Nia
Sudah tiga hari lalu, badanku masih terasa sakit dan linu, sekarang kondisiku lebih baik di banding kemarin, ternyata vitamin yang di kasih benar-benar sangat membantu,“ada buah jeruk nih kak” ucap albert.“dari siapa?”“gak tau, tadi di gagang pintu pas pulang ke rumah” Albert kasih tunjuk buah jeruk kecil warna hijau.“pasti asem itu” aku meringis membayangkan rasanya,“gak kok, manis banget, aku bukain yah, kakak tunggu di disini aja,” albert langsung ke dapur membawa jeruk.Kenapa albert bertinggkah sedikit aneh, padahal aku juga bisa buka jeruknya sendiri, gak lama albert membawa jeruk yang udah kekupas di piring.“kamu aneh ih, masa kakak gak bisa buka jeruk doang?”“hehehe, ya sesekali aja gitu” tawa kecilnya,“kak makannya langsung semua, jangan satu-satu” pintanya,“kayak gini” satu suapan langsung ke dalam mulutku, albert tak mengambil jeruk yang udah di kupas, melainkanHarsaMasih kebayang kejadian kemarin bersama bella, rasanya belum percaya bella benar-benar melakukannya. apa dia agresif ke hara juga ya waktu dulu,Sekilas aku memikirkan, Andai bella tau masalahku saat ini, pasti dia mau membantuku dengan suka rela, tanpa harus mengeluarkan biaya lebih. tapi nia masih di pikiranku saat ini.Bella gak boleh tau apa yang terjadi sama aku sekarang, rahasia ini benar-benar harus tersimpan rapat sampai aku benar-benar sembuh minimal lima puluh persen.Ucapan bella juga benar, saat aku benar-benar nafsu. Aku menjadi pribadi yang cukup kasar, seperti hanya ingin memuaskan diri sendiri, tak memikirkan pasangan nantinya. Jadinya aku saja yang puas, tapi pasanganku suatu saat nanti hanya pura-pura puas demi ke egoasnku. Mungkin sama seperti nia kemarin.“masa ia bella beneran suka” gumamku, dari sikapnya benar-benar aku dia menyukaiku, tapi aku belum yakin hal itu.“selamat pagii pak” sapa nia yang sud
NiaAku gak pernah bisa menebak apa yang di pikirkan harsa, hari ini dia memintaku memakainya kalau sudah di apartementnya. pasti pakian yang membuat aku geleng-geleng kepala karena fantasinya yang aneh-aneh.“sabar ya bukanya” ledeknya saat aku mencoba mengocok kotaknya.“hehe ia pak”“tapi kita ke rumah sakit dulu” ucapnya.“siapa yang sakit?”“papaku, barusan mama kabarin aku”“oh ia pak baik,” aku menangguk ikut ke arah rumah sakit. Wajahnya harsa langsung berubah drastis setelah dapat kabar itu. Selama perjalanan dia tak banyak bicara sedikit pun.Perjalanan dari kantor ke rumah sakit cukup memakan waktu sekitar satu jam dari kantor,“kamu ikut masuk aja ya” ajaknya saat turun dari mobil.“tapi pak, saya tunggu disini aja” kataku“gak apa-apa, ayo” harsa sempat memegang tanganku menuju lift, dan reflek aku melepaskan pegangannya saat pintu lift terbuka. aku terpaksa ikut ke dalam.
HarsaAku tak percaya melihat nia terkencing-kencing saat klimaks, aku hanya melakukan apa yang bella ajarkan kemarin. Ternyata nia juga bisa squirt. Air pipisnya lebih banyak dari bella, dan erangannya begitu menikmati seolah apa yang di tahan telah keluar semua.Aku membuka ponselku untuk melihat foto nia yang aku foto diam-diam. Wajahnya tak aku foto hanya tubuhnya yang terlentang pasrah seperti ini. Terutama bagian vaginanya yang basah.lima menit aku tinggal untuk mandi, nia masih duduk terdiam sambil menutupi tubuhnya dengan selimut.“kenapa?”“ehmm enggak kok” jawabnya seperti ada sesuatu yang di sembunyikan.“soal deal yang tadi boleh di batalkan kok, itu hanya spontan karena terbawa nafsu” kataku duduk di sampingnya.“gak apa-apa kok, asal tak melebih batas perjanjian hmm” ucapnya menoleh kearahku sambil senyum, dan bibirnya ternyata sangat menggoda.“yakin?”“iah”“kalau gitu aku bole
NiaMasih teringat terus saat tadi di apartement harsa, aku benar-benar terkejut harsa bisa melakukan hal itu.Jujur pertama kali aku merasakan hal itu, atau orang bilang Namanya Squirt, rasanya benar-benar tak bisa utarakan dengan kata-kata.Tapi sejak kapan dia bisa melakukan hal itu, tangannya yang begitu kaku dan terburu-buru bisa langsung berubah lebih lembut.“ohh tidaak” gumamku kembali terbayang terus menerus kejadian tadi. Secara gak sadar aku mengelus belahan vaginaku sendiri.Tak lama aku mulai tertidur, albert pun jam segini belum pulang, kalau nginap pun kasih kaba ke akua tau ke mama.Terdengar sayup-sayup suara pintu terbuka, pasti itu albert. Mataku susah untuk dibuka karena sangat Lelah.Denyit tanga tempat tidur, dan tak lama terasa remasan pelan di selingin elusan belahan vaginaku, aku berusaha membuka mataku setelah aku tidur dengan posisi tangaku di selangkangan, seolah sedang mnastubasi.“a
Harsa-Tempat paling nyaman memang di rumah, semewah apapun kamar percuma kalau tak nyaman. Tepat jam sepuluh pagi, pertama kali dalam tahun ini aku bisa bangun siang, rasanya begitu indah bisa bangun siang.Aku langsung liat ponsel, ada chat dari bella. “ harsaa jemput gue dong, gue ma uke rumah lo”“Naik taksi aja, pulangnya gue antar nanti” balasku. Aku langsung keluar kamar menuju dapur untuk minum jus. Sepertinya enak bangun tidur langsung minum jus.“enaknya yang baru bangun~~” suara yang gak asing, yaitu bella, dia berdiri sambil menyilangkan kedua tangannya.“hee? Sejak kapan lo ada sini? Bukannya barusan minta jemput?”“liat dong, jam berapa gue chat nya” aku langsung lihat jam saat bella minta jemput. Tepatnya jam tujuh pagi.“dan lo baru bales jam sepuluh, helooooo” gerutunya agak kesal.“sorry, capek banget sih soalnya” kataku kasih satu gelas jus buat tenangin tensinya yang lagi jelek.“lag
Nia-Pertama kalinya aku rasain nahan horny sampai keringat dingin seperti ini, apa lagi sampai harus menunggu albert tidur pulas. Di kamar mandi pun tak leluasa. aku terus menunggu sampai malam.Aku turun kebawah keluar kamar dan masuk lagi, untuk meyakinkan albert sudah tidur. Kalau albert tau aku yang sekarang, bisa-bisa dia bakal salah paham. dan mungkin saja yang aku takutkan bakala terjadi.Sekarang aku langsung buka celana hotpantsku sekaliagus ccelana dalamku sampai setengah paha setelah yakin kalau albet sudah tidur.“ohhhhh” dengan perlahan aku menggesekan jari ke belahan vagina, tangan satunya meremas buah dadaku yagn sejak tadi sore terus tegang. rasanya begitu sangat sensitif.“aaannggghh” aku mutup mulutku dengan menggigit bantal, aku membayangkan aku klimaks seperti boss harsa lakukan. bayang-bayang itu terus muncul, jari-jari bergantian menggesek vaginaku.“anggghh aahh” aku menggeliat dan sedikit membanting tubuh
Hara-Di sela-sela kantor aku coba saran dari budi, kalau coba lihat atau bayangin tentang tubuh nia, hasilnya lumayan bisa ekresi tapi libido bisa turun saat focus kekerjaan.Andai satu minggu ini aku gagal, aku harus mengulangnya satu minggu, padahal kemarin berhasil walau dengan bella. Apa itu gak termasuk itungan.Dan bila itu berhasil, itu akan berlangsung secara alami, tapi Bisa cara cepat dengan obat lagi, tapi ginjalku bekerja cukup keras kalau di timpa obat setiap hari.“permisi pak, ada dokter budi di depan” ucap nia“suruh masuk kesini aja,”“baik pak”Selalu dadakan ini anak kalau mampir ke kantor, untungnya aku sudah selesai dengan tugas dengan cek satu persatu persiapan untuk sabtu besok. Dan tepat untuk terapi“serius banget pak boss” ucapnya.“ia, pusing gue, “ budi juga tau masalah perusahaan yang aku alami sekarang, gak lucu kalau suruh lepas saham di hadapan investor.Sekaran
Nia-Hari ini benar- benar hari yang melelahkan, karena seharian tiga kali meeting. Bedanya boss harsa yang turun tangan untuk presentasi.Mungkin ini karena perusahaan ini sedang dalam problem cukup besar, karena dari sekian seperti ini tak kunjung goal. Maka dari itu harsa yang turun tangan untuk bisa meyakinkan,Harsa dan pak rudy keluar dengan wajah yang datar, aku rasa ada kabar buruk soal ini.“saya bawain” kataku ambil berkas yang di pegang harsa sambil menuju lobi hotel untuk istirahat.“saya sudah pesan kamar pak, kalau kemalaman bisa tidur disini” kata pak rudy yang balik membawa kunci kamar.“haa?” celetuk terkejut.“nanti saya pulang aja hehe” jawabku spontan saat boss harsa ada rencana tidur di hotel.“kalau gitu bawain semua barang saya ke kamar hotel, dan tunggu di Bar hotel oke” ucapnya.“baik pak,” aku langsung membawa tas yang berisi keperluan boss harsa, aku gak bisa nolak. aku membaw