan dengannya di kantor memberi salam hormat untuk bos mereka itu. Leeray memang atasan yang disukai dan dikagumi bawahannya. Perusahaan Indrajaya Realty cabang Perth mulai naik pamor semenjak The Pyramide Superblock diresmikan pembukaannya November tahun lalu.Klien-klien baru yang ingin membuat proyek pembangunan gedung vertikal di Perth mulai berlomba-lomba membuat kesepakatan bisnis dengan Indrajaya Realty.Sekretaris Leeray menghadap ke ruang CEO pagi itu, dia ingin melaporkan ongoing project yang sudah ditangani papi Leeray selama Leeray berada di Indonesia beberapa minggu lalu."Oke, ini menurutku sudah bagus, Andy. Papi jelas lebih paham mana proyek strategis dan mana yang bukan. Apa ada proposal upcoming project yang harus kupelajari, Andy?" tanya Leeray dengan santai sembari bersandar di kursi CEO.Andy membetulkan posisi kacamatanya sambil meliha
"Apa kau baik-baik saja, Baby Girl?" tanya Leeray sambil menyetir Lamborghini-nya dengan kecepatan tinggi."Aku baik-baik saja, jangan menyetir terlalu kencang, Lee. Kau akan membuatku mengompol bukan hanya rembes cairan ketuban," ujar Deasy meringis."Ohh baiklah, kupikir kita harus segera sampai ke rumah sakit," balas Leeray lalu mengurangi kecepatan mobilnya."Aku seharusnya melahirkan normal sesuai anjuran Dokter John. Mungkin masih akan lama proses pembukaan rahimnya, Hubby. Nanti temani aku ya ... aku tidak ingin sendirian di kelahiran anakku yang pertama kalinya," ujar Deasy sambil menata napasnya."Baiklah, aku pasti akan menemanimu, Sayang. Tenanglah ...," jawab Leeray seraya membelai puncak kepala istrinya itu.Kebetulan saat itu bertepatan dengan jam pulang kantor sehingga mereka pun harus sedikit bersabar terjebak kemacetan di tengah kota Perth.Hampir 15 menit mobil berderet di jalanan tidak bergerak. Leeray memencet klakson pan
Pagi hari berikutnya, Leonard dan Elena datang menengok cucu-cucu baru mereka. Mereka membawa Leon juga karena anak itu masih sering menyusu maminya tiap beberapa jam sekali."Halo ... gimana kabarnya cucu Papi?" sapa Leonard yang baru saja masuk ke ruang perawatan ibu dan anak pasca melahirkan."Ehhh ... Papi sama Elena. Ini si kembar habis dimandiin sama perawat tadi," jawab Leeray yang sedang menggendong Midori.Leonard mendekat ke tempat Leeray berdiri, sementara Elena mendekat ke ranjang tempat Deasy duduk setengah berbaring di ranjang menggendong Poseidon."Lahirnya semalam normal, ya?" tanya Elena yang sedang menggendong Leon."Iya, normal. Dokter John Lambert memberi instruksi yang tepat sehingga segalanya berjalan lancar," jawab Deasy.Leonard pun berkata, "El, sepertinya Leon kamu taruh di baby stroller saja dulu. Jahitan di perutmu masih rawan karena belum sebulan.""Baiklah, Leo," jawab Elena lalu perlahan-lahan menaruh Le
Sesuai rencana mereka, Leonard dan Elena kembali ke Jakarta dua minggu setelah Deasy melahirkan. Kali ini Leonard tidak naik helikopter bersama Elena karena dia takut suara baling-baling helikopter itu akan memekakkan telinga Leon. Mereka bertiga naik pesawat komersil biasa, Garuda Indonesia.Brian menjemput mereka di Bandara Soekarno-Hatta dengan mobil Alphard. Ketika mereka tiba di Jakarta memang hari sudah malam pukul 22.00 WIB, jadi mereka tidak sempat mampir kemana-mana dan langsung pulang ke rumah."Kamu capek, El Sayang?" tanya Leonard menanyakan kondisi Elena sementara mobil masih terus melaju."Capek sih, tapi biasa aja kok ... Leon nggak rewel ya, anak pinter," ujar Elena sambil mendekap Leon di lengannya seusai menyusui puteranya itu."Sini aku aja yang gendong Leon, El. Kamu nggak boleh gendong Leon lama-lama biar jahitan perutnya nggak bermasalah," kata Leonard lalu mengambil alih Leon dari gendongan istrinya.Brian melihat kemesraan b
Bukan Leonard Indrajaya namanya kalau tidak bisa menggelar pesta yang megah. Makanan pesta yang lezat dan suasana meriah yang dibawakan oleh MC terkenal dari ibukota membuat para tamu undangan puas.Leonard berbincang dengan Enrico dan Anya Tanurie, besan sekaligus sahabat kentalnya. Kebetulan Brandy dan Michael sedang berada di Bogor karena kuliah Brandy mulai awal semester baru, sudah pindah di Fakultas Kedokteran Hewan IPB."Leo, puteramu yang bungsu ini sangat tampan," puji Anya Tanurie sembari menyapa Leon yang digendong oleh Leonard."Tentu saja, Anya. Maminya dan papinya keduanya cantik ganteng," sahut Enrico."Ohh iya, kalian harus bertemu anak kembar Leeray. Mereka berdua bermata biru dan berambut cokelat kemerahan seperti maminya. Mungkin mereka akan kembali ke Jakarta bulan depan," ujar Leonard."Sudah kuduga, Leo. Ketika melihat anak James dan Laura, kurasa anak Leeray juga akan seperti Jacob," kata Anya sembari tertawa.Se
Setelah melahirkan anak kembarnya, Deasy mulai bisa beraktivitas dengan normal. Dia memiliki banyak pekerjaan desain dengan deadline yang mendesak. Dia pun ikut bekerja di ruang kantor Leeray dengan mejanya yang dahulu diletakkan di seberang meja CEO. Tentu saja Leeray senang karena istrinya bisa menemaninya bekerja di kantor.Kedua anak mereka ditaruh di baby stroller berjejer di dekat meja kerja Deasy. Midori dan Poseidon tidak begitu merepotkan bagi Leeray dan Deasy, mereka sebetulnya hanya menangis ketika lapar saja, itu pun tidak lama menangisnya karena Deasy sudah paham kebutuhan mereka."Hubby, sebenarnya desain Nirwana Amanjiwo Tower ini kurasa puncaknya lebih baik datar supaya bisa dijadikan helipad. Bagaimana kalau bentuknya menyerupai pin bowling pasti menarik dengan lekuk-lekuknya. Bangunan 50 lantai tentunya sangat tinggi, kau yakin bisa membangunnya dengan kokoh?" tanya Deasy sambil mengamati desaian eksterior tower buatannya itu.Leeray berdiri da
Setelah mereka selesai bercinta yang membuat Leeray merasa bersalah karena 'selesai' dengan cepat. Mereka pun membersihkan diri di kamar mandi."Apa kamu marah, Sayang?" tanya Leeray sembari mendekap tubuh polos istrinya dari belakang di depan cermin lebar wastafel.Deasy terdiam menatap bayangan mereka berdua di cermin. Leeray mengecupi bahu dan lengan Deasy sambil meremas bulatan padat yang menggemaskan itu."Aahhh ... hentikan! Kau selalu menggantung gairahku, Lee," protes Deasy ingin menangis."Husshh ... cup cup, Sayang. Maafkan aku. Coba peganglah milikku, itu siap untukmu ... sekali lagi. Ayo, berpegangan ke leherku, aku akan membuatnya lama," bujuk Leeray pada Deasy. Dia berpikir mood yang buruk dan stres akan berakibat buruk pada produksi air susu.Akhirnya, Deasy berbalik menghadap Leeray. Dia membelai milik suaminya yang menegang, siap untuknya. Dia pun menuruti perkataan Leeray dan memilih untuk mempercayai suaminya.Leeray menga
Sesampainya di depan teras mansion house miliknya, Leeray mengeluarkan baby stroller dari bagasi belakang mobilnya terlebih dahulu sebelum membantu Deasy memindahkan anak kembar mereka dari mobil.Pelayan-pelayan pun membantu membawakan barang bawaan Deasy dan Leeray lalu meletakkannya di kamar tidur mereka.Deasy menyiapkan peralatan mandi bayi, sedangkan Leeray menyiapkan bathtub berisi air hangat untuk memandikan Poseidon dan Midori. Dia dan Deasy sudah semakin ahli mengurus kedua bayi kembar itu.Setelah selesai memandikan kedua bayi kembar itu, mereka pun mandi bergantian untuk menemani Midori dan Poseidon yang sepertinya sudah tidak mengantuk lagi setelah tidur sepanjang hari.Leeray membeli pagar playground setinggi 1 meter untuk mengelilingi area tempat bermain kedua bayinya karena takut mereka menyentuh alat listrik dan hal berbahaya lainnya bila dibiarkan begitu saja. Sekarang dia menemani mereka bermain dan berguling di dalam playground. Mereka
Elena tinggal setengah tahun di rumah Leeray sebelum akhirnya kembali tinggal di Jakarta. Dia memiliki keterikatan yang sangat erat pada Leon secara batin, jadi sulit baginya untuk melepas Leon jauh darinya. Namun, di sisi lain Elena juga memikirkan Leo-nya yang tidak muda lagi dan masih harus bolak-balik Jakarta-Perth naik helikopter demi bisa bersama dengannya.Dalam pikiran Leon yang memang lebih dewasa dibanding bocah seumurnya, diapun memikirkan papinya sehingga meminta Elena untuk kembali ke Jakarta. Dia berjanji akan sekolah dengan rajin dan lulus secepat mungkin.Pada tahun kedua sekolahnya di Applecross Primary School, Leon mendapat tawaran akselerasi pendidikan sebanyak 2 tingkat. Jadi dia langsung naik ke kelas 6 primary school. Ketika Leeray dipanggil oleh kepala sekolah Mr. Thomas Banks dan diberitahu mengenai kabar ini, dia sangat senang sekaligus terkejut."Leon, apa kamu siap bila harus belajar lebih banyak dan lebih cepat dibanding murid yang la
Chef yang dipekerjakan oleh Leeray di resort itu sangat ahli memasak. Menu-menu yang dipesan oleh keluarga Indrajaya memang sengaja dipilih begitu variatif dan sulit. Namun, eksekusi setiap hidangannya terasa lezat dan tampilannya begitu menggugah selera. Tamu yang makan di restoran resort bisa dipastikan tidak akan kecewa."Masakannya enak sekali, Bang. Bolehlah diadu sama masakan Bibi Rina," puji Leon sambil mengambil desert."Aku setuju denganmu, Leon," sahut Midori yang masih mengunyah makanannya.Anak-anak itu sudah bisa makan sendiri tanpa disuapi orang tuanya. Tahun ini mereka berusia 7 tahun menuju ke 8 tahun."Bang, apa ada live entertainment untuk pengunjung resort nantinya?" tanya Leon penasaran karena saat mereka di resort itu memang tidak ada hiburan selain keindahan alam.Pertanyaan yang mengejutkan dari Leon, memang dia belum mempersiapkannya mengenai live entertainment itu. Namun, sepertinya perlu dirancang konsepnya dengan se
Sepanjang sore itu, Leeray dan Deasy tidak keluar dari kamar yang mereka tempati di resort pulau pribadi milik mereka. Lengan Leeray tak ingin melepaskan dekapannya di tubuh Deasy seolah tidak dapat berpisah jauh dari istrinya.Setelah meminta berulang kali untuk melepaskannya, Deasy pun malah ketiduran di pelukan suaminya dan berhenti protes. Memang tidak ada yang bisa menandingi ego Mr. CEO. Sepertinya sepanjang pernikahan mereka, Deasy hampir selalu berkompromi bila berhadapan dengan Leeray. Suaminya itu terlalu persuasif bila menginginkan sesuatu.Leeray tidak mengantuk, dia memandangi wajah Deasy sambil membelai rambut panjang Deasy, wanita yang dia cintai dengan segenap jiwanya.Perlahan mata Deasy membuka, bulu matanya bergetar seperti sayap kupu-kupu. Dia pun menatap Leeray yang berhadapan dengannya."Apa kau tidak tidur, Lee? Sejak kapan kau memandangiku?" tanya Deasy jengah.Leeray pun tersenyum dan menjawab, "Aku tidak
Sepanjang sore mereka semua bermain-main di kolam renang dan menikmati snacks and beverages yang disediakan di pool bar oleh chef yang dipekerjakan di sana. Head manager resort itu memang ingin memberikan demo untuk service resort itu sesuai permintaan Leeray.Rencananya bila segalanya sudah siap, mereka akan melakukan launching resort pulau pribadi itu. Hanya saja memang mereka belum menemukan nama yang cocok untuk pulau pribadi itu.Leeray berbicara pada Deasy, "Baby Girl, apa kamu ada ide untuk nama pulau ini? Aku masih belum menemukan nama yang cocok hingga sekarang.""Mungkin kita harus memikirkannya lagi, Lee. Rasanya begitu sulit karena ada perasaan emosional di dalamnya dan nama yang terlalu biasa akan membuat kita kecewa nanti," jawab Deasy dengan bijak.Mereka berdua berendam di dalam kolam renang yang airnya hangat tertimpa sinar matahari siang tadi. Sementara ketiga bocah itu bermain bola di air bersama Leonard dan Elena."T
Setelah bocah-bocah itu pulang dari sekolah, rombongan keluarga Indrajaya bertolak ke pulau pribadi yang masih belum diberi nama itu dengan 2 helikopter. Leon ikut bersama papi maminya, sedangkan Midori dan Poseidon ikut bersama Leeray dan Deasy di helikopter lainnya.Mereka memang berencana untuk menginap semalam di resort yang sudah jadi di pulau pribadi itu, jadi mereka membawa koper berisi pakaian ganti.Perjalanan dengan helikopter memakan waktu sekitar 3 jam lebih sedikit dari helipad samping rumah Leeray ke pulau pribadi itu. Mereka pun sempat tertidur di perjalanan karena mengantuk dan bosan. Akhirnya, mereka pun berhasil mendarat di landasan pesawat yang dibangun di sisi barat pulau itu. Leeray sengaja membuat bandara kecil agar jet pribadi atau pesawat komersil yang tidak terlalu besar dapat mendarat di pulau itu untuk tujuan menarik customer berkantong tebal.Leonard membantu Elena dan Leon turun dari helikopter. Brian, pengawal pribadinya memba
Sore itu sekitar pukul 16.00 saat matahari sudah tidak terlalu terik, Deasy dan Leeray memakai baju berkuda mereka. Mereka sudah berjanji untuk mengajari anak-anak berkuda.Leonard dan Elena juga ikut berjalan kaki ke istal untuk melihat-lihat kuda koleksi Leeray. Awalnya hanya ada 2 ekor ketika Leeray membelikan kuda itu untuk ulang tahun Deasy 6 tahun lalu saat anak-anaknya masih bayi. Tetapi, kemudian Leeray memutuskan untuk melakukan breeding kuda Thoroughbred itu. Terkadang ada kolektor kuda ras bagus yang membeli keturunan kuda miliknya dengan harga fantastis.Leeray terkadang meminta James, adik nomor tiganya yang berprofesi sebagai dokter hewan untuk mengecek kesehatan kuda-kudanya sekaligus mengajak Jacob dan Joshua, putera kembarnya mengunjungi Midori dan Poseidon, sepupu mereka."Kudanya total ada berapa ekor, Lee?" tanya Leonard sembari merangkul pinggang Elena memasuki istal yang bagus dan bersih itu."Sekarang total ada 10 ekor kuda, Pi. Aku
Setelah mengurus keperluan administrasi pindah sekolah baru untuk Leon, Leeray menunggu Midori dan Poseidon pulang sekolah. Dia sengaja cuti kerja sehari untuk menyelesaikan berbagai hal terkait sekolah Leon. Dia menemani Leon berkeliling sekolah barunya, Applecross Primary School."Bang, apa tidak masalah hari ini Abang tidak masuk kantor?" tanya Leon sambil berjalan di sebelah Leeray mengelilingi sekolah barunya yang sangat luas.Leeray menoleh ke arah Leon yang lebih pendek darinya. "Nggakpapa, sehari saja. Abang nggak ada janji di kantor kok hari ini," jawabnya sembari tersenyum tipis. Mereka berdua lebih mirip seperti ayah dan anak dibanding seperti kakak beradik.Bel tanda usai pelajaran sekolah hari itu berbunyi nyaring. Para siswa Applecross Primary School berhamburan keluar dari ruang kelas mereka masing-masing.Midori dan Poseidon keluar dari ruang kelasnya dan melihat papi mereka berjalan di koridor sekolah bersama Leon."Pap
Seusai makan malam, anak-anak kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat karena Midori dan Poseidon besok harus masuk sekolah. Leon pun lelah setelah melakukan perjalanan jauh Jakarta-Perth. Kamarnya ada di sudut berbeda satu kamar dengan Poseidon, dia sendiri yang memilih kamar itu. Di mansion house Leeray ada sekitar 10 kamar yang sebagian besar berukuran sedang yang cocok untuk anak-anak hingga remaja.Kamar yang dulu ditempati oleh Papi Leo dan Elena ketika mengandung Leon masih dirawat dalam kondisi kosong. Leeray memang menyediakannya kalau sewaktu-waktu papinya ingin berkunjung ke rumahnya.Sementara itu di Jakarta, papinya sedang berusaha keras mengalihkan pikiran Elena yang mengkuatirkan putera tunggalnya yang tadi pagi berangkat ke Perth. Leonard sadar betul bahwa Elena memiliki ikatan batin yang sangat kuat dengan Leon.Tangan Leonard membelai pipi Elena sembari berkata, "El Sayang, jangan menguatirkan Leon lagi ya. Leeray sudah mengirimkan fot
Pukul 15.00 waktu Perth. Kedua anak kembar dan papi mami mereka sudah menunggu Leon di ruang tunggu gerbang kedatangan penumpang pesawat dari Indonesia.Bocah 7 tahun yang tampan itu menyeret sendiri kopernya yang tampak agak terlalu besar untuknya. Keluarga Leeray tertawa melihatnya.Dengan segera, Leeray membantu Leon membawakan kopernya. Mereka berpelukan sebentar. Sebenarnya status mereka kakak beradik hanya saja berbeda 36 tahun usia dan berbeda ibu."Penerbangannya lancar 'kan, Leon?" tanya Leeray."Lancar, Bang. Pilotnya bagus," jawab Leon."Leeoooonnn!" seru Midori seraya berlari menubruk tubuh Leon memeluknya erat.Leon pun menyeringai memeluk keponakan yang seusianya itu. Kemudian Poseidon juga memeluknya sekalipun tidak seheboh Midori."Welcome to Perth, Leon!" ucap Poseidon lalu mengacak-acak rambut Leon dengan iseng sambil menyengir bandel mirip kebiasaan maminya.Midori pun melepaskan pelukannya pada Leon. Kemudia