Galaksi dan rombongannya turun diam-diam dari kapal nelayan. Usai mengucapkan selamat jalan dan terimakasih mereka pun berpisah."Bu Sukma yakin akan ngikutin seluruh rencana Galaksi?" Tanya Belinda yang tampak tidak setuju jika mereka mengikuti Galaksi.Biar bagaimanapun dalam pandangan semua orang Galaksi hanyalah bocah SMA. Memimpin suatu rencana balas dendam besar seperti ini tampaknya meragukan. Akan lebih baik jika semua orang menurut pada Bu Sukma, bukan Galaksi."Tutup mulutmu dan ikuti saja. Jika tidak bersedia ikut dengan rencanaku silahkan pergi. Aku juga tidak butuh seseorang yang selalu memprotes dan meragukan semua hal yang aku lakukan." Sahut Galaksi dengan dingin.Kepala Belinda mulai mengepul. Api amarahnya tersulut."Kau hanya bocah SMA. Aku lebih percaya jika yang memimpin rencana adalah Bu Sukma!"Galaksi tak menggubris. Malam ini mereka diajak Galaksi untuk mendatangi sebuah rumah sederhana berpagar batu bata merah setinggi lima meter yang tak jauh dari dermaga.G
"Tuan Muda bisa membukanya kapan pun jika dia mau." Nenek tua itu menjawab mewakili Galaksi. Ia meletakkan makanan yang dibawanya ke atas meja.Ruangan bawah tanah ini sangat-sangat luas. Ini sih hampir setara lapangan bola.Tok! Tok!"Keras rupanya." Gavin mengetuk dinding bajanya untuk mengetes seberapa kerasnya. Ya, sebenarnya tanpa di tes kita tahu jika baja pasti keras. Tapi dasar Gavin saja gabut, harap maklumi saja tingkahnya.Kembali ke soal ruang bawah tanah ini. Di ujung ruangan ini terdapat dinding kaca yang membatasi ruangan. Di dalamnya terdapat banyak sekali robot-robot yang jumlahnya mencapai ratusan. Ukurannya setinggi dua kali manusia. Desainnya kekar dan kuat.Selain itu ruang ini juga dilengkapi dengan perangkat komputer yang diakses dengan layar monitor tiga dimensi."Ini bukan ruang bawah tanah biasa. Ini adalah bungker yang dibangun keluarga Daneswara generasi pertama. Setidaknya ada satu orang pada setiap generasi yang dipercaya untuk diberikan akses pada bungke
Sesampainya di dalam ruangan itu Aurora tak melihat Galaksi dimanapun. Ruangannya kosong."Om Gala, halo, kemana lo?"Aurora mendengar kecipak air di dalam ruangan yang berbeda. Setelahnya terlihat daun pintu daun yang terbuka menampilkan sosok Galakdi yang tidak mengenakan baju sama sekali. Ia hanya melilitkan handuk disekeliling pinggangnya."KKKKKKKKYYYYYYAAAAAAAAAAAAAA!!!" Aurora menjerit sejadi-jadinya."Galaksi kenapa lo nggak pakai baju?!" Aurora memejamkan matanya rapat-rapat."Kau kenapa masuk ruanganku tanpa mengetuk pintu?" Balas Galaksi.Aurora membisu."Lagipula aku hanya tidak pakai baju, bukan telanjang bulat." Galaksi menyambar kaos putih yang tersedia di dalam lemari. Ia mengenakannya sambil mendekati Aurora.Tuk!Lagi, Galaksi mengetuk jidat gadis itu menggunakan dua jarinya. Aurora mengintip dari celah matanya. Galaksi sudah berada di depannya."Kau saja santai saja mengumbar pahamu di depanku bahkan di depan laki-laki lain. Padahal aku sudah bilang kenakan celana y
Galaksi menjadi orang terakhir yang keluar dari dalam rumah Amung. Laki-laki itu muncul dengan stelan serba hitam dan wajah yang tertutup masker. Sebuah jaket kulit berwarna hitam tersampir di pundaknya."Siap berangkat?" Tanya Galaksi dari balik masker.Bu Sukma sudah siap di atas motor sport bersama Gavin. Sementara Belinda memilih skate board yang sudah dimodifikasi dengan diberi mesin dan beberapa fitur unggul lainnya."Siap, sih, siap. Tapi kenapa harus aku yang dibonceng Bu Sukma sih? Boleh tukeran aja nggak?" Protes Gavin. Sama seperti Galaksi dulu. Ia meremehkan kemampuan Bu Sukma dalam mengendarai motor.Galaksi tersenyum. Ia menepuk bahu Gavin."Jangan meremehkan guru berambut keriting itu. Sebaiknya siapkan jantungmu agar tidak copot dari tempatnya."Bu Sukma menoleh."Gala, aku ingin kau mempertaruhkan kepercayaanmu pada kami dengan keberhasilan misi kali ini," ujar Bu Sukma."Katakan lebih jelas.""Jika misi kami berhasil kau harus mempercayai kami sebagai rekanmu bukan s
Antariksa sama sekali belum tahu keadaan di luar. Gadis itu masih sibuk berendam dalam bathub. Ia menikmati wangi aroma jasmin sembari membalur seluruh tubuhnya dengan busa sabun yang lembut.Tanpa suara apapun Galaksi sudah muncul di belakang Antariksa dengan ujung meriam laser menempel pada kepala gadis tersebut.Antariksa melirik kehadiran Galaksi dengan ekor matanya."Oh, uang delapan triliun gue."Antariksa tersenyum.Galaksi baru saja akan melepaskan peluru untuk meledakkan kepala Antariksa ketika gadis itu tiba-tiba menarik lengannya dan membanting tubuh Galaksi ke dalam bathtub.BBBRRRAAKKKK!!!BBBYYUURRR!!!Antariksa berdiri. Ia menginjak leher Galaksi, menenggelamkan kepalanya ke dasar bathtub. Setelahnya Antariksa segera keluar dari bathup dengan keadaan polos. Ia meraih handuk kimono, memakainya dengan tenang."Jalang sialan!!!" Galaksi melompat keluar bathup. Laki-laki itu basah sekujur tubuhnya.Grep!Antariksa meraih leher Galaksi. Mendorong tubuh kecilnya mepet ke temb
"Gue memang memiliki hubungan dengan Nyonya Jean. Hubungan itu adalah kerja sama untuk membunuh King Arsen. Upah yang ditawarkan adalah IWS.""Oh, jadi Mata Iblis adalah wayang? Dalang sebenernya yang sebenarnya justru Mama? Sial! Apa maksudnya Mama melakukan semua ini?" "Kenapa Nyonya Jean ingin membunuh King Arsen?"Seolah masih tak percaya jika mamanya tega mengkhianati dirinya, terlebih berkhianat pada papanya sendiri, seseorang yang begitu setia mencintai Mrs. Jean Daneswara. Rupanya inilah balasan yang diberikan sang mama tercinta. Arsen mulai jatuh ke dalam lubang luka yang terbentuk pada permukaan hatinya."Kenapa? Gue tidak tau. Kenapa lo tidak tanya langsung padanya?""Sial! Ternyata kamu tidak banyak berguna Antariksa. Ingat, pengampunanku bergantung pada banyaknya informasi yang kamu berikan.""Tidak usah ngancem gue lagi Galaksi. Kalau gue tau gue pasti sudah ngasih tau lo. Nyatanya gue memang nggak tau. Lo pikir seorang Nyonya Daneswara bakal ngumbar seluruh rencananya
Ssslllluuurrrrr!!!Belinda meluncur di atas jalanan sepi. Ia meliuk-liuk di antara lampu-lampu jalan, sedikit beraksi dengan meloncat di udara bersama skateboard-nya, juga menuruni undakan. Aksi gadis itu dengan skateboard-nya benar-benar benar-benar luar biasa.Dua kelompok mafia melakukan pertemuan di sebuah tempat sepi. Dua buah truk kontainer terparkir saling berhadapan dengan mesin masih menyala. Dua orang turun kemudian dari masing-masing truk. Mereka langsung dikawal oleh beberapa anak buah bersenjata api lengkap."Barangnya?" Tanya orang pertama."Tidak mau basa basi dulu?""Basa-basi? Lo pasti pernah mendengar istilah waktu adalah uang? Gue nggak punya waktu untuk ladeni basa-basi lo. Selesaikan segera!"Orang kedua tersenyum. Ia mengatungkan tangan. Anak buahnya datang memberikan koper terbuka yang berisi sabu-sabu."Ini contoh barangnya. Lo bisa ngecek kualitasnya. Sebenarnya formalitas aja. Karena barang dari Mata Iblis tidak perlu diragukan lagi."Orang pertama pun meng
Flashback"Kenapa Nyonya Jean ingin membunuh King Arsen?"Seolah masih tak percaya jika mamanya tega mengkhianati dirinya, terlebih berkhianat pada papanya sendiri, seseorang yang begitu setia mencintai Mrs. Jean Daneswara. Rupanya inilah balasan yang diberikan sang mama tercinta. Arsen mulai jatuh ke dalam lubang luka yang terbentuk pada permukaan hatinya."Kenapa? Gue tidak tau. Kenapa lo tidak tanya langsung padanya?"Antariksa melirik Galaksi dengan tatapan licik. Ia tahu sekarang posisinya tidak berdaya. Tapi, menyerah tanpa perlawanan benar-benar bukan gaya seorang Antariksa."Kenapa? Gue tidak tau. Kenapa lo tidak tanya langsung padanya?" Diam-diam Antariksa menghunus tusuk samggul di rambutnya. Menggenggam erat benda itu dengan tangan kirinya yang sekarang hanya tersisa satu."Sial! Ternyata kamu tidak banyak berguna Antariksa. Ingat, pengampunanku bergantung pada banyaknya informasi yang kamu berikan.""Tidak usah ngancem gue lagi Galaksi. Kalau gue tau gue pasti sudah ngasih
Liburan semester hampir usai. Entah kenapa malam ini Edo tiba-tiba saja mengajak Gara bertemu di sebuah cafe."Kenapa Do muda dilipet begitu?" Tanya Gara begitu melihat wajah sahabatnya begitu lecek seperti uang tertinggal di dalam kantong terus kecuci sampai kering."Aduh Ra aku harus gimana?" Edo meletakkan kepalanya di atas meja."Maksudnya apa do? Ngomong yang jelas dong."Edo kemudian menegakkan kepalanya lagi."Ra, Sabia hamil tau."Gara sih sebenarnya tidak terkejut. Tapi dia tidak enak jika ketahuan pernah menguping pembicaraan pribadi Edo dan Sabia.Tapi Gara salut juga dengan kejujuran Edo. Di saat ada masalah seperti ini Edo masih mencari Gara dan menceritakan semuanya pada Gara. Sementara Gara justru membohongi Edo tentang pernikahannya dengan Bella."Hamil?" Tanya Gara pura-pura tidak tahu."Ah, iya." Edo mengusak kepalanya dengan gusar."Yang waktu di pesta dia mabuk dengan Bella. Inget kan?"Gara mengangguk."Gimana ceritanya sih Do?""Ya gitu deh Ra," jawab Edo lesu."
Ketua klan menoleh pada Galaksi."King Arsen, aku akan membantumu membantai klan Demario. Aku yang akan melakukannya.""Tapi kenapa?""Karena ini yang dikehendaki kerajaan." Ketua klan memandang lurus ke depan."Kau naif atau bagaimana? Sepatuh itu dengan kerajaan yang membuat klanmu menderita?""Itu sama saja King Arsen. Kau bilang tubuh bocah yang kau tempati adalah keturunan tidak murni klan Demario. Artinya kau saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari klan Demario itu sendiri. Jika aku tidak membantai klan ini kau juga yang akan membantainya. Pada akhirnya kerajaan tetap menyudutkan kita. Membuat kita tak punya pilihan selain membantai klan kita sendiri.""Menumpahkan darah. Daripada kami melawan kerajaan dan menumpahkan darah rakyat maka lebih baik kami saja yang berkorban. Biar darah kami sendiri yang tertumpah."Galaksi berdecih."Cih, situasi ini memuakkan.""Dibandingkan dirimu yang kami alami tentu tidak seberapa. Kami akan mati dan meninggalkan kepedihan ini denga
"Ada sekitar tiga ratus kepala keluarga yang merupakan keturunan klan Demario. Dan pemimpin dari klan ini adalah aku. Kau bisa memanggilku dengan sebutan Puan." Terang ketua klan tersebut."Dengar Puan, kerajaan mengirimku untuk membantai klan Demario karena mereka mendapatkan informasi bahwa klan ini mampu menciptakan mesin penjelajah waktu. Mereka menganggap mesin itu berbahaya karena siapapun dapat dengan mudah dari dan pergi ke dimensi waktu yang berbeda. Mereka takut klan Demario melakukan pemberontakan." Galaksi menjelaskan duduk perkaranya."Lalu sebenarnya siapa dirimu bocah? Kenapa kau yang dikirim oleh kerajaan untuk membantai kami?"Galaksi diam terlebih dahulu."Aku berasal dari masa depan. Tubuh bocah ini masih keturunan tidak murni klan Demario. Dia dari keluarga Alterio yang tersisa dari pembantaian. Namanya Galaksi. Sedangkan jiwaku, aku sebenarnya King Arsen Daneswara yang terjebak di tubuh Galaksi karena teknologi klan Demario yang bernama soul changer."Ketua klan i
Galaksi keluar menuju wilayah ujung paling ujung timur perdesaan. Wilayah ini di kelilingi dengan pagar tinggi mirip seperti benteng. Pintu gerbangnya di jaga dengan ketat. Akses keluar masuk sangat diperhatikan."Tunggu bocah, kau mau kemana?" Tanya penjaga. Ia mendorong tubuh Galaksi menjauh dari sekitar gerbang."Aku mendapatkan misi khusus dari perdana menteri." Galaksi memberikan gulungan perkamen yang terdapat cap tanda kerajaan. Penjaga pun memeriksa keaslian cap itu. Tak diragukan lagi itu memang asli. Tapi melihat penampilan Galaksi yang lain daripada yang lain itu membuat penjaga gerbang sedikit mengernyitkan dahinya."Kau boleh masuk," katanya setelah mengembalikan gulungan perkamen itu.Pintu gerbang pun di buka. Galaksi masuk ke pemukiman klan Demario yang dikucilkan dan dipenjara dengan tembok-tembok pagar yang tinggi.Galaksi berjalan sambil melihat kanan dan kiri. Penampilan klan Demario tidak seperti kebanyakan penduduk. Mereka tampak bersih dan berpenampilan rapi mes
BBUUUUUMMMMMMM!!!Tembok di belakang perdana menteri jebol. Semua orang melongo tidak percaya."Kau lihat apa yang ada ditubuhku? Kau lihat kekuatan penghancur dari senjata yang kutembakkan. Ini semua hasil buah kecerdasan klan Demario. Kau bilang klan Demario bisa dimusnahkan hingga habis tuntas? Kalian benar-benar salah!"Perdana menteri yang licik itu memandang Galaksi dengan pikiran yang sibuk."Klan Demario memang klan yang cerdas. Ia bisa saja merusak usahaku untuk mengendalikan ratu. Jika klan ini dibiarkan begitu saja maka yang terjadi adalah aku yang disingkirkan dari istana ini. Tidak, ini tidak boleh terjadi. Jika aku tersingkir dari istana aku tidak bisa lagi menikmati kehidupan layaknya di surga. Apapun yang terjadi maka klan Demario tetap harus disingkirkan," batin perdana menteri."Baginda Ratu, bocah itu terlalu lancang. Ia bahkan tidak memiliki sopan santun sedikitpun. Bagaimana jika Baginda Ratu mengeksekusi dia sekarang saja.""Tap-tapi bagaimana dengan ucapan bocah
"Apa yang terjadi jika aku tidak mengakui diriku sebagai penyusup?"Ratu memperhatikan Galaksi."Kau cukup bernyanli juga rupanya bocah. Tentu saja kau akan dihukum. Aku akan memberikan hukuman cambukan yang tiada henti hingga kau mengungkapkan semua informasi kerajaanmu."Galaksi diam sambil menyeringai.Saat itulah seseorang datang dengan tergopoh-gopoh. Ia langsung memberikan hormat pada ratu."Baginda Ratu. Hamba datang membawa informasi mengenai klan Demario."Galaksi langsung melebarkan matanya. Inilah yang ia cari-cari. Kira-kira informasi apa yang orang itu bawa?"Singkirkan bocah bodoh itu dari hadapan Baginda Ratu. Informasi klan Demario lebih penting daripada mengurusi bocah tidak penting itu!" Perintah perdana menteri pada dua prajurit.Galaksi segera ditarik paksa untuk menyingkir. Tapi karena Galaksi ingin mencuri dengar informasi yang barus saja dibawa oleh seorang prajurit maka Galaksi berhenti berjalan."Hormat Baginda Ratu. Ijin melaporkan informasi dari klan Demario
Di dalam istana sang ratu bukan saja Galaksi yang dibawa untuk menghadap ke Ratu. Ada lima orang lainnya dengan tangan terborgol yang menunggu untuk menghadap ratu."Baginda Ratu, orang ini terbukti mencuri sekarung beras dari gudang istana." Seorang prajurit melaporkan. Sementara orang tua berbaju lusuh yang dilaporkan langsung merunduk dalam ketakutan."Baginda Ratu, tolong ampuni hamba, hamba mencuri karena terpaksa. Sudah satu minggu pengawal perdana menteri menyuruh hamba untuk membuat taman istana tapi sepeserpun hamba tidak diupah. Anak istri hamba menderita kelaparan. Hamba hanya mencuri untuk makan, bukan untuk memperkaya diri. Percayalah pada hamba. Mohon ampuni hamba baginda Ratu." Laki-laki tua itu menghiba dengan air mata bercucuran."Bahkan Erenda Raya sudah sebusuk ini sejak seratus lima puluh tahun yang lalu?" Batin Galaksi."Wae, wae, baginda Ratu yang agung apakah ucapan dari mulut rakyat jelata yang kotor itu dapat dipercaya?" Seorang dengan perawatan tinggi besar m
"Klan Demario adalah klan dengan kecerdasan yang luar biasa. Karena itu klan Demario menjadi ancaman besar bagi sebuah negara. Mereka ditakuti oleh elit Kerajaan Erenda Raya. Akhirnya mereka di singkirkan ke pinggir kota. Mereka difitnah akan melakukan kudeta pada ratu yang saat itu berkuasa. Pada akhirnya klan Demario dibantai habis-habisan." Terang Bu Sukma.Galaksi menatap Bu Sukma tidak percaya. Sementara Resna mulai mengeluarkan benda berbentuk heksagonal mengkilap dari dalam saku bajunya. Resna tersenyum licik. Ia menyembunyikan sebuah rencana."King Arsen. Bagaimana jika kau melihat sendiri sejarah leluhur tubuh yang kau tempati? Bukankah akan menarik jika kau melihat nasib dari leluhurmu terdahulu?""Maksudmu apa Resna?"Resna melemparkan sebuah benda heksagonal kecil itu ke depan Galaksi. Saat itu juga benda itu aktif. Benda itu mengeluarkan sebuah cahaya kebiruan yang terang. Lalu di dalam cahaya terang itu muncul semacam terowongan hitam yang terus membesar."Galaksi menyin
"Tidak! Tidak! Jangan kesana!!!"Semuanya terlambat. Tembakan telah dilepaskan.BBBBBUUUUUUUMMMMMM!!!DDDDDUUUUUUAAAAAARRRRRRRR!!!"Mengaktifkan dome!!!"Sebuah dome muncul dengan diameter yang sangat besar. Dome berhasil mengurung semua orang tanpa terkecuali. Sehingga ledakan itu tidak mengenai siapapun.Gavin mendongak. Galaksi berdiri di atas dome dengan kedua tangan terlipat di depan dada."Whoooaaaa... Galaksi!" Seru Gavin senang sekali.Bu Sukma terdiam. Ia merasakan tubuhnya mendadak lemas."Hampir saja... Hampir saja nyawa semua orang melayang.""Apa aku datang tepat waktu?" Tanya Galaksi."Ya, kau tepat waktu Tuan Muda Alterio."Galaksi merasa sedikit tersentuh dengan panggilan Bu Sukma barusan."Musuh baru terdeteksi. Hancurkan!""Tunggu!" Teriakan lantang itu mengudara. Semua pasukan manusia robot langsung menurunkan senjatanya. Bahkan robot yang besar juga berhenti bergerak. Mereka seperti takluk di bawah perintah Resna."Gawat! Resna?" Wajah Bu Sukma menjadi pusat.Resna