Share

Mulai Mengganggu

last update Last Updated: 2025-01-08 12:27:38

"Argh! Sial!" seru Emma, suaranya melengking di tengah gemuruh musik yang menghentak.

Cahaya neon ungu dan merah berkedip-kedip, membelah bayangan tubuhnya yang bergetar oleh frustrasi. Wajahnya yang memerah oleh amarah terlihat kontras dengan lipstik merah tua yang menghiasi bibirnya.

Ia mencengkeram gelas koktail di tangannya hingga jari-jarinya memutih, seolah ingin menyalurkan kemarahan ke dalam benda mati itu.

Sudah hampir dua bulan di New York, namun sosok Stevan yang diinginkannya masih saja tak tersentuh, bagai bayang-bayang yang terus menghindar dari cahaya.

"Sudahlah, Emma," ujar Rose lembut namun tajam, sambil menyandarkan tubuh rampingnya ke sofa empuk.

"Stevan tidak akan mau padamu. Jika dia menyukaimu, dia pasti sudah menyatakan cinta sejak kalian kuliah. Tapi itu tidak pernah terjadi, bukan?" Rose mengangkat alis, bibirnya melengkung membentuk senyuman kecil yang terasa seperti belati.

Emma mendengus kasar, matanya menyipit dengan amarah yang membara. "Itu karena dia su
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Ika Dewi Fatma J
mana bisa tenang mark,orang stevan udah dapat peringatan sebelumnya kalo kenapa² kan dia bakal merasa bersalah
goodnovel comment avatar
Voni Oktavia93
tenang Steve jangan berpikiran buruk Randy hanya remahan reginang bagi mark
goodnovel comment avatar
Mispri Yani
wah wah kayak nya Randy mulai mengusik nih salah lawan dia beuh yang turun langsung Mark nih
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Randy yang Menantang Maut

    "Siapa yang mengizinkanmu memasuki ruanganku, Mark?" pekik Randy, suaranya melengking, dipenuhi keterkejutan yang tak mampu ia sembunyikan.Matanya membulat, seperti seekor tikus yang baru saja menemukan dirinya terperangkap dalam sarang ular."Kenapa?" Mark menjawab dengan nada sedingin es yang menetes perlahan-lahan, menusuk hingga ke tulang."Bukankah kau selalu menantangku di media? Kenapa setelah aku datang, kau malah terkejut seperti itu?" Matanya menatap Randy tajam, bagaikan elang yang mengintai mangsanya dari ketinggian, siap untuk menerkam tanpa ampun.Tatapan itu membuat Randy tersentak. Nyali yang sebelumnya membara di layar media kini menciut, redup seperti lilin di tengah badai.Kata-kata penuh keberanian yang biasa ia lontarkan berubah menjadi gumaman yang kehilangan arah."Bukan kau yang aku singgung, tapi Stevan!" ujar Randy, suaranya masih mencoba terdengar tegas, meski jelas ada getaran kecil yang mencemari nada itu."Baik aku maupun Stevan, sama saja," ujar Mark, s

    Last Updated : 2025-01-09
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Konferensi Pers Randy

    Tidak membutuhkan waktu lama. Persis dua jam kemudian. Konferensi pers di gelar mendadak.Kilatan lampu kamera menyilaukan, memenuhi ruangan konferensi pers yang penuh sesak.Wartawan dari berbagai media berebut posisi terbaik, mikrofon teracung ke depan, siap menangkap setiap kata yang keluar dari mulut Randy. Ketika langkah Rendy menuju meja konferensi."Pak Randy, apa benar Anda mengakui telah mencuri desain Stevan?" seru seorang reporter, suaranya nyaring menembus hiruk-pikuk saat Randy melangkah tergesa menuju meja utama konferensi pers."Apakah ini berarti semua tuduhan terhadap Stevan tidak benar?" tanya yang lain, matanya berbinar, mencium aroma skandal besar.Randy menelan ludah. Keringat dingin mengalir di pelipisnya. Ia mencoba membuka mulut, tetapi suara gemuruh kamera dan bisik-bisik wartawan membuat dadanya semakin sesak.Ia bukan lagi penguasa ruangan. Sekarang ia hanya seorang pria yang terpojok di bawah sorotan lampu.Randy berdiri di depan puluhan mic dari berbagai m

    Last Updated : 2025-01-30
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Tidak Bisa Menolak Cumbuan Indah itu

    New York, langit biru cerah yang sedikit tercemar oleh kabut tipis menyambut kedatangan Mark di bandara.Ia melangkah keluar dari terminal dengan langkah cepat, meninggalkan keramaian yang masih sibuk mengejar barang-barang mereka.Tak lama, Stevan sudah menunggu di luar, berdiri dengan punggung tegak dan wajah penuh tekad. Begitu mata mereka bertemu, Stevan langsung menghampiri Mark.“Stevan, apa kabarmu?” Suara Mark terdengar berat, tetapi ada ketenangan di sana.“Kabar baik. Aku melihat pemberitaan media bahwa Randy sudah membuat pernyataan.”Mark mengangguk pasti. “Itu berarti semuanya selesai.”“Ya, selesai. Rasanya begitu lega namun masih tak percaya, Mark.” jawab Randy menatap Mark dalam.“Randy sudah mengakui perbuatannya di depan media. Semua yang kita bicarakan kemarin sudah tuntas. Namamu bersih mulai dari sekarang.” Mark meyakinkan lagi.Stevan terdiam sejenak, lalu menghela napas panjang. “Terima kasih, Dad. Aku ... aku tidak tahu harus berkata apa lagi.” Suaranya terdeng

    Last Updated : 2025-02-24
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Goes to Swiss

    Kabut tipis menggantung di puncak-puncak pegunungan yang menjulang tinggi di depan mereka.Suara angin yang lembut berdesir melalui pepohonan, membawa aroma tanah basah dan dedaunan segar.Di kejauhan, suara lonceng sapi terdengar pelan, menyatu dengan kedamaian pedesaan Swiss.Stevan dan Clara berdiri di depan sebuah rumah kayu kecil, dikelilingi ladang hijau yang terbentang luas, tak terganggu oleh hiruk-pikuk dunia luar.Liburan semester ini Stevan membawa Clara liburan di Swiss menikmati udara pedesaan yang asri.Clara menyeka ujung hidungnya dengan jaket tebal yang ia kenakan, matanya berbinar menatap panorama yang terbentang.“Stevan ... ini begitu indah,” katanya dengan nada lembut, suaranya hampir tenggelam dalam kesunyian alam.Stevan tersenyum, menatap Clara dengan penuh perhatian. “Aku tahu kau akan suka di sini. Swiss selalu punya cara untuk membuat hati terasa tenang,” jawabnya, sambil meletakkan tangan di bahu Clara, merasakan kedekatan mereka yang begitu kuat.Tak ada k

    Last Updated : 2025-02-24
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Hanya Seorang Pria yang Gagal

    Di sebuah apartemen mewah dengan jendela kaca besar menghadap cakrawala, Emma berdiri dengan tangan terlipat di dada, rahangnya mengatup keras.Di belakangnya, Mike menghempaskan tubuh ke sofa, kepalanya terbenam di kedua telapak tangan."Hanya kau yang bisa menolongku, Mike?" Suara Emma lembut, memohon. Ia sengaja memilih bersikap selembut kapas agar Mike akhirnya luluh.Mike menggeleng. "Tidak. Sekali tidak tetap tidak. Silakan pergi. Kau tahu di mana letak pintunya, bukan?"Mike meninggikan suara dan menunjuk pintu apartemennya"Mike, apa kau sebodoh itu? Semua belum hancur, Mike!" Emma menatap Mike dengan tajam, mencoba meyakinkannya.Tangannya menggenggam lengan pria itu, seolah ingin menyalurkan keberanian.Mike mendongak, matanya berkilat marah. "Aku tidak punya pilihan! Nama keluargaku hancur. Daddy telah membuat aku tidak dipercaya lagi di dunia bisnis.“Perusahaan kami sekarat, dan kau ingin aku mengejar perempuan yang bahkan tak peduli padaku? Kau egois, Emma!"Emma mendeca

    Last Updated : 2025-02-25
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Hayalan Gila Emma

    Clara berjalan sendirian di trotoar kampus setelah keluar dari perpustakaan.Ia baru saja menyelesaikan tugas kelompok dan merasa butuh udara segar sebelum kembali ke apartemen. Angin musim gugur berhembus pelan, membuatnya merapatkan jaketnya.Langkahnya hampir mencapai gerbang utama ketika pandangannya menangkap sosok yang berdiri di tepi jembatan kecil dekat danau yang ia lewati.Danau itu cukup luas dan dalam. "Apa maksud Mike berdiri di sana dengan tatapan kosong?" gumam hati Clara panik. Tubuh pria itu sedikit goyah, tangannya mencengkeram pagar pembatas."Mikeee, hentikan!"Clara menahan napas. Sudah lama ia tidak bertemu dengan Mike sejak kasus plagiarisme yang mencoreng namanya.Mereka bukan sahabat dekat, tapi cukup mengenal satu sama lain karena berada di lingkaran pertemanan yang sama.Namun, melihat Mike dalam kondisi seperti ini membuatnya merasa ada sesuatu yang salah.Tanpa berpikir panjang, Clara berjalan cepat mendekati Mike. Ia semakin mempercepat langkah saat Mike

    Last Updated : 2025-02-25
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Kecemburuan

    Mike tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah seburuk ini. Jika beberapa bulan lalu seseorang mengatakan bahwa ia akan menjadi alat dalam permainan kotor seorang wanita obsesif, ia pasti akan menertawakan mereka.Tapi sekarang? Sekarang ia berdiri di depan cermin dengan wajah pucat, napas tersengal, dan tangan bergetar, memikirkan bagaimana cara melepaskan diri dari jebakan yang ia buat sendiri.Clara.Nama itu terus berputar di kepalanya, menghantui tiap sudut pikirannya.Clara, yang begitu tulus, yang berusaha menyelamatkannya, yang menjadi temannya mengatasi segala hal agar ia gak terpuruk.Bahkan Clara membuat alur bisnis bidang lain yang mungkin bisa di gelutinya. Bukankah Clara selalu terbaik?Clara seharusnya tak pantas terseret dalam kekacauan ini. Ia seharusnya tidak peduli. Ia seharusnya melanjutkan rencana seperti yang diperintahkan Emma.Tapi semakin ia mencoba membenarkan perbuatannya, semakin besar rasa bersalah itu menghancurkannya dari dalam.Clara wanita yang baik

    Last Updated : 2025-02-25
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Emma Wanita yang Berbahaya

    Mike tidak langsung menjawab. Ia hanya menatap Stevan, lalu melirik ke arah Clara, seolah menimbang-nimbang apa yang harus ia katakan.Clara, yang merasa ketegangan meningkat di antara mereka, buru-buru berbicara. “Stevan, jangan salah paham. Kami hanya mengobrol.”Tapi Stevan tidak bisa mengabaikan fakta bahwa Clara membela Mike.Ia menatap perempuan itu, matanya mencari jawaban. “Mengobrol tentang apa?”Mike akhirnya buka suara, suaranya terdengar lebih tenang daripada yang Stevan harapkan. “Aku hanya ingin berterima kasih pada Clara. Dia membantuku waktu itu.”Stevan menyipitkan mata. “Membantu? Waktu itu?”Mike menoleh pada Clara seolah meminta izin, dan Clara hanya mengangguk.Mike menghela napas sebelum berkata, “Clara menyelamatkanku malam itu di jembatan.”Stevan terdiam sejenak. Lalu sesuatu dalam dirinya runtuh. Clara belum pernah mengatakan ini padanya.Ia tahu Mike mengalami masa sulit, tapi ia tidak tahu bahwa Clara—Clara-nya—sudah sejauh itu dalam membantu laki-laki ini.

    Last Updated : 2025-02-25

Latest chapter

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   END~

    Satu tahun kemudian ….Clara berdiri di depan jendela apartemen milik Stevan. Lalu pria itu menghampirinya dan memeluk wanita itu dari belakang dan mencium pipinya dengan lembut.“Hi, Stev.”“Hm. Kau tahu? Apa yang sudah ayahmu bicarakan tadi di ruang meeting?” ucap Stevan dengan suara beratnya.“Apa?” tanyanya ingin tahu.Stevan menghela napasnya dengan panjang. “Dia menagih cucu padaku.”Clara yang mendengarnya sontak tertawa. Ia kemudian membalikan badanya dan menatap Stevan.“Lalu, apa jawabanmu?” tanyanya kemudian.Stevan mengendikan bahunya. Ia lalu mengambil sesuatu di dalam saku celananya dan membukanya.Sontak Clara menutup mulutnya dengan mata membola melihatnya. “Stevan ….”“Clara. Kita sudah melewati perjalanan yang cukup panjang. Aku telah mencintaimu sejak kau masih remaja, aku telah menyayangimu sejak kau lahir ke dunia. Aku tahu, kau adalah takdir yang telah Tuhan tentukan untukku.“Meski us

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Permintaan Clara

    Tiba-tiba, suara dentingan terdengar. Begitu cepat. Tanpa Emma sadari. Mike menendang meja. Meja menjadi miring lalu membuat pisau di tangan Emma terpental.Tring! Pisau menjauh dari Emma. Stevan bergerak dalam hitungan detik.Ia meraih lengan Emma, memelintirnya ke belakang, membuat wanita itu berteriak kesakitan.Clara tersungkur ke lantai saat Stevan berhasil menjatuhkan Emma.Napasnya memburu. "Mmmh ..." mulut itu terikat. Clara tak bisa bicara apapun.“Permainanmu selesai,” desisnya.Emma menatapnya, matanya dipenuhi amarah dan kepedihan.“Tapi aku mencintaimu …”Stevan memejamkan mata sejenak, lalu menarik napas dalam-dalam.“Tidak, Emma.” Ia menatapnya tajam. “Ini bukan cinta, tapi obsesi. Aku tidak pernah mencintaimu dan kau salah mengartikan semuanya. Bahkan kau pun tahu sejak dulu pun aku hanya mencintai Clara.”“Sekali lagi kutegas

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Ancaman Gila

    Emma menyimpan pisaunya kembali, tetapi sorot matanya tetap menakutkan. Clara menelan ludah dengan susah payah, merasakan jantungnya berdegup begitu keras seakan ingin menerobos keluar dari dadanya.Keringat dingin mengalir di pelipisnya, membasahi kulitnya yang sudah pucat.Emma berjalan ke pintu dengan langkah santai, seolah semua ini hanya permainan baginya. Namun, sebelum keluar, ia berhenti dan berbalik."Oh, dan satu hal lagi, Clara …"Clara menahan napas, tubuhnya menegang. Tenggorokannya terasa kering, seolah ada simpul yang mengikatnya erat dari dalam."Aku ingin dia melihatmu dalam keadaan paling menyedihkan sebelum akhirnya aku menghilangkanmu dari dunia ini."Senyuman Emma penuh kepuasan, seperti seorang seniman yang baru saja menyempurnakan mahakaryanya yang keji.Kemudian, dengan gerakan lambat yang disengaja, ia mendorong pintu gudang hingga tertutup dengan suara berderak, menggema di ruang kosong yang dingin.

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Sudah Dalam Perjalanan

    "Hahaha, lelaki lemah. Kau mau apa? Menangisi wanitamu? Kau memang pantas ku buang sebagai rekanku. Aku tidak suka lelaki lemah sepertimu." Emma merasa menang. Desain tawanya begitu liar."Clara? Ini berbahaya, Emma. Kendalikan dirimu!""Mike, aku ... Aku hanya mengajaknya bermain. Kau tahu, dia selalu menghalangi jalanku. Aku hanya ingin memberinya pelajaran." Suara Emma santai tanpa rasa bersalah sama sekali."Emma, jangan lakukan ini!" suara Mike meninggi, tangannya mengepal. "Kau sudah cukup membuat kekacauan!""Oh, Mike, kau selalu terlalu baik l… atau terlalu bodoh? Aku ingin melihat sampai sejauh mana kau dan Stevan bisa melindungi wanita ini. Sekarang dia ada di tanganku. Jika kau ingin menolongnya, ajak Stevan dan temui aku."“Apa yang kau lakukan pada Clara?” Mike menggertakkan giginya.Tawa Emma terdengar lebih keras. "Ah, kau akan melihatnya sendiri. Aku akan mengirim lokasi. Tapi jangan terlambat… atau

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Hanya Ingin Berbagi Kebahagiaan

    Beberapa detik kemudian, ponselnya bergetar."Seperti yang kau minta. Semuanya akan berjalan lancar."Emma tersenyum puas. Ia meletakkan ponsel itu kembali dan merapikan rambutnya di depan cermin."Malam ini akan menjadi malam yang panjang," bisiknya.Ia meraih mantel, mengenakannya dengan gerakan anggun, lalu mengambil kunci mobilnya dari meja. Satu tarikan napas panjang, satu langkah menuju pintu.Ia keluar dari kamar, menutup pintu dengan tenang.Ponselnya ia tekan. Bukan ponsel yang biasa ia gunakan. Ponsel lain dan nomor ponsel yang baru, telah ia siapkan kemarin."Nona Clara. Apa anda putri dari Tuan Mark? Papa Anda mengalami kecelakaan lalu lintas, saya menolongnya dan tuan Mark sekarang ada di Alvarado hospital medicare center. Tolong datang segera, karena saya harus mengejar jadwal penerbangan saya.""APAA?! ba-baiklah saya segera datang. Terima kasih Nona telah menolong Daddy." Hiks."Apakah Daddy baik-baik saj

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Pastikan Semuanya Siap

    Ia memiringkan kepala, tatapannya terpaku pada sosok Stevan di kejauhan. Mata hitamnya membesar, membulat seakan ia baru saja melihat sesuatu yang indah.Jantungnya berdetak lebih cepat. Pipinya merona."Ah, Stevan …" gumamnya, suaranya terdengar seperti seorang gadis jatuh cinta. "Kau masih tampan sekali. Bahkan dari kejauhan sekalipun!"Ia menempelkan telapak tangan ke pipinya sendiri, memejamkan mata, membayangkan sesuatu.Pernikahan mereka. Stevan di altar, mengenakan jas putih. Ia di sisinya, mengenakan gaun yang memesona. Semua orang tersenyum bahagia.Ya … itulah yang seharusnya terjadi setelah ini.Emma membuka matanya, ekspresinya berubah. Rahangnya mengeras, napasnya semakin cepat."Tapi sebelum aku menjemputmu, sayang …"Tangannya menyelip masuk ke dalam tas kecilnya. Jemarinya bergerak lincah, mencari sesuatu.Lalu, sesuatu berkilau di bawah lampu. Pisau kecil dengan ukiran indah di gagan

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Jaga Clara

    Bodyguard pertama yang mencoba melawan. Namun, Randy dengan cepat menghindar dan menghantamkan pukulan yang kuat.Pria itu jatuh ke lantai mengerang. Tidak bisa bergerak. Bodyguard kedua mencoba menahan Randy. Tapi tidak berhasil.Seperti seorang pria yang sedang berjuang untuk menyelamatkan nyawa anaknya, Randy mengamuk, membabi buta, tidak memberi ampun.Mike tergeletak di tanah. Wajahnya penuh dengan cairan merah pekat. Dan tubuhnya semakin tak berdaya.Di sebelahnya, Randy berjongkok, memeriksa keadaan anaknya. Mike masih bernapas, meskipun dengan susah payah."Mike bertahanlah." Randy berteriak, mengguncang bahu.Mike berharap ada reaksi. Tetapi Mike tidak bergerak. Cairan merah pekat itu mengalir deras dari luka-lukanya. Dan tubuhnya terasa dingin.Emma yang masih berdiri di kejauhan, karena perkelahian bodyguardnya, menyaksikan semua amukan Randy dengan tatapan penuh kebencian."Kau akan mati, Mike. Tidak ada yang bisa m

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Semakin Menggila

    Sementara itu, di dalam mobil, Emma duduk dengan gelisah. Matanya menatap tajam ke depan, namun pikirannya jauh melayang.Botol wine di tangan kanannya hampir kosong, dan dagunya basah oleh sisa-sisa cairan yang tumpah.Ia tampak marah, kecewa, dan sangat kesal. Rasa sakit yang menggerogoti dirinya akibat kehadiran Clara begitu menyakitkan."Stevan…!" gumamnya dengan geram, suara hatinya penuh kebencian. "Kenapa dia harus ada di sana? Apa dia pikir aku tidak tahu apa yang sedang terjadi?"Emma meneguk wine lagi, tanpa peduli dengan keadaan dirinya yang semakin kacau. Ia merasakan ketidakmampuan untuk mengendalikan situasi ini."Kau pikir bisa menghindar, Stevan? Tidak. Aku akan pastikan Clara tahu siapa yang sebenarnya dia hadapi. Tidak ada yang akan bisa menghalangi rencanaku!"Tangannya yang gemetar memegang kemudi, namun di dalam dirinya, ada dorongan tak terhentikan untuk melanjutkan permainan berbahaya ini.Ia tahu bahwa j

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Cemas yang Berlebih

    Clara merapatkan mantelnya ketika angin malam menyelinap melalui serat kainnya. Ia baru saja keluar dari perpustakaan kampus setelah menyelesaikan tugas yang tertunda.Tatapan itu. Perasaan diawasi kembali lagi. Bahkan kali ini orang itu mengikutinya.Awalnya, ia mengira hanya kebetulan. Mungkin efek dari kurang tidur, atau mungkin hanya pikirannya yang terlalu waspada sejak Stevan memperingatkannya soal Mike.Tapi semakin hari, semakin sering ia merasakan kehadiran tak kasat mata yang seolah mengikuti setiap gerakannya.Ia menoleh ke belakang.Jalanan kampus hampir sepi. Hanya ada beberapa mahasiswa yang berjalan jauh di depannya.Lampu jalan menerangi trotoar dengan temaram, menciptakan bayangan panjang yang bergerak setiap kali angin menggoyangkan dahan pepohonan.Tidak ada siapa pun di sana.Clara meneguk ludah, mencoba menenangkan dirinya.“Hanya perasaanmu saja,” gumamnya pelan.Namun, saat ia kembali melangkah, bulu kuduknya meremang. Ada suara langkah kaki di belakangnya—terde

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status