Happy reading!!! Dokter yang sedang mengobati Aretha langsung menghentikan kegiatannya untuk menyapa Atland yang baru saja tiba di rumah sakit bersama Arvies. “Kami baik-baik saja,” kata Aphrodite sambil menghela napas lega ketika melihat Atland dan Atland yang mengerti kondisi Aphrodite langsung menarik tangan Aphrodite dan memeluknya. “Kau tak apa?” tanya Atland dnegan nada lembut dan Aphrodite mengangguk dalam pelukan Atland. “Aretha mencoba menyelamatkan aku dan dia akhrinya terluka,”’kata Aphrodite dengan mata yang berkaca-kaca. Arvies yang ingin mendekat kearah Aretha langsung terhenti ketika Ashyera memeluk tubuhnya dengan erat. “Aku takut,” kata Ashyera dengan nada ketakutan. Arvies mengepalkan tangannya dan mencoba untuk membiarkan Ashyera memeluk dirinya tetapi Arvies tetaplah Arvies yang tidak suka dirinya disentuh oleh orang lain. Aretha menatap interaksi antara Arvies dan Ashyera dan Aretha hanya bisa menghela napasnya dan berharap dokter dengan cepat menyelesaikan jah
Happy reading!!! Aphrodite dapat melihat perubahan raut wajah Atland yang tiba-tiba saja datar dan rahangnya mengeras dengan sempurna. “Kirimkan pasukan kesana segera dan lakukan apapun sehingga api itu tidak menyentuh kamar utama,” kata Atland dengan nada datar. Sejujurnya Atland jauh lebih mengerikan ketika dia menggunakan nada datar ketika berbicara dengan orang lain ketika dirinya sedang di kuasai oleh amarah. “Atland apa yang terjadi?” tanya Aphrodite dengan nada pelan sambil menyentuh tangan Atland yang mengepal. “Mansion terbakar,” kata Atland dan membuat Aphrodite terkejut karena Aphrodite tahu seberapa ketatnya keamanan yang ada didalam mansion. “Aku harus pergi sekarang dan jangan keluar dari mansion ini selama aku pergi.” Atland langsung mengecup kepala Aphrodite dan masuk kedalam mobilnya. Aphrodite bahkan bisa melihat Atland mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang sangat tinggi. Aphrodite menghela napasnya dan masuk kedalam mansion. “Selamat datang nyonya,” kata pa
Happy reading!!! Aphrodite merasa ada yang memeluknya dari belakang dan mendusel lehernya dan juga kecupan-kecupan basah dilehernya. Aphrodite yang baru saja ingin memukul orang itu langsung terhenti ketika mencium aroma parfum yang sama seperti milik Atland. “Kau baru saja kembali Atland?” tanya Aphrodite dan berbalik untuk menatap wajah Atland. Atland mengangguk dan menarik Aphrodite untuk memeluknya. “Apakah ada yang terluka?” tanya Aphrodite sambil menghirup aroma tubuh Atland dengan rakus. “Beberapa orang terluka,” kata Atland singkat dan Aphrodite bisa merasakan keadaan Atland yang lelah dan juga sedih karena mansion itu adalah peninggalan orang tua Atland. “Ashyera kabur,” kata Atland dan membuat Aphrodite terkejut. “Apakah dia sudah menunjukkan sifat aslinya?” tanya Aphrodite tidak percaya dan Atland menatap Aphrodite yang juga sedang menatapnya. “Bisakah kau membantuku untuk menghilangkan rasa lelahku?” tanya Atland dan Aphrodite mengangguk dengan polosnya. Aphrodite terke
Happy reading!!! Aphrodite menghapus air matanya yang jatuh ketika kenangan itu muncul di kepalanya dan Atland langsung menarik kepala Aphrodite untuk bersandar di dadanya. “Kau hebat karena bisa melaluinya baby,” kata Atland dan mengecup kepala Aphrodite berkali-kali. Aphrodite yang mendapat perlakuan seperti itu merasa air matanya lebih deras untuk keluar.“Menangislah untuk malam ini dan aku tidak akan membiarkan air matamu jatuh lagi kecuali air mata kebahagiaan,” kata Atland dengan nada rendah. Malam itu akhrinya Aphrodite menumpahkan seluruh tangisannya didada Atland dan Atland setia menemani Aphrodite hingga Aphrodite tertidur di dalam dekapannya. Atland dengan penuh kehati-hatian menggendong Aphrodite dan meletakkannya di atas tempat tidur. “Selamat malam sayang,” kata Atland dan mengecup kepala Aphrodite dengan penuh kasih sayang. Atland memandangi Aphrodite sebentar dan keluar dari dalam kamar. “Selamat malam tuan,” kata Dames sambil menundukkan kepalanya dan Atland berja
Happy reading!!!! Ashyera dan kekasihnya baru saja tiba di Indonesia sesuai dengan tebakan dari Atland dan entahlah mengapa mereka memilih Indonesia padahal mereka sudah tahu kalau Atland pasti langsung menebak lokasi yang akan mereka tuju. Ashyera menggandeng tangan Leo dengan mesrah tanpa menyadari kalau beberapa anak buah Atland yang berpenampilan seperti cleaning servis sedang menatap mereka. “Apakah paman sudah menunggu kita?” tanya Ashyera dengan nada semangat karena sejujurnya dia cukup merindukan paman kesayangannya itu. “Tentu saja sayang apalagi dia sangat senang mendengar kabar kehamilanmu,” kata Leo dan menutup kepala Ashyera dengan tangannya ketika Ashyera ingin masuk kedalam mobil. “Aku pikir kita akan pergi ke Bali,” kata Ashyera dan menyandarkan kepalanya pada bahu Leo. “Tentu saja tidak sayang! Atland pasti langsung mengetahui lokasi kita,” kata Leo. Ashyera sendiri sudah lupa dengan chip yang diberikan oleh Atland karena chip itu sudah menempel sempurna di tubuh A
Happy reading!!! Semua yang ada didalam ruang bawah tanah merasa sangat tercengang mendengar fakta kalau King Cobra adalah pria yang telah membunuh kedua orang tuanya. “Bedebah sialan,” kata Dames sambil mengepalkan kedua tangannya dengan erat. “Kita harus menyusun rencana yang matang untuk menyerang tua bangka itu karena aku ingin membalaskan dendamku.” Ares menatap Atland dengan tatapan serius dan Atland tahu arti tatapan Ares. “Bagaimana dengan kesepakatan kita Atland?” tanya Ares serius karena dia ingin membunuh King Cobra dengan kedua tangannya sendiri. “Ehm bagaimana kalau kita mengikat pria tua itu dan setelah itu kalian bisa menyiksanya berdua dan jika kalian ingin membunuh pria tua itu maka kalian lemparkan pisau saja kepadanya. Atland bisa melempar pisau kearah kepala dan Ares bisa melemparkan pisau kearah jantungnya.” Atland dan Ares memasang wajah datar mendengar saran dari Dipta. “Apakah aku salah bicara?” tanya Dipta sambil mengerjapkan matanya polos dan mendapat jita
Happy reading!!! Sekumpulan asap rokok berterbangan didalam ruangan yang penuh dengan senjata-senjata. Pria tua itu menyentuh belati kesayangannya dengan penuh kehati-hatian setelah meletakkan cerutu emas miliknya. “Kalian sudah datang?” kata pria itu tanpa melihat ke arah Ashyera dan Leo. “Uncle!!” Ashyera sungguh senang melihat pamannya yang masih hidup. “Jangan berlari sayang.” Leo menggeleng melihat kelakuan Ashyera yang terlihat menggemaskan dimatanya. Ashyera melepas pelukannya dari King Cobra. “Kau terlihat bahagia.” King Cobra mengelus singkat rambut Ashyera. “Sebaiknya kau keluar karena asap rokok tidak baik untuk janin,” kata Leo sambil menarik tangan Ashyera untuk sedikit menjauhi King Cobra. “Baiklah. Temui aku setelah kalian berbincang,” kata Ashyera dan mengecup bibir Leo sebelum keluar dari dalam ruangan itu. “Kau terlihat sangat dingin dengan keponakanmu sendiri.” King Cobra mengendikkan bahunya tak peduli dan melempar belati kearah Leo yang langsung di tangkap Leo
Happy reading!!! Atland berjalan sambil merangkul pinggang Aphrodite dengan mesrah. Aphrodite yang sudah lelah menjauhkan tangan Atland akhrinya hanya bisa pasrah. Ruangan yang berbau obat tersebut langsung terbuka ketika Aphrodite dan Atland masuk kedalam. “Aku pikir kau sudah mati.” Mata Dames melotot mendengar sapaan Atland dan Aphrodite langsung menyikut perut Atland. Dames mendengus jengkel tetapi tidak bisa berbuat apapun karena tangannya yang di gips bahkan beberapa bagian wajahnya lecet. Dames sudah melalui banyak hal dan mendapat luka di bagian tubuhnya dan Atland malah berkata demikian?! Huft, Dames ingin membocorkan kepala Atland menggunakan timah panas dari pistolnya. “Jangan mengumpat ini dalam pikiranmu.” Dames langsung gelagapan mendengar perkataan Atland yang seakan mengetahui pikirannya. “Bagaimana kabarmu Dames?” tanya Aphrodite dengan nada lembut dan sekarang giliran Atland yang mendengus. “Baik hanya saja tanganku sedikit sedikit sulit untuj digerakan.” Jawab D
Happy reading!! Aphrodite menghentikan langkah kakinya ketika sampai di depan pintu ruangan Arvies kakaknya. Aphrodite menatap Atland dengan tatapan gelisah dan Atland menggenggam tangan Aphrodite dengan erat seolah menyalurkan ketenangan untuk Aphrodite. “Semuanya akan baik-baik saja,” kata Atland dengan suara lirih. Atland membuka pintu ruangan Arvies ketika Aphrodite mengangguk. Tatapan Aphrodite terpaku pada kondisi kakaknya yang jauh dari kata baik. “Kakak … bagaimana kabar kakak? Apakah masih sakit?” pertanyaan itu mengalir bergitu saja walaupun Aphrodite tahu kakaknya tidak dalam keadaaan yang baik-baik saja. Aphrodite sendiri mencoba untuk bersikap tenang didepan kakaknya. Padahal jauh didalam lubuk hatinya, Aphrodite ingin menangis sekencang-kencangnya sambil memeluk kakaknya. “Aku baik-baik saja sweetheart.” Arvies mencoba menggerakkan badannya yang seolah remuk. Perban di kepala serta bahu Arvies membuat Aphrodite meringis ngilu. “Dimana Aretha?” tanya Arvies dengan
Happy reading!!! Atland merangkul pundak Aphrodite dengan kuat tetapi tidak menyakiti ketika peti Aretha mulai diturunkan kedalam tanah. Aphrodite sendiri masih tidak menyangka jika sahabatnya akan meninggal secepat ini padahal begitu banyak rencana yang bahkan belum mereka lakukan bersama. Aphrodite membiarkan air matanya mengalir dengan deras dan entah sudah berapa kali dia menitipkan air mata. Aphrodite langsung luruh ke tanah ketika satu persatu anak buah Atland mulai menutupi peti Aretha dengan perlahan. “Berhenti! Aku bilang berhenti!” Teriak Aphrodite dengan suara seraknya. Sungguh Aphrodite tidak sanggup melihat peti Aretha tertimbun oleh tanah. “Sayang …,” kata Atland dengan nada rendah karena tidak sanggup melihat kerapuhan Aphrodite. “Atland … Aretha mungkin saja masih hidup. Tolong angkat kembali peti itu.” Aphrodite belum bisa menerima keadaan yang sungguh menikam jantungnya. Aphrodite bahkan tidak bisa membayangka
Aphrodite berlari dengan cepat tanpa mempedulikan apapun dan bahkan Aphrodite tidak meminta maaf kepada orang-orang yang tidak sengaja ditabraknya. Di dalam kepala Aphrodite saat ini dia hanya ingin bertemu dengan kakaknya. “Bagaimana dengan keadaan kakakku?” tanya Aphrodite dengan suara bergetar dan bahkan napasnya tidak beraturan karena berlari. Mr. Tobias menghela napasnya dan menarik Aphrodite untuk duduk di kursi yang ada didepan ruangan operasi. “Dokter Jordan masih didalam untuk mengeluarkan peluru yang bersarang didalam tubuh kakakmu Reyn.” kata Mr. Tobias dan membuat air mata Aphrodite langsung luruh. “Semua akan baik-baik saja sayang,” kata Atland sambil memeluk Aphrodite yang langsung terisak di pundak suaminya. Mr. Tobias mengurungkan niatnya untuk memberitahukan kepada Aphrodite tentang kondisi Aretha yang jauh lebih parah dibandingkan kondisi Arvies. Aphrodite baru menyadari kalau dia
Happy reading everyone!!! Aphrodite melangkah dengan penuh percaya diri ketika masuk kedalam perusahaan milik Atland. Wajah datar Aphrodite tidak membuat para lelaki merasa takut tetapi semakin menatap Aphrodite dengan tatapan yang sangat memuja. “Apakah Atland sangat sibuk hari ini?” tanya Aphrodite pada Dames yang baru saja menekan tombol lift. “Tuan Atland hanya bertemu beberapa investor saja hari ini nyonya.” Aphrodite mengangguk dan begitu bunyi lift terdengar Aphrodite langsung melangkahkan kaki jenjangnya menuju ke ruangan Atland. “Hai sayang.” Atland yang baru saja ingin menegur orang yang berani masuk kedalam ruangannya tanpa mengantuk langsung mengurungkan niatnya ketika melihat istri tercintanya yang masuk kedalam ruangannya. “Hai sayang, bagaimana perjalanannya? Apakah aman?” tanya Atland dan melangkah mendekati Aphrodite. Aphrodite menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Atland. Atland melabuhkan ciuman di bibir mungil Aphrodite. Atland menat
Happy reading!!!! Sebulan telah berlalu dan setiap hari cinta antara Atland dan juga Aphrodite semakin bertumbuh. Atland memperlakukan Aphrodite layaknya ratu sampai terkadang Aphrodite tidak tahu harus membalas rasa cinta Atland dengan cara apa. “Aku sudah bilang jangan masuk kedalam dapur.” Aphrodite terkejut ketika suara itu sangat dekat dengan telinganya dan belum lagi sepasang tangan yang melingkar erat dipinggangnya. “Kau membuatku hampir menumpahkan makanan ini,” kata Aphrodite dengan nada geram tetapi malah membuat Atland mencium pipinya dengan gemas. “Jawab pertanyaanku sayang.” Aphrodite menghela napasnya. “Aku hanya bosan seharian berbaring di tempat tidur Atland dan juga aku ingin kamu memakan masakanku sendiri,” kata Aphrodite dengan nada sedih dan Atland tidak cepat luluh dengan perkataan Aphrodite. Atland memberi kode kepada maid untuk mengambil alih masakan Aphrodite dan kemudian Atland menarik tangan Aphrodite untuk keluar dari dapur. Aphrodite hanya bisa mengh
Happy reading!!! Atland memegang pundak Aphrodite dan menatap istrinya dengan tatapan serius. “Tetaplah disini dan jangan keluar sebelum aku datang menjemputmu,” kata Atland dengan nada serius dan kemudian mengambil sebuah pistol di balik jasnya dan meletakkannya di atas tangan Aphrodite.“Tembak siapapun yang berani melukaimu,” kata Atland lagi dan berjalan keluar bersama Arvies.Aphrodite menjatuhkan dirinya di kursi dan memegang erat pistol yang ada di tangannya. “Aku mohon Tuhan sekali ini saja tolong biarkan kebahagiaan ini tidak berlalu dengan cepat.” “Semuanya akan baik-baik saja Reyn percaya padaku,” kata Aretha sambil menggenggam tangan Aphrodite dengan erat. Atland dan Arvies baru saja tiba di tempat pelaminan yang dimana seharusnya Atland dan Aphrodite sudah berdiri disana dengan penuh kebahagiaan. “Siapa kalian dan ada urusan apa kalian datang kemari?” tanya Arvies dengan suara yang menggema dikeheningan malam karena banyak sekali pria bersenjata yang berbaris rapi didep
Happy reading!!!! Aphrodite menutup mulutnya tak percaya ketika melihat Atland yang berlutut memegang sebuah cincin. Aphrodite menitikkan air matanya dan mengangguk berulang kali. Atland menghela napasnya dengan sangat lega dan memasukkan cincin yang sudah dibelikannya pada jari manis Aphrodite. “Terima kasih sayang.” Atland mengangkat tubuh Aphrodite dengan gerakan memutar. “Terima kasih sayang, terima kasih karena sudah memberikan kesempatan pada pria brengsek ini.” Aphrodite mengecup bibir Atland dan tersenyum dengan manis. “Semua orang berhak memiliki kesempatan kedua Atland dan aku rasa kau layak menerimanya. Lagipula kau berhasil mengunci hatiku dengan namamu sehingga tidak ada yang berhasil menerobos masuk kedalam hatiku.” “Aphrodite!!!! Selamat untuk pertunangan kalian!!” suara Aretha menggema di atas kapas sehingga Aphrodite terkejut. Aphrodite menurunkan tangannya yang melingkar di leher Atland dan berbalik. Disana Aphrodite bisa melihat ada Arvies, Aretha, Ashyera dan
Happy reading!!!! Satu bulan sudah Atland menunjukkan kesungguhannya untuk memenangkan kembali hubungannya dengan Aphrodite dan setiap hari setelah Atland pulang dari kantor maka Atland akan menjemput Aphrodite di kantor Arvies. “Hai sayang,” kata Aphrodite dengan nada ceria sambil mengecup bibir Atland dengan singkat. Atland menjemput Aphrodite di ruangan yang bersebelahan dengan ruangan Arvies. “Aku ingin mengajak kamu makan malam.” Aphrodite mengangguk sambil membereskan barang-barangnya. “Aku akan pamit terlebih dahulu pada kakak.” Tanpa menunggu jawaban Atland Aphrodite langsung masuk kedalam ruangan Arvies. “Kakak mungkin aku akan sedikit terlambat karena aku akan makan malam bersama dengan Atland.” Arvies mengangguk dan mengecup kepala adiknya. “Hati-hati di jalan,” kata Arvies. “Ayo kita pergi!” Aphrodite menggandeng tangan Atland dengan mesrah dan mereka di sambut dengan tatapan iri serta kagum dari karyawan yang ada di kantor Arvies. Atland membuka pintu mobil untuk A
Happy reading!!! Atland tetap diam dan tidak membalas perkataan Arvies dan Arvies semakian emosi ketika Atland mengeluarkan smirk miliknya yang bisa membuat para wanita bertekuk lutut padanya. “Aku hanya membawanya ke mansionku Arvies.” Arvies mendengus dan melepas paksa kerah baju Atland. “Pergi dari mansionku dan jangan pernah muncul lagi didepan ku dan juga adikku.” Aphrodite yang sedari tadi berdiri tidak jauh dari tempat Atland dan Arvies hanya bisa mengigit bibir bawahnya dengan panik. “Aku mohon Arvies jangan pisahkan aku dari adikmu sudah cukup kami berpisah selama dua tahun ini,” kata Atland dan membuat langkah Arvies berhenti. Arvies berbalik dan menatap tepat dimata Atland. “Lalu kau akan menyakiti adikku lagi dan membuatnya menangis?!” tanya Arvies sambil mendengus dan kemudian menatap Atland dengan tatapan remeh. “Aku tidak ingin memberikan ijin lagi kepada seseorang yang menyakiti hati adikku Atland dan lebih baik kau kembali karena sampai kapanpun aku tidak akan me