Happy reading!!! Dames yang mendengar pekrtaaan Ares hanya mendengus. “Silahkan jika kau ingin pergi keneraka dengan cepat,” kata Dames dan menyibukkan dirinya dengan tablet untuk memantau perusahaan Atland dan mengecek beberapa surat yang akan dia berikan pada Atland. “Aku akan berusaha dengan cara yang sehat,” kata Ares lagi dan membuat Dames jengah. “Terserah!” kata Dames singkat dan berharap kedepannya dia tidak akan melihat pertumpahan darah antara Atland dan Ares. Tak berapa lama mereka akhirnya tiba di bandara dan jet pribadi Atland sudah ada sehingga mereka masuk melalui jalur VIP untuk menghindari keramaian. Atland meletakkan tangannya di pinggang Aphrodite dan merangkulnya dengan mesrah. “Cukup genggam tanganku saja, aku takut tanganmu akan kembali terluka,” kata Aphrodite dan menggenggam jari telunjuk Atland. “Sepertinya kau tidak mengerti apa arti menggenggam sesungguhnya Aphrodite,” kata Atland tetapi tidak melepaskan pegangan tangannya pada Aphrodite. Mereka sudah b
Happy reading!!! Aphrodite mengelus wajah Atland dan menatap Atland dengan tatapan yang lembut. “Apakah kau cemburu pada pria yang menyukaiku Atland?” tanya Aphrodite dengan nada lembut sehingga Atland tanpa sadar menganggukkan kepalanya dan kemudian menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Aphrodite. “Berbaringlah di sebelahku karena aku takut kau melukai tanganmu lagi dengan tingkah ceroboh mu,” kata Aphrodite dan Atland bukannya mengikuti perkataan Aphrodite, Atland malah duduk dan bersandar di badan pesawat. “Kemarilah,” kata Atland sambil membuka tangannya sehingg Aphrodite tidak mempunyai pilihan lain selain masuk kedalam pelukan Atland yang terasa menyenangkan dan juga hangat di saat yang bersamaan. “Jangan pernah dekati pria manapun selain aku,” kata Atland sambil memainkan rambut panjang Aphrodite dan sesekali membawa rambut Aphrodite untuk dihirup dalam-dalam. Atland mengambil selembar tisu dan merobeknya menjadi ukuran yang kecil tetapi juga panjang. Aphrodite hanya membi
Happy reading!!! Aphrodite mengerutkan keningnya ketika pintu kamar Ashyera terbuka dan Aphrodite mengetahui lokasi kamar Ashyera dari salah satu maid yang sedang membersihkan guci yang ada di lorong. Aphrodite menatap Arvies kakaknya yang sedang memegang tangan Ashyera dengan erat dan Ashyera yang tertidur dengan pulas. Aphrodite meringis melihat kakaknya yang tertidur sambil duduk dengan kepalanya yang ditaruh di atas tempat tidur. Aphrodite tidak ingin membangunkan kakaknya tetapi Aphrodite takut kakaknya akan terbangun dan merasakan badannya sakit. “Kakak,” kata Aphrodite sambil mengguncang pelan tubuh Arvies sehingga Arvies mengerjapkan matanya. “Kapan kau tiba?” tanya Arvies dan melepaskan tangan Ashyera dengan pelan. Aphrodite dapat melihat tatapan penuh kasih yang dilayangkan oleh Arvies pada Ashyera. “Ashyera terlihat sangat pucat sekali dan kenapa kakak tidak membawanya ke rumah sakit?” tanya Aphrodite setelah mereka berada di luar kamar Ashyera. “Aku sudah mengajaknya t
Happy reading!!! Atland membuka pintu kamar Aphrodite menggunakan kunci canda ngan karena tadi Atland sempat mencoba untuk membuka pintu kamar Aphrodite tetapi Aphrodite menguncinya. “Kenapa kau datang kemari?” tanya Aphrodite sambil melipat tangannya di dada dan menatap Atland dengan bibir yang mengerucut kedepan. “Kenapa kau tidak pergi kekamar kita?” tanya Atland balik dan Aphrodite memunggungi Atland sehingga Atland menghela napasnya dan mencoba sabar karena Atland tidak mempunyai kesabaran yang cukup banyak. “Apakah aku membuat salah?” tanya Atland dan duduk di samping Aphrodite sambil mengelus rambut Aphrodite. Aphrodite hanya diam dan Atland lagi-lagi menghela napasnya. “Komunikasi yang baik adalah ketika seseorang bertanya dan yang lainnya menjawab,” kata Atland dan menarik bahu Aphrodite untuk menatapnya. “Kau membuatku malu,” kata Aphrodite dan memeluk pinggang Atland dan menyembunyikan wajahnya di perut berkotak-kotak milik Atland.Atland mengerutkan keningnya tak paham.
Happy reading!!! Dames membawa Arvies keruangan bawah tanah yang ada dimansion Atland dan bunyi ketukan sepatu menggema di sepanjang lorong yang sunyi dan di setiap lorong ada beberapa bodyguard yang berjaga dan berdiri sepanjang hari tanpa lelah. Dames meminta Arvies duduk dan menekan satu tombol dan muncullah seorang pria muda yang tampan dan kulitnya sangat dimintai oleh para wanita-wanita yang tinggal dibagian Barat. “Bukankah dia anak presiden?” tanya Arvies dan tak lama kemudian Arvies mengepalkan tangannya. “Dia yang menghamili Ashyera?” tanya Arvies sambil menatap foto pria didepannya dengan tajam. Dames mengangguk dan duduk didepan Arvies. “Ashyera hanya berpura-pura saja Arvies, tidakkah kau melihat itu? aku dan Atland saja langsung mengetahuinya lalu kenapa kau bisa sampai dibohongi dengan sifat lugunya?” tanya Dames dan membuat Arvies mengusap wajahnya kasar. “Apakah kau tidak merasa aneh ketika dia melepaskan Atland begitu saja padahal dulu dia sampai memukul Aphrodite
Happy reading!!!! “Kau harus mengusahakan untuk Reyn sembuh dari traumanya,” kata Arvies dengan serius sambil menatap Aretha dengan tatapan serius dan Aretha tersenyum kecil melihat wajah Arvies yang sedari dulu menyita perhatiannya. “Arvies?” Kata Ashyera dan membuat Arvies mengalihkan pandangannya pada Ashyera. “Kau sudah sehat?” tanya Arvies dan mengacak rambut Ashyera dan Aretha tersenyum kecil melihat interaksi yang tidak biasa antara Arvies dan juga wanita yang ada didepannya ini. Ashyera mengangguk dan menatap Aretha dengan ingin tahu. “Dia temanku dan Aphrodite,” kata Arvies singkat dan Ashyera mengangguk. “Hallo nama aku Ashyera,” kata Ashyera sambil menyodorkan tangannya pada Aretha dan Aretha tersenyum kecil dan tidak menyebut namanya karena dia seorang psikiater dan tentu saja dia tahu mana yang tulus padanya atau tidak. “Aku harus kembali sekarang,” kata Aretha dan Arvies menahan tangan Aretha. “Aku akan mengantarmu,” kata Arvies dan membuat Aretha mengerjapkan matanya
Happy reading!!!! Sudah seminggu Aphrodite menjalani masa terapinya bersama dengan Aretha dan berulang kali Ashyera ingin mengetahui keadaan Aphrodite melalui para maid yang bekerja sama dengannya tetapi aksi mereka selalu gagal karena Atland terlebih dahulu mengetahui rencana mereka. “Aphrodite …” panggil Ashyera dan memasang wajah sedih sehingga Aphrodite harus mengikuti akting dari Ashyera. “Ada apa Ashyera?” tanya Aphrodite dengan nada lembut dan menepuk sofa di sebelahnya yang masih kosong sehingga Ashyera duduk disofa tersebut. “Bisakah kau menemani aku? Aku selalu kesepian dimansion ini karena tidak ada yang bisa aku ajak berbicara,” tanya Ashyera dengan nada sedih dan Aretha mengambil secangkir teh dan menonton drama gratis didepannya. “Tentu saja! Kau mau melakukan apa?” tanya Aphrodite dan Ashyera menatap Aphrodite dengan tatapan berbinar. “Aku ingin pergi ke mall dan membeli baju,” kata Ashyera. “Aku bisa menemanimu tetapi aku harus meminta ijin terlebih dahulu pada Atla
Happy reading!!! Dokter yang sedang mengobati Aretha langsung menghentikan kegiatannya untuk menyapa Atland yang baru saja tiba di rumah sakit bersama Arvies. “Kami baik-baik saja,” kata Aphrodite sambil menghela napas lega ketika melihat Atland dan Atland yang mengerti kondisi Aphrodite langsung menarik tangan Aphrodite dan memeluknya. “Kau tak apa?” tanya Atland dnegan nada lembut dan Aphrodite mengangguk dalam pelukan Atland. “Aretha mencoba menyelamatkan aku dan dia akhrinya terluka,”’kata Aphrodite dengan mata yang berkaca-kaca. Arvies yang ingin mendekat kearah Aretha langsung terhenti ketika Ashyera memeluk tubuhnya dengan erat. “Aku takut,” kata Ashyera dengan nada ketakutan. Arvies mengepalkan tangannya dan mencoba untuk membiarkan Ashyera memeluk dirinya tetapi Arvies tetaplah Arvies yang tidak suka dirinya disentuh oleh orang lain. Aretha menatap interaksi antara Arvies dan Ashyera dan Aretha hanya bisa menghela napasnya dan berharap dokter dengan cepat menyelesaikan jah
Happy reading!! Aphrodite menghentikan langkah kakinya ketika sampai di depan pintu ruangan Arvies kakaknya. Aphrodite menatap Atland dengan tatapan gelisah dan Atland menggenggam tangan Aphrodite dengan erat seolah menyalurkan ketenangan untuk Aphrodite. “Semuanya akan baik-baik saja,” kata Atland dengan suara lirih. Atland membuka pintu ruangan Arvies ketika Aphrodite mengangguk. Tatapan Aphrodite terpaku pada kondisi kakaknya yang jauh dari kata baik. “Kakak … bagaimana kabar kakak? Apakah masih sakit?” pertanyaan itu mengalir bergitu saja walaupun Aphrodite tahu kakaknya tidak dalam keadaaan yang baik-baik saja. Aphrodite sendiri mencoba untuk bersikap tenang didepan kakaknya. Padahal jauh didalam lubuk hatinya, Aphrodite ingin menangis sekencang-kencangnya sambil memeluk kakaknya. “Aku baik-baik saja sweetheart.” Arvies mencoba menggerakkan badannya yang seolah remuk. Perban di kepala serta bahu Arvies membuat Aphrodite meringis ngilu. “Dimana Aretha?” tanya Arvies dengan
Happy reading!!! Atland merangkul pundak Aphrodite dengan kuat tetapi tidak menyakiti ketika peti Aretha mulai diturunkan kedalam tanah. Aphrodite sendiri masih tidak menyangka jika sahabatnya akan meninggal secepat ini padahal begitu banyak rencana yang bahkan belum mereka lakukan bersama. Aphrodite membiarkan air matanya mengalir dengan deras dan entah sudah berapa kali dia menitipkan air mata. Aphrodite langsung luruh ke tanah ketika satu persatu anak buah Atland mulai menutupi peti Aretha dengan perlahan. “Berhenti! Aku bilang berhenti!” Teriak Aphrodite dengan suara seraknya. Sungguh Aphrodite tidak sanggup melihat peti Aretha tertimbun oleh tanah. “Sayang …,” kata Atland dengan nada rendah karena tidak sanggup melihat kerapuhan Aphrodite. “Atland … Aretha mungkin saja masih hidup. Tolong angkat kembali peti itu.” Aphrodite belum bisa menerima keadaan yang sungguh menikam jantungnya. Aphrodite bahkan tidak bisa membayangka
Aphrodite berlari dengan cepat tanpa mempedulikan apapun dan bahkan Aphrodite tidak meminta maaf kepada orang-orang yang tidak sengaja ditabraknya. Di dalam kepala Aphrodite saat ini dia hanya ingin bertemu dengan kakaknya. “Bagaimana dengan keadaan kakakku?” tanya Aphrodite dengan suara bergetar dan bahkan napasnya tidak beraturan karena berlari. Mr. Tobias menghela napasnya dan menarik Aphrodite untuk duduk di kursi yang ada didepan ruangan operasi. “Dokter Jordan masih didalam untuk mengeluarkan peluru yang bersarang didalam tubuh kakakmu Reyn.” kata Mr. Tobias dan membuat air mata Aphrodite langsung luruh. “Semua akan baik-baik saja sayang,” kata Atland sambil memeluk Aphrodite yang langsung terisak di pundak suaminya. Mr. Tobias mengurungkan niatnya untuk memberitahukan kepada Aphrodite tentang kondisi Aretha yang jauh lebih parah dibandingkan kondisi Arvies. Aphrodite baru menyadari kalau dia
Happy reading everyone!!! Aphrodite melangkah dengan penuh percaya diri ketika masuk kedalam perusahaan milik Atland. Wajah datar Aphrodite tidak membuat para lelaki merasa takut tetapi semakin menatap Aphrodite dengan tatapan yang sangat memuja. “Apakah Atland sangat sibuk hari ini?” tanya Aphrodite pada Dames yang baru saja menekan tombol lift. “Tuan Atland hanya bertemu beberapa investor saja hari ini nyonya.” Aphrodite mengangguk dan begitu bunyi lift terdengar Aphrodite langsung melangkahkan kaki jenjangnya menuju ke ruangan Atland. “Hai sayang.” Atland yang baru saja ingin menegur orang yang berani masuk kedalam ruangannya tanpa mengantuk langsung mengurungkan niatnya ketika melihat istri tercintanya yang masuk kedalam ruangannya. “Hai sayang, bagaimana perjalanannya? Apakah aman?” tanya Atland dan melangkah mendekati Aphrodite. Aphrodite menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Atland. Atland melabuhkan ciuman di bibir mungil Aphrodite. Atland menat
Happy reading!!!! Sebulan telah berlalu dan setiap hari cinta antara Atland dan juga Aphrodite semakin bertumbuh. Atland memperlakukan Aphrodite layaknya ratu sampai terkadang Aphrodite tidak tahu harus membalas rasa cinta Atland dengan cara apa. “Aku sudah bilang jangan masuk kedalam dapur.” Aphrodite terkejut ketika suara itu sangat dekat dengan telinganya dan belum lagi sepasang tangan yang melingkar erat dipinggangnya. “Kau membuatku hampir menumpahkan makanan ini,” kata Aphrodite dengan nada geram tetapi malah membuat Atland mencium pipinya dengan gemas. “Jawab pertanyaanku sayang.” Aphrodite menghela napasnya. “Aku hanya bosan seharian berbaring di tempat tidur Atland dan juga aku ingin kamu memakan masakanku sendiri,” kata Aphrodite dengan nada sedih dan Atland tidak cepat luluh dengan perkataan Aphrodite. Atland memberi kode kepada maid untuk mengambil alih masakan Aphrodite dan kemudian Atland menarik tangan Aphrodite untuk keluar dari dapur. Aphrodite hanya bisa mengh
Happy reading!!! Atland memegang pundak Aphrodite dan menatap istrinya dengan tatapan serius. “Tetaplah disini dan jangan keluar sebelum aku datang menjemputmu,” kata Atland dengan nada serius dan kemudian mengambil sebuah pistol di balik jasnya dan meletakkannya di atas tangan Aphrodite.“Tembak siapapun yang berani melukaimu,” kata Atland lagi dan berjalan keluar bersama Arvies.Aphrodite menjatuhkan dirinya di kursi dan memegang erat pistol yang ada di tangannya. “Aku mohon Tuhan sekali ini saja tolong biarkan kebahagiaan ini tidak berlalu dengan cepat.” “Semuanya akan baik-baik saja Reyn percaya padaku,” kata Aretha sambil menggenggam tangan Aphrodite dengan erat. Atland dan Arvies baru saja tiba di tempat pelaminan yang dimana seharusnya Atland dan Aphrodite sudah berdiri disana dengan penuh kebahagiaan. “Siapa kalian dan ada urusan apa kalian datang kemari?” tanya Arvies dengan suara yang menggema dikeheningan malam karena banyak sekali pria bersenjata yang berbaris rapi didep
Happy reading!!!! Aphrodite menutup mulutnya tak percaya ketika melihat Atland yang berlutut memegang sebuah cincin. Aphrodite menitikkan air matanya dan mengangguk berulang kali. Atland menghela napasnya dengan sangat lega dan memasukkan cincin yang sudah dibelikannya pada jari manis Aphrodite. “Terima kasih sayang.” Atland mengangkat tubuh Aphrodite dengan gerakan memutar. “Terima kasih sayang, terima kasih karena sudah memberikan kesempatan pada pria brengsek ini.” Aphrodite mengecup bibir Atland dan tersenyum dengan manis. “Semua orang berhak memiliki kesempatan kedua Atland dan aku rasa kau layak menerimanya. Lagipula kau berhasil mengunci hatiku dengan namamu sehingga tidak ada yang berhasil menerobos masuk kedalam hatiku.” “Aphrodite!!!! Selamat untuk pertunangan kalian!!” suara Aretha menggema di atas kapas sehingga Aphrodite terkejut. Aphrodite menurunkan tangannya yang melingkar di leher Atland dan berbalik. Disana Aphrodite bisa melihat ada Arvies, Aretha, Ashyera dan
Happy reading!!!! Satu bulan sudah Atland menunjukkan kesungguhannya untuk memenangkan kembali hubungannya dengan Aphrodite dan setiap hari setelah Atland pulang dari kantor maka Atland akan menjemput Aphrodite di kantor Arvies. “Hai sayang,” kata Aphrodite dengan nada ceria sambil mengecup bibir Atland dengan singkat. Atland menjemput Aphrodite di ruangan yang bersebelahan dengan ruangan Arvies. “Aku ingin mengajak kamu makan malam.” Aphrodite mengangguk sambil membereskan barang-barangnya. “Aku akan pamit terlebih dahulu pada kakak.” Tanpa menunggu jawaban Atland Aphrodite langsung masuk kedalam ruangan Arvies. “Kakak mungkin aku akan sedikit terlambat karena aku akan makan malam bersama dengan Atland.” Arvies mengangguk dan mengecup kepala adiknya. “Hati-hati di jalan,” kata Arvies. “Ayo kita pergi!” Aphrodite menggandeng tangan Atland dengan mesrah dan mereka di sambut dengan tatapan iri serta kagum dari karyawan yang ada di kantor Arvies. Atland membuka pintu mobil untuk A
Happy reading!!! Atland tetap diam dan tidak membalas perkataan Arvies dan Arvies semakian emosi ketika Atland mengeluarkan smirk miliknya yang bisa membuat para wanita bertekuk lutut padanya. “Aku hanya membawanya ke mansionku Arvies.” Arvies mendengus dan melepas paksa kerah baju Atland. “Pergi dari mansionku dan jangan pernah muncul lagi didepan ku dan juga adikku.” Aphrodite yang sedari tadi berdiri tidak jauh dari tempat Atland dan Arvies hanya bisa mengigit bibir bawahnya dengan panik. “Aku mohon Arvies jangan pisahkan aku dari adikmu sudah cukup kami berpisah selama dua tahun ini,” kata Atland dan membuat langkah Arvies berhenti. Arvies berbalik dan menatap tepat dimata Atland. “Lalu kau akan menyakiti adikku lagi dan membuatnya menangis?!” tanya Arvies sambil mendengus dan kemudian menatap Atland dengan tatapan remeh. “Aku tidak ingin memberikan ijin lagi kepada seseorang yang menyakiti hati adikku Atland dan lebih baik kau kembali karena sampai kapanpun aku tidak akan me