Share

Tinggal Bersama

Penulis: nsr.andini
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-24 07:07:42

Walau Riehla belum sempat melakukan sesuatu pada Bos-nya itu, perempuan itu terlihat tegang. Memilih menatap ke arah lain dari pada bertemu dengan mata tajam Ellio. Ellio tegakkan badan. "Sudah menentukan tempat yang akan kamu tinggali setelah keluar dari Rumah Sakit?"

"Sudah." Sembaru menatap Ellio, lalu kembali menatap ke arah lain.

"Di mana?"

"Apartement Kepala Editor."

Ellio berdiri dari duduk. "Saya pulang." Lalu, melangkah.

"Gak perlu menyuruh orang lain buat menjaga saya." Sembari menatap Ellio.

Ellio yang langkahnya terhenti, menoleh ke arah Riehla. "Karena hari ini hari terakhir kamu di sini, saya akan membiarkannya."

"Terima kasih."

"Untuk?"

"Semuanya. Semua hal yang sudah Pak Ellio lakukan buat saya." Riehla perhatikan Ellio yang pergi meninggalkannya.

Beberapa saat kemudian...

Riehla yang duduk di atas brankar dengan bersandar ke bantal yang disandarkan ke kepala brankar, tengah mencoba menghubungi kepala Editor-nya.

"Ada apa, La? Kamu sudah keluar dari Rumah Sakit?"

"Beso
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Skandal CEO Dingin   Curahan Hati Riehla

    Sepeninggalan Ellio yang tentu harus pergi ke Kantor, yang dilakukan Riehla bukanlah terdiam di Kamar yang ditempatinya. Turun ke bawah, mendudukkan diri di sofa panjang. Mengambil remot yang ada di atas meja, menyalakan tv. Riehla memutuskan menonton suatu film Korea. "Rasanya kayak ada yang kurang," gumamnya. Benar. Ia butuh makanan ringan. Apakah Ellio memilikinya? Perempuan itu melangkah ke arah Dapur. Sampainya di Dapur, membuka satu persatu rak hingga ditemukannya makanan ringan. Membawa beberapa.Setelah meninggalkan makanan ringan di meja Ruang Tengah, Riehla segera ke Kamar Tamu. Mengambil handphone yang ada di atas nakas. Mencoba menelepon seseorang.Riehla sungguh tidak tahu jika Ellio sedang meeting. Ellio yang sedang mendengarkan Intan berbicara, sejenak perhatiannya teralihkan ke handphone yang terus bergetar di atas meja. "Sebentar. Saya terima telepon dulu," kata Ellio mengintrupsi. Intan langsung menghentikan ucapannya. Ellio yang tetap duduk di kursi, menerima telepo

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-25
  • Terjebak Skandal CEO Dingin   Belanja Bulanan

    Ditariknya kursi. "Bubur dekat persimpangan ya?" Sembari mendudukkan diri."Iya." Lalu, mendudukkan diri di kursi tepat di hadapan Ellio.Dilihatnya Ellio yang memakan bubur ayam lalu Riehla memakan bubur ayam miliknya. "Nanti saya pulang lebih awal," ujar Ellio."Ada apa?""Kita akan pergi belanja bahan-bahan masakan.""Pak Ellio pasti lebih sering makan di luar.""Iya. Lagi pula saya kurang bisa masak.""Pantas cuma ada mie instan." Lalu, memasukkan sesendok bubur ke dalam mulut.Hari semakin siang dan Riehla sedang menikmati hidup. Perempuan itu sedang terduduk di tepi kolam renang dengan kaki yang dibiarkan terendam di dalam air. Mengambil minuman bersoda kalengan yang ada di dekatnya, meminum sedikit, meletakkanya kembali."Riehla?" Sontak Riehla langsung menoleh ke arah belakang. Manik matanya bertemu dengan manik mata Yura yang berjalan ke arahnya.Riehla tahu Yura adalah Sepupu-nya Ellio tapi tidak menyangka jika perempuan satu itu bisa masuk ke Rumah Ellio. Sepertinya Ellio m

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-26
  • Terjebak Skandal CEO Dingin   Menjaga Riehla yang Sakit

    Sudah mulai masuk kerja, Riehla sedari tadi terlihat sesibuk biasanya. Bahkan mungkin lebih sibuk. Saat yang lain sempat pergi untuk makan siang, Riehla memilih untuk tetap di Kantor, mengerjakan pekerjaan yang menumpuk. Berjam-jam duduk di depan komputer, bangun hanya untuk membuat teh manis hangat.Intan taruh sebuah map di atas meja kerja Riehla. "Kamu gakpapa, La? Wajah kamu kelihatan pucat.""Gakpapa, Bu." Riehla berbohong. Padahal perutnya sejak tadi terasa nyeri. Bahkan sedikit pusing. Namun, Riehla tidak ingin orang lain tahu.Beberapa jam kemudian...Beberapa orang berdiri di depan lift, sudah waktunya pulang. Ada yang aneh dengan salah satu dari mereka. Wajah Riehla semakin pucat bahkan keningnya dibasahi peluh. Perut yang nyeri itu bertambah dan Riehla hanya bisa memegangi perut dengan salah satu tangan yang tidak mampu membuatnya merasa lebih baik. Berjam-jam ia biarkan perutnya terasa seperti itu bahkan melewatkan makan siang.TingPintu lift terbuka, menampakkan Ellio da

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-27
  • Terjebak Skandal CEO Dingin   Ada yang Kurang

    Mendengar perkataan Ellio, Riehla tersenyum tipis. Ia lupa jika dirinya telah dikenal sebagai Kekasih dari Ellio. "Saya gak mau Kakek melihat kamu sakit.""Sebaiknya Pak Ellio makan makanannya. Sebentar lagi Kan Bapak harus ke Kantor." Ellio berdiri dari duduk, berjalan pergi tinggalkan Riehla.Drrrtt drrrtt drrrttDiambilnya handphone yang ada di atas nakas. Layar menampakkan panggilan masuk dari sang Ayah. "Hallo, yah.""Apa kabar putri Ayah? Semuanya baik-baik saja kan? Gimana makannya, teratur?""Baik, yah. Gak ada yang perlu Ayah khawatirkan. Tentu saja Riehla makan dengan teratur." Tidak ingin berbohong, namun ia tidak bisa menceritakan yang sebenarnya."Putri kecil Ayah.""Iya, yah?""Kalau terlalu lelah, kamu bisa berhenti."Bibirnya memang menampakkan lengkungan manis, namun matanya berkaca-kaca. Ayah-nya adalah sesosok yang selalu mencoba mengerti. Bukan seseorang yang lebih mementingkan setiap pemikirannya."Mm. Riehla akan mengingatnya.""Ayah gak mau Riehla merasa tertekan

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-28
  • Terjebak Skandal CEO Dingin   Disuruh Berhenti

    "Melihat Pak Ellio yang mengajak Pak Randy makan malam pasti hubungan kalian lebih dari rekan kerja." Lalu, memasukkan sesendok makanan ke dalam mulut."Randy itu sudah seperti keluarga.""Sepertinya gak ada orang lain yang bisa diajak makan bersama."Ellio letakkan gelas setelah meminum sedikit orange jus. "Benar. Kenapa? Saya terlihat menyedihkan?""Pak Ellio bisa telepon saya kalau lagi butuh teman makan." Sembari sedikit mengunyah."Saya kira kamu benci sama saya dan ingin menjauhi saya." Lalu, memasukkan sesendok makanan ke dalam mulut."Kenapa saya harus benci Pak Ellio?""Karena selama ini saya selalu minta bantuan kamu. Seharusnya saya minta bantuan orang lain, bukannya gitu?""Memang. Tapi, berkat Pak Ellio saya bisa membayar biaya Rumah Sakit Ayah saya. Saya terima kasih sekali mengenai hal itu."***Duduk di sofa panjang yang sama dengan seorang perempuan bergaya modis yang nampak cantik di Ruang Kerja dengan jarak yang dibuat Ellio. Tentu Ellio tidak akan duduk dekat-dekat

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-01
  • Terjebak Skandal CEO Dingin   It's Okay

    Hari sudah gelap dan beberapa lampu Kantor telah dimatikan. Hampir semua orang telah pulang, dan Riehla baru akan pulang. Ini hari terakhirnya dan ia bukan tipe orang yang lari dari tanggung jawab. Riehla menyelesaikan semua pekerjaan sebelum meninggalkannya. Setelah merapikan meja, memakai jaket dan tas, tak lupa mematikan lampu, melangkah pergi dari sana.Berdiri di depan pintu lift dengan tangan yang dilipat di depan dada. Mata sembab itu mungkin sudah tidak terlihat, namun hatinya masih sama. Enggan meninggalkan Kantor tetapi tidak ada yang bisa dilakukan. Riehla ingat perkataan Ellio waktu itu. Ellio bilang jika Riehla tidak ingin merepotkannya lebih banyak, maka Riehla harus mematuhi apa yang dikatakan Ellio. Kali ini ia mematuhinya.Seorang pria dengan pakaian santai sedang duduk di bawah sinar yang lumayan minim cahaya. Duduk di sofa panjang, menuang wine ke dalam gelas yang sudah kosong. Diteguknya habis minuman beralkohol dalam sekejap. Ellio terlihat seperti banyak hal yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-02
  • Terjebak Skandal CEO Dingin   Apa yang Harus dilakukan?

    Malam semakin larut dan Ellio masih berada di Kantor. Melangkah keluar dari dalam lift. Bukan berada di Lobi, Ellio berjalan ke arah Ruang Kerja para Editor yang sudah gelap. Melangkah masuk ke dalam sana, menyalakan lampu. Menoleh ke arah meja tempat Riehla, berjalan ke arah sana. Diperhatikannya setiap inci meja kerja. Ia terus kepikiran ucapan Intan dan Randy. Mengeluarkan handphone dari dalam saku jas. Mencari kontak Riehla, dan saat hendak menekan tombol panggilan keluar, jempolnya terhenti. Memasukkan kembali handphone ke saku.Riehla terbangun dari tidurnya. Mendudukkan diri, menoleh ke arah jam weker yang ternyata masih malam. Ia pikir sudah mau pagi. Mengambil handphone, melihat apakah ada notif yang masuk. Ada satu pesan dari Intan. Riehla langsung membukanya.'Sebaiknya kamu kembali ke Kantor. Saya sangat membutuhkan kamu. Biar saya bantu bicara dengan Pak Ellio'Ia juga ingin kembali, namun tidak bisa. Terkecuali Ellio memintanya kembali. Riehla tidak ingin terus merepotka

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-03
  • Terjebak Skandal CEO Dingin   Mengikuti Kata Ellio

    Di salah satu kursi Taman, sudah terdapat Ellio dan Riehla. Mereka yang sedang saling diam dengan jarak duduk yang cukup jauh. "Kamu pasti masih berpikir kalau saya keterlaluan."Riehla menoleh ke arah Ellio yang menatap lurus ke depan. "Keterlaluan? Menurut saya nggak. Pak Ellio berhak mengutarakan apa yang Bapak pikirkan, termasuk merekomendasikan buat saya berhenti."Ellio menoleh ke arah Riehla yang sedang menatapnya. "Seharusnya kamu marah. Bahkan kamu bisa saja memaki saya.""Kehilangan kesempatan merekrut Penulis ternama itu bukan hal main-main. Saya tahu kesalahan saya.""Sudah dapat pekerjaan?""Belum mencari.""Bagaimana ka—"Drrrtt drrrttSegera Riehla keluarkan handphone dari dalam saku jaket. Nampak panggilan dari Ayah-nya. "Hallo, yah.""Bisa pulang sekarang? Ibu tiba-tiba pingsan.""Iya, Riehla pulang sekarang." Lalu, mematikkan panggilan."Ada apa?" tanya Ellio."Ada sedikit masalah di Rumah. Kalau gitu saya duluan, Pak." Riehla tinggalkan Ellio.Ellio terus memperhati

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-05

Bab terbaru

  • Terjebak Skandal CEO Dingin   Baik Baik Putri Kecil Papa (END)

    Ada yang kebakar tapi bukan dengan api. Sudah 3 hari ini Kenzo tak ada kabar sama sekali. Terlebih Zena melihat postingan Kenzo seperti bersenang-senang dengan orang-orang asing itu. Tak satu pun yang wajahnya Zena kenal.Zena pikir selama kepergian lelaki itu Kenzo akan rajin memberi kabar. Nyatanya..."Kamu bisa membuatnya jatuh cinta kepada-mu meski dia tak cinta." Yura yang duduk di samping Zena di sofa panjang, bernyanyi menggoda Zena."Kayaknya memang gak cinta," ujar Zena sembari menatap handphone di mana layar penuh wajah Kenzo. Zena sedang melihat-lihat foto pada sosial media Kenzo."Cinta, Na. Kalau gak ada rasa gak mungkin kelihatan ngedeketin gitu." Masih dengan menatap Zena.Zena menoleh ke arah Yura. Menatap Yura dengan wajah serius. "Gak bisa, Yura."Yura membalas dengan wajah tak kalah serius. "Kelihatan banget kalau kamu gak mau kehilangan Kenzo. Masih mau menolak keberadaannya?"Diam itulah yang sedang Zena lakukan. Zena masih bingung dengan dirinya sendiri. Di satu

  • Terjebak Skandal CEO Dingin   Menemui di Bandara

    Sejak dari tempat permainan hingga kini berada di salah satu Restaurant yang dilakukan Kenzo hanya diam dengan terus mengawasi anak-anak itu. Sungguh seperti seorang pengasuh.Kenzo yang duduk tepat di hadapan Zena melihat betapa perhatiannya Adit pada Zena. Pemuda yang duduk di samping Kenzo itu benar-benar memperlihatkan ketertarikannya pada gadis cantik dan lembut inceran Kenzo."Habis ini kamu langsung pulang atau mau ikut jenguk Resti?" tanya Dania pada Zena."Ikut.""Aku ikut," ujar Adit.Kenzo yang mendengar itu rasanya ingin ikut juga tetapi nanti terlihat aneh. Adit sih sah-sah saja jika ikut, Adit kan sahabatnya Resti juga."Besok saya melakukan penerbangan ke Singapore dan akan berada di sana selama satu minggu, Na." Sembari menatap Zena.Zena yang jelas mendengar ucapan Kenzo, memilih diam. Kenzo yang melihat itu tentu sedikit sedih karena tidak mendapat respon dari gadis yang ia suka.Beberapa saat kemudian...Zena sudah berada di dalam taxi yang melaju bersama Dania dudu

  • Terjebak Skandal CEO Dingin   Gadis Kecil

    Zena tahu jika semua orang mendukung Zena memiliki hubungan dengan Kenzo. Berjam-jam bersama Kenzo pun membuat Zena menyadari jika ia mulai menyukai Kenzo. Tetapi seragam putih abu-abu itu seperti pembatas bagi Zena.Di hadapannya sudah terdapat dua box pizza beda topping yang terletak di meja kerja. Ya, mereka berada di Ruang Kerja sang Direktur yang tak lain adalah Kenzo."Dimakan, Na." Yang duduk di kursi kerja-nya.Zena ambil sepotong pizza yang digigit kecil. "Habis ini mau pulang apa masih mau di sini?""Pulang saja, Kak.""Ya sudah, nanti saya antar.""Gak usah. Aku bisa naik ojek online." Lalu, menggigit pizza."Lebih baik saya yang antar.""Gak, Kak!" tegas Zena.Jika sudah seperti itu Kenzo hanya bisa diam yang berarti mengiyakan maunya Zena. Belum apa-apa Kenzo sudah belajar mengalah.Bahkan ketika Zena menyuruh Kenzo ikut makan pria matang itu menurut. Seolah Kenzo tidak ingin memulai perdebatan dengan gadis kecil itu.Sama seperti Ellio yang menganggap Zena gadis kecil wa

  • Terjebak Skandal CEO Dingin   Insiden Buku Jatuh

    Buku yang ingin Zena ambil nyatanya terlalu jauh untuk digapainya hingga gadis itu berjinjit dan buku melayang jatuh ke lantai. Untung tidak mengenai kepala Zena. Saat Zena hendak mengambil buku fisika itu terlihat tangan yang lebih besar dan kekar dari tangannya menyentuh buku juga.Tanpa menyingkirkan tangan dari buku Zena yang posisi jongkok, mengangkat kepala dan manik matanya bertemu dengan manik mata Adit. Mendadak entah mengapa momen itu mengingatkan Zena pada buku yang jatuh di Toko buku.Zena berdiri dari jongkok dengan membiarkan Adit yang mengambil buku itu. Adit berikan buku pada Zena yang mengucapkan terima kasih lalu berlalu dari sana mencari tempat duduk masih di Perpustakaan.Buku sudah dibuka tetapi pikirannya malah berada di tempat lain. Mata memang mengarah ke deretan huruf dan angka, tetapi otaknya penuh dengan wajah Kenzo. Niat ke Perpus untuk fokus belajar tetapi...Adit mengambil posisi duduk di sebelah Zena dengan buku yang sama diletakkan di meja. Menatap Zena

  • Terjebak Skandal CEO Dingin   Pesona Pria Matang

    Setelah mengantri membeli tiket Kenzo mengajak Zena membeli popcorn. Memberikan popcorn lumayan banyak itu pada Zena. Berjalan ke arah studio tempat film yang akan mereka tonton.Mereka langsung masuk lantaran orang-orang yang menonton di jam sebelumnya telah meninggalkan ruangan. Kenzo yang memegang potongan tiket memimpin jalan mencari tempat duduk mereka.Duduk di bagian bangku yang ada 4 buah. Zena kebetulan berada di dekat dinding. Menaruh cup popcorn di tempat yang tersedia untuk menaruh popcorn atau botol.Sebelum film diputar, handphone yang berada di tas selempang kecil bergetar. Zena segera mengambilnya dan terdapat panggilan video dari Eden."Bisa-bisanya Kak Zena pergi tanpa aku!" keluh Eden. Bibir anak kecil itu pun nampak maju."Lain kali.""Kapan?""Sudah ya, Den. Filmnya mau mulai."Sebelum Eden membuka mulut dengan cepat Zena mengakhiri panggilan video itu. Memasukkan kembali handphone ke dalam tas tak lupa memasang mode diam."Minggu besok kita bisa nonton film lagi

  • Terjebak Skandal CEO Dingin   Kenzo atau Adit?

    "Kamu suka Zena?" tanya Ellio tiba-tiba dan itu berhasil membuat Zena sedikit tersedak makanan hingga batuk-batuk."Papa apa-apaan sih!" ucap Zena tegas setelah meminum seteguk air bening."Saya gak suka kalau ada yang mau main-main sama putri saya!" Dengan nada tegas dan wajah serius.Zena semakin dibuat tak percaya oleh pria paruh baya itu. Menoleh ke arah Kenzo dengan raut wajah tidak enak. Bagaimana bisa Ellio menanyakan hal seperti itu pada lelaki yang baru 3 kali Zena temui. Itu pun hanya pertemuan singkat."Kalau suka sama Kak Zena gerak cepat deh soalnya yang suka sama Kak Zena bukan cuma Kakak," ujar Eden yang akhirnya ikut bicara. Lalu, memasukkan sesendok makanan ke dalam mulut."Kalian kenapa sih?!" ucap Zena dengan wajah mulai frustasi dengan kelakuan Papa dan Adik-nya itu."Zena cantik dan kelihatan baik. Siapa yang gak suka sama dia," ucap Kenzo setelah lama terdiam."Kak Kenzo gak perlu merespon perkataan gak jelas Papa sama Eden." Sembari menatap Kenzo."Apa yang saya

  • Terjebak Skandal CEO Dingin   Masih sama

    "Zena?"Sontak Zura menoleh ke sumber suara di mana seorang lelaki yang ia kenal berjalan ke arahnya. Lelaki yang hari itu terus menatapnya seolah tertarik dengan Zen."Kak Kenzo," ucap Zena sembari duduk.Kenzo mendudukkan diri di samping Zena. "Sendiri?""Lagi nunggu teman.""Saya kira sendiri. Hampir saja saya mengajak kamu makan sama saya."Zena yang mendengar itu dibuat sedikit tak percaya. Kenzo sedang menggodanya atau apa?"Kalau aku sendiri Kak Kenzo mau ajak aku makan?""Iya. Kenapa? Kamu gak mau?""Mau kok asalkan Kak Kenzo yang bayar makanannya.""Tentu saja."Asal ada suara yang terdengar memanggil Zena, bukan hanya Zena yang menoleh Kenzo juga ikut menoleh. Nampak Rasti dan Adit."Loh, kok kamu ikut? Bukannya ada latihan?" tanya Zena yang sudah berdiri. Sembari menatap Adit."Latihannya diganti sore.""Ini siapa, Zen?" tanya Rasti sembari menatap Kenzo yang juga sudah berdiri."Seseorang yang aku kenal.""Maksudnya?" Rasti nampak bingung."Sebaiknya kita segera pergi nant

  • Terjebak Skandal CEO Dingin   Zena si Gadis SMA (season 2)

    12 tahun kemudian...Nampak seorang gadis berseragam putih abu-abu yang terduduk di salah satu kursi makan. Menatap nasi goreng dengan telor mata sapi di hadapannya tanpa menyentuhnya sedikit pun. Gadis itu terlihat sudah tergiur oleh nasi goreng di hadapannya. Seperti ingin segera mencicipi, tetapi..."Mari kita makan," kata pria berusia 40'an yang sudah ada beberapa rambut putih yang tumbuh.Dengan cepat gadis itu membaca doa dan menyantap nasi goreng yang terlihat dari wajah gadis itu bahwa ia menyukai nasi goreng tersebut."Gak menghormati yang masak! Masa aku ditinggal makan," protes pemuda berseragam putih-merah. Duduk di samping gadis yang tak lain adalah Kakak-nya."Papa kan belum makan, Eden."Eden tersenyum pada Papa-nya yang bernama Ellio itu. "Selamat makan, Pa.""Selamat makan juga, sayang.""Selamat makan," timpal Zena sembari sedikit mengunyah."Makan tuh gak boleh ngomong." Sembari menatap Zena yang asik dengan nasi goreng-nya. Pemuda berusia 12 tahun itu pun hanya m

  • Terjebak Skandal CEO Dingin   Pulang (END)

    "Tiba-tiba mengalami henti jantung dan sekarang sedang Dokter sedang melakukan yang terbaik." Lalu, melangkah pergi dari sana dengan langkah cepat.Ellio termenung. Kakinya mulai terasa lemas dengan perasaan takut kian nyata. Bukan saat-saat manis yang mereka lewati bersama yang mulai bermunculan memenuhi kepala Ellio, melainkan momen ketika Ellio mengabaikan Riehla karena rasa tidak percayanya.Bagaimana jika semua ini terjadi karenanya? Ellio rasa ia telah benar-benar gagal menjadi suami. Bukannya seratus persen membahagiakan Riehla justru Ellio menyakitinya.Digenggamnya kedua tangan untuk menghilangkan rasa gugup yang sedikit pun tidak hilang. Melihat Dokter laki-laki keluar dari dalam sana, rasa dingin yang sedang ia rasakan karena cemas pun semakin menjadi.Tatapan Dokter itu Ellio tidak ingin melihatnya. Ellio tidak ingin Dokter itu mengatakan hal yang tidak bisa Ellio terima."Kami sudah melakukan yang terbaik tapi Tuhan berkata lain. Saudari Riehla telah tiada."DegKalimat sa

DMCA.com Protection Status