Beranda / Fantasi / Terjebak di Dunia Lain / 72. Pertengkaran Nathan dan Ningsih

Share

72. Pertengkaran Nathan dan Ningsih

Penulis: Kirana Quinn
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-07 08:32:56

Mereka tidak lama berhenti di tepi hutan lindung. Nathan setengah berlari sambil terus membawa ranselnya masuk ke dalam hutan. Giri dan Nita sedikit bergidik melihat Nathan berlari masuk ke dalam hutan.

Ternyata Nathan hanya dalam hitungan detik, sudah kembali ke dalam mobil. Mereka tak tahu jika Nathan mengerahkan ilmunya agar mudah keluar masuk dalam sekejap di hutan itu.

"Cepat sekali, apakah kau tidak menemukan pohonnya ?" tanya Badar penasaran.

"Aku menemukannya paman, ayo kita pergi."

Hanya butuh berbelok ke kiri mereka memasuki desa pohe. Tak ada yang berubah dengan kondisi desa ini. Belum semua akses jalan di pasangi lampu jalan, sehingga Badar harus berhati-hati tatkala melewati jalan yang tak ada penerangannya itu.

Mendengar deru mobil berhenti di halaman rumah, Nela segera berlari menyambutnya.

"Paman Giri, bibi...."

"Dek Nela kurus sekali, apa dek Nela sakit ?" tanya Nita.

"Sekarang sudah sembuh kok, ayo masuk."

"Ibu dimana ?"

"Belum pulang."

Mereka lalu masuk ke dalam r
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak di Dunia Lain   73. Keanehan

    Kini tinggallah Nathan dan Dewi saling memandang akhirnya Nathan menuju ke teras dan Dewi mengikutinya. Suasana desa di malam hari sangat lengang, terlihat satu dua motor yang lalu lalang di jalan raya.Nathan duduk di kursi kayu dan menselonjorkan kakinya. Dewi duduk di hadapannya."Kalian kemana saja ?" tanya Nathan."Entah ini kau sudah tahu atau tidak, tadi ibumu ke rumah barunya yang sangat besar dan megah.""Rumah baru ? Ibuku punya rumah baru ?""Iya, sepertinya itu rumahnya, kawasan itu terdiri dari rumah-rumah mewah di sekelilingnya. Aku tak tahu itu dimana. Kami melewati gedung-gedung tinggi dan banyak kendaraan roda empat. Ternyata di duniamu begini indahnya.""Aku nanti akan mengajakmu keliling kota, lalu apa yang kalian lakukan di rumah itu ?""Aku duduk mengawasinya, dia hanya membersihkan seluruh perabotnya lalu tidur."Nathan terdiam beberapa saat, lalu berkata,"Terima kasih untuk bantuanmu hari ini, sekarang tidrurlah. Di sebelah kamarmu ada paman Giri dan Nita. Janga

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-08
  • Terjebak di Dunia Lain   74. Kemarahan Sonu

    Dewi cukup nekat untuk masuk kembali ke kamar Ningsih, rasa penasarannya akan sosok yang dilihatnya membuatnya menguatkan hatinya. Tentunya dia bukanlah gadis biasa, puteri seorang panglima perang tak bisa dianggap remeh.Selama lima menit berikutnya, dia keluar lagi karena tak melihat Sonu. Ternyata mereka bagaikan sedang bermain petak umpet. Tatkala Sonu naik ke lantai dua, Dewi berada di lantai satu. Sehingga mereka tak bertemu.Tiba-tiba Nathan keluar dari kamarnya."Ada apa ?" tanya Nathan saat melihat Dewi sedang duduk di ruang tamu.Dewi menaruh jari telunjuknya di bibir lalu merapal mantera dan menghilang. Nathan mendengar seseorang turun dari lantai dua. Dia mendongak dan melihat sosok pria yang tak di kenalnya turun dari lantai dua."Siapa kau ?"Sonu terhenyak, itu kan anak Ningsih. Dia lalu sadar jika itu anak Sahara, sudah pasti bisa melihatnya.Sonu secepat kilat melarikan diri dari rumah itu. Belum saatnya dia berhadapan dengan putera Sahara. Dia sedikit terengah-engah.

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-08
  • Terjebak di Dunia Lain   75. Kucing

    Sonu Batista ingin mengetahui apakah gadis ini yang dilihatnya semalam. Dia segera masuk ke dalam kelas dan menunggu waktu istirahat. Bukan Dewi namanya jika tak tahu apa yang dipikirkan Sonu.Bel jam istirahat berbunyi, semua siswa keluar dari kelas beramai-ramai. Tak ketinggalan Nela dan Linda. Kedua gadis itu seperti biasa pergi ke kantin. Dewi pura-pura tak melihat mereka, tetapi dia sengaja mendatangkan kucing peliharaannya untuk mengawasi Nela dan Batista.Batista keluar dari kelas bersama teman-temannya, dia juga menuju ke kantin. Matanya sempat melirik ke arah Dewi yang saat ini tak menghiraukan mereka. Dewi hanya duduk menyaksikan anak-anak bermain basket.Dengan keisengannya, Sonu menghampiri Nela dan menggodanya."Apakah aku bisa duduk di disini ?""Apa kau tak melihat jika tempat ini khusus wanita ?" Mendengar jawaban Nela yang sangat ketus membuat Dewi menertawai Sonu. Tentu saja dia mendelik dengan gusar ke arah Dewi. Begitu pesanan Nela dan Linda tiba mereka buru-buru

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-09
  • Terjebak di Dunia Lain   76. Kemunculan Lady Sina

    Tengah malam, Nathan berbaring di tempat tidur namun tak bisa tidur. Sampai sekarang dia belum berhasil masuk ke kamar ibunya untuk melihat brankas milik ayahnya. Sejak pagi dia dan Giri mengecek sawah yang saat itu padinya mulai menguning.Siangnya dia dan paman Badar mencari keberadaan rentenir yang menyita mobil ayahnya. Jika benar rentenir itu bekerja sama dengan ibunya maka dia tak akan sungkan untuk menjebloskan ibu tirinya itu ke penjara. Terlintas dalam pikirannya untuk menanyakan langsung pada Ningsih, namun kemunculan Sonu yang tiba-tiba di rumahnya membuat beban pikirannya bertambah. Belum lagi laporan Dewi tentang keberadaan Sonu di sekolah Nela.Nathan bangkit dari tempat tidurnya dan berdiri di dekat jendela, dia memandang ke arah mesjid yang terletak di seberang jalan.Sebuah bayangan berkelebat, Nathan seketika waspada. Mungkinkah itu Sonu ? Ataukah bayangan lain yang sempat di ceritakan Dewi ? Nathan lalu menarik gorden dan keluar dari kamar. Ternyata Dewi ikut turun

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-09
  • Terjebak di Dunia Lain   77. Mbah Dukun

    Griya Mandiri adalah sebuah perumahan elite yang hanya memiliki satu jalan utama, yang menghubungkan seluruh warga yang ada di perumahan itu. Di pinggirnya terdapat deretan toko-toko kecil dan sebuah sekolah dasar. Di ujung jalan terdapat sebuah mesjid dan sebuah lapangan bola. Nathan menghafal semua area ini saat Ningsih membawanya untuk bertemu rentenir. Namun mereka hanya bisa berputar-putar di jalan karena Ningsih lupa rumahnya. Mereka sempat singgah di beberapa tempat dan bertanya sana sini namun dari ciri-ciri yang di sebutkan Ningsih tak ada satupun yang mengenalnya.Akhirnya mereka kembali ke rumah dengan tangan hampa. Nathan menahan geram. Di hempaskannya tubuhnya ke sofa, kakinya di selonjorkan di bawah meja. "Katakan yang sebenarnya padaku bu," Nathan masih berusaha untuk menghargai ibunya."Bukankah aku sudah menunjukkan semua bukti pinjamannya padamu ?" jawab Ningsih dengan wajah cemberut.Saat ini Ningsih sedang mencari cara agar terhindar dari semua kecurigaan. Dia lal

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-10
  • Terjebak di Dunia Lain   78. Angin Puting Beliung

    Nela merasa sangat gelisah, biasanya dalam kondisi seperti ini dia akan meraih Alqur'an dan membacanya. Tapi saat ini dia sedang datang bulan. "Kau kenapa ? Jika kau sakit minta izin saja pada wali kelas," bisik Linda. Dia melihat sahabatnya ini tak seperti biasanya."Aku merasa gelisah, jantungku terus berdebar, dan aku merasa seperti sedang di awasi.""Jika kau berhalangan bacalah zikir, dan teruslah beristigfar di dalam hati. Biasanya yang membuat hati gelisah itu gangguan dari setan, jika tidak, mungkin saja asam lambungmu sedang naik," saran Linda.Nela memejamkan matanya dan terus berzikir, saat itu dia melihat sebuah bayangan membuatnya tersentak dan berkeringat dingin. Linda menyentuh tangan Nela yang gemetar, saat ini guru mata pelajaran fisika tidak masuk sehingga sebagian siswa keluar kelas."Atur nafas dan istigfar."Angin tiba-tiba berhembus dengan kencang, siswa berlari masuk ke dalam kelas. Ketua kelas langsung menutup pintu.Siswa siswi duduk di bangkunya masing-mas

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-10
  • Terjebak di Dunia Lain   79. Lady Sina Vs Nenek Kolona

    Mendengar isak tangis tertahan, Nela membuka matanya."Syukurlah kau sudah sadar, terima kasih ya Allah."Linda tak henti-hentinya memeluk dan mencium Nela. Dia bahkan menghapus air matanya dengan seragamnya. Dia tak perduli beberapa pasang mata sedang menatapnya.Nela berusaha untuk bangun, Linda dan beberapa ibu-ibu membantunya bangun."Kau tahu rasanya aku mau pingsan saat melihatmu masuk dalam pusaran angin puting beliung, tapi bagaimana kau bisa berada di halaman mesjid ?""Mungkin angin membawaku kembali ke sini," jawab Nela sambil tersenyum."Tidak lucu tau..."Merek berdua lalu tertawa, sehinga membuat warga geleng-geleng kepala."Tadi kami melihatmu terbawa angin nak, bisa kau ceritakan pada kami apa yang terjadi ?"Imam mesjid datang menghampiri Nela dan Linda yang kini duduk bersandar pada tiang penyangga mesjid."Kami mau pulang ke desa Pohe, lalu kami melihat pusaran angin di kejauhan. Akhirnya kami berhenti di rumah kosong itu, tak taunya angin menghantam atap rumahnya,

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-11
  • Terjebak di Dunia Lain   80. Pengganti Nela

    Merasa di pecundangi, nenek Kolona melampiaskan kemarahannya pada pohon-pohon dan binatang yang ada di hutan itu. "Dasar pengecut....!"Nenek Kolona ingin membakar semua hutan ini, dia sudah bersiap-siap melampiaskan amarahnya namun terdengarlah sebuah panggilan yang mengharuskannya segera keluar dari hutan itu. Dia berlari bagaikan kilat dan berhenti di pertapaan Sonu.Nenek sihir ini segera masuk dan duduk bersimpuh di hadapan seorang pria paruh baya dengan tubuh tinggi menjulang nyaris menyentuh atap rumah. Dia adalah sekretaris kerajaan yang ditugaskan Raja untuk memanggil kembali nenek Kolona."Dengarkan titah Raja, satu karena telah melanggar aturan kerajaan, maka hanya dalam jangka waktu satu minggu target harus sudah di bawa ke kerajaan. Dua, tak ada alasan bagi Putera Mahkota untuk tinggal di dunia manusia, tiga, jika melanggar maka keduanya akan menjalani hukuman selama seribu tahun di sumur tua."Nenek Kolona dan Sonu Batista bersimpuh menerima titah Raja. Setelah itu sekr

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-12

Bab terbaru

  • Terjebak di Dunia Lain   227. Kelahiran bayi (END)

    Abilon sedang duduk berbincang dengan Nathan di teras rumah, tak lain yang mereka bicarakan pastilah Nela dan ibu mertuanya."Kapan lagi ibu mertua Nela menjalani terapi, kalau menurutku sih bawa saja ibunya itu ke rumah sakit jiwa biar dia tahu rasa!" ucap Abilon."Hahahaha...kau ada-ada saja, oh ya Dewi kapan kembali ke kerajaan, kita sebentar lagi akan masuk kuliah, jika kelak setelah wisuda apakah kau akan melanjutkan terus untuk menggapai profesi dokterku?" tanya Nathan.'Sepertinya tidak lagi, aku sudah cukup tau banyak hal tentang medis dari kampus, mungkin setelah wisuda aku akan kembali ke kerajaan Goro, mengingat ayahanda sudah sangat tua jadi aku harus sudah bersiap-siap menggantikan posisinya sewaktu-waktu, dan Dewi besok sudah harus kembali ke kerajaan Goro," jawab Abilon.Sementara itu di rumah keluarga tuan Budi, ibu Astrid sudah bangun dari tidurnya, sesuai petunjuk ustad saat bangun ibu Astrid diminumkan air ruqyah dan setelah itu di mandikan di halam belakang rumah.

  • Terjebak di Dunia Lain   226. Memulai kehidupan baru

    Melati yang saat itu sedang duduk di pendopo bersama beberapa ustazah dikejutkan dengan mobil paman Badar yang berhenti tepat di depan pendopo. Dan yang lebih membuatnya terkejut lagi saat melihat paman Badar turun bersama Rendy dari mobil. Seketika wajah Melati menjadi pias, dadanya bergemuruh. Dia berusaha menyembunyikan kegelisahannya agar para ustazah yang lain tidak mengetahuinya."Assalamu alaikum!" ucap paman Badar dan Rendy bersamaan."Waalaikum salam!" jawab para ustazah bersamaan.Tak sengaja mata Rendy bertatapan dengan Melati, ada getaran aneh yang menjalar di dada kedua insan ini, namun Melati berusaha memalingkan wajahnya. Rendy semakin penasaran, wajah Melati terlihat bersinar dan sangat cantik. Dia terbayang wajah permaisuri yang berada di kerajaan Bilu, keningnya berkerut mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi.Untunglah dalam situasi itu Kyai Lukman segera datang bersama isterinya."Selamat datang tuan Badar, ini siapa? Adiknya atau ponakan? Mari silakan masuk!

  • Terjebak di Dunia Lain   225. Rendy Bertaubat

    Proses Ruqyah berjalan dengan lancar, tak terdengar lagi teriakan ibu Astrid. Nampak ustad Thohir keluar dari kamar di susul tuan Budi dan Nauval."Untuk proses terapinya tidak hanya sekali, kita akan mencoba meruqyahnya besok, sekalian disiapkan beberapa media seperti daun Bidara dan beberapa obat herbal lainnya. Besok kita akan memandikan ibu Astrid dengan daun Bidara," kata ustad Thohir."Baiklah, kami akan menyiapkannya. Terima kasih!" kata tuan Budi dengan penuh rasa terima kasih.Sementara itu di sudut hutan nampak berjalan terseok-seok seorang pria tampan dengan pakaian yang sangat lusuh. Tubuhnya lemas tak bertenaga, dia melihat ke kiri dan kanan berharap menemukan air untuk melepas dahaganya.Ustad Thohir setelah melakukan. proses ruqyah di antar oleh Nathan menuju ke desanya, mereka melewati jalan belakang, tak sengaja Nathan melihat sosok pria yang berjalan sempoyongan di balik pohon."Sepertinya ada orang yang membutuhkan pertolongan," kata Nathan sambil menepikan mobilnya

  • Terjebak di Dunia Lain   224. Badai telah berlalu

    Di kediaman tuan Budi nampak kesibukan yang cukup ramai, betapa tidak, semua keluarga datang berkumpul karena ibu Astrid mengalami kesurupan yang parah. Bahkan Zaskia juga terlihat di tengah banyaknya keluarga yang datang membesuk."Aku harus bicara dengan Zaskia!" kata Nauval."Untuk apa? Jangan menambah beban keluarga kita. Kurasa dia tidaklah penting, yang penting saat ini adalah ibumu!" cegah Nela."Setidaknya dia harus tau jika kondisi mama seperti ini karena ulahnya, aku akan memberi peringatan padanya untuk berhenti mengganggu kita, aku sangat muak melihatnya," Nauval tetap bersikukuh ingin mendekati Zaskia.Nela hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, menurutnya semua ini tak akan ada gunanya. Tapi karena melihat Nauval yang tetap ngotot akhirnya dia hanya mengangkat bahunya tanda pasrah.Nauval menghampiri Zaskia, wanita cantik itu sudah menyadari keberadaan Nauval yang mendekatinya. Hatinya berbunga-bunga, dia menunjukkan rasa simpatiknya pada Ibu Astrid yang tertidur pulas di

  • Terjebak di Dunia Lain   223. Eksekusi

    Di kerajaan Bilu masyarakat berbondong-bondong menyaksikan tertangkapnya tabib Jorgi yang saat itu juga di arak keliling kampung. Ada yang tak pernah tahu alasan penangkapan merasa iba saat melihat tabib Jorgi terkurung di dalam kerangkeng yang terbuat dari kayu jati yang sangat kuat. "Kasihan tabib itu ya? Apa salahnya dia? Bukankah dia yang telah menyelamatkan Raja dan nenek Kolona?" ucap salah seorang warga."Dia merencanakan pemberontakan!" kata salah seorang lagi."Oh benarkah? Aku tak percaya ini!" gumam seorang wanita muda. Dia sangat kasihan melihat wajah tabib Jorgi yang memar dan bengkak akibat di pukul oleh para pengawal kerajaan.Putri Balqis mendengar tertangkapnya tabib Jorgi merasa tidak tenang, dia bahkan mengurung dirinya di dalam kamar dan tak berani keluar."Akhirnya tabib itu tertangkap juga, apakah kau tak ingin melihatnya?" tanya Rendi yang melihat isterinya hanya berbaring saja di tempat tidur."Untuk apa? Biarkan Raja yang mengambil keputusan tepat untuk mengh

  • Terjebak di Dunia Lain   222. Ibu Astrid mengamuk

    Tak ada penyesalan sedikitpun di wajah Suhu, dia malah tersenyum mengejek saat melihat Nauval yang menatapnya dengan marah. "Kita apakan dukun ini?" tanya Nauval pada ayahnya."Papa ingin menyerahkannya pada polisi, tadi papa sudah mengirim pesan pada teman papa," jawab tuan Budi pelan.Dia tak gentar dengan gertakan Suhu yang hendak menyeret isterinya. Iya sudah memikirkannya dengan baik, makanya dia menghubungi temannya di kepolisian. Kalau memang istrinya tetap terseret ke ranah itu, dia harus menerimanya dengan legowo. Siapa tau dengan begitu istrinya akan sadar dengan apa yang telah di lakukannya.Nathan tak berkata apapun dia hanya memejamkan matanya mencoba menerka apa yang sedang di pikirkan oleh pria yang terikat di depannya ini. Suhu terlihat tenang-tenang saja, merasa dirinya tidak bersalah sama sekali.Tak lama kemudian, sebuah mobil polisi berhenti depan rumah. Dua orang petugas dengan berseragam lengkap mendatangi rumah tuan Budi. Setelah memberi salam keduanya masuk ke

  • Terjebak di Dunia Lain   221. Kemarahan tuan Budi

    Nathan dan Nela saling berpandangan, ada sedikit kelegaan di hati kedua kakak beradik itu, lalu seakan teringat sesuatu Nathan segera menarik tangan Nela masuk ke dalam.Nampak Nauval sedang duduk berjongkok di depan ibunya yang terus meringkuk gemetar, air yang di berikan Kyai Lukman hanya di taruhnya di atas meja. Di samping kanan Nauval nampak Suhu terikat dengan tak sadarkan diri.Nauval menghampiri Suhu dan berusaha menepuk-nepuk bahunya agar sadar. Nela menghampiri suaminya dengan membawa botol air yang terletak di meja."Kak, mengapa tak memberikan air ini pada mama. Kasihan mama sedang shock, kita perlu menghubungi dokter," ucap Nela lalu ikut duduk di samping suaminya.Nauval bukannya tak mendengar perkataan Nela tetapi di hatinya sangat menyesali tindakan ibunya. Nela begitu sangat perduli pada ibunya walau dia tahu ibunya bermaksud mencelakainya.Mobil berhenti di depan rumah, rupanya tuan Budi yang sejak tadi di hubungi Nauval telah tiba dari luar kota. Para maid segera be

  • Terjebak di Dunia Lain   220. Tabib Jorgi Tertangkap

    Di dalam rumah pertarungan terus berlanjut, Kyai Lukman merasa seakan ada yang membantunya, Nathan berhasil melumpuhkan Suhu. Seisi rumah menjadi berantakan, para maid bersembunyi di dapur, ada yang nyalinya cukup kuat berusaha mengintip dari balik pintu."Jika tuan Budi kembali melihat rumah bagaikan kapal pecah seperti ini kira-kira apa yang akan terjadi?" kata Maid Wati."Hush diam, ini bukan menjadi urusan kita. Kita hanya akan membantu membereskan rumah!" tegur Maid kepala pada bawahannya.Di sudut rumah nampak ibu Astrid meringkuk ketakutan, dia tak menyangka akan terjadi seperti ini, entah apa yang akan dia sampaikan pada suaminya apalagi Nauval kini membencinya.Di dalam kamar Nauval tak sekalipun meninggalkan Nela, di elusnya kepala istrinya itu dengan lembut "Tenanglah! Tidak akan terjadi apapun padamu," hiburnya.Nela mendengar pertarungan di luar walau suaminya berusaha menutup telinganya dengan headset, Nela mendengar suara kakek Sutan dan beberapa suara pasukan yang men

  • Terjebak di Dunia Lain   219. Pertarungan Sengit

    "Hentikan!" teriakan Ibu Astrid dari ujung tangga cukup membuat Nauval dan Nathan terkejut."Apa-apaan ini ma, mereka membaca ayat-ayat suci, kok mama menyuruh berhenti, ada apa ini ma?" protes Nauval.Ibu Astrid terkejut dengan protes anaknya, dia yang tak berpikir panjang dengan teriakannya sendiri kelabakan menghadapi protes Nauval. Dia terdiam beberapa saat, Nauval ada benarnya, mengapa dia menghentikan bacaan ayat-ayat itu? Kyai Lukman tak terpengaruh dengan itu semua, dia tetap meneruskan bacaannya dan malah lebih di keraskan. Abilon dan Dewi tertawa melihat tingkah ibu Astrid."Pasti tabib Jorgi yang menyuruh ibu Astrid sehingga bertingkah konyol begitu!' ucap Abilon."Mereka sepertinya nya kepanasan, aku merasakan hawa panas dari ruang studio!" kata Dewi.Belum selesai obrolan mereka berdua tiba-tiba dari lantai dua terdengar teriakan yang menggema."Aku tak suka ini, hentikan!"Abilon dan Dewi waspada, begitupula Nathan, Kyai Lukman tak terpengaruh sama sekali, dia terus mela

DMCA.com Protection Status