Theo dan Romeo langsung memeluk Riska saat mereka hendak menuju gerbang sekolah. Riska sudah berjanji pada Romeo dan Theo untuk mengajak keduanya jalan-jalan di pusat perbelanjaan. Di mana ada Dasha juga di sana. Sehingga mereka bisa pergi jalan-jalan bersama di mall. Theo terlihat gembira dengan keberadaan dari Riska. Begitu juga dengan Romeo yang nampak tidak mau melepaskan pelukannya dari tangan Riska. Keduanya begitu bahagia bisa bertemu dengan Riska. Sebab mereka berdua merasa sudah tidak memiliki tempat bercerita lagi. Dasha sudah pergi dari kehidupan mereka berdua. Sementara Bintang sebagai ayah mereka, justru tidak pernah mau untuk bercerita dengan keduanya. Apalagi Irina yang merupakan ibu tiri dari Theo dan Romeo. Mana mau meluangkan waktu untuk bercerita dengan keduanya. Irina sama sekali tidak ingin bercerita dengan kedua anak tirinya. Dia lebih mementingkan dirinya sendiri. Tidak ingin membuat Dasha menunggu lama di pusat perbelanjaan. Riska segera membawa Theo dan Rome
Usia kandungan dari Irina sudah memasuki 2 bulan. Tentu saja perlu pemeriksaan yang jauh lebih intensif lagi. Sehingga akan ada sedikit perlindungan yang bisa didapatkan oleh Irina. Dokter kandungan yang sudah kompeten di pilih oleh Irina sebagai tempat konsultasi. Di mana dokter itu yang akan banyak memberikan masukan pada Irina dalam periode kehamilan yang saat ini sedang dialami oleh Irina. Hari ini adalah hari pemeriksaan yang harus dilakukan oleh Irina. Dia terlihat begitu bersemangat untuk segera pergi ke tempat praktek dokter tersebut. Irina sudah tidak sabar untuk segera memeriksakan kandungannya. Mungkin saja dia juga sudah bisa melihat cabang bayi yang ada di dalam kandungannya saat ini. Calon buah hati dia dengan Bintang. Memang masih ada rasa kesal yang dirasakan oleh Irina pada Bintang. Tetapi dia tidak mungkin pergi ke tempat praktek sendiri. Mungkin ada banyak pertanyaan yang akan datang pada Irina akan hal tersebut.Irina segera menghubungi Bintang melalui panggilan
Oscar langsung membuka handphone, saat terdengar dering notifikasi masuk. Dia segera membaca pesan yang dikirim oleh Dasha pada dirinya. Oscar pun terlihat begitu antusias membaca pesan yang dikirim oleh Dasha untuknya. "Hari ini aku pulang malam. Aku baru saja selesai bertemu dengan anakku. Sekarang Bintang mengajakku untuk makan malam. Jadi mungkin aku akan pulang malam. Aku sudah pesankan makanan kesukaanmu. Jadi kamu tidak harus khawatir. Semuanya sudah aku siapkan." isi pesan Dasha. Oscar hanya bisa menghela napas. Dia sedikit kecewa dengan ketidakadaan Dasha di rumah. Padahal Oscar berharap bisa bertemu dengan Dasha hari ini. Sebab ada sebuah cincin cantik yang baru saja Oscar beli untuk Dasha. Ia ingin segera memberikan cincin itu pada Dasha. Sebagai rasa sayang Oscar pada dia. Tetapi Dasha justru tidak ada di rumah. Hingga Oscar mungkin akan menaruh cincin itu di kamar Dasha saja. Oscar segera membawa cincin itu menuju kamar Dasha. Mungkin saja Oscar akan meletakkan cincin
Irina langsung menarik rambut Dasha dengan begitu kuatnya. Dia begitu marah saat tahu Dasha makan malam bersama dengan Bintang. Dugaan dari Irina pun ternyata benar. Bintang memiliki dambaan lain. Sehingga ia sudah tidak lagi mencintai Irina. Bintang yang jauh lebih sayang pada Dasha saat ini. Langsung mendorong Irina dengan begitu kuatnya. Dia meminta Irina melepaskan cengkraman tangannya dari rambut Dasha. Cengkraman itu cukup kuat, sehingga Bintang harus bekerja keras melepaskan tangan Irina dari rambut Dasha. Irina yang terus berontak, berusaha menyakiti Dasha dengan berbagai pukulan. Belum lagi makian yang Irina sampaikan pada Dasha. Semuanya begitu puas disampaikan. Hingga banyak orang yang mulai melakukan rekaman video dari keributan yang terjadi. Dasha tetap bersikap tenang. Dia sama sekali tidak tertarik untuk meladeni Irina yang begitu frontal menyerangnya. Sementara Bintang mencoba menenangkan Irina yang begitu bernapsu untuk melakukan serangan pada Dasha. Ia pun terus m
Oscar sudah tidak sabar untuk mengobrol dengan Miswan yang merupakan pelaku pembunuhan Rena. Miswan melakukan pembunuhan terhadap Rena dengan motif ingin menguasai harta dari Rena. Dengan sebuah perampokan yang sudah dirancang. Miswan tidak sengaja melakukan pembunuhan terhadap Rena. Hingga menghabisi nyawa mantan pacar dari Oscar tersebut. Dengan tangan diborgol kuat, serta rambut yang mulai gondrong tidak beraturan. Miswan terlihat begitu menyeramkan. Apalagi dengan tatapan dingin yang ia tunjukkan. Semakin menambah kesan seram dari seorang Miswan. Tatapan Miswan juga terlihat begitu tajam dan menonjol. Dia seperti menyimpan sebuah dendam yang begitu besar pada seseorang. Entah siapa yang membuat dia marah, sehingga ia begitu terlihat menyimpan dendam yang cukup besar. Miswan duduk di hadapan Oscar dengan tatapan yang sama. Wajah datar dengan tatapan mata yang begitu tajam. Oscar pun melemparkan senyum kecil untuk menyambut Miswan. Di mana Oscar berharap akan mendapatkan hasil yan
"Kami sudah berusaha sekuat tenaga. Tapi sepertinya benturan itu cukup keras. Sehingga cukup mengganggu janin yang ada di rahim Bu Irina. Kami pun menyatakan, jika Bu Irina mengalami keguguran." ucap bidan Hesti dengan suara lirih. Bintang tidak menunjukkan ekspresi apapun saat bidan Hesti mengatakan hal tersebut. Tidak seperti ayah pada umumnya, Bintang justru tetap santai saat mengetahui bayi dalam kandungan istrinya tersebut sudah hilang. Bintang menganggap sepele semua itu. Padahal itu adalah buah hatinya dengan Irina. "Mau seperti apa lagi. Memang ini yang harus terjadi. Mungkin saya dan istri saya belum diberikan kesempatan untuk memiliki anak. Semoga saja istri saya akan menerima semua kenyataan yang memang sulit untuk di terima ini." ucap Bintang dengan santainya. Bidan Hesti tentu saja heran dengan ekspresi wajah dari Bintang. Tidak ada kesedihan yang seharusnya ada. Bintang terlihat santai dengan peristiwa yang dialami oleh Irina. Itu cukup menjadi pertanyaan besar bagi s
Dua orang polisi langsung mendatangi rumah ibu Oscar. Mereka datang untuk menjemput ibu Oscar atas laporan yang dilakukan oleh Oscar. Di mana Oscar melaporkan ibunya sendiri dengan dugaan pembunuhan berencana terhadap Rena. Oscar yang kecewa berat dengan apa yang dilakukan oleh ibunya. Tidak ragu untuk kembali membawa kasus ini. Sehingga ibunya yang selama ini bersembunyi dalam peristiwa memilukan bagi seorang Rena. Kini menjadi ikut terseret dalam kasus pembunuhan tersebut. Ibu Oscar sempat terkejut dengan kedatangan dari dua orang polisi. Dia sedikit gemetar saat melihat wajah kedua polisi yang terlihat begitu gagah. Seolah menyadari akan adanya hal buruk yang terjadi pada dirinya. Ibu Oscar pun sempat berpikir untuk menghindari kedua polisi yang sudah berada dihadapannya saat ini. "Selamat malam. Apakah ibu yang bernama Jesika?" tanya salah satu polisi. "Selamat malam. Iya, dengan saya sendiri." jawab ibu Oscar nampak gugup. "Kami membawa surat penangkapan atas nama Ibu Jesika.
Oscar langsung memeluk erat Elisa, begitu dia keluar dari dalam rumah. Oscar benar-benar merasa bersalah atas apa yang sudah dilakukan olehnya selama ini. Selama kurang lebih 3 tahun terakhir ini, Oscar menuduh Elisa adalah pelaku utama pembunuhan dari Rena. Padahal Elisa sama sekali tidak terlibat apapun. Hanya ketakutan besar yang dialami oleh ibu Oscar, sehingga membuat dia tega melakukan pembunuhan keji terhadap Rena. Elisa benar-benar bingung dengan apa yang dilakukan oleh Oscar. Pelukan erat, dengan sedikit air mata. Tentu menjadi tanda tanya yang cukup besar yang datang dari dalam diri Elisa. Sama sekali ia tidak menyangka dengan apa yang dilakukan oleh Oscar. Elisa pun hanya bisa terdiam dengan wajah bingung. "Kamu kenapa?" tanya Elisa dengan wajah bingung. "Aku ingin meminta maaf padamu." jawab Oscar dengan suara lirih. "Untuk apa?" tanya Elisa kembali. "Untuk sikapku selama ini. Aku selalu bersikap tidak baik padamu. Aku selalu menuduh hal buruk telah kamu lakukan. Pada