Share

Bab 62

Penulis: Bintu Hasan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-24 06:28:30

Malam itu, suasana di rumah besar Albian terasa lebih dingin dari biasanya. Jessica duduk di ruang kerjanya yang megah, menghadap jendela besar yang menampilkan pemandangan kota yang gemerlap. Matanya bersinar dengan rencana yang baru saja dia susun. Kali ini, dia berniat menggoyahkan kepercayaan Albian terhadap Sonia.

Jessica tahu bahwa Albian mulai menaruh perhatian khusus pada wanita muda itu. Meskipun lelaki itu tidak pernah secara terang-terangan menunjukkan rasa cinta, Jessica merasakan adanya perubahan. Itu cukup untuk membuat api cemburunya semakin menyala.

Albian baru saja kembali dari kantor ketika Jessica menghampirinya di ruang baca. Lelaki itu tengah memeriksa dokumen-dokumen penting di tangannya, tetapi tatapannya beralih begitu mendengar langkah-langkah Jessica mendekat.

“Mas Albian,” sapa Jessica dengan nada lembut, terlalu lembut untuk wanita yang biasanya dingin.

Albian mengangkat alis. “Ada apa, Sayang?”

Jessica tersenyum kecil, seolah-olah enggan menyampaikan apa y
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 63

    Pagi itu, Megan sedang merapikan beberapa barang di kamar Sonia. Udara masih dingin dan matahari belum sepenuhnya naik. Sonia baru saja keluar untuk sarapan di ruang makan bersama Albian, meninggalkan Megan sendirian di kamar.Megan, yang memiliki kebiasaan memeriksa setiap sudut untuk memastikan tidak ada sesuatu yang mencurigakan, menemukan sebuah amplop kecil tersembunyi di bawah bantal Sonia. Amplop itu berwarna putih gading dengan tulisan tangan yang rapi di bagian depan: Untuk Sonia.Megan mengernyitkan alisnya. Amplop itu terlihat baru. Ia mengambilnya dengan hati-hati dan membukanya. Di dalamnya terdapat selembar surat yang penuh dengan kata-kata manis, seolah ditulis oleh seseorang yang sedang jatuh cinta.Megan mulai membaca isi surat itu:*"Sonia,Aku tidak bisa berhenti memikirkanmu. Setiap kali aku melihatmu, hatiku berdebar tak karuan. Aku tahu ini salah, tapi perasaanku terlalu kuat untuk diabaikan. Suatu hari, aku berharap kita bisa bersama, tanpa ada yang menghalangi.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 64

    Hari itu, Jessica memutuskan untuk menjalankan rencananya yang lebih licik. Setelah gagal menjebak Sonia dengan surat cinta palsu, dia tahu perlu langkah yang lebih besar untuk membuat Albian benar-benar membenci Sonia. Kali ini, dia akan memanfaatkan emosi Sonia, mengadunya dengan Albian, dan menciptakan situasi di mana Sonia terlihat bersalah.Sementara itu, Sonia berada di ruang pribadinya yang penuh dengan buku-buku di rumah, mencoba mengalihkan pikiran dari kejadian sebelumnya. Megan, yang terus mengawasi Sonia seperti bayangan, tetap berjaga-jaga. Meski surat cinta palsu itu telah dibuktikan sebagai jebakan, Sonia tahu Jessica tidak akan berhenti sampai di situ.“Semakin hari, Kak Jes makin berbahaya,” gumam Sonia.Megan, yang sedang berdiri di dekat pintu, menyahut, “Benar. Tapi kita juga nggak akan tinggal diam. Dia mungkin licik, tapi kita bisa lebih pintar.”Belum sempat Sonia menanggapi, seorang pelayan bernama Erna masuk dengan wajah penuh kepanikan. “Non Sonia, Bu Jessica

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 65

    Langit mendung seperti memberi isyarat bahwa sesuatu yang besar akan terjadi. Di dalam rumah mewah keluarga Albian, atmosfer tegang terasa di setiap sudut. Sonia duduk di ruang pribadinya, menatap amplop cokelat besar yang berhasil dia temukan di ruang kerja Jessica beberapa malam sebelumnya. Pikirannya berputar cepat, mencoba merumuskan langkah berikutnya."Kalau aku langsung memberikan ini ke Mas Al, dia mungkin saja tidak percaya," kata Sonia, berbicara lebih kepada dirinya sendiri daripada kepada Megan, yang sedang sibuk mencatat sesuatu di meja dekat jendela."Betul," sahut Megan tanpa menoleh, "Jessica selalu punya cara untuk memutar balikkan fakta. Dia ahli dalam memanipulasi orang."Sonia memejamkan mata, mencoba menenangkan debaran jantungnya. "Tapi kalau kita tidak bertindak, dia akan melangkah lebih jauh."Megan mengangkat wajahnya, menatap Sonia dengan penuh keyakinan. "Kita tidak akan tinggal diam, Sonia. Aku sudah punya rencana untuk memastikan kebenaran ini sampai ke Pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 66

    Jessica berdiri di ruang kerjanya dengan tatapan penuh perhitungan. Langit yang cerah di luar jendela sama sekali tidak mencerminkan rencana busuk yang sedang berputar di benaknya. dia tahu posisinya di hadapan Albian mulai goyah sejak bukti pertama rencana jahatnya terungkap. Namun, Jessica belum selesai. Kali ini, dia memutuskan untuk menggunakan Rey, bodyguard yang selama ini menjadi pion dalam permainannya.Jessica memanggil Rey ke ruang kerjanya dengan nada tegas. Lelaki itu masuk dengan ekspresi enggan, menyadari bahwa setiap kali Jessica memanggilnya, ada rencana baru yang berbahaya."Rey, aku butuh bantuanmu," kata Jessica tanpa basa-basi.Rey menghela napas. "Apa lagi kali ini, Bu?"Jessica tersenyum tipis, pandangannya tajam. "Aku ingin kamu berpura-pura menjadi kekasih Sonia di masa lalu. Lebih baik lagi kalau kamu bisa meyakinkan Mas Albian kalau hubungan itu masih berlanjut."Rey terkejut, menatap Jessica dengan mata melebar. "Itu ide gila. Pak Al tidak akan percaya begit

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 67

    Suasana di kediaman Albian terasa lebih tegang daripada biasanya. Jessica dengan senyum penuh kemenangan berdiri di dekat pintu ruang makan, mengawasi Albian yang menatap kosong ke arah cangkir kopinya. Suasana dingin ini tidak luput dari perhatian semua pelayan. Mereka tahu, ada badai besar yang akan segera pecah.Sonia berada di kamar, mengelus perutnya yang membesar. Dia mencoba menenangkan dirinya setelah percakapan terakhir dengan Megan. "Semua ini pasti akan selesai," bisiknya pada dirinya sendiri. Namun, hatinya tidak bisa tenang. Sejak tuduhan Han muncul, hubungan dengan Albian semakin memburuk.Tiba-tiba, pintu kamar terbuka dengan keras. Albian berdiri di ambang pintu, matanya penuh amarah.“Sonia, aku butuh penjelasan sekarang juga!” Suara Albian menggema, membuat Sonia tersentak.Sonia berdiri dengan hati-hati, mengingat kondisinya yang sedang hamil. “Mas, ada apa?” tanyanya lembut meskipun ia sudah tahu jawabannya.“Kamu masih berani bertanya?” Albian melangkah mendekat,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 68

    Esok hari, semua masih sama, bahkan udara di rumah Albian terasa berat, seolah menyimpan rahasia yang tak terkatakan. Sonia duduk di ruang baca, matanya tertuju pada halaman buku, tetapi pikirannya melayang. Tuduhan Rey tentang hubungan gelap dengannya masih menjadi beban, sementara hubungan dengan Albian semakin renggang. Megan, yang setia mengawasi Sonia, tahu bahwa ini adalah saatnya untuk bertindak.Megan sudah lama merasa bahwa Jessica ada di balik semua kekacauan ini. Dengan tekad yang semakin bulat, dia memutuskan untuk mencari bukti bahwa surat cinta yang digunakan Rey sebagai dalih adalah palsu. Dia tahu, tanpa bukti, tidak ada yang akan mempercayai mereka, terutama Albian. Selain itu, pengakuan Rey yang dikenalnya sebagai Han harus terungkap.***Megan mulai dengan menyelidiki ruang kerja Albian. Dia tahu bahwa Jessica sering memasuki ruangan itu untuk "membantu" Albian meskipun semua orang tahu niatnya selalu terselubung.Sore hari, saat rumah mulai sepi, wanita bermata taj

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 69

    Hubungan antara Albian dan Sonia semakin dingin sejak tuduhan Rey mencuat. Albian, meskipun mulai merasa ada sesuatu yang tidak beres, tetap menjaga jarak dari Sonia. Diaa tidak bisa mengabaikan suara-suara kecil dalam pikirannya yang mengatakan bahwa ada kebenaran di balik semua ini. Namun, hatinya yang masih dipenuhi kemarahan membuatnya enggan untuk mendekati Sonia atau mencari penjelasan lebih lanjut.Di sisi lain, Sonia menjalani hari-harinya dengan beban berat di pundaknya. Meskipun Megan terus berusaha mendukungnya, dia tidak bisa menghilangkan rasa sakit karena Albian tidak mempercayainya. Setiap tatapan dingin dari suaminya adalah pengingat bahwa Jessica telah berhasil menyusup ke dalam kehidupan mereka dan menanamkan benih perpecahan.Di ruang kerjanya, Albian duduk sambil membaca laporan keuangan terbaru perusahaannya. Namun, pikirannya tidak sepenuhnya fokus. Dia teringat bagaimana Sonia menatapnya dengan air mata saat mencoba membela diri beberapa hari yang lalu. Tatapan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 70

    Megan tidak pernah berpikir bahwa perannya sebagai penjaga Sonia akan membawanya ke dalam intrik sebesar ini. Namun, setelah semua yang terjadi, dia tahu bahwa diam bukanlah pilihan. Jessica terlalu berbahaya, dan jika mereka tidak segera bertindak, bukan hanya Sonia, tetapi juga Albian yang akan menjadi korban.Malam itu, Megan memegang kunci kecil yang ia temukan di ruang kerja Jessica. Dia yakin kunci ini adalah petunjuk penting, tetapi pertanyaannya: untuk apa kunci itu?Keesokan paginya, Megan mulai bergerak. Dia memperhatikan dengan saksama setiap langkah Jessica. Saat Jessica pergi keluar rumah untuk sebuah pertemuan, Megan memanfaatkan kesempatan itu untuk masuk ke kamar pribadi Jessica.Dia memeriksa setiap sudut kamar, mencari tempat yang mungkin menjadi lokasi penyimpanan rahasia. Laci-laci meja, lemari pakaian, hingga rak buku diperiksanya dengan teliti. Hingga akhirnya, di sudut bawah lemari, Megan menemukan sebuah kotak logam kecil yang terkunci.“Pasti ini,” gumam Megan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26

Bab terbaru

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 118

    Setelah malam penuh ketegangan itu, rumah Albian tidak lagi menjadi tempat yang aman. Ethan memutuskan memindahkan keluarga Albian ke tempat persembunyian sementara. Sebuah vila di luar kota, tersembunyi di balik hutan, dipilih sebagai lokasi terbaik untuk memastikan keamanan mereka. Jessica duduk di kursi dekat jendela besar vila itu, pandangannya kosong menatap ke luar. Dia merasa seperti beban berat terus menghimpitnya. Sonia, yang tak pernah membiarkan orang lain tenggelam dalam rasa bersalah terlalu lama, mendekatinya. “Kita semua berada di sini karena kamu, Jessica,” kata Sonia, nada suaranya tegas, “tapi aku ingin kamu tahu, aku tidak sepenuhnya menyalahkanmu.” Jessica menoleh, matanya berkaca-kaca. “Sonia ... aku sudah menghancurkan hidup kalian. Jika sesuatu terjadi pada Farhan atau Alia ....” Sonia menggeleng. “Aku tidak mau mendengar penyesalan itu lagi. Apa yang kita perlukan sekarang adalah rencana. Kamu bilang kamu punya salinan data itu. Di mana?” Wanita itu m

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 117

    Malam itu, suasana rumah keluarga Albian penuh ketegangan. Jessica duduk di sudut ruangan dengan wajah penuh kecemasan, tangannya gemetar saat memegang secangkir teh yang hampir dingin. Di seberangnya, Sonia dan Albian saling bertukar pandang, mencoba membaca pikiran satu sama lain.Farhan dan Alia sudah terlelap di kamar mereka, tidak menyadari badai yang tengah mendekat. Sonia menatap Albian dengan ekspresi yang sulit diterjemahkan—campuran antara kekhawatiran dan kekuatan.“Jessica.” Sonia akhirnya memecah keheningan. “Kita harus tahu semuanya. Tidak ada yang bisa disembunyikan sekarang. Apa sebenarnya yang mereka inginkan darimu?”Jessica menggigit bibir bawahnya, ragu-ragu untuk bicara. “Aku sudah memberitahu kalian. Itu semua tentang dokumen yang aku curi—”“Tidak mungkin hanya itu,” potong Sonia, nadanya tegas, “mereka tidak akan mengorbankan segalanya hanya untuk mengejar dokumen biasa.”Albian menatap Jessica tajam. “Jessica, kalau kamu ingin kami membantu, kamu harus berkata

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 116

    Sonia memutuskan untuk tidak tinggal diam. Dia mengamati kembali rekaman CCTV yang menunjukkan pria dengan jaket logo misterius itu. Dalam pikirannya, ada satu pertanyaan yang terus menghantuinya: kenapa mereka begitu gigih mengejar Jessica?Sementara itu, di ruang kerjanya, Albian menelepon salah satu kontak kepercayaannya. “Dapatkan semua informasi tentang logo ini. Siapa pun yang terlibat di balik organisasi ini, aku ingin tahu segalanya,” katanya dengan nada penuh determinasi.Tak lama, Albian keluar dari ruang kerja. “Kita harus berbicara serius,” katanya sambil memandang Sonia dan Jessica.“Apalagi sekarang, Mas?” tanya Sonia.“Aku sudah memanggil penyelidik pribadi untuk menyelidiki organisasi ini. Tapi Jessica, kamu harus bicara jujur. Apa yang sebenarnya mereka inginkan darimu? Ini bukan sekadar ancaman biasa. Pasti ada alasan besar kenapa mereka segigih ini.”Wanita itu tampak gugup. “Mereka menginginkan ... dokumen penting yang dulu aku ambil dari salah satu pemimpin mereka

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 115

    Suara retakan dari dapur membuat Sonia dan Jessica saling pandang dengan ketegangan di mata mereka. Sonia segera meraih ponsel di meja, bersiap menghubungi Albian yang sedang bekerja di ruang pribadinya. Namun sebelum dia sempat menekan tombol, Jessica menahan tangannya."Tunggu. Kalau kamu membuat suara, mereka bisa tahu kita menyadari kehadiran mereka," bisik Jessica."Siapa mereka?" tanya Sonia, suaranya tertahan, tetapi tegas.Jessica tidak menjawab. Dia hanya menatap ke arah dapur, memasang kewaspadaan.Dari bayangan di balik pintu dapur, terdengar langkah-langkah pelan. Jessica meraih sebuah benda berat—kayu kecil yang tergeletak di dekat meja—dan bergerak mendekati pintu.Sonia, meskipun gugup, mengikuti di belakangnya.Namun, sebelum mereka bisa mendekat, pintu terbuka, dan seseorang yang tidak dikenal muncul. Wajahnya tertutup oleh topi dan masker. Tatapannya tajam, tetapi dia tampak terkejut mendapati Jessica dan Sonia berdiri di sana."Siapa kamu?!" Sonia berseru dengan sua

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 114

    Keesokan harinya, Jessica benar-benar kembali seperti yang dijanjikan. Kali ini, dia membawa dokumen-dokumen yang katanya bisa membuktikan ancamannya nyata. Sonia duduk di ruang tamu bersama Albian, dengan sikap waspada, sementara Jessica mulai menjelaskan.“Orang ini, namanya Vincent,” kata Jessica, sambil menunjuk sebuah nama di salah satu dokumen, “dia mantan rekan bisnisku. Awalnya, aku pikir dia hanya marah karena aku mundur dari proyek kami. Tapi belakangan, dia mulai mengancam akan membocorkan rahasia pribadiku dan menyebarkan berita palsu untuk menghancurkan reputasiku.”“Dan apa hubungannya dengan kami?” potong Sonia dingin.Jessica menelan ludah, gugup. “Karena Vincent tidak hanya menyerangku. Dia juga menyebut nama kalian. Dia tahu aku pernah menjadi bagian dari kehidupan kalian dan dia akan menggunakan itu untuk mempermalukan kalian di publik.”Albian memijat pelipisnya, sementara Sonia menatap Jessica dengan tajam. “Jadi, karena ulahmu sendiri, sekarang kami juga terancam

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 113

    Jessica tersenyum tipis, tapi jelas terlihat tegang. “Aku butuh bicara denganmu, Mas.” Albian diam, tubuhnya membeku. Dia ingin langsung menutup pintu, tapi Jessica memandangnya dengan sorot mata yang penuh tekanan. “Ini penting.” Sonia, yang mendengar suara di depan pintu, berjalan mendekat. “Mas? Siapa—” Langkahnya terhenti begitu melihat Jessica berdiri di ambang pintu. “Sonia.” Jessica mengangguk singkat, seolah kehadirannya adalah hal yang wajar. “Lama tidak bertemu.” “Kamu ... mau apa lagi kamu ke sini?” tanya Sonia, suaranya bergetar, bukan karena takut, tapi karena amarah yang berusaha dia kendalikan jika teringat pada perbuatan wanita licik itu. Jessica melirik Sonia sebelum kembali menatap Albian. “Aku perlu bicara dengan kalian. Ini soal sesuatu yang sangat penting.” “Jessica, kamu seharusnya tidak di sini,” ujar Albian, nadanya datar, tapi penuh ketegasan. Wanita licik itu mendesah. “Aku tidak punya pilihan lain, Mas. Percayalah, aku tidak ingin datang jika tidak te

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 112

    Suara tawa Farhan dan Alia menggema di halaman belakang rumah besar itu. Farhan, yang kini berusia tujuh tahun, tengah mengejar adiknya yang baru belajar berjalan dengan langkah kecil-kecil yang lucu. Sonia memandangi mereka dari teras sambil menyeduh teh hangat, senyum lembut menghiasi wajahnya."Mereka tumbuh begitu cepat," gumamnya.Albian muncul dari dalam rumah dengan membawa nampan kecil berisi kue-kue kering. "Dan mereka semakin mirip dengan ibunya," katanya sambil duduk di samping Sonia.Sonia tersenyum sambil mengambil satu kue. "Kalau Farhan, mungkin. Tapi Alia jelas memiliki sikap keras kepala ayahnya.""Hati-hati, itu terdengar seperti kritik," goda Albian sambil tersenyum lebar."Tidak, itu pujian terselubung, Mas," balas Sonia sambil menahan tawa.Malam harinya setelah anak-anak tidur, Sonia dan Albian duduk bersama di ruang keluarga. Albian mengambil map kecil dari meja."Aku punya ide," katanya sambil membuka map itu dan menunjukkan brosur liburan, "bagaimana kalau kit

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 111

    Cahaya mentari pagi menyusup ke dalam ruang kerja Sonia, yang dipenuhi dengan peta, dokumen, dan laporan. Sebagai inisiator utama proyek amal keluarga, Sonia telah membawa perubahan besar yang awalnya hanya bertujuan lokal, kini berkembang hingga ke tingkat internasional."Ibu, ini laporan dari cabang baru di Kamboja," kata seorang staf muda, menyerahkan sebuah dokumen kepada Sonia.Sonia menerima laporan itu dengan senyuman. "Terima kasih, Lisa. Pastikan mereka mendapatkan semua dukungan yang mereka butuhkan. Kita ingin hasil ini berkelanjutan, bukan hanya pencapaian sementara."Lisa mengangguk sebelum bergegas pergi. Proyek amal yang dimulai Sonia kini mencakup pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan perempuan di berbagai negara berkembang. Tantangannya semakin besar, tetapi semangat Sonia tetap menyala.Sungguh dia tidak menduga akan menjadi seorang wanita karir, padahal dulu hanya dipandang sebelah mata. Besar kemungkinan memang itu adalah buah dari kesabarannya. Sonia harus lebih

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 110

    Angin musim gugur berembus lembut di taman belakang rumah besar keluarga Albian. Hari itu, keluarga besar mengadakan pertemuan santai untuk merayakan keberhasilan proyek amal yang baru saja selesai. Proyek tersebut tidak hanya membantu banyak orang, tetapi juga memperkuat citra keluarga di mata publik. Sonia, yang menjadi ujung tombak proyek itu, kini menjadi pusat perhatian.“Sonia, kamu benar-benar luar biasa,” kata salah satu bibi dari pihak Albian, Bu Gertrude. Dia dikenal sebagai salah satu anggota keluarga yang paling sulit memuji orang lain, “proyek ini berjalan sangat baik, dan aku yakin kontribusimu yang membuatnya berhasil.”Sonia tersenyum hangat, sedikit tersipu. “Terima kasih, Tante Gertrude. Tapi ini semua hasil kerja tim. Aku hanya melakukan bagian kecil.”Mertua, yang duduk tidak jauh dari mereka, hanya mengangguk kecil sambil menyesap tehnya. Meskipun dia tidak langsung memuji, tatapan matanya tidak lagi penuh keraguan seperti sebelumnya.“Sonia memang pekerja keras,”

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status