Home / Romansa / Terjerat Cinta Berondong Bucin / Bab 5 Kau masih istriku yang sah!

Share

Bab 5 Kau masih istriku yang sah!

Author: Septy
last update Last Updated: 2022-02-07 00:20:58

Dinda memarkirkan motornya tepat di sebelah mobil Avanza berwarna putih yang terparkir di halaman rumah. Dinda sudah kenal betul siapa pemilik mobil itu, sehingga ia melangkah malas menuju rumah menyusul Nadira yang sudah berlarian terlebih dulu. Tadi Alvian mengantarkan Dinda kerumah kakaknya untuk menjemput Nadira yang berada disana. Sebelumnya, Nadira tak ingin ikut ke cafe karena ia ingin bermain dengan sepupunya. Sehingga Dinda terpaksa meninggalkan Nadira di rumah kakaknya begitu pula dengan motor maticnya.

"Ada apalagi bajingan itu kerumah." 

gumam Dinda kesal.

"Ayah." suara Nadira terdengar sampai keluar rumah, mengganggu indera pendengaran Dinda. 

"Assalamualaikum," Dinda mengucap salam, yang ada di dalam menjawab salam dengan serempak. Terlihat Nadira yang sudah berada dalam pangkuan mantan suaminya dengan wajah senang.

Dinda meraih tangan Bapaknya lalu mencium punggung tangan pria yang sudah beruban itu dengan sopan.

"Maaf pak, Dinda dan Nadira baru pulang. Dinda mandi dulu, badan Dinda lengket." 

"Memangnya kamu sama Nadira darimana? Pergi dari pagi,malam baru pulang? Kasian Nak Bayu Nungguin dari sore." 

Siapa suruh nungguin aku. Ingin rasanya kalimat itu yang ia lontarkan. 

"Dari rumah teman pak. Tadi sore hujan, setelah hujan reda Dinda baru menjemput Nadira dirumah kakak." Dinda menjelaskan. Akhirnya kalimat itu yang keluar dari mulutnya.

"Dari rumah temen apa dari rumah tukang ojek?" Suara Bayu membuat Dinda geram. Ingin rasanya ia merobek mulut mantan suaminya.

Tapi Dinda malas menanggapi, ia mengabaikan tatapan Bayu.

"Nadira sayang, ayo mandi bareng Bunda!" 

"Jangan ajak Nadira mandi! Ini sudah malam. Tidak baik untuk anak kecil." Sungguh saat ini rasanya Dinda ingin meledak. Bayu sok perhatian pada anaknya, padahal dulu ketika masih bersama ia tak begitu perduli pada anak mereka. Dinda mengepalkan tangannya, entah kenapa ia sangat membenci mantan suaminya ini.

"Nadira sayang, Bunda mandi dulu ya. Nanti Bunda bacain dongeng sebelum tidur." 

"Oke Bun." Nadira mengacungkan jari jempolnya. Dinda mengedipkan sebelah matanya kearah Nadira yang masih setia duduk di pangkuan sang mantan suami.

"Pak, Dinda mandi dulu." Di balas anggukan oleh Bapaknya dan Dinda segera berlalu.

Dinda mengenakan piyama lengan panjang dengan rambut yang tergerai. Wanita itu terlihat lebih segar setelah mandi, ia ke ruang tamu untuk mengajak Nadira tidur. Tapi yang ia temui malah mantan suami yang tak tau diri itu disana sedang memainkan ponsel.

"Mana Nadira?" Tanya Dinda dingin.

Bayu mendongak, melepaskan pandangannya ke depan menatap mantan istrinya yang terlihat semakin cantik dan seksi setelah perpisahan mereka. Pikiran Bayu sudah menerawang jauh membayangkan tubuh polos Dinda. Bayu mengulas senyum manis, yang justru membuat Dinda mual.

"Nadira sudah tidur di kamar Bapak." Ujarnya pelan. Bayu meletakkan ponselnya ke atas meja, lalu berdiri menghampiri mantan istri yang masih sangat ia cintai itu.

"Kemarilah, aku ingin berbicara dengan mu." 

"Tidak ada yang perlu kita bicarakan. Aku lelah! Ingin tidur. Dan kau, pulanglah." Ucap Dinda dingin.

"Lelah?" Bayu menaikkan alisnya. Matanya tak sengaja melihat leher Dinda yang terdapat tanda kissmark disana. Ia mengepalkan kedua tangannya, darahnya mendidih membayangkan Dinda bercinta dengan kekasihnya. Wajah Bayu yang awalnya ramah, kini sudah berubah menjadi memerah.

"Oh aku tau. Kau kelelahan setelah bercinta dengan tukang ojek itu?" Tanya pria itu sinis. Seraya menelisik penampilan mantan istri yang semakin hari semakin menggoda. Meski wanita itu memakai piyama lengan panjang, tapi tak bisa menutupi dadanya yang sintal. Dengan tubuh yang berisi, menambah keseksian wanita berusia tiga puluh tahun itu.

"Apa yang aku lakukan tidak ada urusannya sama sekali dengan mu." Balas Dinda sinis. Ia segera membalikkan tubuhnya hendak kembali ke kamar, tapi dengan cepat Bayu menarik lengan Dinda. Ia tak akan membiarkan wanita itu pergi begitu saja.

"Mau kemana kamu? Aku belum selesai bicara!" Bayu menarik lengan Dinda dengan kasar.

"Lepasin!" Teriak Dinda dengan marah. Bayu terpaksa melepaskan cekalan tangannya, Dinda mengusap lengannya yang memerah.

"Aku ingin berbicara denganmu." Bayu memasang wajah memelas. Ia berusaha bersikap tenang karena tak ingin rencananya untuk mengajak Dinda rujuk akan gagal.

"Aku kan sudah bilang, tidak ada yang perlu di bicarakan!" Dinda terpaksa duduk, bukan ingin memberi kesempatan pada pria yang di bencinya. Tapi ingin mendengar apa yang akan di bicarakan oleh pria itu.

"Din, aku mohon. Beri aku kesempatan satu kali lagi. Kembalilah padaku, kita bangun rumah tangga yang bahagia. Aku janji akan berubah, aku tak akan kasar lagi." Kini Bayu berlutut di depan Dinda dan meraih tangannya dari genggaman ayah dari anaknya itu.

"Lepasin! Aku tidak akan pernah kembali padamu. Lagi pula aku sudah mendapatkan pengganti yang jauh lebih dari kamu!" Dinda menepis tangan Bayu dan menggeser posisi duduknya menjauh.

Bayu memejamkan mata, mengepalkan kedua tangannya. Hatinya sangat sakit mendengar apa yang di ucapkan oleh Dinda. Ia tak akan rela jika Dinda di miliki orang lain.

"Kau tidak boleh bersama siapapun Din. Kamu hanya boleh menjadi milikku!" Geram Bayu dengan mata yang memerah menahan amarah.

"Apa urusan kamu? Ini hidupku, siapapun yang menjadi pilihan ku itu urusanku! Tidak ada hubungannya sama sekali denganmu!" 

"Aku suamimu! Kamu istriku! Aku tidak akan pernah membiarkan siapapun menyentuh milikku!" Teriak Bayu dengan amarah yang telah memuncak.

Dinda terkesiap, rasa trauma akan sikap kasar yang Bayu lakukan tiga tahun silam membuat nya bergidik ngeri. Sebenarnya Dinda masih trauma akan kekerasan yang Bayu lakukan tempo dulu.

Dinda memejamkan mata, menarik nafasnya yang tercekat. Mengumpulkan keberanian untuk melawan Bayu. Ia tidak ingin lemah seperti saat ia masih menjadi istri Bayu.

"Apa kami bilang? Suami? Aku istrimu?" wajah manisnya berubah menjadi dingin.

"Ya, kita masih suami istri. Dan kau masih istriku yang sah!" sahut Bayu dengan marah.

Dinda tertawa sinis, ia berdiri seraya bersedekap.

"Istri katamu? Apa kamu hilang ingatan Pak Bayu yang terhormat? Kamu sudah melakukan kekerasan padaku! Kamu juga membiarkan aku pergi dari rumah saat aku di usir oleh Ibumu tanpa pembelaan sedikitpun! Dan itu sudah berlalu selama tiga tahun! Sekarang kamu mengatakan suami istri? Apa kamu sudah tak waras?" 

Bayu berdiri dari posisi semula, ia berjalan mendekat ke arah Dinda.

"Maafkan aku Din. Aku akui aku salah. Aku akan memperbaiki semuanya. Kembalilah padaku dan tinggalkan tukang ojek itu! Aku juga tidak pernah menceraikan mu. Dimata hukum, kita masih sah sebagai suami istri!"  

"Aku tidak akan pernah meninggalkannya! Dan aku akan mengurus surat perceraian kita secepatnya" Ucap Dinda tegas.

"Aku tidak akan pernah menceraikan mu. Tidak akan pernah!" 

"Brengsek kamu Bayu!" 

"Apa yang kamu harapkan dari tukang ojek itu? Dia cuma lelaki miskin yang tak punya apa-apa. Dari segi manapun aku jauh lebih baik dari dia! Aku tampan, aku juga kaya, aku juga pria mapan. Dan satu lagi, diantara kita sudah punya Nadira!" 

"Apa kamu bangga dengan apa yang kamu miliki?" 

"Jelas. Aku sangat bangga dengan apa yang aku miliki! Aku seribu kali lebih baik dari tukang ojek itu!" 

Ucap Bayu dengan pongah.

"Ada satu yang tidak kamu miliki dan Al memiliki itu." 

"Apa? Apa karena dia lebih muda? Dia bisa memuaskan mu diatas ranjang?  Begitukah? Tenang saja Dinda sayang, aku akan memuaskan mu!" Bayu tersenyum penuh damba, ia berjalan mendekat.

Dinda berdecih. Yang ada di otak pria ini hanya selangkangan saja.

"Kamu tidak memiliki hati yang tulus seperti Al. Dan kamu tenang saja, Nadira lebih bahagia bersama Al daripada bersama Ayah kandungnya!" 

Related chapters

  • Terjerat Cinta Berondong Bucin   Bab 6 Nafsu bejat mantan suami

    "Ada satu yang tidak kamu miliki dan Al memiliki itu." "Apa? Apa karena dia lebih muda? Dia bisa memuaskan mu diatas ranjang? Begitukah? Tenang saja Dinda sayang, aku akan memuaskan mu!" Bayu tersenyum penuh damba, ia berjalan mendekat. Dinda berdecih. Yang ada di otak pria ini hanya selangkangan saja. "Kamu tidak memiliki hati yang tulus seperti Al. Dan kamu tenang saja, Nadira lebih bahagia bersama Al daripada bersama Ayah kandungnya!" Bayu menatap Dinda dengan geram, tangannya terkepal menahan amarah yang sebentar lagi akan meledak. Ia memejamkan mata, menarik nafas perlahan lalu menghembuskanya. "Kenapa kamu selalu menguji kesabaranku?" Bayu membuka matanya, menatap Dinda dengan emosi yang membara. Ingin sekali rasanya pria itu meledak. Sifatnya yang emosian itulah membuat Dinda tidak betah hidup bersa

    Last Updated : 2022-02-13
  • Terjerat Cinta Berondong Bucin   Bab 7 Dasar Bucin!

    Ketika hatimu mencintai orang yang tepat, ia akan menumpahkan segala cinta yang ia punya. Tak perduli bagaimana keadaannya, yang ia tau hanya mencintainya. Bahkan tak perduli sebucin apapun dirinya.Alunan musik mengalun memenuhi ruangan bernuansa cream dengan banyak kotak yang berserakan di lantai. Terdengar suara dua wanita yang bersenandung mengikuti lirik musik yang mengalun.Terkadang terdengar tawa dari keduanya karena salah satu dari mereka salah lirik."Eh bibir kamu kenapa sih Din? Kok bengkak gitu?" Tanya Amira yang merupakan sahabat sekaligus karyawan Dinda."Oh, ini. Di cium tembok." Bohong Dinda."Kok aku nggak percaya ya." Amira menatap sahabatnya dengan tatapan curiga. Ia sampai menghentikan kegiatannya dalam membungkus kardus yang yang berisi pesanan online para pelanggan."Apa sih. Nggak percaya ya udah,

    Last Updated : 2022-02-18
  • Terjerat Cinta Berondong Bucin   Bab 8 Jangan marah

    Cinta mengajarkan kita tuk saling menerima kekurangan, saling melengkapi dan saling menghargai. Saling berbagi dan saling mengerti. Bukan selalu menyalahkan, tapi saling menguatkan. Dinda mengambil ponsel yang berada di genggaman Alvian, pria itu tertidur ketika sedang menunggu kekasihnya. Ia melihat deretan foto mesra mereka berdua, Dinda tersenyum lalu meletakkan ponsel itu ke atas nakas. Wanita itu duduk di sebelah Alvian, lalu mengusap kepala kekasihnya dengan lembut. Jemarinya turun ke kening, lalu ke alis. Alis mata yang hitam tebal, hidung mancung dengan bibir yang tipis. Ia mengusap pelan bibir Alvian, lalu turun ke rambut halus yang tumbuh dibawah bibir pria itu. Entahlah, ia sangat suka melihat bulu halus yang tumbuh di bibir Alvian. Ia tak rela jika Alvian memotongnya.Dinda membungkuk hendak mengecup bibir kekasihnya, tapi ia sangat terkejut ketika melihat mata Alvian yang te

    Last Updated : 2022-02-19
  • Terjerat Cinta Berondong Bucin   Bab 9 Maafkan, ikhlaskan dan lupakan

    Jangan membencinya!Karena itu hanya akan membuat hatimu semakin terikat dengannya. Maafkan, ikhlaskan dan lupakan!"Jadi begini, Kak Bayu datang kerumah tadi malam." Dinda menceritakan semuanya tanpa ada yang di tutupi. Ia tak menyadari jika Alvian sedang menahan emosi luar biasa. Kedua tangannya terkepal, ingin sekali rasanya ia menghadiahi mantan suami kekasihnya itu dengan bogem mentah. Pria itu sangatlah menjijikkan di mata Alvian.Menyadari raut wajah Alvian yang berubah, Dinda menghentikan ceritanya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali,lalu memegang lengan Alvian dengan lembut."Mas," panggil Dinda pelan.*Kenapa berhenti? Lanjutkan!" ujar Alvian dingin."Mas, kamu baik-baik saja?"Alvian mengangguk. "Teruskan!" ujarnya.Dinda menelan Saliva dengan susah payah, ia merasa akan ada perang sebentar lagi. Set

    Last Updated : 2022-02-19
  • Terjerat Cinta Berondong Bucin   Bab 10 Seandainya

    Jangan sesali hari kemarin!Jadikan semuanya pembelajaran. Cukup perbaiki diri, agar lebih baik dari kemarin!Dinda pulang dengan mengendarai motor maticnya, wanita itu memarkirkan motornya terlebih dahulu sebelum memasuki rumah yang terlihat sangat sepi. Ia memutar gagang pintu yang ternyata tidak terkunci. Ia membukanya perlahan, sembari mengucapkan salam."Assalamualaikum, Pak. Nadira.. Ibu pulang sayang."Berkali-kali ia mengucapkan salam, tapi tidak ada yang menjawab. Perasaannya menjadi tak enak, dimana Bapak dan Nadira?Memikirkan hal yang tidak-tidak membuat wanita itu berjalan lebih cepat memasuki rumah sederhana itu."Nadira, Ibu pulang." teriak Dinda, tapi tak ada sahutan. Ia memasuki kamar, tapi tak terlihat Nadira disana. Ia segera melepaskan sepatu yang ia kenakan dan melempar tas nya ke sembarang arah. Pikiran buruk memenuhi kepalanya, membuat ia sedikit berlari

    Last Updated : 2022-03-01
  • Terjerat Cinta Berondong Bucin   Bab 11 Demi Nadira

    Malam ini akhirnya Bayu ikut makan malam bersama dirumah Dinda. Pak Ahmad merasa bahagia melihat pemandangan di depan matanya. Sikap Bayu yang begitu lembut, sesekali menyuapi anak mereka. Ia tahu, kesalahan yang di lakukan oleh Bayu di masa lalu sangat fatal. Tapi apa salahnya memberikan kesempatan pada orang yang mau berubah menjadi lebih baik. Begitu pikirnya. Lagipula yang ia lihat semakin hari Bayu semakin baik, tak pernah kasar. "Masakanmu tak pernah berubah Din. Selalu enak dan selalu pas di lidahku." Bayu tak segan memuji masakan mantan istrinya. Sedangkan wanita yang di puji hanya tersenyum menanggapi. Sebenarnya Dinda sangat tidak nyaman dengan adanya Bayu sejak sore tadi. Tetapi karena permintaan Ayahnya, ia terpaksa harus bergabung serta harus memasak makan malam yang tak pernah ia harapkan sama sekali sebelumnya. Hati Dinda saat ini sedang kacau, hari ini Alvian tak ada kabar. Dinda sudah berkali-kali menghubungi pria

    Last Updated : 2022-03-03
  • Terjerat Cinta Berondong Bucin   Bab 12 Tetangga kepo

    Pagi ini, sesuai rencana Dinda dan Nadira akan pergi ke taman hiburan bersama Bayu. Tepat pukul 09.00 pagi Bayu datang dengan mobilnya. Nadira berlarian menyambut kedatangan Ayahnya, raut wajahnya terlihat sangat bahagia."Ayah.. ayo kita pergi. Nadira sudah tidak sabar ingin jalan-jalan bersama Ayah dan Ibu." celoteh gadis kecil itu yang kini sudah berpindah ke dalam gendongan Bayu."Ibumu mana?" Bayu mencari keberadaan Dinda yang belum tampak sama sekali."Ibu masih di kamar. Sepertinya Ibu sedang galau." ujar Nadira asal."Galau kenapa?" tanya Bayu sembari mengerutkan keningnya, tapi hanya di jawab dengan gelengan oleh Nadira."Semalam Ibu menangis sambil main hp." jawab Nadira dengan polos.Apa mereka sudah putus? Bayu tersenyum misterius, ia berharap hubungan Dinda dan Alvian benar-benar berakhir. Sehingga ia lebih memiliki peluang untuk merebut Dinda kembali.Tak lama Dinda keluar dari rumah dengan penampilan

    Last Updated : 2022-03-08
  • Terjerat Cinta Berondong Bucin   Bab 13. Alvian bersama wanita

    "Mencintai, harus siap dengan segala konsekuensi.Percaya! Merupakan kunci keberhasilan dalam suatu hubungan.Mantan hanya bisa di kenang. Untuk kembali, tak kan mungkin seindah kemarin.Cermin yang telah hancur, memang dapat di satukan kembali. Tapi tak kan bisa kembali utuh seperti semula.Ingat!Yang terbaik, tak kan pernah jadi MANTAN!Mobil yang di kendarai Bayu meluncur di jalanan aspal menuju tempat hiburan membelah kemacetan. Mentari pagi ini sangat cerah, tapi tidak dengan hati Dinda. Jauh dalam lubuk hatinya ia sangat merindukan kekasihnya. Khawatir dan rindu jadi satu. Dinda mengalihkan pandangannya keluar jendela mobil dengan pikiran yang tak menentu. kamu dimana mas? Aku merindukanmu. Ia sangat merindukan kekasihnya. Hatinya menjerit, tak terasa bulir bening yang terasa hangat mengalir di pipinya. Dengan cepat ia menghapus jejak air matanya dengan punggung tangan. Bayu melirik wani

    Last Updated : 2022-03-14

Latest chapter

  • Terjerat Cinta Berondong Bucin   Bab 26 Drama roman picisan

    “Kau?” Rio melepaskan genggamannya dan berdiri, mengujam pria yang datang dengan marah. “Jangan pernah berpikir untuk menikahi Dinda, karena Dinda hanya milikku! Selamanya dia akan tetap menjadi milikku. Jadi, jangan pernah bermimpi terlalu tinggi!” tegasnya tanpa ampun. “Ya ampun! Setelah dua orang ini membuatku terkejut, sekarang kamu juga datang mengejutkanku. Apa kalian bertiga mau aku benar-benar mati mendadak karena jantungan?” keluh Amira seraya memijat kepalanya yang terasa berdenyut. Wanita itu menggelengkan kepala, mendaratkan tubuhnya di sofa kecil yang ada di sudut ruangan. “Lebih baik aku di sini saja. Kalian lanjutkan saja drama percintaan yang tiada habisnya ini. Aku tidak ingin ikut campur, aku akan menjadi penonton saja.” ucapnya seraya menghela napas lelah. Sementara ketiga orang yang sedang berdiri itu hanya saling pandang. “Bayu, kenapa kau ada di sini?” tanya Dinda memecahkan keheningan serta kecanggungan yang terjadi di antara mereka. “Aku menjemput kamu.” J

  • Terjerat Cinta Berondong Bucin   Bab 25 Jangan bermimpi

    “Apa? Maksudnya ... Dinda hamil anak Alvian?” tanya Rio terkejut.“Astaga aku keceplosan. Aku lupa ada manusia lain di sini.” Amira menepuk jidatnya dengan kencang.“Jawab aku! Apa benar Dinda mengandung anak Alvian?”Kedua wanita itu saling pandang, kemudian kompak kembali melihat pria satu-satunya yang ada di sana saat itu. Dengan wajah terkejut dan mata penuh tanda tanya serta kebingungan yang sangat kentara.Dinda menghela napas berat, sementara Amira memukul mulutnya karena merasa bersalah tidak bisa mengontrol ucapannya.“Maafkan aku, Din.” ujarnya lemah.“Kenapa minta maaf?”“Ya karena aku tidak bisa menjaga ucapanku.”“Sudahlah, jangan merasa bersalah. Lambat laun semua orang juga akan tahu, kan?”“Iya, tapi kan ....”“Apa yang sedang kalian bicarakan? Apa benar Dinda sedang mengandung anak si brengsek itu?” tanya Rio sekali lagi, kali ini dengan rasa marah yang akan meledak. Dinda terpekur menatap lantai berwarna putih yang berada di bawah. Meremas kedua jemari yang saling be

  • Terjerat Cinta Berondong Bucin   Bab 24 Melepaskanmu

    ‘Cinta bukan tentang dua raga yang selalu bersama. Tapi tentang pengorbanan serta dua hati yang menerima kenyataan bahwa tak selamanya cinta akan berakhir Bahagia'***“Aku akan menikah.” ujar Dinda dengan suara serak. Wanita itu menunduk, menahan kuat-kuat air mata yang kembali menganak sungai.“Jangan bercanda, sayang. Ini sama sekali tidak lucu.” kata Alvian seraya tertawa kaku. Wanita yang di hadapannya hanya diam seribu basa, tak berani sekedar mengangkat kepala. Melihat ujung kaki yang kini mulai terasa dingin.“Sayang, jangan suka mengerjaiku. Kau tidak berubah, selalu sukses membuat jantungku seakan lepas karena kejahilanmu.” Alvian mengangkat wajah wanita itu, kembali menariknya dalam pelukan.“Aku tidak bercanda, mas.” kata Dinda lagi. Ia menggigit bagian bibir bawahnya dengan kuat, meremas jemarinya yang berkeringat.“Sayang, please. Aku baru kembali dan aku sangat merindukanmu. Aku ingin melepaskan rindu yang selama ini terpendam. Kau tahu? Aku bagaikan mayat hidup. Aku ha

  • Terjerat Cinta Berondong Bucin   Bab 23 Melepas rindu

    Ketika dua hati yang saling merindu bertemu, meleburkan lara yang selama ini membelenggu. Tapi semua hanya lah sebatas cinta yang semu, saling merindu tapi cinta tak di izinkan menyatu. *** “Apa aku boleh duduk di sini?” tanya seorang pria berkemeja hitam, berdiri di hadapan Dinda seraya memasang wajah ramah penuh senyum. Tapi yang di tanya hanya diam tak merespon. Menatap jalanan yang ramai, penuh dengan kendaraan berlalu lalang. Ntah apa yang tengah di pikirkan wanita itu, sehingga tak menyadari seorang pria yang sedari tadi berdiri memandangnya. Merasa di abaikan, pria itu sengaja duduk di sebelah wanita yang sedang melamun itu. Menopang dagu dengan tangan sebelah kanan, netranya tak merasa jenuh memandang keindahan yang di ciptakan Tuhan. Meski terlihat sedikit pucat dan tanpa memakai make up, wajah Dinda malah terlihat cantik alami. “Cantik ... Dan kamu akan selalu cantik.” gumamnya seraya tersenyum. “Eh, siapa kamu?” suara Amira membuat Dinda dan pria itu terkejut. Pria it

  • Terjerat Cinta Berondong Bucin   Bab 22 Tamu misterius

    Cinta ini akan tetap bersemayam di relung hati, Tak kan ku biarkan namamu mati. Ia akan tetap abadi, meski pun engkau telah pergi. ❤️❤️ “Sialan tu Si Alvian, sok suci banget jadi cowok. Kalo nggak karena hartanya, mana mau aku capek-capek ngejar dia!” seorang wanita berambut pirang dengan kesal menghempaskan tubuhnya ke sofa empuk di sebuah apartemen. “Memangnya kenapa dia?” tanya seorang pria yang menghampirinya dengan membawa sebotol soda lalu memberikannya pada Amanda. “Kamu tahu sayang, dia itu terlalu dingin dan cuek. Aku tidak bisa sedikit pun merayunya. Bahkan aku sampai nyaris telanjang di depannya, tapi tidak ada sedikit pun ketertarikan di matanya!” wanita itu mendengus kesal. Meneguk soda yang telah di buka sebelumnya. “Wow ... Apa kau benar-benar melakukannya?” tanya sang pria dengan penuh selidik. “Iya, sayang. Aku bahkan menggodanya mati-matian. Meraba tubuhnya yang sangat ... Uhh atletis.” membayangkan betapa sempurnanya tubuh Alvian membuat wanita itu menggigit

  • Terjerat Cinta Berondong Bucin   Bab 21 Jangan hina kekasihku

    “Pergi dari sini! Dasar wanita jalang!” seorang gadis yang nyaris telanjang jatuh terjerembab ke lantai setelah di hempaskan begitu saja oleh Alvian. Gadis itu meringis, menahan nyeri di lutut dan sikutnya yang memerah.“Dasar bajingan sok suci!” umpatnya kasar seraya menatap tajam pria yang berdiri di depan pintu kamar.Alvian berjongkok, meraih dagu gadis itu. Awalnya lembut, tapi lama-lama pria itu mencengkeram dagu Amanda dengan kuat sehingga kini gadis yang awalnya menatapnya dengan nyalang, kini meringis kesakitan.“Lepaskan brengsek!” teriak Amanda seraya memberontak. Berusaha melepaskan cengkraman tangan Alvian di dagunya. Tapi usahanya sia-sia karena tenaga Alvian lebih besar darinya. Sehingga ia hanya bisa meringis, menahan sakit.“Wanita murahan seperti kamu, tidak pantas ada di ranjangku! Kamu itu ... Pantasnya berada di rumah bordir. Atau menjadi simpanan om-om yang membutuhkan jasa kamu. Jadi ....” Alvian menggantung kalimatnya dan mencengkeram lebih kuat dagu wanita itu

  • Terjerat Cinta Berondong Bucin   Bab 20 Sentuh aku!

    Kau sederhana,Tapi kau segalanya.Kau mampu menggantikan mendung menjadi pelangi,Menggantikan kesedihan menjadi senyum kebahagiaan.Cinta tak dapat di lihat,Tapi bisa di rasakan.Tak perlu pengakuan,Tapi sebuah pembuktian.Bertahanlah,Meski semesta menentang.Genggam tanganku lebih erat agar aku yakin dan mampu bisa melewati jalan yang tak mudah ini.Jangan pernah ragukan ketulusan cinta yang ku berikan.Karena cintaku ada tanpa alasan.***“Kamu sudah pulang nak?” tanya wanita yang masih cantik di umurnya yang memasuki usia kepala empat itu.“Sudah, Ma.” Alvian meraih tangan wanita yang telah melahirkannya itu dan mencium punggung tangannya.“Al, sayang. Kok kamu baru pulang? Aku nungguin kamu dari tadi sampai bosan.” seorang gadis cantik dengan pakaian seksi menghambur ke pelukan pria muda itu. Tersenyum dengan gerakan menggoda, kemudian mencium pipi Alvian tanpa sungkan.“Lepaskan!” ujar Alvian dengan tatapan tajam dan dingin.“Jangan terlalu galak denganku. Bagaimana pun juga

  • Terjerat Cinta Berondong Bucin   Bab 19 Menikahlah

    ‘Sejauh apa pun jarak yang memisahkan, cinta kita tak kan berjarak. Selamanya akan menetap meski kita tak lagi saling tatap.” ~Dinda Fitriah~ Bayu keluar dari ruang rawat Dinda dengan kesal. Sesekali menendang udara untuk menyalurkan emosi yang menguasainya. “Kenapa sih Din, selalu saja nama pria ingusan itu yang keluar dari bibirmu! Bahkan dalam tidur pun kamu masih menyebut nama pria sialan itu!” umpatnya kesal. Ia mendaratkan tubuhnya di sebuah bangku panjang yang ia temui di koridor rumah sakit. Duduk dengan kedua tangan berada di atas lutut, jemarinya meremas rambut yang mulai tumbuh memanjang. “Apa tidak ada kesempatan itu lagi? Apa tidak bisa kamu membuang saja pria itu dari hatimu? Jelas-jelas aku jauh lebih baik dari pria sialan itu! Aku punya segalanya! Sedangkan dia? Cuma punya motor butut yang tak layak pakai! Cih ... Apa yang bisa kamu harapkan dari bocah tengik itu! Kamu pasti akan lebih bahagia jika hidup denganku!” “Arrghh ... Sial ...

  • Terjerat Cinta Berondong Bucin   Bab 18 Kembalilah

    'Bagaimana bisa aku meraih bahagia bersama orang lain, sementara hatiku terus saja menggaungkan namamu dan berharap engkau kembali'___________________“Kapan ya perut kamu buncit.” pria muda itu mengelus lembut perut rata sang kekasih. Wanita cantik itu mendelik dengan bibir yang mengerucut. Ia menjauhkan diri dari pria yang sedang mendekapnya itu.“Ishh ...! Mas do’ain aku gendut? Buncit berlemak gitu?” protesnya.“Kan lucu sayang,”“Apanya yang lucu, mas? Jahat ishh ....” bibirnya semakin maju hingga lima sentimeter. Membuat kekasihnya tak kuasa menahan diri.Sang pria hanya terkekeh geli melihat ekspresi wanitanya. Detik selanjutnya ia menjerit karena gelitikan yang bersarang di perutnya.“Ampun sayang. Hentikan! Itu sangat geli!” pria itu berdiri untuk menyelamatkan diri dari serangan wanita itu. Sementara si wanita kini ikut berdiri, berniat membuat pria itu jera.“Makanya! Apa maksudmu dengan perut buncit?” ia berdiri dengan berkacak pinggang. Memasang wajah galak dengan bibir

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status