Happy Reading!!! Tak terasa akhirnya mereka tiba di pulau pribadi milik Atland yang ada di Bali dan mereka tiba disaat matahari menyinari dunia. “Wow,” kata Aphrodite tanpa sadar ketika melihat sebuah bangunan mewah yang tidak terlalu besar yang ada di dekat laut. “Apakah rumah itu milikmu?” tanya Aphrodite sambil menerima uluran tangan Atland untuk keluar dari kapal. “Tentu saja,” kata Atland dan Aphrodite hanya bisa berdecak kagum melihat pepohonan kepala yang berjejer di sepanjang pantai. Mereka berjalan sekitar sepuluh menit untuk tiba dirumah tersebut. “Kau dan Ashyera bisa berkeliling sebentar karena aku ingin berbicara dengan Dames dan Arvies,” kata Atland dan setelah mendapat anggukan dari Aphrodite, Atland mengecup kepalanya dan meninggalkan Aphrodite yang terpaku di tempatnya. Aphrodite dan Ashyera memilih untuk pergi ke dapur untuk memeriksa bahan masakan. Aphrodite sebenarnya sangat canggung dengan Ashyera setelah mendapat ciuman dadakan dari Atland. “Jangan merasa be
Happy reading ⚠️ banyak adegan kekerasan dan tidak untuk ditiru yah! Atland menggunakan senapannya dan berjalan dengan santai di tengah hutan yang rimbun. Tiba-tiba saja Atland menembak salah satu orang yang sedang menargetkan dirinya dibalik pohon dan membuat orang itu mati seketika. Arvies dan Dames sampai terkejut dan kemudian menormalkan ekspresi mereka kembali dan lebih waspada lagi. “Perhatikan langkah kaki kalian karena bisa saja ada ranjau di sini,” kata Atland. Arvies dan Dames langsung maju didepan Atland ketika melihat seseorang yang berlutut dengan jarak yang tak terlalu jauh dari mereka. “Aku akan memeriksanya,” kata Dames dan mulai melangkah penuh kehati-hatian untuk mendekat kearah orang itu. “Ares?” tanya Dames dengan tatapan tak percaya ketika melihat kondisi Ares yang jauh dari kata baik. Wajahnya dipenuhi dengan lebam serta darah yang membuat wajahnya hampir tak dikenali dan yang lebih memberikan lagi tangan Ares yang dijahit mulai dari pergelangan sampai di ba
Happy reading!!! ⚠️ ada adegan berbahaya dan tidak untuk ditiru!Atland, Dames dan Arvies langsung turun dari helikopter ketika helikopter mendarat dengan sempurna. Beberapa bodyguard yang sudah ditugaskan oleh Atland langsung membopong tubuh Ares yang semakin lemah walaupun dia masih dalam keadaan yang sadar. Atland dapat melihat dari jauh para bodyguardnya yang saling bertarung untuk melawan musuh dan juga menghindari kematian. “Aku akan mencari Aphrodite dan juga Ashyera,” kata Arvies dan langsung berjalan masuk kedalam rumah yang sudah tidak dalam keadaan seperti yang awal dia masuk, semua barang yang hancur dan juga tembok-tembok yang berlubang karena terkena peluru. Arvies menembak beberapa kepala musuh yang mencoba menghalangi jalannya. Arvies melihat jam tangannya yang menunjukan arah panah untuk menuju lokasi Aphrodite dan juga Ashyera. Atland dengan tatapan datar dan tubuh yang gesit mencoba untuk menghindari tembakan musuh yang tiba-tiba saja diarahkan padanya. Atland
Happy reading!!! Arvies membulatkan matanya ketika mendengar perkataan Aphrodite apalagi Aphrodite selalu serius dengan perkataannya. “Jangan bertindak gegabah Reyn, tidak semua bisa kau selesaikan jadi jangan mengambil keputusan dalam keadaan marah,” kata Arvies dengan nada serius sambil menatap Aphrodite dengan tatapan datar.“Apa yang dikatakan Arvies benar Aphrodite lagipula ini hanya luka kecil untukku,” kata Atland sambil mengelus kepala Aphrodite. “Baiklah kalau begitu,” kata Aphrodite sambil menghela napasnya kasar. “Sudah selesai tuan,” kata dokter Adnan ketika selesai menjahit luka Atland. “Tetapi tuan harus mendapat satu kantung darah karena banyak sekali darah yang keluar dari tangan anda dan kita juga harus ke rumah sakit untuk memberikan perawatan kepada anda untuk mencegah racun yang sudah mulai menyebar di tubuh anda,” kata dokter Adnan lagi. “Berikan aku obat saja karena akan sangat berbahaya untuk pergi ke rumah sakit saat ini dan malam ini juga kita harus pindah
Happy reading!!! Para dokter dan suster menatap helikopter yang baru saja mendarat di rooftop rumah sakit milik mereka dan dokter Adnan turun terlebih dahulu. “Siapa yang terluka Adnan?” tanya salah satu dokter yang merupakan teman seangkatan dokter Adnan. “Tuanku, apakah kau sudah menyiapakan apa yang aku minta?” tanya dokter Adnan dan mendapat anggukan dari teman dokternya. Dames dan dokter Adnan membaringkan tubuh Atland di atas brankar rumah sakit yang sudah disiapkan sebelum mereka tiba dirumah sakit. “Kondisinya sangat mengenaskan,” kata dokter itu dengan nada pelan tetapi masih bisa didengar oleh dokter Adnan dan juga Dames. “Masih ada satu pasien lagi,” kata Dames dengan nada datar sambil menatap para dokter dan suster yang ada didepannya. Mereka bahkan merasakan tubuh mereka bergetar karena aura yang dikeluarkan oleh Dames. Dokter Adnan dan dokter Jordan yang adalah teman dokter Adnan langsung mendorong brankar Atland untuk masuk kedalam lift dan diikuti oleh Ashyera yang
Happy reading!!! Aphrodite sedang membersihkan tubuh Atland dan sudah tiga hari Atland tidak kunjung membuka matanya sehingga Aphrodite terus berada dirumah sakit dan tidak ingin meninggalkan Atland sama sekali. Ares juga sudah berhasil melewati masa kritisnya bergitupun dengan Atland. Aphrodite sangat senang mendengar kabar baik tersebut hingga menangis lagi dan membuat Arvies kewalahan membujuk Aphrodite untuk berhenti menangis. Ashyera juga sudah merasa lebih baik karena Arvies serta Aphrodite memberikan dukungan serta nasihat untuk Ashyera. “Atland masih belum sadar?” tanya Dames sambil melonggarkan dasinya dan duduk di sofa yang ada di bagian kiri ruangan Atland. Aphrodite dapat melihat raut wajah lelah Dames dan kedua bawah matanya yang terlihat sangat hitam karena tidak tidur berhari-hari semenjak Atland tidak sadarkan diri. “Kau butuh istirahat Dames dan jangan paksakan dirimu,” kata Aphrodite dan menyodorkan sebotol susu pada Dames dan Dames langsung menenggak susu terseb
Happy reading!!! Aphrodite menghela napasnya mendengar pertanyaan Atland. “Apakah kau tahu apa itu cinta Atland?” tanya balik Aphrodite sehingga Atland terdiam dan menatap Aphrodite dengan dalam. “Kau,” kata Atland singkat dan Aphrodite menaikkan alisnya tak paham. “Kau adalah cinta untukku,” kata Atland dengan nada datar seperti biasanya tetapi membuat hati Aphrodite menghangat. “Ekhm! Mungkin itu cuman—,” perkataan Aphrodite terhenti begitu saja ketika Atland memotong perkataannya. “Kau meragukan perasaanku?” tanya Atland dan membuat Aphrodite terdiam. “Aku akan keluar sebentar untuk mencari angin,” kata Aphrodite dan keluar dari kamar Atland dan tak sengaja membanting pintu. “Ada apa dengan Aphrodite?” tahya Dames penasaran dan menatap Atland dengan tatapan bingung karena dia baru saja berpapasan dengan Aphrodite yang sedang menangkup pipinya dan berjalan dengan cepat. Atland mengendikkan bahunya dan Dames mendengus melihat jawaban Atland yang tidak sesuai dengan keinginannya.
Happy reading!!! Dames yang mendengar pekrtaaan Ares hanya mendengus. “Silahkan jika kau ingin pergi keneraka dengan cepat,” kata Dames dan menyibukkan dirinya dengan tablet untuk memantau perusahaan Atland dan mengecek beberapa surat yang akan dia berikan pada Atland. “Aku akan berusaha dengan cara yang sehat,” kata Ares lagi dan membuat Dames jengah. “Terserah!” kata Dames singkat dan berharap kedepannya dia tidak akan melihat pertumpahan darah antara Atland dan Ares. Tak berapa lama mereka akhirnya tiba di bandara dan jet pribadi Atland sudah ada sehingga mereka masuk melalui jalur VIP untuk menghindari keramaian. Atland meletakkan tangannya di pinggang Aphrodite dan merangkulnya dengan mesrah. “Cukup genggam tanganku saja, aku takut tanganmu akan kembali terluka,” kata Aphrodite dan menggenggam jari telunjuk Atland. “Sepertinya kau tidak mengerti apa arti menggenggam sesungguhnya Aphrodite,” kata Atland tetapi tidak melepaskan pegangan tangannya pada Aphrodite. Mereka sudah b
Happy reading!! Aphrodite menghentikan langkah kakinya ketika sampai di depan pintu ruangan Arvies kakaknya. Aphrodite menatap Atland dengan tatapan gelisah dan Atland menggenggam tangan Aphrodite dengan erat seolah menyalurkan ketenangan untuk Aphrodite. “Semuanya akan baik-baik saja,” kata Atland dengan suara lirih. Atland membuka pintu ruangan Arvies ketika Aphrodite mengangguk. Tatapan Aphrodite terpaku pada kondisi kakaknya yang jauh dari kata baik. “Kakak … bagaimana kabar kakak? Apakah masih sakit?” pertanyaan itu mengalir bergitu saja walaupun Aphrodite tahu kakaknya tidak dalam keadaaan yang baik-baik saja. Aphrodite sendiri mencoba untuk bersikap tenang didepan kakaknya. Padahal jauh didalam lubuk hatinya, Aphrodite ingin menangis sekencang-kencangnya sambil memeluk kakaknya. “Aku baik-baik saja sweetheart.” Arvies mencoba menggerakkan badannya yang seolah remuk. Perban di kepala serta bahu Arvies membuat Aphrodite meringis ngilu. “Dimana Aretha?” tanya Arvies dengan
Happy reading!!! Atland merangkul pundak Aphrodite dengan kuat tetapi tidak menyakiti ketika peti Aretha mulai diturunkan kedalam tanah. Aphrodite sendiri masih tidak menyangka jika sahabatnya akan meninggal secepat ini padahal begitu banyak rencana yang bahkan belum mereka lakukan bersama. Aphrodite membiarkan air matanya mengalir dengan deras dan entah sudah berapa kali dia menitipkan air mata. Aphrodite langsung luruh ke tanah ketika satu persatu anak buah Atland mulai menutupi peti Aretha dengan perlahan. “Berhenti! Aku bilang berhenti!” Teriak Aphrodite dengan suara seraknya. Sungguh Aphrodite tidak sanggup melihat peti Aretha tertimbun oleh tanah. “Sayang …,” kata Atland dengan nada rendah karena tidak sanggup melihat kerapuhan Aphrodite. “Atland … Aretha mungkin saja masih hidup. Tolong angkat kembali peti itu.” Aphrodite belum bisa menerima keadaan yang sungguh menikam jantungnya. Aphrodite bahkan tidak bisa membayangka
Aphrodite berlari dengan cepat tanpa mempedulikan apapun dan bahkan Aphrodite tidak meminta maaf kepada orang-orang yang tidak sengaja ditabraknya. Di dalam kepala Aphrodite saat ini dia hanya ingin bertemu dengan kakaknya. “Bagaimana dengan keadaan kakakku?” tanya Aphrodite dengan suara bergetar dan bahkan napasnya tidak beraturan karena berlari. Mr. Tobias menghela napasnya dan menarik Aphrodite untuk duduk di kursi yang ada didepan ruangan operasi. “Dokter Jordan masih didalam untuk mengeluarkan peluru yang bersarang didalam tubuh kakakmu Reyn.” kata Mr. Tobias dan membuat air mata Aphrodite langsung luruh. “Semua akan baik-baik saja sayang,” kata Atland sambil memeluk Aphrodite yang langsung terisak di pundak suaminya. Mr. Tobias mengurungkan niatnya untuk memberitahukan kepada Aphrodite tentang kondisi Aretha yang jauh lebih parah dibandingkan kondisi Arvies. Aphrodite baru menyadari kalau dia
Happy reading everyone!!! Aphrodite melangkah dengan penuh percaya diri ketika masuk kedalam perusahaan milik Atland. Wajah datar Aphrodite tidak membuat para lelaki merasa takut tetapi semakin menatap Aphrodite dengan tatapan yang sangat memuja. “Apakah Atland sangat sibuk hari ini?” tanya Aphrodite pada Dames yang baru saja menekan tombol lift. “Tuan Atland hanya bertemu beberapa investor saja hari ini nyonya.” Aphrodite mengangguk dan begitu bunyi lift terdengar Aphrodite langsung melangkahkan kaki jenjangnya menuju ke ruangan Atland. “Hai sayang.” Atland yang baru saja ingin menegur orang yang berani masuk kedalam ruangannya tanpa mengantuk langsung mengurungkan niatnya ketika melihat istri tercintanya yang masuk kedalam ruangannya. “Hai sayang, bagaimana perjalanannya? Apakah aman?” tanya Atland dan melangkah mendekati Aphrodite. Aphrodite menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Atland. Atland melabuhkan ciuman di bibir mungil Aphrodite. Atland menat
Happy reading!!!! Sebulan telah berlalu dan setiap hari cinta antara Atland dan juga Aphrodite semakin bertumbuh. Atland memperlakukan Aphrodite layaknya ratu sampai terkadang Aphrodite tidak tahu harus membalas rasa cinta Atland dengan cara apa. “Aku sudah bilang jangan masuk kedalam dapur.” Aphrodite terkejut ketika suara itu sangat dekat dengan telinganya dan belum lagi sepasang tangan yang melingkar erat dipinggangnya. “Kau membuatku hampir menumpahkan makanan ini,” kata Aphrodite dengan nada geram tetapi malah membuat Atland mencium pipinya dengan gemas. “Jawab pertanyaanku sayang.” Aphrodite menghela napasnya. “Aku hanya bosan seharian berbaring di tempat tidur Atland dan juga aku ingin kamu memakan masakanku sendiri,” kata Aphrodite dengan nada sedih dan Atland tidak cepat luluh dengan perkataan Aphrodite. Atland memberi kode kepada maid untuk mengambil alih masakan Aphrodite dan kemudian Atland menarik tangan Aphrodite untuk keluar dari dapur. Aphrodite hanya bisa mengh
Happy reading!!! Atland memegang pundak Aphrodite dan menatap istrinya dengan tatapan serius. “Tetaplah disini dan jangan keluar sebelum aku datang menjemputmu,” kata Atland dengan nada serius dan kemudian mengambil sebuah pistol di balik jasnya dan meletakkannya di atas tangan Aphrodite.“Tembak siapapun yang berani melukaimu,” kata Atland lagi dan berjalan keluar bersama Arvies.Aphrodite menjatuhkan dirinya di kursi dan memegang erat pistol yang ada di tangannya. “Aku mohon Tuhan sekali ini saja tolong biarkan kebahagiaan ini tidak berlalu dengan cepat.” “Semuanya akan baik-baik saja Reyn percaya padaku,” kata Aretha sambil menggenggam tangan Aphrodite dengan erat. Atland dan Arvies baru saja tiba di tempat pelaminan yang dimana seharusnya Atland dan Aphrodite sudah berdiri disana dengan penuh kebahagiaan. “Siapa kalian dan ada urusan apa kalian datang kemari?” tanya Arvies dengan suara yang menggema dikeheningan malam karena banyak sekali pria bersenjata yang berbaris rapi didep
Happy reading!!!! Aphrodite menutup mulutnya tak percaya ketika melihat Atland yang berlutut memegang sebuah cincin. Aphrodite menitikkan air matanya dan mengangguk berulang kali. Atland menghela napasnya dengan sangat lega dan memasukkan cincin yang sudah dibelikannya pada jari manis Aphrodite. “Terima kasih sayang.” Atland mengangkat tubuh Aphrodite dengan gerakan memutar. “Terima kasih sayang, terima kasih karena sudah memberikan kesempatan pada pria brengsek ini.” Aphrodite mengecup bibir Atland dan tersenyum dengan manis. “Semua orang berhak memiliki kesempatan kedua Atland dan aku rasa kau layak menerimanya. Lagipula kau berhasil mengunci hatiku dengan namamu sehingga tidak ada yang berhasil menerobos masuk kedalam hatiku.” “Aphrodite!!!! Selamat untuk pertunangan kalian!!” suara Aretha menggema di atas kapas sehingga Aphrodite terkejut. Aphrodite menurunkan tangannya yang melingkar di leher Atland dan berbalik. Disana Aphrodite bisa melihat ada Arvies, Aretha, Ashyera dan
Happy reading!!!! Satu bulan sudah Atland menunjukkan kesungguhannya untuk memenangkan kembali hubungannya dengan Aphrodite dan setiap hari setelah Atland pulang dari kantor maka Atland akan menjemput Aphrodite di kantor Arvies. “Hai sayang,” kata Aphrodite dengan nada ceria sambil mengecup bibir Atland dengan singkat. Atland menjemput Aphrodite di ruangan yang bersebelahan dengan ruangan Arvies. “Aku ingin mengajak kamu makan malam.” Aphrodite mengangguk sambil membereskan barang-barangnya. “Aku akan pamit terlebih dahulu pada kakak.” Tanpa menunggu jawaban Atland Aphrodite langsung masuk kedalam ruangan Arvies. “Kakak mungkin aku akan sedikit terlambat karena aku akan makan malam bersama dengan Atland.” Arvies mengangguk dan mengecup kepala adiknya. “Hati-hati di jalan,” kata Arvies. “Ayo kita pergi!” Aphrodite menggandeng tangan Atland dengan mesrah dan mereka di sambut dengan tatapan iri serta kagum dari karyawan yang ada di kantor Arvies. Atland membuka pintu mobil untuk A
Happy reading!!! Atland tetap diam dan tidak membalas perkataan Arvies dan Arvies semakian emosi ketika Atland mengeluarkan smirk miliknya yang bisa membuat para wanita bertekuk lutut padanya. “Aku hanya membawanya ke mansionku Arvies.” Arvies mendengus dan melepas paksa kerah baju Atland. “Pergi dari mansionku dan jangan pernah muncul lagi didepan ku dan juga adikku.” Aphrodite yang sedari tadi berdiri tidak jauh dari tempat Atland dan Arvies hanya bisa mengigit bibir bawahnya dengan panik. “Aku mohon Arvies jangan pisahkan aku dari adikmu sudah cukup kami berpisah selama dua tahun ini,” kata Atland dan membuat langkah Arvies berhenti. Arvies berbalik dan menatap tepat dimata Atland. “Lalu kau akan menyakiti adikku lagi dan membuatnya menangis?!” tanya Arvies sambil mendengus dan kemudian menatap Atland dengan tatapan remeh. “Aku tidak ingin memberikan ijin lagi kepada seseorang yang menyakiti hati adikku Atland dan lebih baik kau kembali karena sampai kapanpun aku tidak akan me