Sudah tidak tahan rasanya bagi Oscar untuk tidak merasakan bentuk tubuh dari Dasha. Ia tidak sabar untuk bisa bercinta dengan perempuan yang saat ini memiliki rupa layaknya Rena. Beberapa perempuan telah tidur dengan Oscar. Tetap tidak satu pun dari mereka yang mampu memuaskan Oscar secara penuh. Hanya kekecewaan yang dirasakan oleh Oscar, begitu menyelesaikan kuda gembiranya. Wajah Rena kerap menghantui Oscar setiap dia menyemprotkan cairan kenikmatan miliknya. Itu yang membuat Oscar merasa menyesal. Dia merasa seperti telah mengkhianati Rena. Nyatanya sebelum kepergian dari Rena, Oscar berjanji untuk tidak melakukan hubungan dengan siapa pun. Tetapi siapa yang bisa menahan hasrat dari Oscar yang begitu besar. Dia mencoba mengendalikan dirinya, tetap sulit untuk dia bisa mengontrol dirinya sendiri. Hasilnya Oscar tunduk dengan nafsunya sendiri. Beberapa perempuan malam sudah berulang kali tidur di kamar luas milik Oscar. Malam ini Oscar merasakan peras
"Ahhhhhhhhhh" teriak Mama Oscar saat bertemu dengan Dasha. Kerasnya suara teriakan yang dilakukan oleh mama Oscar. Seketika membuat Dasha harus menutup telinga rapat-rapat. Dia sama sekali tidak nyaman dengan suara teriakan yang dikeluarkan oleh mama Oscar. Mama Oscar nyaris pingsan dengan pertemuan dirinya dengan Dasha. Dia berjalan mundur menghindari Dasha yang kebingungan berada di depan pintu rumah. Wajah Dasha yang berubah menyerupai Rena. Tentu menjadi perhatian lebih bagi mama Oscar. 3 tahun lalu Rena sudah meninggal dunia, tetapi kini dia kembali berada di rumah Oscar. Sungguh hal aneh terjadi. "Kamu pasti bukan Rena. Dia sudah meninggal 3 tahun yang lalu. Jadi kamu bukan Rena. Kamu juga bukan hantu dari Rena." ucap mama Oscar menghindari Dasha. Dasha tentu kebingungan dengan sikap yang ditunjukkan oleh ibu dari Oscar. Memang dia bukan Rena, tetapi wajahnya kini sama persis dengan Rena. Tidak salah ibu Oscar berpikir orang yang berada
Oscar telah pergi bekerja, masih sedikit beresiko untuk pergi dari rumah. Bermain ponsel, seperti sudah cukup membosankan bagi Dasha. Mungkin kegiatan yang bisa dilakukan oleh Dasha saat ini adalah membersihkan rumah Oscar yang begitu berantakan. Ada banyak debu yang menempel di jendela rumah Oscar. Belum lagi kolam renang mewah Oscar yang terlihat buruk oleh dedaunan yang berjatuhan begitu saja. Sepertinya Oscar tidak memiliki banyak waktu untuk membersihkan semuanya. Sehingga rumahnya seperti tidak berpenghuni. Tampak kotor dengan banyaknya kotoran yang ada di beberapa sudut rumah. Dasha mengganti pakaiannya dengan sebuah kaos serta celana pendek. Ia mungkin akan mulai membersihkan bagian paling mudah terlebih dahulu. Membersihkan kolam renang dari dedaunan yang jatuh. Banyaknya daun yang ada di kolam renang, menciptakan pemandangan yang cukup buruk. Airnya tidak terlihat bersih lagi, apalagi saat Dasha mencium air kolam. Rasanya seperti air yang tidak baik unt
Sebagai hidangan penutup, Dasha sudah menyiapkan beberapa potong puding yang disusun rapi di atas sebuah piring besar. Ia sudah tidak sabar untuk menunggu kedatangan dari Oscar. Mungkin beberapa menit lagi Oscar akan pulang dari rumah sakit. Menunggu kedatangan Oscar, sepertinya Dasha akan mengganti pakaiannya. Mungkin saja Oscar membenci dirinya dengan pakaian yang terlihat sudah kusut serta bau bumbu dapur. Pakaian yang sedikit menggoda, tentu bisa membuat Oscar semakin menyukai Dasha. Dasha berjalan ke arah kamarnya. Dia mulai melepaskan satu persatu pakaiannya. Tidak malu lagi bagi Dasha untuk telanjang di dalam rumah. Sepertinya sentuhan dari Oscar kemarin malam, benar-benar membuat Dasha menjadi sosok yang lebih berani lagi. Kini Dasha sudah telanjang bulat tanpa sehelai pakaian. Dia sudah tidak sabar untuk memilih pakaian yang tepat untuk membuat Oscar tergoda di malam ini. Malam kemarin Oscar sudah luluh dengan penampilan dari Dasha. Mungkin mal
Riska begitu asyik membalas pesan dari mantan pacarnya. Ia begitu bersemangat untuk membalas setiap pesan masuk ke dalam gawainya. Sepertinya Riska begitu kasmaran dengan pacarnya tersebut. Terlihat wajahnya yang sedikit memerah saat membalas setiap pesan yang dikirim oleh pacarnya. Padahal mereka sudah cukup lama berpacaran. Namun Riska tetap merasa dirinya dan pacarnya seperti baru kemarin pacaran..Riska meminum sedikit jus strawberry yang di pesan olehnya. Sebelum dia tersenyum dengan begitu lebar saat membaca kembali pesan yang dikirimkan oleh pacarnya. Riska benar-benar tidak bisa berkata-kata dengan apa yang dikirim oleh pacarnya. Ia merasakan kebahagiaan yang cukup besar dengan apa yang dilakukan oleh pacarnya tersebut. Makanan Riska yang sudah sedari tadi di pesan oleh dirinya. Perlahan mulai dingin ditiup oleh angin serta udara dingin yang ada. Makanan itu semakin kehilangan rasanya dengan udara yang ada di sekitar restoran yang dingin. Riska tidak pedul
Riska mulai menceritakan bagaimana keadaan dari dia anak Dasha dan Bintang. Mereka terlihat sering murung dengan kepergian dari Dasha. Keduanya pun sering terlihat tidak bersemangat untuk pergi ke sekolah. Sampai Irina sering memaksa keduanya untuk pergi ke sekolah dengan cara yang kasar. "Apa yang dilakukan oleh perempuan itu pada kedua anakku?" tanya Dasha dengan wajah panik. "Sebenarnya hal yang wajar. Tetapi dia terkadang terlalu memaksa kedua anakmu untuk berangkat. Sehingga dia menggunakan cara kasar untuk membuat kedua anakmu berangkat sekolah." jawab Riska dengan wajah pilu. "Cara kasar seperti apa?" tanya Dasha kembali dengan wajah semakin panik. "Terkadang aku menemukan bekas luka lebam di tangan anakmu. Dia menuturkan bahwa Irina telah memukul tangannya dengan gagang sapu. Itu yang dilakukan oleh Irina saat meminta kedua anakmu berangkat ke sekolah. Sepertinya dia menggunakan cara kekerasan untuk memaksa anakmu berangkat ke sekolah.
Desir angin yang berhembus lembut, perlahan menciptakan suasana haru. Dasha mencoba menutupi setiap bagian tubuhnya yang tidak terbungkus dengan baik oleh pakaiannya. Ia berharap Oscar tidak akan pulang lebih awal di malam ini. Sebab Dasha pergi tanpa berpamitan pada Oscar. Dasha seketika terkejut saat membuka pintu rumah. Dia melihat Oscar yang sudah berada di hadapannya. Dasha pun kaget dengan keberadaan Oscar, merasa tidak enak hati pada Oscar. Apalagi melihat wajah Oscar yang seperti marah akan Dasha yang baru pulang di jam yang menurut Oscar terlalu malam. "Dari mana saja kamu?" tanya Oscar dengan wajah tegasnya. Dasha menundukkan kepalanya, sesekali ia menoreh ke arah wajah Oscar yang semakin terlihat kesal melihat Dasha yang baru pulang ke rumah. "Aku habis pergi bersama dengan Riska. Melihat kondisi kedua anakku." jawab Dasha penuh ketakutan. Oscar tidak bicara lagi, dia melihat Dasha yang terlihat seperti sudah menangis. Mat
Bintang terlihat begitu gagah dengan pakaian kantornya. Sebuah jas hitam dengan dasi yang menjulang ke bawah bewarna merah terang. Sebuah kacamata hitam semakin membuat Bintang terlihat begitu mempesona. Rambutnya yang disisir dengan begitu rapi, semakin menambah kesan pria rupawan ada dalam diri Bintang. Di samping Bintang, duduk seorang Irina yang tidak kalah modis. Di mana Irina berpenampilan dengan begitu cantiknya dengan sebuah dress panjang berwarna coklat muda. Dress yang tidak memiliki lengan itu, semakin menambah kesan anggun dari seorang Irina. Ia pun begitu bahagia bisa berada dalam persidangan yang akan segera di gelar tersebut. Persidangan yang akan memutuskan perkara perceraian dari Dasha dan Bintang. Di pihak Dasha, Riska yang mewakili Dasha. Duduk dengan wajah penuh keyakinan. Dia siap menerima setiap keputusan yang akan dibacakan oleh majelis hakim. Tidak ada keberatan dari dalam diri Dasha untuk berpisah dari Oscar. Sehingga ia sudah siap dengan