“Athena, hari ini kau ikut denganku.” Justin melangkah keluar dari walk-in closetn, dia menghampiri Athena yang tengah duduk di sofa sembari memakan pancake yang dibuatkan pelayan. Kemudian, dia duduk di samping Athena.“Kita mau ke mana, Justin?” Athena mengalihkan pandangan, menatap Justin yang duduk di sampingnya.“Kau akan tahu, bersiaplah sekarang.” Justin mengambil kopi yang terletak di atas meja, lalu menyesapnya perlahan.Athena mendesah pelan. “Kenapa kau tidak bilang dari tadi? Ya sudah tunggu, aku akan mengganti bajuku.” Dia beranjak dari tempat duduknya, menuju walk-in closet. Sebenarnya, Athena kesal Justin mengajaknya mendadak seperti ini. Tapi tidak bisa dipungkiri, Athena pun bahagia karena akhirnya bisa keluar rumah. Sudah beberapa hari dia di rumah, benar-benar merasakan jenuh.Tidak lama kemudian, setelah Athena selesai mengganti baju, dia langsung melangkah ke arah Justin yang kini tengah fokus pada iPad di tangannya.“Justin, apa kita berangkat sekarang?” tanya At
Mobil yang membawa Justin dan Athena telah tiba di rumah mereka. Kemudian, Justin dan Athena turun dari mobil, melangkah masuk ke rumah. Wajah Athena yang tampak begitu kelelahan. Setelah wawancara, Athena masih harus menemani Justin untuk menemui beberapa rekan bisnisnya. Meski sebenarnya Justin meminta Athena untuk pulang lebih dulu, tapi Athena lebih memilih untuk menemani.“Justin, apa kau ingin makan sesuatu? Aku akan memasak untukmu jika kau ingin makan sesautu,” ucap Athena yang hendak masuk ke kamar bersama Justin.“Tidak, kita istirahat saja. Kau pasti lelah,” jawab Justin sembari mengelus lembut pipi Athena. Athena pun tersenyum, lalu menganggukkan kepala. Kemudian, Justin merengkuh bahu Athena—membawanya masuk ke kamar.Saat tiba di kamar, Athena langsung mengganti pakaian mereka dengan gaun tidur tali spaghetti. Sedangkan Justin, tentu hanya dengan celana training panjang tanpa memakai kaos. Pria itu selalu menunjukkan tubuh kekar dan menggodanya. Seperti saat ini, Athena
Sinar matahari pagi menembus jendela, menyentuh kulit wajah Athena. Suara kicauan burung di pagi hari begitu terdengar merdu. Perlahan Athena mulai membuka mata, dia menggeliat, mengerjapkan mata beberapa kali. Tepat di saat Athena terbangun, dia langsung mengalihkan pandangannya ke samping—Athena mendesah pelan ketika mendapati ranjang yang sudah kosong. Namun, tiba-tiba senyum di bibir Athena terukir kala mengingat apa yang dia lakukan dengan Justin tadi malam. Pria itu menyentuhnya, memujanya, bahkan selalu mengatakan dirinya begitu cantik. Astaga, pipi Athena memerah, dia mengingat Justin begitu memuja tubuhnya. Tatapan Athena teralih ke bawah, melihat tubuh polosnya yang hanya terbalut oleh selimut tebal. Sungguh, dia tampak begitu bahagia.Tanpa Athena sadari, Justin berdiri di ambang pintu, menatap Athena yang tengah tersenyum. Kemudian, Justin melangkah mendekat ke arah Athena dengan membawa nampan yang berisikan sarapan pagi untuknya dan Athena.“Kau memikirkan apa?” tanya Ju
[Berita terbaru pagi ini, Justin Afford dan istrinya, Athena Morris memberikan keterangan pada media bahwa anak dari pengusaha asal Los Angeles, Marinka Addison yang telah mencuri buku harian milik Athena Morris dan memberikannya pada media. Athena Morris pun menepis berita yang mengatakan dia menjadikan Justin hanya perantara demi mendapatkan Nathan Afford, adik kandung dari Justin Afford. Menurut kabar yang kami dapatkan, Marinka Addison pernah menjalin hubungan dengan Justin Afford. Jika itu benar, itu artinya Marinka Addison menaruh dendam pada Athena Morris. Saat ini, kami berusaha mendapatkan penjelasan dari Marinka Addison. Namun, hingga detik ini pihak dari Marinka Addison selalu menolak untuk bertemu.]Prang!Marinka membanting semua benda yang ada di dalam kamar kala melihat berita yang baru saja dia dengar. Marinka mengumpat kasar, dia berteriak penuh meluapkan amarahnya. Terlihat sorot mata kebencian di matanya. Kini, keadaan kamarnya begitu berantakan.“Sialan, Athena! Ja
“Justin, aku membuat puding untukmu. Cobalah, semoga kau menyukainya.” Athena melangkah masuk ke kamar seraya memegang piring yang berisikan puding vanila yang khusus dia buat untuk Justin.Justin yang tengah fokus pada iPad di tangannya, dia menatap Athena yang kini berada di hadapannya dan memberikan piring yang berisikan puding. Dia langsung mengambil puding itu seraya berkata, “Kenapa kau tidak meminta pelayan? Aku tidak ingin kau lelah.”Athena tersenyum, lalu dia duduk di samping Justin. “Hanya membuat puding tidak akan membuatku lelah, Justin,” ucapnya sambil menatap pria itu. “Cobalah, semoga kau menyukainya. Aku membuat puding rasa vanila karena aku pikir kau tidak terlalu menyukai puding cokelat. Biasanya pria tidak terlalu menyukai makanan yang manis. Puding yang aku buat ini juga tidak terlalu banyak menggunakan gula.”“Aku menyukai puding rasa vanila. Saat aku kecil, ibuku selalu membuatkan puding untukku.” Justin mengambil sendok, lalu dia menyuapi puding ke mulutnya. Se
“Athena, hari ini kau pulang jam berapa?” Justin yang baru saja selesai mandi dengan tubuh yang masih terlilit handuk di pinggangnya, dia melangkah masuk ke dalam walk-in closet. Tatapannya terus menatap Athena yang tengah menyiapkan pakaian untuknya.“Mungkin, jam enam sore atau paling lambat jam tujuh aku sudah pulang.” Athena memberikan pakaian yang telah dia siapkan pada Justin. Justin pun menerimanya dan langsung mengganti pakaian. Tepat di saat Justin tengah memasang dasi, Athena langsung mengambil alih, dia membantu pria itu memakaikan dasi.“Hari ini aku akan mengantarmu,” ujar Justin sambil menatap Athena yang tengah memasangkan dasi. “Nanti pulang kau akan aku jemput,” lanjutnya seraya mengecup hidung Athena.“Kau ingin mengantarku? Apa itu tidak merepotkanmu?” Athena menepuk pelan dada Justin saat selesai memasangkan dasi untuk Justin.“Tidak mungkin aku merasa direpotkan hanya karena mengantarmu.” Justin menangkup kedua pipi Athena, lalu mengecup bibir wanita itu. “Sekaran
“Athena, apa kau sungguh tidak apa-apa sesi pemotretan terakhir di outdoor?” Julia bertanya saat Athena baru saja menyelesaikan pemotretannya. Dia mendekat ke arah Athena seraya memberikan orange juice pada sahabatnya itu.“Thanks,” ucap Athena ketika menerima orange juice yang diberikan Julia, lalu dia meminumnya perlahan. “Aku tentu tidak keberatan jika harus pemotretan outdoor. Lagi pula, aku juga sudah lama tidak pemotretan outdoor,” lanjutnya seraya meletakkan gelas yang masih berisikan setengah orange juice ke atas meja.Julia mendesah pelan. “Baiklah, tapi tadi kau tidak bawa mobil, kan? Nanti kau pulang mau bersama denganku atau dijemput oleh Justin?”“Nanti Justin menjemputku,” jawab Athena.Julia mengangguk. “Apa kau akan bicara pada Justin kalau pemotretanmu pindah lokasi?”“Mungkin nanti aku akan mengirimkan pesan padanya kalau sudah tiba di sana,” balas Athena. “Biasanya di jam seperti ini Justin pasti sibuk. Nanti saja aku mengabarinya.”Julia mendesah pelan, kini dia me
“Nathan, hari ini kau pimpin meeting dengan Lewis Group. Aku ingin menjemput Athena sore ini,” ujar Justin seraya melangkah keluar dari ruang meeting menuju ruang kerjanya bersama dengan Nathan.“Scarlett sudah mulai bekerja, Kak?” tanya Nathan sambil menatap Justin.“Sudah, dia sudah mulai bekerja.” Justin duduk di kursi kerjanya. Tepat di saat Justin duduk, Nathan pun duduk di hadapan Justin.“Yang aku tahu, kau sangat tidak suka memiliki pasangan seorang artis, kenapa kau masih membiarkan Scarlett menjadi seorang artis?” Nathan menuangkan wine yang ada di hadapannya ke gelas sloki, lalu mengambilnya dan menyesapnya perlahan.Justin membuang napas kasar. “Menjadi artis adalah mimpi Athena. Aku tidak mungkin menghancurkan apa yang telah menjadi mimpinya,” jawabnya dengan nada kesal.Nathan terkekeh. “Sepertinya, Scarlett begitu spesial untukmu, Kak. Biasanya kau selalu melakukan hal sesukamu. Kau selalu meminta para wanita untuk selalu menuruti setiap keinginanmu. Tapi kali ini, kau