~ Vasily Corporation ~
Mobil yang dikendarai oleh Alland telah sampai di Perusahaan keluarga Vasily, Vasily Corporation adalah salah satu kerajaan bisnis terkuat di seluruh dunia yang memiliki beberapa cabang di berbagai negara contohnya Indonesia. Alland kagum dengan keindahan dan kemegahan bagaikan istana, bangunan mewah dihadapannya. Dia melirik kearah istrinya, ya Vindy ikut dengan Alland dalam hal perjalanan bisnis sekaligus bulan madu mereka. Para pengawal dan penjaga yang berjaga-jaga, bersiap sedia menyambut kedatangan Alland serta Vindy. Wajah mereka terlihat datar tanpa ekspresi, tidak ada dari mereka yang mengeluarkan suara sedikitpun. Arkady sendirilah yang memberikan peraturan tersebut pada semua pekerja di Vasily Corporation, ia tidak ingin bawahannya menyatakan ramah pada siapa pu
Erik memeluk pinggang istrinya, dan memeluk tubuh mungil itu dengan sangat erat. Erik membawa sang istri ke kamar mereka, para pengawal yang melihat hanya tersenyum melihat tingkah kedua junjungannya. Di sisi lain Alland tampak terlihat kusut, karena habis bangun tidur. Alland menatap Vindy yang tertidur di pangkuannya.Alland mengusap lembut rambut panjang milik istrinya, lalu membawanya lebih dekat pada pelukannya. Vindy mulai bereaksi dengan gerakan tiba-tiba pada tubuhnya, Alland menenangkan istrinya agar Vindy terlelap kembali dengan nyaman.Alland tersenyum hangat saat wanita yang dia cintai kembali tertidur, ia mendekatkan wajahnya ke bibir istrinya dan menciumnya dengan penuh cinta dan kelembutan."Aku akan selalu mencintaimu," ujar Alland. Alland tersenyum hangat dan kembali terlelap, karena ia masih sangat mengantuk.Di sisi lain...Erik dan sang istri sedang asik berlatih pedang bersama-sama, tiba-tiba kegiatan mereka terhenti saat ponsel sang suami berdering kencang."Sebe
Alland sudah terbangun lebih dulu sebelum istrinya, dia melakukan hal tersebut untuk memandang wajah cantik istrinya. Alland mengingat kenangan semalam, di mana dia dan istrinya sepenuhnya bersatu. Kini ia hanya tinggal menunggu benih-benih lucu itu tumbuh dan berkembang, di dalam rahim wanita yang sangat dia cintai serta sayangi. Semakin lama memandangi istrinya, sang istri terlihat semakin cantik apalagi dengan tubuh polos yang sangat indah. Tangan kekar Alland mengusap lembut wajah istrinya, hingga semakin turun ke bibir, leher, dan bagian indah yang istrinya miliki. Tak lama kemudian sang istri mulai terbangun, Alland menantikan mata indah terbuka dan memandangnya dengan penuh cinta.Vindy yang sudah membuka matanya tersenyum malu, saat ditatap sedemikian dalamnya oleh sang suami. Alland tersenyum hangat, saat melihat rona merah indah di pipi istrinya.Alland yang gemas mulai menciumi pipi istrinya. "Selamat pagi istriku sayang? Apa semalam tidur kamu nyenyak?"Vindy tersenyum han
Alland yang sedang asik asik memandang wajah istrinya, semakin gemas dengan kecantikan alami sang istri. Perlahan-lahan ia mendekatkan wajahnya ke bibir istrinya, lalu menciumnya dengan penuh kelembutan. Vindy tersenyum hangat, dia mengusap lembut kepala suaminya. Alland memang sosok mafia yang menyeramkan, akan tetapi bila bersama dengan wanita yang dicintainya sifat manjanya muncul. Alland yang mendapat perlakuan halus dari istrinya tersenyum, wanitanya ini sudah tidak malu lagi dan itu sangat bagus dia hanya tinggal mengubahnya menjadi sosok yang ditakuti oleh musuh. Alland menghentikan kegiatan, dia ingat berada di tempat umum saat ini, semua orang memandang kemesraannya dengan Vindy. Alland tersenyum hangat dan mencium pipi istrinya.Tak lama kemudian ponselnya berdering, terlihat nama Arkady muncul di sana.Alland: [Ya, Arkady. Ada apa?]Arkady: [Aku butuh bantuan darimu. Vasily Palace diserang oleh musuh Daddy, yang ingin menghancurkan kami.]Alland: [Aku akan datang bersama de
Setelah dua bulan lamanya bulan madu di Rusia dan menyelesaikan perjalanan bisnis di Swedia, Alland bersama istrinya kembali ke New York, Amerika Serikat menggunakan pesawat pribadi milik Alland. Alland memandangi wajah istrinya, Vindy terlihat sangat nyaman dalam tidurnya. Perlahan namun pasti, tangan kekarnya membawa sang istri ke dalam pelukannya. Alland sudah merencanakan makan malam romantis di dalam pesawat, serta melakukan hal-hal yang menyenangkan lainnya. Alland menatap jam tangan mewah miliknya, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan lewat dua puluh pagi. Vindy belum makan dari semalam, karena percintaan panas mereka yang sangat mengasyikkan. Alland membangunkan istrinya, mereka akan sarapan bersama untuk mengisi tenaga.Alland mengusap lembut rambut istrinya, lalu berbisik dengan lembut. "Sayang bangun dulu ya. Kita sarapan dulu karena kamu belum makan dari semalam!"Alland tersenyum melihat istrinya yang mulai membuka matanya. "Selamat pagi cintaku."Vindy tersenyum dan me
Beberapa dokter yang bertugas memeriksa keadaan Vindy, saling menatap satu sama lain. Alland menatap Arkady, yang ditatap hanya diam memperhatikan Vindy. Mereka tampak sedang berbincang-bincang, dalam bahasa Rusia yang Alland sendiri tidak tahu apa artinya. Salah satu dokter itu mendekat kepada Arkady, Alland menghela nafas panjang saat Arkady dan dokter itu berbicara dengan bahasa Negara mereka.Arkady mengangguk tanda dia mengerti dan paham apa yang di maksud, oleh dokter-dokter khusus tersebut. Salah satu dari dokter itu memutuskan untuk pergi, Arkady langsung mendekati Alland. Alland tampak tegang, menunggu apa yang akan dikatakan oleh sang Duke atau calon Grand Duke tersebut.Arkady menghela nafas panjang. "Mereka akan membawa salah satu dokter khusus lain, Vindy harus diperiksa oleh dokter kandungan."Alland yang tadi tegang, berubah menjadi lebih tenang."Bagaimana rasanya menjadi seorang suami?" tanya Arkady."Kamu kan sudah menikah. Mengapa masih bertanya lagi?" tanya Alland
Alland menghubungi keluarganya memberikan kabar baik tentang kehamilan istrinya. Kedua keluarga besarnya tampak sangat bahagia sekali, mendapat kabar dari putra dan putri mereka. Vindy sudah tidak lagi mengalami mual, dia hanya akan muntah di pagi hari saja dan Alland akan selalu siap siaga untuk hal itu. Dia rela tidak tidur dengan nyenyak, agar istrinya selalu mendapatkan perhatian besar darinya. Alland merasa hari-harinya akan sangat membahagiakan, apalagi dia akan menjadi orang tua saat anak-anaknya lahir ke dunia ini. Anak-anaknya nanti akan mewarisi kekayaannya, salah satu dari mereka akan menjadi pemimpin mafia menggantikan dirinya.Vindy menatap lembut wajah tampan suaminya, lalu mengecupnya dengan penuh cinta. "Kapan kita akan kembali ke New York?"Alland tersenyum hangat dan memeluk tubuh mungil itu. "Kita harus menunggu perintah dari Duke Arkady, dia yang berkuasa di Negara ini."Vindy mengangguk paham, dia sangat memahami di mana dirinya dan Alland saat ini."Sayang. Kamu
Alland dan Vindy membungkuk hormat, menghormati wanita yang statusnya sebagai Grand Duchees di Negara Rusia."Selamat datang, Grand Duke dan Grand Duchees. Kami sangat senang melihat anda berdua datang kemari," ujar pemilik restoran tersebut.Erik dan istrinya hanya mengangguk, sebagai jawaban dari sambutan tersebut.Pemilik Restoran itu bahkan sudah menyiapkan tempat yang khusus, untuk tamu kehormatan mereka yang berasal dari keluarga bangsawan."Terimakasih atas ucapannya, Grand Duke dan Grand Duchees. Kami merasa sangat senang," ujar Alland dan Vindy.Alland dan Vindy saling memandang, sepertinya mereka harus berpamitan hari ini untuk kembali ke New York besok."Kami juga ingin berpamitan kepada anda berdua, karena besok akan kembali ke Amerika lagi," ujar Alland dan Vindy."Kenapa cepat sekali?" tanya Erik."Kedua orangtua kami sudah sangat rindu," balas Vindy cepat.Erik mengangguk dan mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Vindy."Baiklah nak. Kami mengerti hal itu dan kapan-kap
Satu minggu pun berlalu, saat ini Alland dan Vindy telah sampai di Mansion keluarga Edric. Mereka berdua di sambut hangat, oleh kedua orang tua mereka. Carlina yang sangat antusias melihat kedatangan putra-putrinya, langsung memeluk keduanya.Carlina menatap perut Vindy yang mulai membesar, wanita paruh baya itu mengusapnya dengan penuh kasih sayang."Selamat datang cucuku," ujar Carlina.Vindy tersenyum dan mencium tangan Carlina dengan penuh kebahagiaan."Akhirnya kalian datang juga," ujar Allard.Allard memandangi kedua anak-anaknya, dengan penuh kelembutan dia sangat senang dengan kehamilan Vindy. Keluarga Edric akan segera memiliki cucu, Mansion ini akan sangat ramai."Daddy sangat senang mendengar kabar kehamilan mu nak. Kami akan punya cucu," ujar Allard."Terimakasih, Daddy. Aku sangat senang bisa memberikan hadiah terindah untuk keluarga ini," ujar Vindy."Daddy, Mommy. Kita bicara di dalam saja karena aku khawatir ada mata-mata musuh yang mendengarnya," ujar Alvian."Kamu be