Share

Bab 3. Jaga Matamu, bocah!

Author: Kenzi Hinata
last update Last Updated: 2021-09-28 19:35:20

Pagi ini Arimbi bangun agak kesiangan, sebabnya tadi malam ia susah memejamkan mata. Setelah melaksanakan sholat subuh, ia keluar kamar. Menuruni tangga dengan perlahan. Rumah mewah ini terlihat lengang. Arimbi berjalan ke arah taman. Menghirup segarnya udara pagi hari. Perasaan asing langsung menyapa. Ini adalah pagi pertama Arimbi berada di rumah orang lain. Biasanya kalau di rumah, pagi seperti ini menjadi tugas Arimbi memberi makan ayam dan membersihkan kandang kambing.

Harumnya bunga mawar dan juga cempaka membuat pikiran tentang kampung halaman teralihkan. Ia memetik setangkai mawar, menghirup kelopaknya, setelah itu mendudukkan bokongnya pada ayunan di samping pohon manggis.

Saat asyik menatap asrinya tanaman di kebun, tatapan Arimbi bersirobok dengan Sagara yang tengah berolahraga dengan bertelanjang dada. "Astaga kenapa dia tak memakai baju sih, mataku ternodai!" gerutu Arimbi. "Kenapa dada, dan perutnya sekencang itu?" Lagi-lagi Arimbi melayangkan tatapan ke arah Sagara. "Astaga tubuhnya indah sekali. Hais!! Arimbi apa yang kau pikirkan?" Arimbi menepuk pipinya yang tiba-tiba menghangat, dan kini mengetuk keningnya sendiri.

"Dia kenapa?" gumam Sagara ketika melihat Arimbi memegangi pipi dan juga mengetuk-ngetuk dahinya. "Apa dia sakit!" bisik batin Sagara khawatir. "Ah, apa peduliku!" rutuk Sagara, melanjutkan kembali olahraganya. Sekarang Sagara tengah melakukan gerakan sit up.

Arimbi kembali menatap Sagara. "Ck, pamer!" cibir Arimbi dengan suara pelan lebih menyerupai gumaman. Dentuman dan gelenyar halus di dada membuat Arimbi menundukkan wajah, mengais-ngais tanah. Kebiasaan yang ia lakukan tatkala gelisah atau pun bila mencemaskan sesuatu.

"Kau bisa membuat lubang di tanah itu dengan kakimu!"

Arimbi terkesiap saat satu wajah bak Arjuna tepat berada di depannya. Sagara berjongkok agar bisa mensejajari wajah Arimbi yang tengah menunduk. Untuk beberapa saat Arimbi terpana oleh pesona wajah dan tubuh indah Sagara. Hingga kemudian ...

"Astaghfirullah!! Apa yang Tuan lakuin, sih? Kenapa muncul di depanku tanpa pakai baju? Ck, ck, saya tahu tubuh Tuan itu bagus, tapi gak juga kali mesti pamer ke mana-mana!" Bibir Arimbi mencebik, memutar mata jengah. Tanpa Arimbi sadari ada seseorang yang ingin segera menerkam bibir itu. Dialah Sagara yang setengah mati menahan diri agar tak lepas kendali saat melihat cara Arimbi mencebikkan dan mengerucutkan bibir ranumnya.

"Oh, jadi kau mengakui kalau tubuhku ini indah? Ah, kau orang yang kesekian puluh juta yang bilang kalau tubuhku itu indah. Jadi aku biasa saja!" ucap Sagara dengan angkuh, pria itu menegakkan tubuh sembari melipat kedua tangan di depan dada.

Tanpa sadar kembali Arimbi menatap objek keindahan di depan mata. Tubuh berotot dengan perut rata dan kotak-kotak. Dan, eh ... sekarang fokus Arimbi pada bagian bawah tubuh Sagara yang hanya tertutup celana di atas lutut. Dan itu sangat ....

"Astaghfurullah, Imbi! Kenapa kau jadi berotak mesum begini sih, mata imbi, mata. Kondisikan matamu?!"gumam Arimbi yang dapat ditangkap indera pendengaran Sagara. Hingga pria itu tak dapat menahan senyum.

"Iya. Jaga matamu bocah. Jangan sampai matamu bintitan karena terlalu lama memandangku!" ejek Sagara. Membuat Arimbi mengerutkan kening.

"Tuan dengar apa yang aku katakan?" tanya Arimbi dengan polosnya.

"Ha,ha,ha!" Bukannya menjawab Sagara malah tertawa terbahak-bahak. Hal itu makin membuat Arimbi heran dan kesal. Kesalnya kenapa pria di depannya, yang sudah menipunya itu sangat tampan saat tertawa.

Ngomong-ngomong soal menipu, Arimbi jadi ingat sesuatu.

"Tuan kenapa menipu saya dan orang tua saya?" tanya Arimbi, sontak membuat Sagara menghentikan tawa.

"Menipu? Aku? Tentang apa?" tanyanya dengan tatapan tajam bak elang mengincar mangsa. Hal itu tak pelak membuat nyali Arimbi sedikit ciut. Tapi dia harus bicara. Arimbi tak mau membuat Sagara bebas berbuat sesuka hati hanya karena telah membelinya. Lagi pula dia bukan barang yang bisa dimainkan sesuka hati.

"Tentang, em, ini tentang-

"Ck. Cepatlah katakan! Aku sudah tak punya waktu banyak. Sebentar lagi aku harus bekerja!" potong Sagara gemas. Karena Arimbi terlihat gugup saat berbicara.

"Itu, tentang Tuan yang sudah punya istri. Kenapa tak jujur? Tuan telah menipu saya dan juga Bapak saya. Seandainya Tuan mengatakan bahwa Tuan telah menikah saya tak akan mau menikah dengan Tuan. Saya tak sudi jadi wanita yang menyakiti perasaan wanita lain!" Arimbi merasa lega, setelah mengatakan segala beban di hatinya.

"Bapakmu itu sudah tahu, bahwa aku sudah punya istri. Tapi karena uang dua milyar itu sepertinya apa yang kau rasakan sama sekali tak berarti buat dia. Ck, manusia mata duitan seperti bapakmu itu bahkan kalau aku menyuruhnya memakan kotoran pasti akan dia lakukan!"

Wajah Arimbi memerah. Manik bening dengan sorot lembut itu kini berubah tajam dan bengis. "Anda itu mulutnya benar-benar tak bisa dijaga ya? Walau bagaimana pun dia adalah Bapakku, dan berarti adalah bapak Anda juga. Karena saya adalah istri Anda. So, hargai dan hormatilah orang tua saya!" desis Arimbi. Terlalu kesal membuat mata Arimbi memanas, kabut membayangi di selaput kornea bening itu.

"Istri? Siapa? Kamu! Ha, ha, ha. Please. Wake up litle girl, kamu itu hanya alat pembayar hutang. Jadi jangan ngarep lebih deh" ejek Sagara tepat di depan wajah Arimbi. Amarah Arimbi makin menggunung. Ingin ia tendang ke ujung khatulistiwa pria tampan menyebalkan di depan matanya ini. 

"Astaga, tampan? Ish. Bisa-bisanya aku masih memuji dia. Amit-amit jabang bayi!" gerutu Arimbi panjang pendek.

Rasa gemas sagara kembali hadir saat melihat Arimbi komat kamit. Bibirnya miring ke kiri dan ke kanan.

"Kau sengaja membuat bibirmu bergerak-gerak seperti itu agar aku menciummu?" bisik Sagara. Pria itu menundukkan tubuh agar bisa kembali melihat wajah Arimbi.

Arimbi yang terkejut, sontak berdiri. Dengan cepat pula Sagara menarik tubuhnya kalau tidak saat ini mungkin kepalanya dan Arimbi pasti terbentur.

Tak berlangsung lama, tiba-tiba ...

"Aw, apa yang kau lakukan, bocah!?" teriak Sagara. Pria itu melompat-lompat dengan satu kaki, dengan ke dua tangan memegangi kaki. Sagara merasakan sakit luar biasa di tulang kering kaki yanh diinjak oleh Arimbi. Sebelum Sagara menyadari Arimbi sudah berlari menjauh, sambil menjulurkan lidah. 

"Weee. Syukurin. Makanya jadi orang jangan songong!" teriak Arimbi sambil berlari masuk ke dalam rumah. Diiringi tatap mata elang Sagara dan ... senyuman samar Sagara.

Senyuman samar itu kini berubah lebar. Tanpa dia sadari ada sepasang mata yang sedari tadi menatap tajam ke arah mereka dari balik jendela. Dialah Felicia. Wanita itu terlihat mengepalkan tangan dengan wajah memerah menahan amarah. 

Sementara itu di dalam kamarnya. Arimbi tengah berbaring di atas tempat tidur terempuk yang pernah dia rasa. Asyik berbalas chat dengan teman-temannya. Setelah itu beralih ke aplikasi berwarna biru. Tenggelam berselancar ke dunia maya. 

Kruuk, kruuk. 

Perut Arimbi berbunyi. Matanya melirik jam di atas nakas. Sudah pukul 9. Pantas saja, cacing dalam perut sudah protes, minta di isi. 

Arimbi menyambar jilbab instan di atas meja, mengenakannya. Kemudian turun ke lantai satu. Berjalan dengan perlahan ke arah meja makan. Manik bening itu membulat sempurna ketika melihat hidangan yang tersedia di atas meja.

"Makanan sebanyak ini siapa yang akan menghabiskan?" gumam Arimbi ia kemudian duduk di kursi. Menyendokkan nasi dalam piring, ayam goreng dan juga sambal. Ia kemudian mulai mengunyah makannanya.

"Silviaa!!!" teriak Felicia memanggil artnya.

"Huk, huk,huk!" Arimbi tersedak dengan suara teriakan Felicia. Direguknya air dalam gelas hingga tandas.

"Saya, Nya!" Silvia datang tergopoh-gopoh mendekati Felicia.

"Mana juice saya?" tanya Felicia dengan ketus. Silvia segera berlalu ke arah dapur dan kembali dengan segelas Juice sirsak.

Dengan ekor matanya Arimbi melirik Felicia yang duduk di seberang mejanya. Beberapa detik kemudian mata Arimbi terlihat menatap ngeri dengan kondisi tubuh Felicia.

"A-a-ap-apa yang terjadi dengan wajah Mbak Felicia?"tanya Arimbi dengan suara bergetar dan wajah ketakutan. Wajah Felicia terlihat sangat mengerikan. Bibur pecah dengan darah yang masih terlihat bekasnya. Tatap Arimbi beralih fokus ke lengannya yang terlihat sepertu sentuhab besi atau benda sejenisnya.

Related chapters

  • Terjebak Pernikahan Dengan pria Sadomasokis   Bab 4. Kabur

    "A-a-pa, Tuan Sagara yang telah melakukakan ini pada tubuh Mbak Felicia?" tanya Arimbi lagi. Felicia masih juga bungkam. Wanita itu tengah asyik menikmati juice dalam gelasnya."Mbak !!" bentak Arimbi, dia terlihat tak sabar melihat wanita itu masih saja bungkam."Ck, berisik! Benar dia yang melakukan ini semua. Bagaimana ... indah kan? Aku sangat menyukai tanda ini!" Felice nampak menghidu lebam di lengannya sambil memejamkan mata membayangkan sesuatu yang erotik. "Ah, aku jadi merindukannya!" gumam wanita dengan mata terpejam, membayangkan wajah Sagara.Arimbi menatap tak percaya pada wanita yang wajahnya terlihat mengerikan itu. Pelipisnya pecah, ujung bibirnya juga pecah. Dan yang paling mengerikan adalah lebam-lebam biru di seluruh lengannya."Apakah Tuan Sagara selalu melakukan hal itu--menyiksamu, tiap kali kalian melakukan hubungan suami isteri?" Arimbi bergidik ngeri saat melihat Felicia menjawab dengan senyum dan anggukan kepala.

    Last Updated : 2021-09-28
  • Terjebak Pernikahan Dengan pria Sadomasokis   Bab 5. Gadis berdada rata

    Arimbi hanya bisa menatap lurus kedepan. Otak wanita itu terus saja memikirkan apa yang akan terjadi dalam hidupnya. Rumah tangga seperti apa yang tengah ia jalani? Berapa lama dia akan bertahan dengan pernikahan ini? Istri ke dua, suami sadomasis. Ah, lengkap sudah penderitaan Arimbi.Membicarakan kelainan seks ini, Arimbi sudah mencari tahu tentang apa itu sadomasokis, dan itu membuat Arimbi ketakutan hingga kini."Kita sudah sampai, Nyonya kecil!" ujar seorang pengawal. Arimbi menarik napas, memenuhi seluruh rongga dadanya, untuk menekan rasa tegang dalam hati.Arimbi turun dari mobil itu. Berdiri menatap rumah megah yang dua hari lalu sempat membuat gadis itu kagum akan tetapi kini malah membuatnya di landa rasa cemas, ngeri dan takut. Membayangkan bagaiman penghuni rumah ini bertingkah laku. Melebihi kelakuan bintang."Hm,hm!" deheman keras seseorang membuat Arimbi berjengit."Apa yang sedang kau rencakan dengan menat

    Last Updated : 2021-09-28
  • Terjebak Pernikahan Dengan pria Sadomasokis   Bab 6. Jangan besar kepala

    Mereka telah sampai di sebuah butik di kawasan Kemang. Sebuah bangunan lima lantai berdiri menjulang kokoh. Bangunan berdinding pastel itu terlihat sangat aseri. Bunga-bunga dengan aneka macam dan warna.Saat akan memasuki butik tadi Arimbi terlihat berdecak kagum dengan keindahan bunga morning glori yang menjalar pada pagar tembok butik. Warna ungu dan pink membuat mulut gadis itu tak berhenti berdecak."Ck, ck, ck. Cantik bener!!" Kini mobil memasuki halaman butik, sebelum masuk mereka di sambut bunga-bunga yang sangat indah. Bunga mandevilla nampak ditanam dengan cara bergerombol pada tiang, di atasnya dipasangi lampu yang akan menyala pada malam hari, dan keindahan bunga ini akan semakin terpancar.Saat akan memasuki butik di samping kiri kanan pintu, bunga anggrek, mawar dan juga sedap malam tumbuh subur,dan sedang berbunga. Wangi bunga mawar dan sedap malam menghentikan langkah Arimbi. Gadis itu berjalan mendekat ke arah bebungaan

    Last Updated : 2021-10-06
  • Terjebak Pernikahan Dengan pria Sadomasokis   Bab 7. Wanita genit

    Makan malam berjalan hening. Makanan aneka rupa sudah terhidang di meja. Sejak masuk ke rumah Sagara dua hari yang lalu. Arimbi selalu dihantui rasa bersalah. Menghidangkan makanan sebanyak ini, yang makan hanya bertiga dan Arimbi yakin mereka hanya akan memakannya sedikit setelah itu akan meninggalkan sisanya. Kalau di rumah ada pelayan yang akan menghabisikan lauk pauknya tidak tahu kalau di restoran ini. "Kau kenapa? Apa tidak suka dengan makanannya?"tanya Sagara, entah kenapa di telinga Felicia menangkap ada hal berbeda dari cara Sagara memperlakukan Arimbi. Suara pria itu boleh saja datar dan dingin seperti biasa, tapi Felicia mengenal dengan cukup baik bagaimana seorang Sagara. Dan bisa Felicia pastikan bahwa Sagara menyimpan ketertarikan pada Arimbi. "Tentu saja ini bukan seleranya. Biasanya dia makannya tahu tempe, sayur asem dan-- "Jengkol goreng, dan ikan asin. Terus nasinya yang anget-anget. Aduh, Mbak Felicia kamu so sweet banget si

    Last Updated : 2021-10-06
  • Terjebak Pernikahan Dengan pria Sadomasokis   Bab 8. Nafsu yang menakutkan

    Mata Felicia menatap lekat wajah Arimbi. Sedangkan Sagara mempertajam pendengarannya. Ia ingin tahu jawaban apa yang akan diberikan oleh Arimbi."Aku tak akan menjawab. Karena itu adalah masalah pribadiku. Meski aku ini adalah alat pembayar hutang tapi aku juga masih punya hak untuk memiliki privacy, kan?" Suara Arimbi terdengar pelan. Ada rasa kecewa dalam hati Sagara saat Arimbi tak menjawab pertanyaan Felicia.Suasana mobil kembali sunyi. Arimbi fokus menatap ke arah lampu kerlap kerlipnya membuat Arimbi teringat kampung halaman.Mobil kini memasuki halaman rumah Sagara. Begitu berhenti, Arimbi gegas keluar berjalan mendahului mereka. Menyisakan kerutan pada wajah Sagara. Melihat Arimbi diam seperti itu tentu saja membuatnya heran. Hampir seminggu tinggal bersama Arimbi, baru kali ini mulutnya diam. Biasanya ia berkicau laksana burung murai.Felicia sedari tadi mengamati gerak gerik Sagara. Berkali-kali ia melihat sorot mata Sagara

    Last Updated : 2021-10-06
  • Terjebak Pernikahan Dengan pria Sadomasokis   Bab 9. Aku ingin kamu

    Huek, huek, huek!!!Berulang kali Arimbi memuntahkan isi perutnya. Masih terbayang dengan jelas gambaran bagaimana Sagara memukuli Felicia tanpa ampun. Sebelum kemudian melakukan penyatuan mereka. Felicia, wanita itu bagaimana dia bisa berteriak ke sakitan tapi juga mengiringinya dengan desahan menikmati?"Kau kenapa?""Astaghfirullah!" teriak Arimbi, matanya membeliak sàat melihat Sagara duduk di atas tempat tidur dengan menatap tajam ke arahnya."Anda ... sedang apa di sini?" tanya Arimbi dengan wajah pucat pasi seperti habis melihat hantu."Kenapa? Ini rumahku jadi aku bebas ada di mana saja selagi masih di wilayah rumah ini!" balas Sagara. Netra bak elang itu masih saja menyorot tajam ke arah Arimbi membuat wanita itu ketar ketir."Kamu belum menjawab pertanyaanku. Kamu kenapa?" Sagara mengulangi pertanyaannya"Tidak apa-apa! Mungkin masuk angin!" jawab Arimbi asal. Wanita itu kemudian berj

    Last Updated : 2021-10-07
  • Terjebak Pernikahan Dengan pria Sadomasokis   Bab 10. Aku membencimu tapi juga menginginkanmu

    Arimbi menahan napasnya, manik bening itu berkedip-kedip manatap Sagara."Aku sangat membencimu, Arimbi! Bagaimana bisa gadis cilik sepertimu mengganggu pikiranku?" Sagara meracau, membuat Arimbi sontak menutup hidungnya. Bau alkohol itu membuat perut Arimbi mual.Pria itu tiba-tiba mengeratkan pelukannya. Dengan sekuat tenaga Arimbi berusaha melepaskan diri tapi tak juga bisa. Tenaga Sagara terlampau kuat. Meski sekarang dia dalam keadaan mabuk. Sebenarnya rasa mabuk Sagara sudah sedikit menghilang. Tapi, pria itu memang sengaja tak mau melepaskan Arimbi dari pelukannya."Tu-tu-an! Aku tidak bisa bernapas!" bisik Arimbi. Dadanya memang terasa sesak karena kuatnya pelukan Sagara."Diamlah!" bentak Sagara. "Jangan banyak bergerak! Jangan sampai kau menyesali tindakanmu. Jadi kalau kau ingin tetap aman. Diamlah! Jangan membuat gerakan apa pun!" ucap Sagara dengan suara serak. Nyali Arimbi ciut mendengar ancaman Sagara

    Last Updated : 2021-10-09
  • Terjebak Pernikahan Dengan pria Sadomasokis   Bab 11. Rindu, selalu merinduimu

    "Apa yang kau lakukan, Fel? Apa kau sudah gila?" teriak Sagara ketika vas bunga hampir saja mengenai kepalanya."Kau yang gila. Bagaimana kau bisa tak mengabariku sekali pun! Kau pasti bersama pelacur kecil itu kan?" teriak Felicia, tak kalah kencang. Wajah wanita itu terlihat merah padam."Apa--kau-- sudah mulai mencintainya? Apa kau sudah menyentuhnya?" Felicia menatap tajam ke arah Sagara. Wanita itu berjalan mendekat tak perduli dengan pecahan vas bunga yang melukai telapak kakinya. Warna keramik yang tadinya putih, kini berwarna merah karena darah dari luka di telapak kaki Felicia.Sagara hanya memejamkan mata melihat apa yang dilakukan Felicia. Wanita ini dua kali lebih beringas dari saat bercinta ketika dilanda cemburu seperti ini.Wanita itu kini berada tepat di hadapannya. Menyentuh wajah Sagara, awalnya lembut, tapi kemudian kuku panjang itu seperti menancap di kulit Sagara."Kau belum menjawab pertanyaanku! Apak

    Last Updated : 2021-10-09

Latest chapter

  • Terjebak Pernikahan Dengan pria Sadomasokis   Bab 27. Wanita penipu.

    Tubuh Arimbi gemetar mendapati tatapan membunuh dari Sagara. Pria itu, Sagara Atmaja, menatap dengan sorot amarah yang tak pernah dilihat Arimbi.Sagara kemudian menarik tangan Arimbi dengan kasar."Jangan sakiti dia!" Hans menahan tangan Arimbi. "Menolaklah kalau kau tak ingin pergi!" ucap Hans lirih. Sagara bergerak maju mendekati Hans. Melihat sorot mata Sagara yang siap menghancurkan apa pun membuat Arimbi cemas."Maaf, Mas. Saya harus pulang bersama suami saya. Tolong lepasin!" pinta Arimbi dengan sorot mengiba. Setelah mengatakan hal itu, Arimbi mengamit tubuh besar Sagara dengan tangan kecilnya. Mereka berdua berjalan keluar kafe, menuju tempat parkir di mana mobil Sagara berada. Dengan kasar Sagara membuka pintu mobil, mendorong tubuh Arimbi masuk ke dalam dengan kasar.Ia sendiri kemudian masuk ke dalam mobil. Menginjak pedal gas, melajukan sedan lexusnya dengan kecepatan tinggi. Arimbi dengan tergesa memasang sabuk pengaman.

  • Terjebak Pernikahan Dengan pria Sadomasokis   Bab 28. Sedingin kutub selatan

    Pagi hari Arimbi terbangun dengan perasaan kosong. Sekosong tempat tidur di sampingnya. Perempuan muda itu meraba tempat di sampingnya. Tempat di mana biasa Sagara tidur. Dingin.Arimbi mengembuskan napas pelan. Badannya terasa lemas. "Salahku sendiri, kenapa tidur lagi setelah subuhan, jadinya badan lemes kayak gini!" Arimbi bermonolog seorang diri. Ia kemudian meraih ponsel. Berharap akan ada pesan dari Sagara.Nihil. Tak ada satu pun pesan dari pria itu."Dia sangat menakutkan saat cemburu!" gumam Arimbi sembari menuang susu ke dalam gelas.Ting.Ugh,ugh. Arimbi tersedak. Dia amat terkejut dan senang dengan bunyi notifikasi ponselnya. Berharap itu adalah Sagara. Akan tetapi harapannya sirna karena ternyata yang mengiriminya pesan adalah Wira. Bukan Sagara."Lain yang gatal, lain yang digaruk. Lain yang diharap lain yang datang!" Arimbi kemudian membuka pesan Wira."Nyonya kecil tak usah khawati

  • Terjebak Pernikahan Dengan pria Sadomasokis   Bab 26. Curhatan Hans

    Pagi hari Arimbi bangun seperti jam biasa. Memasak sarapan pagi untuk Sagara dan juga dirinya. Menu sarapan kali ini adalah nasi goreng seafood."Hmm, harum sekali!" ucap Sagara. Memeluk tubuh Arimbi dari belakang. Arimbi hanya mengulas senyuman. Rambut basah Sagara sehabis keramas membuat aroma samphoo menguar memenuhi indera penciuman Arimbi."Duduk dulu. Aku siapin tehnya!" titah Arimbi. Namun, Sagara tak juga beranjak. Tetap setia dengan posisinya saat ini. Sagara sangat menyukai wangi tubuh istrinya ini. Aromanya selalu menenangkan."Sayang, apa kau tak merasakan hal aneh akhir-akhir ini?" tanya Sagara setelah kini duduk di kursi dengan hidangan nasi goreng di depannya.Arimbi mengerutkan kening dengan pertanyaan Sagara. "Seperti apa?" tanya Arimbi. Wanita itu meletakkan teh di depan Sagara. Di samping nasi gorengnya."Aku terus merasakan mual, apalagi saat pagi seperti ini. Tapi, begitu mencium wangi tubuhmu rasa mual itu

  • Terjebak Pernikahan Dengan pria Sadomasokis   Bab 25. Cinta bertepuk sebelah tangan.

    Hans menghempaskan tubuh ke sofa. Rasa kesal merajai hatinya saat ini. "Kenapa harus seperti ini? Kau tak bisa terus seperti ini, Hans? Hentikan rasa yang kau miliki kalau kau tak ingin terluka. Ingat, Arimbi, wanita itu adalah istri dari orang yang ingin kau hancurkan, jadi ... hentikan sampai di sini, kegilaan ini!" Hans bermonolog seorang diri.Ting nong, ting nong.Dahi Hans mengerut. Ia tak ada janji. Mengapa ada orang yang membunyikan bel. Dengan malas ia pun bergegas menuju pintu. Hans terkejut melihat siapa yang datang ke rumahnya.Felicia tersenyum lebar menampakkan gigi putih yang berbaris rapi"Dari mana kau tahu rumahku?" tanya Hans. Pria itu masih berdiri di ambang pintu. Enggan mempersilahkan wanita berambut cokelat itu masuk ke dalam apartmennya."Kau tak mempersilahkan tamumu untuk masuk?" tanya Felicia menatap tajam ke arah Hans. Pria itu berjalan ke arah ruang tamu, diikuti Felicia di belakangnya.

  • Terjebak Pernikahan Dengan pria Sadomasokis   Bab 24. Bayi tuaku sakit

    Pagi ini udara terasa dingin, bekas hujan semalam yang turun tanpa henti. Arimbi terbangun dari sejak pukul 03. 00 dini hari, setelah menunaikan sholat subuh menyibukkan diri di dapur. Sebulan sudah tinggal di rumah hadiah dari Sagara katanya untuk merayakan prestasi seorang Arimbi karena dapat membuat beruang kutub itu jatuh cinta.Arimbi sangat menyukai rumah ini. Sesuai dengan rumah impiannya. Apalagi kolam renang itu, dia sangat menyukainya. Hampir tiap hari Arimbi akan berenang di sana dan kadang ia dan Sagara akan menjadikan kolam renang itu tempat mereka bercinta. Kata Sagara 'bercinta di ruang terbuka lebih terasa sensasinya' kalau mengingat kemesuman Sagara Arimbi jadi terkikik geli, karena kini Arimbi pun tertular dengan kemesuman Sagara.Arimbi melihat jam di dinding. Waktu sudah menunjukkan pukul 6. 30, tak ada tanda-tanda suaminya keluar dari kamar. Biasanya jam begini pria dengan mata setajam elang itu sudah duduk manis menunggu sarapan di m

  • Terjebak Pernikahan Dengan pria Sadomasokis   Bab 24. Bayi tuaku sakit

    Pagi ini udara terasa dingin, bekas hujan semalam yang turun tanpa henti. Arimbi terbangun dari sejak pukul 03. 00 dini hari, setelah menunaikan sholat tahajud dsn kemudian disambung sholat shubuh dua jam setelahnya, perempuan muda itu menyibukkan diri di dapur. Sebulan sudah tinggal di rumah hadiah dari Sagara katanya untuk merayakan prestasi seorang Arimbi karena dapat membuat beruang kutub itu jatuh cinta. Arimbi sangat menyukai rumah ini. Sesuai dengan rumah impiannya. Apalagi kolam renang itu, dia sangat menyukainya. Hampir tiap hari Arimbi akan berenang di sana dan kadang ia dan Sagara akan menjadikan kolam renang itu tempat mereka bercinta. Kata Sagara 'bercinta di ruang terbuka lebih terasa sensasinya' kalau mengingat kemesuman Sagara Arimbi jadi terkikik geli, karena kini Arimbi pun tertular dengan kemesuman Sagara. Arimbi melihat jam di dinding. Waktu sudah menunjukkan pukul 6. 30, tak ada tanda-tanda suaminya keluar dari kamar. Biasanya jam

  • Terjebak Pernikahan Dengan pria Sadomasokis   Bab 23. Pov Sagara

    Sagara Atmaja. Itu namaku. Pria dingin, angkuh, dan tak tersentuh. Begitulah orang-orang mengenal bagaimana kepribadianku.Bukan tanpa alasan aku membentuk pribadiku seperti itu. Semua karena aku berusaha membentengi luka dalam hati ku agar tak ada seorang pun yang dapat melihat luka itu.Luka itu pula yang membuat perilaku seks ku jadi menyimpang jauh dari kenormalan. Kepuasan itu kudapatkan apabila pasanganku berteriak kesakitan. Erangan, lolongan rasa sakit itu membuat gairahku tak terbendung. Rintihan dan tangisan pasanganku mengingatkan kenangan burukku yang pernah kualami puluhan tahun lalu."Jangan lakukan itu tante, Saga tidak mau!" Tangis dan ratapanku tak menghentikan wanita itu melakukan aksi bejatnya. Saat itu usiaku sepuluh tahun, entah bagaimana wanita dewasa itu memiliki nafsu menjijikkan pada pemuda seusiaku. Tak hanya berhenti sampai di sana kegiatan laknat itu ia lakukan hingga aku berusia empat belas tahun. Di mana batas ra

  • Terjebak Pernikahan Dengan pria Sadomasokis   Bab 22. Taktik Hans

    Hans terus saja mengikuti setiap kegiatan yang dilakukan Arimbi dan Sagara. Sedangkan Felicia dengan orang suruhannya mengikuti kemana pun Hans pergi.Felicia merasa sudah cukup ia mengumpulkan bukti tentang Hans. Sekarang waktunya bergerak. Ia tahu harus ke mana menemui pria pemilik wajah oriental itu.Di restoran tempat Hans bekerja. Pria itu nampak sedang asyik memasak. Memamerkan bakat memasak yang dimiliki pria itu pada dua orang wanita di pojok resto, yang terus saja mengamati tanpa berkedip.Ke dua wanita itu adalah Letta dan juga Arimbi.Beberapa jam sebelumnya."Hai, Imbi!" sapa Hans pada Arimbi yang tengah asyik memilih buku. Wanita itu sedikit terkejut dengan kehadiran Hans. Terbesit dalam pikirannya, apakah pria ini mengikutinya? Mengapa selalu saja bertemu tanpa sengaja? Namun, Arimbi segera menepis pikiran itu."Hai, Mas Hans!" balas Arimbi tersenyum ramah. Dan, itu cukup membuat deguban di jantung Hans dua kali l

  • Terjebak Pernikahan Dengan pria Sadomasokis   Bab 21. Wanita masa lalu Sagara

    Felicia membuka satu persatu foto yang dikirimkan oleh orang bayarannya. Luka di hati wanita itu makin menganga saat melihat bagaimana perlakuan Sagara pada Arimbi. Romantis, penuh perhatian. Mata menatap penuh cinta, bibir tersenyum amat manis yang tak pernah dilakukan Sagara selama bersamanya.Kening Felicia mengerut saat melihat sebuah Video yang dikirim oleh orang bayarannya. Di dalam video berdurasi sekitar sepuluh menit itu nampak Arimbi sedang tertawa bersama seorang pria yang tampak tak asing bagi Felicia."Bukankah dia adalah Chef yang bekerja di resto milik Sagara!" gumam Felicia. "Wanita itu mengulas senyum sinis. Melihat dari cara pria ini manatap jalang kecil ini, aku tahu ada rasa yang pria itu simpan. Bukankah ini adalah kabar yang sangat bagus?" Senyum di bibir Felicia makin lebar.Sementara itu Arimbi yang tanpa sengaja bertemu dengan Hans di sebuah toko buku kini tengah menikmati makan siang bersama Hans dan juga Let

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status