Keesokan hari, Athena sudah lebih dulu bangun dan bersiap-siap. Pagi ini dia dan Justin akan terbang ke Yunani. Namun, hingga detik ini dia masih belum tahu kota apa yang akan dia kunjungi. Pertanyaannya kemarin sama sekali tidak dijawab oleh Justin.Athena selesai memasukan barangnya ke koper. Lantas, tatapannya teralih melihat Justin yang baru saja melangkah masuk ke dalam kamar. “Justin? Kau sudah siap, kan?” tanyanya saat Justin mendekat ke arahnnya.Justin mengangguk singkat. “Ya, tapi lebih baik kita sarapan sebelum berangkat.” Dia duduk di sofa dan mengambil cangkir kopi yang terletak di atas meja, lalu menyesapnya perlahan. Tepat saat Justin sudah duduk di sofa, Athena menyusul, duduk di samping pria itu seraya mengambil apple juice yang sudah disiapkan pelayan dan mulai menikmati omelette yang terhidang di hadapannya itu.“Justin, berapa lama kita di Yunani?” tanya Athena sambil menikmati sarapannya.“Satu minggu,” jawab Justin datar.“Apa kau tidak ingin memberitahuku? Ke ko
Pesawat yang membawa Justin dan Athena telah tiba di Bandara Udara Nasional Santorini (Thira), JTR. Setelah perjalanan cukup panjang, akhirnya Justin dan Athena tiba di Santorini. Mereka turun dari pesawat, dan melangkah keluar menuju lobby. Sebelumnya, Justin sudah meminta anak buahnya menyiapkan sopir untuk menjemputnya.Benar saja! Di kala Justin dan Athena melangkah menuju lobby, Justin melihat beberapa orang yang diam-diam mengambil gambar dirinya dan Athena. Ya, tentu ini karena Athena adalah model dan sekaligus artis terkenal. Pria itu melingkarkan tangannya di pinggang Athena—seperti biasa berpura-pura di depan publik, seolah mereka memiliki hubungan yang sempurna.“Justin, kenapa kau memelukku?” bisik Athena dengan nada kesal. Dia hendak mendorong tubuh Justin, tetapi pria itu malah semakin mengeratkan pelukannya.Justin mendekatkan bibirnya ke telinga Athena dan berbisik tajam, “Jangan berisik! Ada yang diam-diam mengambil foto kita.”Athena melirik sekilas, ternyata benar a
Justin dan Athena telah tiba di PK Cocktail Bar. Sebuah bar yang dipilih oleh Athena. Tempat dengan view yang sangat mengagumkan, membuat Athena tidak mungkin tidak memilih tempat ini. PK Cocktail Bar, bisa melihat keindahan sunset di Kota Santoroni. Namun, karena Athena memilih mendatangi bar ini di malam hari, maka pemandangan yang ditampilkan adalah keindahan kota Santorini di malam hari yang tampak begitu indah.Justin dan Athena turun dari mobil, mereka melangkah masuk ke dalam PK Cocktail Bar. Sesekali, Athena melihat beberapa artis dan model terkenal ada di sana. Tentu mereka bersama dengan pasangan mereka. Kali ini, Athena kembali berpura-pura di hadapan publik, yaitu dia harus memeluk lengan Justin saat memasuki PK Cocktail Bar. Wanita itu hanya tidak ingin ada paparazzi yang mengambil gambarnya dengan Justin yang memberitakan hubungannya dengan Justin buruk. Setidaknya, selama tiga bulan, Athena harus bersabar.Justin memeluk pinggang Athena saat memasuki bar. Sesekali dia m
Justin turun dari mobil, dia membanting kasar pintu mobil dan melangkah masuk ke dalam hotel. Athena pun turun dari mobil. Wanita itu mendengkus melihat Justin sudah lebih dulu turun. Mereka sama-sama masuk ke dalam hotel. Terlihat raut wajah pria itu tampak begitu marah. Athena memilih bersabar dan tidak menanggapi amarah Justin.“Justin, tunggu!” Athena menahan lengan Justin yang baru saja masuk ke dalam kamar hotel mereka.Justin menghentikan langkahnya, dia berbalik dan menatap dingin Athena. “Ada apa?”“Kau itu kenapa? Tadi itu yang minta foto denganku adalah penggemarku, kenapa kau memukulnya?” Alis Athena saling bertautan, dia menatap bingung Justin yang terlihat begitu marah. “Harusnya kau tidak seperti itu, Justin. Dia itu penggemarku! Kau bertindak berlebihan.”Justin mengentakkan tangannya kasar, dia menjauhkan tubuhnya dari Athena seraya berkata tajam, “Jadi seperti ini sifat seorang artis dan model terkenal? Kau membiarkan tubuhmu begitu mudah dipeluk dan membiarkan pengg
Athena mematut diri di cermin, memoles wajahnya dengan makeup tipis. Balutan dress bermotif flower tali spaghetti, dan rambut yang diikat model ponytail, membuatnya tampak jauh lebih segar dan bersinar. Ya, pagi ini Athena dan Justin akan mengunjungi Oia, sebuah desa yang terletak di Santorini.Sejak kejadian tadi malam, dia dan Justin tidak saling bicara. Meski Athena berusaha layaknya bersikap normal dan seperti biasa, tapi tidak bisa dipungkiri, dia merasa canggung bertemu degan Justin. Tadi malam, Athena benar-benar merasakan dengan nyata sentuhan pria itu, jika dulu dia mabuk hingga berakhir tidur dengan Justin, tapi tadi malam dia sungguh merasakan sentuhan pria itu.“Kau sudah siap?” Suara Justin menyapa Athena dengan nada datar dan dingin. “Hari ini kita tidak perlu memakai sopir. Aku saja yang menyetir.”Athena mengalihkan pandangannya, menatap Justin yang berdiri di sampingnya. “Kenapa tidak memakai sopir? Apa kau tidak lelah?”“Aku memilih tidak memakai sopir. Itu membuatk
Sinar matahari pagi menembus jendela, menyentuh kulih wajah Athena. Perlahan wanita itu mulai membuka matanya, mengerjapkan mat beberapa kali. Saat membuka mata, dia terkejut sudah berada di dalam kamar hotel. Wanita itu menurunkan pandangannya—menatap tubuhnya masih terbalut dress yang dia pakai saat di Oia.Athena mendesah lega, terkadang yang dia takutkan adalah kejadian dirinya mabuk kembali terulang. Kini dia memikirkan dirinya yang kemarin tertidur di mobil. Dia melirik jam dinding—sudah pukul tujuh pagi, dia mengalihkan pandangannya ke samping—Justin sudah tidak ada di ranjang.“Astaga, pasti Justin yang memindahkanku,” gumam Athena menduga. Jika bukan Justin yang memindahkannya, siapa lagi? Dugaannya sudah sangatlah kuat. Detik selanjutnya, dia memilih beranjak dari ranjang, menuju kamar mandi.Dua puluh menit kemudian, setelah Athena selesai membersihkan diri dan sudah mengganti pakaiannya. Dia mengemasi barang-barang pribadinya. Pagi ini dia akan terbang menuju kota Athena.
“Athena, setelah berbelanja kau ingin ke mana lagi?” Justin mendekat ke arah Athena yang tengah berias. Pagi ini Justin akan menemani Athena berbelanja. Meski dia enggan menemani wanita itu, tapi dia tidak ingin Athena membuat masalah.Athena mengalihkan pandangannya, menatap Justin yang berdiri di sampingnya seraya menjawab, “Pantai, setelah berbelanja aku ingin pergi ke pantai. Kau mau ikut atau tidak? Jika tidak—”“Aku sudah katakan padamu, aku akan ikut denganmu!” Belum selesai Athena berbicara, Justin sudah menyela ucapan Athena.Athena mendesah pelan. “Terserah, lebih baik kita berangkat sekarang. Nanti kita makan di luar saja.”Wanita itu mengambil ponsel dan tasnya yang terletak di atas meja rias, berjalan meninggalkan kamar. Justin yang melihat Athena sudah lebih dulu meninggalkannya, dia berjalan mengikuti Athena menuju mobil yang telah menjemput mereka.Sepanjang perjalanan, Athena lebih memilih menyapa para penggemarnya di sosial media. Meski dia tidak bisa membalas semuan
Justin tak bisa terkendali. Pria itu menunjukkan jelas bagaimana emosi dalam dirinya. Athena yang melihat Justin tak bisa terkendali langsung memeluk erat pinggang pria itu, meminta Justin untuk menghentikan itu.“Kenapa kau mendorongku? Apa salahku?” Pria itu bangkit berdiri, dia menghunuskan tatapan tajam pada Justin. Tatapan yang menunjukkan jelas rasa tak terima, akan sikap kasar Justin padanya.Justin membalas tatapan pria itu semakin tajam. “Kau bertanya apa salahmu? Kau memeluk istriku, Sialan!”Pria itu tampak bingung dengan ucapan gila Justin. “Athena Morris adalah seorang artis. Harusnya kau tahu dia memiliki banyak penggemar. Hanya memeluk bukanlah masalah besar!”“Kau …!” Justin hendak menyerang, tetapi Athena maju, dia merentangkan kedua tangannya mencegah Justin bertindak kasar.“Justin, cukup!” Athena berkata tegas, lalu menoleh pada penggemarnya. “Aku mohon maafkan suamiku. Kau boleh pergi sekarang. Sekali lagi aku minta maaf.”“Tidak apa-apa, Athena. Aku mengerti. Te
Central Park, Manhattan, New York. “Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold, Alaric jangan berlari seperti itu. Nanti kalian terjatuh. Astaga…” Suara Athena berseru kala melihat kelima anak-anaknya itu berlari saling mengejar satu sama lainnya. Ya, kini Athena bersama dengan Justin dan kelima anak-anaknya tengah menikmati sore di Central Park. Salah satu taman di Manhattan yang sangat indah jika dikunjungi di sore hari, terlebih saat musim semi. Musim terbaik di mana banyak bunga-bunga bertumbuhan. Dan cuaca yang sejuk, mendukung para pengunjung bersantai di taman yang berlokasikan di Manhattan. “Sayang, biarkan saja. Ada pengasuh dan juga pengawal yang selalu menjaga mereka.” Justin merengkuh bahu sang istri. “Lebih baik kita duduk di sana,” tunjuknya pada kursi yang ada di taman. Athena mendesah pelan. Kemudian dia mengangguk dan melangkah mengikuti sang suami yang mengajaknya duduk di kursi taman itu. “Justin,” panggil Athena seraya menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami. “Y
Matahari sudah tinggi. Suara kicauan burung bersahutan menandakan pagi telah menyapa. Selama lima tahun terakhir, Athena sudah terbiasa bangun pagi. Seperti saat ini, kala suami dan anak-anaknya masih tertidur lelap, Athena sudah lebih dulu terbangun. Bagaimana tidak? Athena yang selama ini mengurus suami dan anak-anaknya. Meski Athena memiliki pengasuh untuk kelima anaknya, tetap saja Athena turut andil dalam segala hal yang dibutuhkan oleh kelima anaknya. Athena tidak ingin kelima anaknya hanya dekat dengan para pengasuhnya saja. Dia pun ingin menemani tumbuh kembang kelima anak-anaknya. “Mommy… Good morning.” Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold dan Alaric kini sudah bangun, dan sudah selesai mandi. Mereka melangkah mendekat ke arah Athena yang tengah duduk bersantai di ruang keluarga. “Anak-anak kesayangan Mommy sudah bangun?” Athena merentangkan kedua tangannya, menyambut kelima anaknya yang mengamburkan tubuh mereka ke pelukannya. “Sudah, Mommy. Kami sudah bangun. Mommy. Di mana Da
Waktu menunjukan pukul tujuh malam. Athena dan dibantu para pelayan menyajikan makanan ke atas meja. Ya, meski Athena memiliki banyak pelayan tapi Athena harus memastikan di atas meja adalah makanan kesukaan anak-anaknya. Karena memang kelima anaknya memiliki selera kesukaan makanan yang berbeda. “Tolong di sana salmon steaknya sajikan dengan kentang goreng,” ucap Athena pada sang pelayan seraya menunjuk kursi meja makan yang biasa diduduki oleh Joana. “Baik, Nyonya,” jawab sang pelayan dengan patuh. Ya, Salmon steak dipadukan dengan kentang goreng adalah kesukaan Joana. Berbeda dengan Jesslyn yang lebih memilih dipadukan dengan mashed potato dan extra keju. Lain halnya dengan Jasper. Makanan kesukaan Jasper adalah Rib Eye Steak, sama seperto makanan yang disukai oleh Justin. Sedangkan Arnold dan Alaric yang menyukai sirloin steak dan tenderloin steak. Itu kenapa banyak sekali jenis makanan yang berbeda yang dihidangkan di atas meja makan. Begitu pun dengan makanan penutup. Setiap
Athena berdiri di balkon kamar, dia menatap cuaca malam di Kota Madrid dari kamarnya yang tampak begitu mengagumkan. Sesaat Athena memejamkan matanya kala hembusan angin menyentuh kulitnya. "Madrid memang sangat indah. Pantas saja, Justin menyukai tinggal di sini," gumam Athena dengan mata yang masih terpejam. "Sepertinya, kau begitu menyukai Madrid." Athena langsung membuka matanya dan menoleh ke belakang kala mendengar suara yang begitu dia kenali. Seketika senyum di bibir Athena terukir kala melihat Justin melangkah menghampirinya. Tepat di saat Justin berada di hadapannya, Athena langsung membenamkan wajahnya ke dada bidang Justin. "Kenapa kau di sini, Athena? Ini sudah malam." Justin mengeratkan pelukannya seraya memberikan kecupan di kepala Athena. "Aku belum mengantuk, Justin." Athena mendongakan kepalanya dari dalam pelukan Justin. "Kau sendiri kenapa di sini? Bukannya tadi kau bilang ingin menghubungi Peter?" "Ya, aku sudah menghubungi Peter." Justin mengecup kening Ath
Central Park, Manhattan, New York. “Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold, Alaric jangan berlari seperti itu. Nanti kalian terjatuh. Astaga…” Suara Athena berseru kala melihat kelima anak-anaknya itu berlari saling mengejar satu sama lainnya.Ya, kini Athena bersama dengan Justin dan kelima anak-anaknya tengah menikmati sore di Central Park. Salah satu taman di Manhattan yang sangat indah jika dikunjungi di sore hari, terlebih saat musim semi. Musim terbaik di mana banyak bunga-bunga bertumbuhan. Dan cuaca yang sejuk, mendukung para pengunjung bersantai di taman yang berlokasikan di Manhattan.“Sayang, biarkan saja. Ada pengasuh dan juga pengawal yang selalu menjaga mereka.” Justin merengkuh bahu sang istri. “Lebih baik kita duduk di sana,” tunjuknya pada kursi yang ada di taman.Athena mendesah pelan. Kemudian dia mengangguk dan melangkah mengikuti sang suami yang mengajaknya duduk di kursi taman itu.“Justin,” panggil Athena seraya menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami.“Ya?” J
Matahari sudah tinggi. Suara kicauan burung bersahutan menandakan pagi telah menyapa. Selama lima tahun terakhir, Athena sudah terbiasa bangun pagi. Seperti saat ini, kala suami dan anak-anaknya masih tertidur lelap, Athena sudah lebih dulu terbangun. Bagaimana tidak? Athena yang selama ini mengurus suami dan anak-anaknya. Meski Athena memiliki pengasuh untuk kelima anaknya, tetap saja Athena turut andil dalam segala hal yang dibutuhkan oleh kelima anaknya. Athena tidak ingin kelima anaknya hanya dekat dengan para pengasuhnya saja. Dia pun ingin menemani tumbuh kembang kelima anak-anaknya.“Mommy… Good morning.” Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold dan Alaric kini sudah bangun, dan sudah selesai mandi. Mereka melangkah mendekat ke arah Athena yang tengah duduk bersantai di ruang keluarga.“Anak-anak kesayangan Mommy sudah bangun?” Athena merentangkan kedua tangannya, menyambut kelima anaknya yang mengamburkan tubuh mereka ke pelukannya.“Sudah, Mommy. Kami sudah bangun. Mommy. Di mana Daddy
Waktu menunjukan pukul tujuh malam. Athena dan dibantu para pelayan menyajikan makanan ke atas meja. Ya, meski Athena memiliki banyak pelayan tapi Athena harus memastikan di atas meja adalah makanan kesukaan anak-anaknya. Karena memang kelima anaknya memiliki selera kesukaan makanan yang berbeda.“Tolong di sana salmon steaknya sajikan dengan kentang goreng,” ucap Athena pada sang pelayan seraya menunjuk kursi meja makan yang biasa diduduki oleh Joana.“Baik, Nyonya,” jawab sang pelayan dengan patuh.Ya, Salmon steak dipadukan dengan kentang goreng adalah kesukaan Joana. Berbeda dengan Jesslyn yang lebih memilih dipadukan dengan mashed potato dan extra keju. Lain halnya dengan Jasper. Makanan kesukaan Jasper adalah Rib Eye Steak, sama seperto makanan yang disukai oleh Justin. Sedangkan Arnold dan Alaric yang menyukai sirloin steak dan tenderloin steak. Itu kenapa banyak sekali jenis makanan yang berbeda yang dihidangkan di atas meja makan. Begitu pun dengan makanan penutup. Setiap ana
Suara keributan membuat Justin dan Athena langsung berlari menghampiri kamar anak-anak mereka dengan cepat. Seketika Athena terbelalak terkejut melihat Arnold dan Alaric memperebutka sebuah robot di tangan mereka.“Arnold, Alaric! Apa-apaan ini! Mommy tidak ingin kalian bertengkar seperti ini!” seru Athena memberikan peringatan pada kedua putraynya itu.Perkataan tegas Athena sukses membuat Arnold dan Alaric tidak lagi membuar keributan. Kedua putranya kini menundukan kepalanya. Ya, seperti bias ajika Arnold dan Alaric bersalah mereka akan menunduan kepala mereka, sebagai ungkapan mereka telah menyesal.“Arnold, Alaric, kenapa kalian bertengkar?” Suara Justin bertanya pada kedua putranya“Daddy, tadi Ka Arnold membuat tangan robotku patah. Dia menariknya robot Ka Arnold,” ucap Alaric dengan suara polosnya.Justin mengembuskan napas kasar. “Arnold, kenapa kau membat tangan robot Alaric patah?”“Maaf, Daddy. Aku sungguh tidak sengaja,” jawab Arnold dengan kepala tertunduk.Athena mendes
Lima tahun kemudian…“Mommy…..” Suara teriakan anak-anak, membuat Athena yang tengah manata makanan di atas meja makan langsung mengalihkan pandangannya pada suara yang memanggilnya.“Hey, anak-anak kesayangan Mommy sudah pulang.” Athena langsung merentangkan kedua tangannya, memeluk Jasper, Joana, dan Jesslyn yang baru saja pulang sekolah.“Mommy kami merindukanmu.” Jasper, Joana, dan Jesslyn berucap dengan suara polosnya.“Mommy juga merindukan kalian.” Athena mengecupi puncak kepala anak-anaknya itu. “Sayang kenapa kalian pulang bertiga? Di mana Arnold dan Alaric?” tanyanya.“Mommy, tadi Arnold dan Alaric sangat lama. Kami pulang duluan. Arnold dan Alaric ada kelas bahasa Jepang,” jawab Joana dengan suara polosnya.Athena mendesah pelan. “Kenapa kalian tidak menunggu Arnold dan Alaric? Kan sopir jadi tidak perlu bolak-balik menjemput Arnold dan Alaric.”“Mommy, tadi Paman Nathan meneleponku, Paman bilang akan menjemput Arnold dan Alaric,” jawab Jesslyn dengan pupil mata hijau yang