Beranda / Fantasi / Terjebak di Dunia Lain / 64. Pertunjukan di Mulai

Share

64. Pertunjukan di Mulai

Penulis: Kirana Quinn
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-02 16:50:27

Nela menyeduh teh dan menuangkannya ke dalam termos kecilnya ketika terdengar suara motor berhenti di depan rumah. Nela memang menutup pintu depan, dan dia tak perlu mengintip lebih dulu, sudah pasti itu ibunya. Dia buru-buru membawa termos kecilnya ke dalam kamar. Malam nanti Nela berniat bangun sahur.

"Nela....!"

Teriakan Ningsih sangat memekakan telinga. Nela berlari membuka pintu.

"Masih terlalu sore kau sudah menutup pintu rumah, apa yang kau lakukan ?"

"I..itu bu, aku mandi jadinya menutup pintu."

Ningsih yang merasa sangat kesal tak berhasil menyalurkan hasratnya bersama Sonu, segera mencengkram tangan Nela dengan kuat, lalu mendorongnya ke depan sehingga Nela jatuh terjungkal ke belakang.

"Buatkan makanan untukku."

"Makanan sudah siap bu, aku sudah menyiapkannya di meja makan."

"Ooww, kau menyiapkan makanan sisa untukku heh ? Sini.....," Ningsih menarik tangan Nela ke ruang makan.

"I..ibu bisa lihat makanan itu masih utuh bu, aku tak menyentuhnya."

Ningsih melepaskan tangan N
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak di Dunia Lain   65. Pergi ke Kerajaan Tetangga

    Nathan sebenarnya bermaksud untuk pulang lebih awal, Hari ini adalah hari terakhir dia mendalami semua ilmu dari kerajaan Goro. Namun dia sudah berjanji pada Raja seminggu artinya dua hari lagi baru dia bisa kembali ke dunianya. Dia baru saja hendak meninggalkan kediaman Lady Sina, tiba-tiba saja Dewi sudah berada di belakangnya."Kau...sejak kapan kau datang ?""Baru saja, aku ingin bicara denganmu.""Oh baiklah, ayo bicara sambil jalan saja.""Bisakah aku ikut denganmu ke dunia manusia ?""Apa ? Apa aku tak salah dengar ?" Nathan menatap Dewi keheranan. Seingatnya Raja sudah mengeluarkan titah melarang semua rakyatnya ke dunia manusia."Kenapa ? Apa kau tak percaya padaku ?""Bukan itu maksudku, jika Raja sampai tahu maka kau akan di hukum.""Yang dilarang Raja untuk ke dunia manusia itu jika sampai berbaur dengan mereka, tapi jika hanya sekedar ikut saja, kurasa Raja akan mengijinkan aku.""Aha...jangan bawa-bawa namaku kalau meminta izin pada Raja, aku tak mau dituduh mempengaruhi

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-03
  • Terjebak di Dunia Lain   66. Kerajaan Bilu

    Nathan dan Dewi tiba di perbatasan, mereka mengamati bagaimana ketatnya pemeriksaan di perbatasan tersebut. Semua barang-barang yang di bawa para pedagang diperiksa. Untunglah walau kerajaan itu adalah kerajaan musuh, tetapi mereka tak pernah melarang para pedagang untuk berjualan di daerah kekuasaan mereka.Nathan duduk bersila di atas kuda lalu merapal mantera untuk mendatangkan beberapa jenis buah-buahan. Dalam sekejap mata, empat keranjang besar berisi buah kini berada di hadapan mereka."Ayo kita masuk," ajak Nathan. Dia menyembunyikan pedangnya sehingga terlihat hanyalah sebatang kayu penyanggah buah-buahan. Hal yang sama pula dilakukan Dewi.Cukup lama para penjaga daerah perbatasan memeriksa mereka berdua. Mungkin karena wajah baru jadinya para penjaga harus ekstra ketat memeriksanya."Kalian pedagang baru ?""Ayah dan ibu kami pedagang, saat ini mereka sedang sakit jadi kami yang menggantikannya."Alasan yang cukup masuk akal. Setelah para penjaga itu berembuk, akhirnya Natha

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-03
  • Terjebak di Dunia Lain   67. Kerajaan Bilu 1

    Kedua remaja ini sedang duduk menikmati hidangan yang di suguhkan di kedai itu. Tak ada pembicaraan yang berarti, seakan mereka terhanyut dalam pikiran masing-masing."Di ujung Istana mereka membangun sebuah bangunan yang kokoh, aku dengar bangunan itu di persiapkan raja untuk di tempati Putera Mahkota Batista dengan isterinya."Walau sangat pelan namun Nathan mendengarkan pembicaraan kedua pria yang duduk di belakangnya. Nathan segera mengerahkan tenaga dalamnya untuk mendengarkan pembicaraan itu lebih jelas."Bukankah Putera Mahkota pergi mencari Puteri Sahara di dunia manusia ?" ucap salah seorang di antara mereka."Benar, puteri Sahara sudah meninggal namun Putera Mahkota mengatakan pada ayahnya jika dia telah menemukan seorang pengganti. Tapi yang aku dengar wanita itu dari kalangan manusia."Nathan terhenyak, jantungnya berpacu. Dia teringat adiknya Nela. "Ada apa ?" tanya Dewi saat melihat ketegangan di wajah Nathan."Ah tidak apa-apa, aku hanya ingin melihat istana kerajaan B

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-04
  • Terjebak di Dunia Lain   68. Dewi ke Dunia Manusia

    Mendapat dukungan penuh dari Raja, Nathan segera memberitahu Dewi. Tentu saja ini kabar gembira baginya, dia benar-benar penasaran dengan dunia yang pernah di dengarnya penuh dengan gemerlapan. Dewi menyampaikan hal itu pada ayahnya. Kini Nathan dan Dewi sudah berada di depan pintu gebang istana. "Kita pergi melewati hutan atau menggunakan jalan pintas ?" tanya Dewi."Jalan pintas saja," jawab Nathan sambil mendorong tangannya ke depan dan terlihatlah pintu cahaya berkilau.Tanpa di komando, keduanya segera masuk melalui pintu cahaya dan tiba di garis polisi tepi hutan lindung. Untunglah hari sudah malam, sehingga tak ada warga yang melihatnya. Dengan menenteng sebuah tas di punggung, Nathan berjalan tergesa-gesa di susul Dewi yang berjalan di belakangnya.Setibanya di rumah, Nathan berdiam diri sebentar di depan pintu, dia mencoba mendengarkan percakapan dari dalam rumah."Nela, siapkan air panas untuk ibu. Ibu mau mandi."Nathan menajamkan pendengarannya. Ada pembicaraan di dalam

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-04
  • Terjebak di Dunia Lain   69. Penelusuran

    Ayam jantan berkokok bersahutan, Nela menggeliat. Diliriknya jam tangannya sudah menunjukkan pukul 05.00 pagi. Dia bangun dengan tergesa-gesa, masuk ke kamar mandi membasuh wajahnya dan keluar dari kamar. Dia melihat rumah dalam keadaan bersih, bahkan lebih bersih dari biasanya. Nela tertegun beberapa saat lalu menuju ke dapur. Saat melewati meja makan, di lihatnya meja sudah terisi penuh dengan beberapa jenis masakan. Siapa yang memasak ? Tidak mungkin ibu. Ini pasti Nathan. Pikirnya.Nela segera mengetuk pintu kamar kakaknya.Tok...tok...!"Kakak...buka pintunya...!"Masih dengan mengucek-ngucek matanya, Nathan membuka pintu kamarnya."Ada apa dek, pagi-pagi kau sudah membangunkan tidurku."Nela mengernyitkan keningnya, di tatapnya wajah kakaknya yang terlihat sedang menahan kantuk."I..itu kakak..." Nela tak bisa melanjutkan ucapannya dan menunjuk ke arah meja makan.Nathan segera tersadar, dilihatnya Dewi sedang duduk di kursi ruang makan. Dengan isyarat Dewi memberitahu jika dia

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-05
  • Terjebak di Dunia Lain   70. Penelusuran 1

    Ponsel Giri dihubungi beberapa kali oleh Badar namun selalu berada di luar jangkauan. Akhirnya Badar dan Nathan sepakat untuk mencari Giri di kampungnya. Nathan menitipkan motornya pada Budi agar di antar ke rumah."Kampung Giri lumayan jauh, bisa-bisa kita pulang malam.""Tidak apa-apa paman, saya sih tergantung bagaimana dengan paman saja.""Oh kala soal paman tidak masalah nak, yang paman pikirkan Nela. Jangan sampai dia pulang sekolah dan ditinggal berdua saja dengan Ningsih. Aku meragukan ibu tirimu itu.""Paman tau sesuatu ? Soalnya Nela bercerita jika paman dan bibi yang merawatnya saat sakit. Memangnya ibu dimana ?""Sudahlah, terlalu sakit untuk di ceritakan. Paman bersyukur kau sudah kembali. Jika bukan kontrak perjanjian kerjamu dengan perusahaan, paman melarangmu meninggalkan Nela sendiri bersama ibunya."Nathan menarik nafas panjang. Saat ini dia tak khawatir karena Dewi di tinggalkannya di rumah. Sesuai arahannya Dewi tinggal di lantai dua, membersihkan rumah dan memasak

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-05
  • Terjebak di Dunia Lain   71. Membawa pulang karyawan Aris

    Dari buku catatan aset dan pembukuan yang di sodorkan Giri, tak pernah tertulis hutang pada rentenir. Yang tercatat hanyalah hutang pada tuan Badar seratus juta di awal bulan dan kemudian di bayar pada bulan berikutnya. "Makanya saat rentenir datang dan menyita kendaraan tuan Aris itu saya tidak percaya, sepertinya nyonya sudah bekerja sama dengan mereka. Maaf bukannya menuduh, tapi saya menduga saja," ucap Giri."Untuk aset-aset ini semua surat-suratnya dimana ?" tanya Badar."Tuan punya brankas di belakang lemari, mudah-mudahan saja nyonya tidak menemukannya.""Keteranganmu ini sangat berarti bagi kami, bisakah kau dan isterimu ikut kembali bekerja seperti biasa ?" Sebagai sahabat baik Badar bertindak sebagai pelindung bagi anak-anak Aris. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan, Giri dan Nita bersedia ikut kembali ke desa pohe. Sambil menunggu adiknya datang, Giri dan Nita membenahi pakaian yang akan mereka bawa di dalam koper.Selama dalam perjalanan menuju desanya, Nathan tak he

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-07
  • Terjebak di Dunia Lain   72. Pertengkaran Nathan dan Ningsih

    Mereka tidak lama berhenti di tepi hutan lindung. Nathan setengah berlari sambil terus membawa ranselnya masuk ke dalam hutan. Giri dan Nita sedikit bergidik melihat Nathan berlari masuk ke dalam hutan.Ternyata Nathan hanya dalam hitungan detik, sudah kembali ke dalam mobil. Mereka tak tahu jika Nathan mengerahkan ilmunya agar mudah keluar masuk dalam sekejap di hutan itu."Cepat sekali, apakah kau tidak menemukan pohonnya ?" tanya Badar penasaran."Aku menemukannya paman, ayo kita pergi."Hanya butuh berbelok ke kiri mereka memasuki desa pohe. Tak ada yang berubah dengan kondisi desa ini. Belum semua akses jalan di pasangi lampu jalan, sehingga Badar harus berhati-hati tatkala melewati jalan yang tak ada penerangannya itu.Mendengar deru mobil berhenti di halaman rumah, Nela segera berlari menyambutnya. "Paman Giri, bibi...." "Dek Nela kurus sekali, apa dek Nela sakit ?" tanya Nita."Sekarang sudah sembuh kok, ayo masuk.""Ibu dimana ?""Belum pulang."Mereka lalu masuk ke dalam r

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-07

Bab terbaru

  • Terjebak di Dunia Lain   227. Kelahiran bayi (END)

    Abilon sedang duduk berbincang dengan Nathan di teras rumah, tak lain yang mereka bicarakan pastilah Nela dan ibu mertuanya."Kapan lagi ibu mertua Nela menjalani terapi, kalau menurutku sih bawa saja ibunya itu ke rumah sakit jiwa biar dia tahu rasa!" ucap Abilon."Hahahaha...kau ada-ada saja, oh ya Dewi kapan kembali ke kerajaan, kita sebentar lagi akan masuk kuliah, jika kelak setelah wisuda apakah kau akan melanjutkan terus untuk menggapai profesi dokterku?" tanya Nathan.'Sepertinya tidak lagi, aku sudah cukup tau banyak hal tentang medis dari kampus, mungkin setelah wisuda aku akan kembali ke kerajaan Goro, mengingat ayahanda sudah sangat tua jadi aku harus sudah bersiap-siap menggantikan posisinya sewaktu-waktu, dan Dewi besok sudah harus kembali ke kerajaan Goro," jawab Abilon.Sementara itu di rumah keluarga tuan Budi, ibu Astrid sudah bangun dari tidurnya, sesuai petunjuk ustad saat bangun ibu Astrid diminumkan air ruqyah dan setelah itu di mandikan di halam belakang rumah.

  • Terjebak di Dunia Lain   226. Memulai kehidupan baru

    Melati yang saat itu sedang duduk di pendopo bersama beberapa ustazah dikejutkan dengan mobil paman Badar yang berhenti tepat di depan pendopo. Dan yang lebih membuatnya terkejut lagi saat melihat paman Badar turun bersama Rendy dari mobil. Seketika wajah Melati menjadi pias, dadanya bergemuruh. Dia berusaha menyembunyikan kegelisahannya agar para ustazah yang lain tidak mengetahuinya."Assalamu alaikum!" ucap paman Badar dan Rendy bersamaan."Waalaikum salam!" jawab para ustazah bersamaan.Tak sengaja mata Rendy bertatapan dengan Melati, ada getaran aneh yang menjalar di dada kedua insan ini, namun Melati berusaha memalingkan wajahnya. Rendy semakin penasaran, wajah Melati terlihat bersinar dan sangat cantik. Dia terbayang wajah permaisuri yang berada di kerajaan Bilu, keningnya berkerut mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi.Untunglah dalam situasi itu Kyai Lukman segera datang bersama isterinya."Selamat datang tuan Badar, ini siapa? Adiknya atau ponakan? Mari silakan masuk!

  • Terjebak di Dunia Lain   225. Rendy Bertaubat

    Proses Ruqyah berjalan dengan lancar, tak terdengar lagi teriakan ibu Astrid. Nampak ustad Thohir keluar dari kamar di susul tuan Budi dan Nauval."Untuk proses terapinya tidak hanya sekali, kita akan mencoba meruqyahnya besok, sekalian disiapkan beberapa media seperti daun Bidara dan beberapa obat herbal lainnya. Besok kita akan memandikan ibu Astrid dengan daun Bidara," kata ustad Thohir."Baiklah, kami akan menyiapkannya. Terima kasih!" kata tuan Budi dengan penuh rasa terima kasih.Sementara itu di sudut hutan nampak berjalan terseok-seok seorang pria tampan dengan pakaian yang sangat lusuh. Tubuhnya lemas tak bertenaga, dia melihat ke kiri dan kanan berharap menemukan air untuk melepas dahaganya.Ustad Thohir setelah melakukan. proses ruqyah di antar oleh Nathan menuju ke desanya, mereka melewati jalan belakang, tak sengaja Nathan melihat sosok pria yang berjalan sempoyongan di balik pohon."Sepertinya ada orang yang membutuhkan pertolongan," kata Nathan sambil menepikan mobilnya

  • Terjebak di Dunia Lain   224. Badai telah berlalu

    Di kediaman tuan Budi nampak kesibukan yang cukup ramai, betapa tidak, semua keluarga datang berkumpul karena ibu Astrid mengalami kesurupan yang parah. Bahkan Zaskia juga terlihat di tengah banyaknya keluarga yang datang membesuk."Aku harus bicara dengan Zaskia!" kata Nauval."Untuk apa? Jangan menambah beban keluarga kita. Kurasa dia tidaklah penting, yang penting saat ini adalah ibumu!" cegah Nela."Setidaknya dia harus tau jika kondisi mama seperti ini karena ulahnya, aku akan memberi peringatan padanya untuk berhenti mengganggu kita, aku sangat muak melihatnya," Nauval tetap bersikukuh ingin mendekati Zaskia.Nela hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, menurutnya semua ini tak akan ada gunanya. Tapi karena melihat Nauval yang tetap ngotot akhirnya dia hanya mengangkat bahunya tanda pasrah.Nauval menghampiri Zaskia, wanita cantik itu sudah menyadari keberadaan Nauval yang mendekatinya. Hatinya berbunga-bunga, dia menunjukkan rasa simpatiknya pada Ibu Astrid yang tertidur pulas di

  • Terjebak di Dunia Lain   223. Eksekusi

    Di kerajaan Bilu masyarakat berbondong-bondong menyaksikan tertangkapnya tabib Jorgi yang saat itu juga di arak keliling kampung. Ada yang tak pernah tahu alasan penangkapan merasa iba saat melihat tabib Jorgi terkurung di dalam kerangkeng yang terbuat dari kayu jati yang sangat kuat. "Kasihan tabib itu ya? Apa salahnya dia? Bukankah dia yang telah menyelamatkan Raja dan nenek Kolona?" ucap salah seorang warga."Dia merencanakan pemberontakan!" kata salah seorang lagi."Oh benarkah? Aku tak percaya ini!" gumam seorang wanita muda. Dia sangat kasihan melihat wajah tabib Jorgi yang memar dan bengkak akibat di pukul oleh para pengawal kerajaan.Putri Balqis mendengar tertangkapnya tabib Jorgi merasa tidak tenang, dia bahkan mengurung dirinya di dalam kamar dan tak berani keluar."Akhirnya tabib itu tertangkap juga, apakah kau tak ingin melihatnya?" tanya Rendi yang melihat isterinya hanya berbaring saja di tempat tidur."Untuk apa? Biarkan Raja yang mengambil keputusan tepat untuk mengh

  • Terjebak di Dunia Lain   222. Ibu Astrid mengamuk

    Tak ada penyesalan sedikitpun di wajah Suhu, dia malah tersenyum mengejek saat melihat Nauval yang menatapnya dengan marah. "Kita apakan dukun ini?" tanya Nauval pada ayahnya."Papa ingin menyerahkannya pada polisi, tadi papa sudah mengirim pesan pada teman papa," jawab tuan Budi pelan.Dia tak gentar dengan gertakan Suhu yang hendak menyeret isterinya. Iya sudah memikirkannya dengan baik, makanya dia menghubungi temannya di kepolisian. Kalau memang istrinya tetap terseret ke ranah itu, dia harus menerimanya dengan legowo. Siapa tau dengan begitu istrinya akan sadar dengan apa yang telah di lakukannya.Nathan tak berkata apapun dia hanya memejamkan matanya mencoba menerka apa yang sedang di pikirkan oleh pria yang terikat di depannya ini. Suhu terlihat tenang-tenang saja, merasa dirinya tidak bersalah sama sekali.Tak lama kemudian, sebuah mobil polisi berhenti depan rumah. Dua orang petugas dengan berseragam lengkap mendatangi rumah tuan Budi. Setelah memberi salam keduanya masuk ke

  • Terjebak di Dunia Lain   221. Kemarahan tuan Budi

    Nathan dan Nela saling berpandangan, ada sedikit kelegaan di hati kedua kakak beradik itu, lalu seakan teringat sesuatu Nathan segera menarik tangan Nela masuk ke dalam.Nampak Nauval sedang duduk berjongkok di depan ibunya yang terus meringkuk gemetar, air yang di berikan Kyai Lukman hanya di taruhnya di atas meja. Di samping kanan Nauval nampak Suhu terikat dengan tak sadarkan diri.Nauval menghampiri Suhu dan berusaha menepuk-nepuk bahunya agar sadar. Nela menghampiri suaminya dengan membawa botol air yang terletak di meja."Kak, mengapa tak memberikan air ini pada mama. Kasihan mama sedang shock, kita perlu menghubungi dokter," ucap Nela lalu ikut duduk di samping suaminya.Nauval bukannya tak mendengar perkataan Nela tetapi di hatinya sangat menyesali tindakan ibunya. Nela begitu sangat perduli pada ibunya walau dia tahu ibunya bermaksud mencelakainya.Mobil berhenti di depan rumah, rupanya tuan Budi yang sejak tadi di hubungi Nauval telah tiba dari luar kota. Para maid segera be

  • Terjebak di Dunia Lain   220. Tabib Jorgi Tertangkap

    Di dalam rumah pertarungan terus berlanjut, Kyai Lukman merasa seakan ada yang membantunya, Nathan berhasil melumpuhkan Suhu. Seisi rumah menjadi berantakan, para maid bersembunyi di dapur, ada yang nyalinya cukup kuat berusaha mengintip dari balik pintu."Jika tuan Budi kembali melihat rumah bagaikan kapal pecah seperti ini kira-kira apa yang akan terjadi?" kata Maid Wati."Hush diam, ini bukan menjadi urusan kita. Kita hanya akan membantu membereskan rumah!" tegur Maid kepala pada bawahannya.Di sudut rumah nampak ibu Astrid meringkuk ketakutan, dia tak menyangka akan terjadi seperti ini, entah apa yang akan dia sampaikan pada suaminya apalagi Nauval kini membencinya.Di dalam kamar Nauval tak sekalipun meninggalkan Nela, di elusnya kepala istrinya itu dengan lembut "Tenanglah! Tidak akan terjadi apapun padamu," hiburnya.Nela mendengar pertarungan di luar walau suaminya berusaha menutup telinganya dengan headset, Nela mendengar suara kakek Sutan dan beberapa suara pasukan yang men

  • Terjebak di Dunia Lain   219. Pertarungan Sengit

    "Hentikan!" teriakan Ibu Astrid dari ujung tangga cukup membuat Nauval dan Nathan terkejut."Apa-apaan ini ma, mereka membaca ayat-ayat suci, kok mama menyuruh berhenti, ada apa ini ma?" protes Nauval.Ibu Astrid terkejut dengan protes anaknya, dia yang tak berpikir panjang dengan teriakannya sendiri kelabakan menghadapi protes Nauval. Dia terdiam beberapa saat, Nauval ada benarnya, mengapa dia menghentikan bacaan ayat-ayat itu? Kyai Lukman tak terpengaruh dengan itu semua, dia tetap meneruskan bacaannya dan malah lebih di keraskan. Abilon dan Dewi tertawa melihat tingkah ibu Astrid."Pasti tabib Jorgi yang menyuruh ibu Astrid sehingga bertingkah konyol begitu!' ucap Abilon."Mereka sepertinya nya kepanasan, aku merasakan hawa panas dari ruang studio!" kata Dewi.Belum selesai obrolan mereka berdua tiba-tiba dari lantai dua terdengar teriakan yang menggema."Aku tak suka ini, hentikan!"Abilon dan Dewi waspada, begitupula Nathan, Kyai Lukman tak terpengaruh sama sekali, dia terus mela

DMCA.com Protection Status