Happy reading!!! Aphrodite terbangun dari tidur nyenyaknya dan Aphrodite merasa kehadiran Atland yang memeluk dirinya. “Apakah aku cuman bermimpi?” tanya Aphrodite sambil melihat isi kamar Atland yang kosong. Aphrodite menghela napasnya dan turun dari tempat tidur untuk membersihkan diri dan Aphrodite tentu saja membersihkan tempat tidur terlebih dahulu tanpa bantuan para maid. Bunyi ketukan kamar membuat Aphrodite mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam kamar mandi. “Ada apa bibi?” kata Aphrodite sambil melihat tatapan bibi Yana yang cemas. “Ehm bisakah nyonya mandi terlebih dahulu dan setelah itu nyonya bisa mengikuti saya,” kata bibi Yana. “Apa yang terjadi bibi?” kata Aphrodite yang tiba-tiba saja merasa cemas tetapi Aphrodite sama sekali tidak tahu apa yang dicemaskan olehnya. “Bisakah nyonya siap terlebih dahulu?” kata bibi Yana dan Aphrodite hanya bisa menghela napasnya sebelum bersiap dengan cepat. Tak sampai dua puluh menit Aphrodite selesai siap dan berjalan dengan lan
Happy reading!!Aphrodite terus melihat kearah jam dinding dan membuat Arvies mengerutkan keningnya karena tingkah Aphrodite yang cukup aneh menurutnya. “Apakah kau ingin melakukan sesuatu setelah ini? Kau sedari tadi terus menatap jam,” kata Arvies setelah menelan apel yang disodorkan oleh Aphrodite. “Aku ingin bermain sebentar dan karena itu kakak harus cepat makan dan bisa istirahat,” kata Aphrodite dengan senyum lebar dan membuat Arvies semakin curiga dengan tingkah Aphrodite. “Bisakah kau menemaniku disini?” Kata Arvies dengan tatapan memelas dan membuat Aphrodite tertawa geli. “Aku akan kembali setelah bermain jadi kakak harus istirahat. Aku janji padamu,” kata Aphrodite sambil menyodorkan apel pada Arvies dan Arvies hanya bisa mengangguk pasrah karena dia tidak memiliki alasan lagi untuk menahan Aphrodite. Aphrodite dan Arvies memusatkan perhatian mereka kearah pintu yang baru saja dibuka dan orang itu adalah Ashyera yang saat ini berdiri kikuk di depan pintu ruangan Arvies.
Happy reading!!!Aphrodite melemparkan tatapannya pada lima orang pria yang duduk dengan tangan yang terikat serta wajah yang sudah jauh dari kata baik. “Apakah hanya mereka yang kau tangkap?” kata Aphrodite sambil mengerutkan keningnya karena setahu Aphrodite, Arvies bahkan mampu menumbangkan sepuluh orang berbadan besar dalam satu waktu. “Aku sudah memberi makan hewan ku yang lain,” kata Atland dengan santai dan Aphrodite membulatkan matanya terkejut. “Jadi apa yang ingin kau lakukan dengan mereka baby? Kau bebas melakukan apapun pada mereka,” kata Atland dengan nada santai sambil menyandarkan tubuhnya ditembok sambil melipat tangannya didada. “Arvies melarangku membunuh mereka dan aku juga memang tidak ada niatan mengotori tanganku dengan darah najis mereka,” kata Aphrodite sambil menghela napasnya dan menatap kelima orang yang sedang dalam keadaan pingsan. “Bisakah kau membuat mereka bangun?” kata Aphrodite dengan nada datar pada salah satu bodyguard dan bodyguard tersebut lang
Happy reading!!! Atland menatap datar Arvies yang menunjukkan raut wajah marah saat ini. “Apakah kau pikir kita bisa menghentikan keinginan Aphrodite? Kau saja tidak bisa menolak keinginannya,” kata Atland dengan nada datar dan membuat Arvies terdiam. “Jika nanti Aphrodite ingin melakukan hal yang sama lagi maka tolak saja keinginannya,” kata Arvies dengan datar dan memijat pelipisnya yang tiba-tiba saja berdenyut. “Aku akan beristirahat sebentar,” kata Arvies dan melangkah ke brankar miliknya yang sudah di antar oleh beberapa suster. “Kau tidak ingin kembali?” kata Dames datar pada Ashyera yang sedang memainkan ponselnya untuk menghilangkan rasa bosan. “Aku akan kembali sekarang,” kata Ashyera karena dia peka pada pertanyaan Dames yang lebih merujuk pada pengusiran secara halus. “Aku akan mengantarmu,” kata Atland dan membuta Ashyera mengerjakan matanya tak percaya. “Apakah kau akan terus berdiri disana?” tanya Atland dengan nada datar ketika Ashyera masih terpaku dalam diam. “Ti
Happy reading!!! “Apakah badanmu tidak sakit?” tanya Aphrodite dengan suara serak sambil menatap Atland yang sedang merenggangkan badannya. “Kau butuh air?” tanya Atland tanpa menjawab pertanyaan Aphrodite dan Aphrodite hanya bisa mengangguk kaku. “Terima kasih Atland,” kata Aphrodite dengan nada pelan. Aphrodite kemudian melihat sekitarnya dan baru tersadar kalau dia saat ini berada di dalam ruangan inap dengan infus yang menancap di tangan kanannya. “Kenapa aku ada di rumah sakit?” tanya Aphrodite dengan nada polos dan membuat Atland hampir menimpuk kepala Aphrodite dengan bantal sehingga Aphrodite sadar kalau dia mempunyai luka di kepalanya dan bahkan semalam saja dia demam tinggi. “Kau terluka,” jawab Atland dengan singkat sambil mengusap pipi Aphrodite yang tidak memunculkan rona merah seperti biasanya.Ketika dalam keadaan sehat pipi Aphrodite biasanya berwarna kemerahan apalagi ketika dirinya blushing. “Kau sudah bangun?” tanya Arvies dengan wajah bantalnya serta rambut yang
Happy reading semuanya!!!! ⚠️ Ada beberapa adengan kekerasan dan tidak untuk ditiru yah! Aphrodite hanya pasrah mengikuti Arvies ketika Arvies menarik tangannya untuk masuk kedalam lift. Aphrodite mengatupkan bibirnya ketika melihat wajah Arvies yang memerah karena marah. Angin semakin berhembus dengan kencang ketika mereka tiba di rooftop dan tak lama kemudian helikopter muncul. “Ayo kakak akan membantumu naik,” kata Arvies sambil megangkat tubuh Aphrodite yang terasa ringan bagaikan kapas.“Selamat malam tuan Arvies dan nyonya Aphrodite,” kata pilot dan Arvies serta Aphrodite hanya menganggukkan kepalanya. Helikopter terbang meninggalkan rumah sakit dan menuju kearah apartment milik Atland untuk menjemput Ashyera. Ashyera sudah berdiri dengan pakian yang sudah sobek dan bahkan darah mengalir dari sudut bibirnya. Ashyera gemetar ketakutan ketika mendengar suara langkah kaki yang semakin cepat dari arah tangga. Arvies memblokir seluruh akses untuk masuk kedalam lift untuk mencega
Happy reading!!! Atland baru saja tiba di pulau pribadinya yang berada di Bali dan bertepatan dengan itu juga Arvies dan Aphrodite serta Ashyera menunggu kedatangan Atland untuk pergi ke pulau pribadi Atland bersama karena mereka tiba setengah jam lebih awal dibandingkan Atland dan Dames. “Bagaimana keadaan disana?” tanya Arvies pada Atland. “Kami sudah menyelesaikannya,” kata Dames mewakili Atland yang hanya terdiam dan menatap Aphrodite yang sudah sangat mengantuk. Atland berjalan melewati Ashyera begitu saja dan menggendong Aphrodite ala bridal Styles sehingga Aphrodite memekik terkejut. “Hei! Apa yang kau lakukan? Turunkan aku sekarang!” kata Aphrodite sambil memberontak dan Aphrodite sungguh malu pada Ashyera padahal dia sudah berjanji akan melepaskan hubungannya dengan Atland. Atland hanya diam dengan wajah datar sambil melangkahkan kaki panjangnya menuju kearah mobil yang sudah tersedia disana. “Kau terlihat sangat brengsek Atland! Kau seharusnya menggendong pacarmu dan bu
Happy reading!!! Aphrodite menarik kain untuk menutup seluruh tubuhnya. “Keluar!” teriak Aphrodite sambil menunjuk pintu kamar dan mendapat tatapan bingung dari Atland. “Kenapa aku harus keluar?” tanya Atland dengan nada bingung serta tatapan polos yang membuat Aphrodite ingin menangis detik itu juga. “Aku malu Atland,” kata Aphrodite sambil menutup wajahnya yang memerah karena malu. Atland mendengus mendengar perkataan Aphrodite. “Aku akan mencarikan pembalut untukmu,” kata Atland dengan wajah datar dan keluar dari kamar mereka tanpa beban padahal Aphrodite ingin menenggelamkan tubuhnya di dasar laut sekarang. Aphrodite memilih untuk masuk kedalam kamar mandi tetapi sebelum itu Aphrodite membuka lemari untuk mengambil kemeja hitam milik Atland. “Carikan aku pembalut,” kata Atland ketika Dames menerima teleponnya dan Dames ingin memuntahkan makanannya saat itu juga ketika mendengar perkataan Atland. “M-maaf tuan?” tanya Dames untuk memastikan pendengarannya tidak salah. “Haruskah
Happy reading!! Aphrodite menghentikan langkah kakinya ketika sampai di depan pintu ruangan Arvies kakaknya. Aphrodite menatap Atland dengan tatapan gelisah dan Atland menggenggam tangan Aphrodite dengan erat seolah menyalurkan ketenangan untuk Aphrodite. “Semuanya akan baik-baik saja,” kata Atland dengan suara lirih. Atland membuka pintu ruangan Arvies ketika Aphrodite mengangguk. Tatapan Aphrodite terpaku pada kondisi kakaknya yang jauh dari kata baik. “Kakak … bagaimana kabar kakak? Apakah masih sakit?” pertanyaan itu mengalir bergitu saja walaupun Aphrodite tahu kakaknya tidak dalam keadaaan yang baik-baik saja. Aphrodite sendiri mencoba untuk bersikap tenang didepan kakaknya. Padahal jauh didalam lubuk hatinya, Aphrodite ingin menangis sekencang-kencangnya sambil memeluk kakaknya. “Aku baik-baik saja sweetheart.” Arvies mencoba menggerakkan badannya yang seolah remuk. Perban di kepala serta bahu Arvies membuat Aphrodite meringis ngilu. “Dimana Aretha?” tanya Arvies dengan
Happy reading!!! Atland merangkul pundak Aphrodite dengan kuat tetapi tidak menyakiti ketika peti Aretha mulai diturunkan kedalam tanah. Aphrodite sendiri masih tidak menyangka jika sahabatnya akan meninggal secepat ini padahal begitu banyak rencana yang bahkan belum mereka lakukan bersama. Aphrodite membiarkan air matanya mengalir dengan deras dan entah sudah berapa kali dia menitipkan air mata. Aphrodite langsung luruh ke tanah ketika satu persatu anak buah Atland mulai menutupi peti Aretha dengan perlahan. “Berhenti! Aku bilang berhenti!” Teriak Aphrodite dengan suara seraknya. Sungguh Aphrodite tidak sanggup melihat peti Aretha tertimbun oleh tanah. “Sayang …,” kata Atland dengan nada rendah karena tidak sanggup melihat kerapuhan Aphrodite. “Atland … Aretha mungkin saja masih hidup. Tolong angkat kembali peti itu.” Aphrodite belum bisa menerima keadaan yang sungguh menikam jantungnya. Aphrodite bahkan tidak bisa membayangka
Aphrodite berlari dengan cepat tanpa mempedulikan apapun dan bahkan Aphrodite tidak meminta maaf kepada orang-orang yang tidak sengaja ditabraknya. Di dalam kepala Aphrodite saat ini dia hanya ingin bertemu dengan kakaknya. “Bagaimana dengan keadaan kakakku?” tanya Aphrodite dengan suara bergetar dan bahkan napasnya tidak beraturan karena berlari. Mr. Tobias menghela napasnya dan menarik Aphrodite untuk duduk di kursi yang ada didepan ruangan operasi. “Dokter Jordan masih didalam untuk mengeluarkan peluru yang bersarang didalam tubuh kakakmu Reyn.” kata Mr. Tobias dan membuat air mata Aphrodite langsung luruh. “Semua akan baik-baik saja sayang,” kata Atland sambil memeluk Aphrodite yang langsung terisak di pundak suaminya. Mr. Tobias mengurungkan niatnya untuk memberitahukan kepada Aphrodite tentang kondisi Aretha yang jauh lebih parah dibandingkan kondisi Arvies. Aphrodite baru menyadari kalau dia
Happy reading everyone!!! Aphrodite melangkah dengan penuh percaya diri ketika masuk kedalam perusahaan milik Atland. Wajah datar Aphrodite tidak membuat para lelaki merasa takut tetapi semakin menatap Aphrodite dengan tatapan yang sangat memuja. “Apakah Atland sangat sibuk hari ini?” tanya Aphrodite pada Dames yang baru saja menekan tombol lift. “Tuan Atland hanya bertemu beberapa investor saja hari ini nyonya.” Aphrodite mengangguk dan begitu bunyi lift terdengar Aphrodite langsung melangkahkan kaki jenjangnya menuju ke ruangan Atland. “Hai sayang.” Atland yang baru saja ingin menegur orang yang berani masuk kedalam ruangannya tanpa mengantuk langsung mengurungkan niatnya ketika melihat istri tercintanya yang masuk kedalam ruangannya. “Hai sayang, bagaimana perjalanannya? Apakah aman?” tanya Atland dan melangkah mendekati Aphrodite. Aphrodite menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Atland. Atland melabuhkan ciuman di bibir mungil Aphrodite. Atland menat
Happy reading!!!! Sebulan telah berlalu dan setiap hari cinta antara Atland dan juga Aphrodite semakin bertumbuh. Atland memperlakukan Aphrodite layaknya ratu sampai terkadang Aphrodite tidak tahu harus membalas rasa cinta Atland dengan cara apa. “Aku sudah bilang jangan masuk kedalam dapur.” Aphrodite terkejut ketika suara itu sangat dekat dengan telinganya dan belum lagi sepasang tangan yang melingkar erat dipinggangnya. “Kau membuatku hampir menumpahkan makanan ini,” kata Aphrodite dengan nada geram tetapi malah membuat Atland mencium pipinya dengan gemas. “Jawab pertanyaanku sayang.” Aphrodite menghela napasnya. “Aku hanya bosan seharian berbaring di tempat tidur Atland dan juga aku ingin kamu memakan masakanku sendiri,” kata Aphrodite dengan nada sedih dan Atland tidak cepat luluh dengan perkataan Aphrodite. Atland memberi kode kepada maid untuk mengambil alih masakan Aphrodite dan kemudian Atland menarik tangan Aphrodite untuk keluar dari dapur. Aphrodite hanya bisa mengh
Happy reading!!! Atland memegang pundak Aphrodite dan menatap istrinya dengan tatapan serius. “Tetaplah disini dan jangan keluar sebelum aku datang menjemputmu,” kata Atland dengan nada serius dan kemudian mengambil sebuah pistol di balik jasnya dan meletakkannya di atas tangan Aphrodite.“Tembak siapapun yang berani melukaimu,” kata Atland lagi dan berjalan keluar bersama Arvies.Aphrodite menjatuhkan dirinya di kursi dan memegang erat pistol yang ada di tangannya. “Aku mohon Tuhan sekali ini saja tolong biarkan kebahagiaan ini tidak berlalu dengan cepat.” “Semuanya akan baik-baik saja Reyn percaya padaku,” kata Aretha sambil menggenggam tangan Aphrodite dengan erat. Atland dan Arvies baru saja tiba di tempat pelaminan yang dimana seharusnya Atland dan Aphrodite sudah berdiri disana dengan penuh kebahagiaan. “Siapa kalian dan ada urusan apa kalian datang kemari?” tanya Arvies dengan suara yang menggema dikeheningan malam karena banyak sekali pria bersenjata yang berbaris rapi didep
Happy reading!!!! Aphrodite menutup mulutnya tak percaya ketika melihat Atland yang berlutut memegang sebuah cincin. Aphrodite menitikkan air matanya dan mengangguk berulang kali. Atland menghela napasnya dengan sangat lega dan memasukkan cincin yang sudah dibelikannya pada jari manis Aphrodite. “Terima kasih sayang.” Atland mengangkat tubuh Aphrodite dengan gerakan memutar. “Terima kasih sayang, terima kasih karena sudah memberikan kesempatan pada pria brengsek ini.” Aphrodite mengecup bibir Atland dan tersenyum dengan manis. “Semua orang berhak memiliki kesempatan kedua Atland dan aku rasa kau layak menerimanya. Lagipula kau berhasil mengunci hatiku dengan namamu sehingga tidak ada yang berhasil menerobos masuk kedalam hatiku.” “Aphrodite!!!! Selamat untuk pertunangan kalian!!” suara Aretha menggema di atas kapas sehingga Aphrodite terkejut. Aphrodite menurunkan tangannya yang melingkar di leher Atland dan berbalik. Disana Aphrodite bisa melihat ada Arvies, Aretha, Ashyera dan
Happy reading!!!! Satu bulan sudah Atland menunjukkan kesungguhannya untuk memenangkan kembali hubungannya dengan Aphrodite dan setiap hari setelah Atland pulang dari kantor maka Atland akan menjemput Aphrodite di kantor Arvies. “Hai sayang,” kata Aphrodite dengan nada ceria sambil mengecup bibir Atland dengan singkat. Atland menjemput Aphrodite di ruangan yang bersebelahan dengan ruangan Arvies. “Aku ingin mengajak kamu makan malam.” Aphrodite mengangguk sambil membereskan barang-barangnya. “Aku akan pamit terlebih dahulu pada kakak.” Tanpa menunggu jawaban Atland Aphrodite langsung masuk kedalam ruangan Arvies. “Kakak mungkin aku akan sedikit terlambat karena aku akan makan malam bersama dengan Atland.” Arvies mengangguk dan mengecup kepala adiknya. “Hati-hati di jalan,” kata Arvies. “Ayo kita pergi!” Aphrodite menggandeng tangan Atland dengan mesrah dan mereka di sambut dengan tatapan iri serta kagum dari karyawan yang ada di kantor Arvies. Atland membuka pintu mobil untuk A
Happy reading!!! Atland tetap diam dan tidak membalas perkataan Arvies dan Arvies semakian emosi ketika Atland mengeluarkan smirk miliknya yang bisa membuat para wanita bertekuk lutut padanya. “Aku hanya membawanya ke mansionku Arvies.” Arvies mendengus dan melepas paksa kerah baju Atland. “Pergi dari mansionku dan jangan pernah muncul lagi didepan ku dan juga adikku.” Aphrodite yang sedari tadi berdiri tidak jauh dari tempat Atland dan Arvies hanya bisa mengigit bibir bawahnya dengan panik. “Aku mohon Arvies jangan pisahkan aku dari adikmu sudah cukup kami berpisah selama dua tahun ini,” kata Atland dan membuat langkah Arvies berhenti. Arvies berbalik dan menatap tepat dimata Atland. “Lalu kau akan menyakiti adikku lagi dan membuatnya menangis?!” tanya Arvies sambil mendengus dan kemudian menatap Atland dengan tatapan remeh. “Aku tidak ingin memberikan ijin lagi kepada seseorang yang menyakiti hati adikku Atland dan lebih baik kau kembali karena sampai kapanpun aku tidak akan me