Share

Bab 281 : Kangen Kamu

Author: NACL
last update Last Updated: 2025-04-04 09:05:32

Matahari pagi baru saja menyelinap masuk melalui celah gorden ketika Maharani perlahan membuka mata. Rasa kantuknya langsung menguap saat merasakan sesuatu yang berat dan hangat melingkari perut buncitnya.

Dia membeku, menyadari tangan besar itu milik Darius!

Perutnya sedikit menonjol ke kanan, seakan sang bayi merespons sentuhan ayahnya. Maharani terpaku, menikmati gerakan kecil itu di bawah telapak tangan Darius. Bayinya seolah mengerti perhatian ini. Tanpa sadar, bibirnya melengkung membentuk senyum tipis.

‘Kamu suka, ya, diperhatiin sama Ayah?’ bisik wanita itu dalam hati, menatap perutnya dengan lembut.

Akan tetapi, secepat senyumnya muncul, Maharani meneguhkan hati. Ini semua hanya demi bayinya. Hanya itu, bukan karena yang lain.

Saat dia masih terlarut dalam pikiran, tiba-tiba tengkuknya terasa lembab dan hangat. Jantung Maharani mencelos.

"Pagi," sapa Dokter itu, dengan suara seraknya.

Darius mempererat pelukannya,

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 282 : Memang Enak

    Maharani berdiri di dekat jendela, menatap langit yang mulai cerah. Pikiran wanita itu melayang ke berbagai hal yang masih mengganjal di kepalanya.Udara pagi yang seharusnya menenangkan justru terasa menyesakkan. Dia menarik napas dalam, mencoba menormalkan suasana hati.Tiba-tiba, bel kamar berbunyi. Tubuhnya menegang.Siapa yang datang sepagi ini? Dengan hati-hati, dia melangkah ke arah pintu. Namun, sebelum sempat membuka, ponselnya bergetar di atas nakas.Mata Maharani langsung tertuju pada layar. Nama Darius tertera di sana. Dengan sedikit ragu, dia membuka pesan itu.[Sebentar lagi room service mengantar sarapan dan pakaian bersih untukmu. Makanlah yang banyak.]Maharani terdiam. Hatinya menghangat seketika, meskipun sebagian dirinya masih menolak untuk terbawa perasaan. Dia melirik ke arah pintu, lalu perlahan membukanya. Sesuai dengan pesan Darius, seorang petugas hotel berdiri di depan pintu, mendorong troli berisi makanan dan satu

    Last Updated : 2025-04-04
  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 283 : Sempit, Aku Terjepit

    Maharani menggigit bibir, napasnya memburu ketika jemari Darius menyusuri kulitnya. Sensasi itu membakar, membuat Maharani melenguh tanpa sadar.“Ahh … Darius.” Tubuh ibu hamil itu melenting, menanggapi setiap sentuhan yang begitu lihai. Darius tahu cara mempermainkan perasaannya, bagaimana membawa wanita itu hanyut dalam arus yang tak bisa dia kendalikan.Darius menatap Maharani dengan sorot mata penuh kepuasan. "Lihat? Kamu menikmatinya, Rani," bisik Dokter itu, suaranya rendah dan menggoda.Maharani ingin membantah, tetapi sial, tubuhnya sudah lebih dulu menyerah.Darius mulai melucuti dress hamil yang membalut tubuh Maharani, jari-jarinya begitu sabar menyingkirkan tiap helai kain yang menghalangi. Maharani menelan ludah, menyadari bahwa ini bukan pertama kalinya dia berada dalam keadaan polos seperti ini di hadapan Darius.Kali kedua, tetapi sensasinya terasa lebih menggetarkan.Tatapan wan

    Last Updated : 2025-04-04
  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 284 : Akan Lebih Sering Mengunjunginya

    “Ah … Darius, aku lemas banget,” lenguh Maharani.Tubuh ibu hamil itu meliuk pelan di atas empuknya ranjang. Sentuhan lembut di pinggang membuat matanya terbuka sedikit. Darius masih ada di sana. Pria itu menyeringai kecil, lalu mengecup leher Maharani dengan manja.“Keluarkan suaramu, Rani,” gumam Darius sambil menyapu rambut Maharani dari wajahnya.“Dokter … sudah, ya?” lirih Maharani, meskipun suaranya tidak terdengar meyakinkan.“Tapi kamu tidak nolak juga,” bisik pria itu, tangan besarnya sudah menjelajah pinggang hingga perut buncitnya. “Kamu itu bikin aku candu.”Maharani menggigit bibir. Tubuhnya memang bereaksi, meskipun pikirannya sempat menolak. Namun, saat Darius memperlakukannya selembut itu, dia lupa caranya berkata tidak.Darius menyusup lebih dekat. “Boleh coba yang nyaman buat kamu? Aku penasaran kalau kamu yang ambil alih sedikit.”Maharani mengerutkan kening. “Aku? Tapi Bagaimana caranya?”“Serius?” Darius tertawa pelan. “Bukannya semalam sudah belajar?”“Itu … buka

    Last Updated : 2025-04-05
  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 285 : Ayo, Kita Menikah

    "Kenapa kamu di sini, Darius?" ulang Denver.Meskipun suara Dokter tampan itu terdengar tenang, tetapi sorot matanya tajam. Darius menoleh pelan, wajahnya datar dan tida tergesa menjawab."Minta rekam medis Maharani," ujar Darius singkat."Untuk apa?" tanya Denver lagi, langkahnya makin mendekat.Darius diam. Hanya matanya yang berbicara, ada sedikit rasa bersalah yang coba disembunyikan.Tanpa bicara lagi, Denver menggerakkan dagu, memberi isyarat agar Darius mengikutinya keluar dari ruang arsip. Mereka berjalan tanpa suara, hanya derap langkah dan ketegangan yang mengiringi sampai ke rooftop rumah sakit.Angin sore menyapu wajah tampan mereka, tetapi tidak mampu mendinginkan atmosfer di antara dua pria itu."Jelaskan padaku semua," ujar Denver santai, dengan mata mengamati Darius.Darius menarik napas, bersandar sebentar di pagar pembatas. "Aku butuh data Maharani buat urusan pribadi. Itu saja."Denver tertawa pendek. "Urusan pribadi? Maksudnya … kamu sudah tidur sama dia, ya?"Waja

    Last Updated : 2025-04-05
  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 286 : Mencintai Kamu!

    “Apa? Menikah?”Maharani berdiri terpaku di tengah ruangan, jantungnya berdentum kencang. Tatapan matanya masih tertuju pada Darius yang kini berdiri tepat di depannya, senyum pria itu tampak tenang dan tatapannya serius."Rani, ayo kita menikah," ulang pria itu, kali ini sambil mendekat dan meraih pinggangnya dengan lembut.Maharani tersenyum miris dan lidahnya kelu. Semua ini terlalu cepat dan serba mendadak. Rasanya seperti mimpi. Dia menunduk pelan, lalu hendak menggigit bibir bawahnya untuk memastikan semua ini nyata.Akan tetapi, Darius lebih cepat. Dia mengecup bibir wanita itu singkat dengan sapuan lidah yang hangat dan tegas."Setelah kamu lahiran nanti, aku akan nikahin kamu. Aku serius."Ucapan Darius itu sangat sulit ditanggapi, dan ibu hamil ini hanya bisa terdiam. Ada rasa seperti ingin menangis, dan jelas bahagia. Sebab terdapat sesuatu yang menyesakkan di dadanya.Maharani menatap Darius dalam-dalam, lalu memberanikan diri bertanya, "Terus ... Dokter Dania bagaimana?"

    Last Updated : 2025-04-05
  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 287 : Bodohnya Darius

    “Kita harus ke rumah sakit sekarang!” Dewi memapah tubuh Maharani menuju mobilnya."Aku … tidak mau ke RS JB, Dewi ... tolong, jangan ke sana." Suara Maharani bergetar, tangan lemah itu mencengkeram pergelangan Dewi erat-erat. Wajah ibu hamil pucat dan keringat dingin membasahi pelipisnya.Dewi, yang duduk di jok kemudi dengan tubuh sedikit menunduk, mencoba menenangkan, "Rani, kamu butuh pertolongan medis. Di JB peralatannya lengkap. Aku tidak bisa ambil risiko.""Kalau Dokter Darius atau Dania lihat aku di sana, bagaimana?" lirih Maharani, matanya berkaca-kaca. "Aku takut, Wi."Dewi menggigit bibirnya. Dia menoleh ke arah jalan, lalu kembali ke Maharani. "Aku bakal pastiin tidak ada yang tahu kamu di sana. Aku bakal lindungin kamu, ya?"Dengan ragu, Maharani mengangguk, mencoba percaya sahabatanya.Mobil langsung melaju lebih cepat menuju Rumah Sakit JB. Di tengah perjalanan, Dewi menghubungi Dokter Evi. Suaranya terdengar tegang saat menelepon.“Halo, dok? Ini Dewi. Pasien atas nam

    Last Updated : 2025-04-06
  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 288 : Wanitaku Terluka

    “Bagaimana cara kamu lolos dari Dirga? Dia tidak minta hal aneh bukan?” tanya Denver yang fokus mengemudi Audi hitamnya. Dewi menggeleng dan menatap sang suami dengan sorot menggoda. Hari ini dia libur, tetapi ke rumah sakit demi Maharani. “Dia minta es krim sebesar Kiki.” Dewi terkekeh mengingat betapa manisnya wajah Dirgantara pagi ini. Anak itu baru bangun tidur, langsung meraih landak putih peliharaannya. Melihat Dewi dan Denver yang bersiap, Dirga membawa hewan itu dan meminta dibelikan es krim. “Ah, dia memang lucu seperti aku.” Tawa Denver renyah, lalu mengusap kepala Dewi. “Kamu tidak apa masuk sendirian ke dalam? Aku ada meeting di J&B Pharmacy,” ucap Denver dengan nada agak khawatir “Keseharianku memang di rumah sakit. Kenapa tiba-tiba tanya begitu, kamu aneh dokterku.” Dewi tersenyum manis, saat mobil berhenti di lobi dia mengecup bibir Denver, lantas bergegas turun. Setelah Audi hitam Denver menjauh, Dewi lebih dulu membeli bubur ayam di belakang rumah sakit. Dia me

    Last Updated : 2025-04-06
  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 289 : Tolong Selamatkan Dia!

    Suara deru ambulans mengiris udara malam saat Darius duduk di kursi belakang sembari menggenggam tangan Maharani yang dingin. Tubuh wanita itu lemas, wajahnya pucat, dan bibir membiru.Ibu hamil itu bahkan tidak bereaksi ketika dipanggil. Darius menunduk dengan napasnya yang berat."Tolong lebih cepat!" titah Darius ke sopir ambulans. Suaranya terdengar pecah."Sudah maksimal, Pak. 15 menit lagi sampai Rumah Sakit JB," jawab sopir itu.Darius menoleh lagi ke arah Maharani. Monitor di sebelah menunjukkan detak jantung yang lambat. Oksigen dialirkan melalui selang kecil di hidung wanita itu. Darius menggertakkan gigi. Perasaan sebak menggelayut dalam dada.Sesampainya di rumah sakit, beberapa tenaga medis langsung menyambut. "Obat tidur dosis tinggi, lebih dari sepuluh jam. Usia kandungan 28 minggu. Jantung janin sempat melemah," jelas Darius dengan cepat."Bawa ke ruang operasi sekarang!" teriak salah satu perawat senior penanggung jawab IGD. “Hubungi dokter anestesi!”Darius ikut men

    Last Updated : 2025-04-06

Latest chapter

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 329 : Gen Denver Memang Kuat

    “Wah … itu adik? Tapi kenapa adiknya kecil banget, Pa?” tanya Dirga sambil menunjuk layar monitor dengan mata membulat penasaran.Dua minggu telah berlalu sejak hari pernikahan Darius dan Maharani. Semua kembali beraktivitas normal.Hari ini, Dewi memutuskan melakukan pemeriksaan kehamilan bersama suaminya di ruang praktik milik Denver. Sebenarnya, ini karena permintaan Dirga yang terus-menerus merengek ingin melihat calon adiknya.“Ya, perkembangan manusia memang dimulai dari yang sangat kecil, Nak. Kalau dijelaskan panjang lebar, kamu pasti bingung,” tutur Denver lembut. Senyumnya merekah melihat Dirga begitu terkesima memandangi layar.Sementara itu, Dewi terus menatap Denver tanpa berkedip. Ada rasa geli dan manis saat melihat pria tampan yang kini jadi suaminya itu serius memeriksanya—sebagai dokter kandungan. Lucu rasanya, diperiksa oleh suami sendiri.“Kenapa kamu lihat aku terus, Mon ange? Jangan goda aku di tempat kerja, hmm,” bisik Denver seraya mengerlingkan sebelah matany

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 328 : Kesal!

    “Sakit, Oma …,” adu Dirga sambil menunjuk kakinya yang tersembunyi di balik celana panjang. Bibir mungilnya maju ke depan, dan manik karamel bergerak gelisah, mencari dua sosok yang sejak tadi dinantikan.“Iya, itu sudah diobati, Sayang. Tidak ada luka apa pun, kan?” sahut Dwyne sembari membelai puncak kepala Dirgantara dengan sentuhan penuh kasih.“Olang itu jalannya sembalang, ah!” Dirga bersedekap dada. Kedua alisnya bertaut, bola matanya menatap tajam ke arah tamu-tamu yang masih ramai di taman, menikmati pesta.Wajah tampan anak itu merengut.Beberapa saat lalu, ketika mengambil makanan di meja, seorang anak kecil menabrak Dirga cukup keras hingga makanannya terjatuh. Beruntung tuksedo mininya tidak kotor, tetapi tubuh kecil Dirga ikut terhuyung dan tersungkur. Anak yang menabraknya pun menangis sehingga mengundang perhatian para tamu.“Dia lebih kecil dari kamu. Jadi … belum tahu cara menghindar,” ujar Dwyne, masih dengan nada lembut. Dalam hati, wanita paruh baya itu ingin sek

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 327 : Cinta Tak Mengenal Jeda

    “Ah … Darius, kamu benar-benar penjahat,” lenguh Maharani, matanya terpejam sesaat, napasnya tersendat di tengah desahan halus. Dia menelan saliva, kini tubuhnya menegang seperti tersentuh listrik halus di bawah kulitnya.Tadi, pria itu membawanya langsung ke kamar hotel usai prosesi pernikahan mereka. Tanpa banyak kata, dengan antusiasme yang membuncah, Darius melucuti kebaya pengantin Maharani. Jemarinya bekerja luwes, sudah hafal setiap lipatan dan kancing, lalu membaringkan sang istri di ranjang pengantin berseprai putih yang bertabur kelopak mawar.Detik ini, mereka telah sama-sama polos, tidak ada lagi batas di antara kain dan kulit.Darius tampak sangat menguasai momen. Namun, di balik geraknya yang percaya diri, ada ketulusan yang menyelinap di setiap kecupan dan belaian.“Penjahat?” bisik Darius sembari menelusuri ceruk leher sang istri dengan ciuman yang membuat bulu kuduk Maharani meremang.“Umm … iya. Kamu menculikku. Pesta kita bahkan belum selesai, Da-Darius …, ah … ini

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 326 : Masih Cemburu?

    Setelah resmi menyandang status duda dan mempertahankan gelar itu selama kurang dari sebulan, akhirnya hari ini Darius melepas masa kesendiriannya dengan mempersunting Maharani.Bunga-bunga bermekaran indah menghiasi pelaminan serta taman. Bahkan pepohonan rindang pun seolah merestui hari penuh cinta ini. Suhu yang sejuk turut mendukung segalanya yang telah dirancang dengan saksama.Saat ini Darius mengenakan jas putih dengan rambut ditata rapi menggunakan pomade. Dia duduk bersama Denver dan Danis sebagai saksi pernikahan, menanti sang mempelai wanita yang belum juga tiba."Santai, Darius. Tenanglah, Maharani sedang bersiap. Kamu jangan bikin malu seperti ini," bisik Denver sambil melirik kaki Darius yang bergerak-gerak gelisah. Kening Darius juga dipenuhi keringat sebesar biji jagung."Aku tidak perlu nasihat. Aku butuh Maharani!" tegas Darius dengan wajah tegang.Denver terkekeh melihat mantan rivalnya panik. Dia pun menggoda lagi dengan suara rendah, "Ah … bagaimana kalau Maharani

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 325 : Hadiah Istimewa

    Hari berikutnya, Darius masih cuti. Dia datang lebih awal ke persidangan kedua Dania. Pria itu duduk menyendiri di bangku tunggu, memandangi sisi kanan dan kiri ruang sidang yang masih sepi. Padahal dia sudah janjian dengan Denver, tetapi pria itu belum tampak.Darius memejamkan mata sambil menyandarkan punggung ke dinding dingin. Dia mencoba membayangkan wajah Maharani agar suasana hatinya lebih tenang, dan berhasil.Bahkan ketika Denver datang bersama Ruslan dan Rudi, Darius menyapa dengan santai. Termasuk saat bertemu Dania di ruang sidang, tatapan tajam sang mantan tidak lagi menggoyahkan hatinya.Sidang pun selesai. Jadwal sidang berikutnya masih menunggu konfirmasi. Hal ini membuat Darius sedikit cemas, lantaran pernikahannya dengan Maharani makin dekat.“Tidak baik melamun,” tegur Denver, melihat Darius tampak berpikir di depan pintu pengadilan.“Ah, bukan melamun. Aku sedang berpikir cari kado untuk anakmu.” Darius m

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 324 : Menguras Tenaga, Emosi, dan Pikiran

    Minggu ini menjadi yang paling berat sepanjang hidup Darius. Bahkan dia sengaja mengajukan cuti dari rumah sakit hanya untuk menyelesaikan segala masalah yang selama ini menggantung.Sekarang, dengan ditemani pengacara serta pamannya yang sangat baik, Darius duduk di ruang sidang yang terasa dingin dan sunyi.Bau kertas tua bercampur aroma pembersih ruangan menyengat di hidung. Suara langkah sepatu para pengacara dan detik jarum jam di dinding terasa memekakkan di tengah ketegangan.Dia menoleh ke samping, menatap kursi kosong di sebelahnya—kursi yang seharusnya diisi oleh Dania. Namun, wanita itu hanya menghadiri sidang melalui layar ponsel, sebab pihak kepolisian tidak mengizinkannya keluar dari sel tahanan karena perilaku buruknya yang makin menjadi.Darius menarik napas panjang, terasa sesak dan perih di dadanya. Ketika hakim memintanya mengucap ikrar talak, sejenak dia terdiam. Ada kilatan ingatan yang muncul—saat pertama kali menggenggam tangan Dania di bawah langit sore, berjan

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 323 : Nasib Dua Dokter Tampan

    “Kamu kenapa? Ada yang sakit?” tanya Maharani sambil menatap Darius yang sejak tadi hanya bersedekap dada, duduk di pojokan kamar.Setelah Dewi dan Dirgantara dijemput Denver, Maharani langsung menghampiri Darius. Pria itu tidak menyambutnya dengan senyum atau pelukan, melainkan ekspresi super dingin, seperti freezer yang kelupaan ditutup.Apa mungkin Darius kesal karena dia terlalu lama menemani Dewi di kamar? Atau ... ada sesuatu yang tidak dia tahu?“Mulai sekarang jangan makan tempe goreng lagi!” geram Darius tiba-tiba. Nada suaranya seperti menegur pasien bandel.Maharani langsung melongo. Tadi pria ini begitu antusias ketika diberikan tempe goreng hangat. Sekarang mendadak berubah arah.“Kamu sakit perut karena makan tempe goreng?” tanya Maharani curiga. Matanya menyipit, memeriksa wajah calon suaminya dari atas ke bawah.Darius berdecak, lalu menggeleng cepat. “Bukan perut yang sakit, Rani. Tapi hati. Mengerti?!” ucapnya dengan desahan napas berat seperti habis lari maraton.“A

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 322 : Cemburu Versi Darius

    "Rani … apa yang kamu—"Protes Darius terputus begitu saja saat Maharani menatapnya tajam dan mengangkat telunjuk di depan bibirnya, memberi isyarat tegas agar pria itu diam."Tapi aku—""Jangan berisik, Dok!" tegur Maharani dengan tegas, sambil meraih handuk dan menghela napas panjang.Dia berbalik, mengambil pakaian dengan wajah jengkel, lalu mengenakannya secepat kilat.Beberapa detik kemudian, langkah kecil terdengar mendekat. Seorang anak laki-laki muncul di ambang pintu, membawa aroma tempe goreng yang menguar dari kotak kecil di tangannya."Tante Lani, tempe golengnya masih anget, enak loh dimakan pakai kecap!" celoteh Dirga ceria. Namun, matanya menyapu ke dalam kamar, tidak menemukan keberadaan Maharani."Tante Lani di mana?" tanyanya polos sambil mengetuk pintu, dia tidak berani masuk tanpa izin. Meskipun kakinya terlalu gatal ingin melangkah.Maharani segera melangkah dengan cepat menghampiri Dirga, sambil sibuk mengancingkan kancing baju. Senyum wanita itu dibuat selebar m

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 321 : Aku Juga Menginginkannya

    “Rani ... kamu di mana?” panggil Darius. Pria itu sudah menekan bel berkali-kali, tetapi tidak ada yang membukakan pintu pagar.Bahkan Darius mencoba menghubungi Maharani dan Bu Astuti, tetapi tak mendapat balasan. Hingga akhirnya, dia menggunakan kunci cadangan dan masuk ke dalam rumah.Suasana di dalam tampak rapi dan tenang, aroma pengharum kopi menguar dari sudut-sudut ruangan dan memberi kesan hangat yang familiar.“Rani? Sayang?” panggilnya lagi, sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling ruang tamu yang tertata apik. Tidak ada satu pun tanda kehadiran manusia.Dia meletakkan kantong makanan yang dibawanya di atas meja makan panjang putih. Matanya sempat tertumbuk pada vas bunga segar yang tertata manis di tengah meja.Bibir Darius tertarik membentuk senyum kecil. Rumah ini terasa jauh lebih hidup sejak ada sentuhan seorang wanita.“Bu? Bu Astuti?” Darius melongok ke taman belakang yang ukurannya tidak terlalu besar. Pandangannya menyapu seluruh sudut. Tetap tidak terlihat siapa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status