Share

11. Pengorbanan

Author: Nur Laili
last update Last Updated: 2023-06-12 17:06:56

Norma, Heru dan Erik sudah berada di halaman rumah Revan, langkah mereka terhenti saat di hadang oleh tiga orang penjaga dengan tubuh kekar. Heru menelan salivanya susah payah, penjaga ini adalah salah satu orang yang memukulinya hingga babak belur waktu itu, Max.

"Mau apa kalian ke sini ?" tanya Max dengan nada tegas dan juga dengan ekspresi dingin. Tubuh Heru menegang, namun ia harus menyembunyikan ketakutannya itu. Di tegapkan tubuh krempengnya yang sudah renta, lantas berkata, "kami sudah ada janji dengan Tuan Revan," ujar Heru dengan mantap, berbeda dengan dadanya yang bergemuruh hebat karena ketakutan. Max tak langsung percaya, di rogohnya saku celana yang ia kenakan, mengambil ponsel dari dalam sakunya lantas menghubungi seseorang. Nampak sangat jelas di mata Heru, Max sedang berbincang bertanya apa Revan mengundang keluarga Wijaya.

Melihat Max yang tengah sibuk, membuat Norma dan Erik dengan cepat memukul kepala dua penjaga lainnya dengan teflon dan centong kayu yang mereka ba
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terjebak Gairah Sang Mafia   12. Melamar

    Revan berjalan mendekat ke arah Lala, menarik lengan gadis itu dengan kasar ke belakang tubuhnya. Netra elangnya menatap tajam ke arah keluarga Wijaya dengan bergantian, dari mulai wajah polos Erik, Norma hingga wajah babak belur Heru akibat ulah anak buahnya atas perintahnya kemarin. Cengkraman Revan pada lengan Lala mengencang, seolah-olah pria gagah itu mencari sebuah kekuatan lewat cengkraman itu, Lala bisa merasakannya, itu bukan cengkraman kekerasan, rasanya berbeda."Pernikahan akan di langsungkan besok lusa," ucap Revan tiba-tiba, sontak ucapannya barusan membuat keluarga Wijaya menjadi terkejut, besok lusa itu terlalu cepat bagi mereka."Tidak ada penolakan atau nyawa kalian akan melayang hari ini juga!" sambung Revan dengan cepat saat ia melihat Heru hendak memprotes ucapannya barusan. Lala menatap Ayahnya dengan sendu lantas menganggukan kepalanya pelan, mengisyaratkan Ayahnya untuk menyetujuinya demi kebaikan bersama."Baiklah, besok lusa." putus Heru pada akhirnya menyetu

    Last Updated : 2023-06-12
  • Terjebak Gairah Sang Mafia   13. Jacob Patah Hati

    Sepertinya Jacob sekarang memiliki hobi baru, yaitu menunggu kekasihnya yang di pacarinya dua hari yang lalu. Setelah jam kuliahnya selesai, Jacob lantas mencari Lala ke seluruh penjuru kampus, tidak peduli dengan rasa pegal yang ia rasakan di ke dua kakinya. Dan sekarang, pemuda tampan itu berada di cafe tempat Lala bekerja, sudah dua jam lamanya ia berada di sana namun belum ada tanda-tanda kedatangan Lala untuk bekerja. Hani melirik sekilas ke arah Jacob, ia rasa ia harus memberikan penghargaan untuk pemuda itu karena sudah setia pada Lala. Jujur saja, Hani juga bingung sekaligus heran dengan sikap Lala, gadis itu tak pernah seperti ini sebelumnya. Bahkan tadi pagi dirinya menyempatkan dirinya untuk pergi ke rumah Lala, namun ia tidak menemukan siapa-siapa di sana, rumah sederhana itu sangat sepi tak berpenghuni. Yang ada di dalam pikiran Hani saat ini adalah, apakah Lala dan keluarganya sudah pindah dari kota ini? Kalau iya kenapa Lala tidak memberitahu dirinya? Lala sangat keterl

    Last Updated : 2023-06-12
  • Terjebak Gairah Sang Mafia   14. Pernikahan

    Lala melihat dirinya di pantulan cermin besar yang berada di hadapannya. Dirinya terlihat sangat cantik dengan sebuah dress pernikahan berwarna putih dengan bagian bawahnya mengembang. Lala tersenyum kecil saat melihat dirinya sendiri di cermin, ia akui, dirinya sangat cantik saat memakai gaun pengantin ini. Gaun mahal dan terlihat sangat mewah. Namun senyumannya itu tak berlangsung lama, karena beberapa detik kemudian senyuman itu lenyap dari bibir tipisnya, di gantikan dengan sebuah ekspresi sedihnya. Besok dirinya akan menikah, meninggalkan status pacarannya dengan Jacob dan resmi menjadi istri Revan. Lala bahkan baru ingat bahwa dirinya memiliki seorang kekasih, Jacob. Dirinya merindukan pria tampan itu, apa yang sedang di lakukan Jacob saat ini, apakah pemuda itu mencarinya? Atau sama sekali tidak peduli? Lala tidak tidak tau. Tapi jujur saja, ia merindukan pria itu. Lala tersentak kaget dan melupakan lamunannya tentang Jacob saat merasakan sepasang lengan kekar memeluk pinggangn

    Last Updated : 2023-06-12
  • Terjebak Gairah Sang Mafia   15. Revan Vs Jacob

    Jacob menatap tajam ke arah kertas undangan pernikahan Lala dan Revan. Jangan tanya dari mana Jacob bisa mendapatkannya. Jacob adalah salah satu anak orang paling kaya di negeri ini. Jadi ia bisa melakukan apa pun dengan kekayaan yang ke dua orang tuanya miliki. Hatinya terasa nyeri saat melihat undangan itu, seharusnya yang nama yang tertera di sana bukan nama Revan, melainkan namanya. Hanya dirinya saja yang boleh memiliki Lala. Tidak ada yang boleh memiliki gadis itu kecuali dirinya.Tangan Jacob terulur menarik laci yang berada di sampingnya. Di sana ada sebuah pistol beserta dengan sekotak peluru. Ke dua mata Jacob berkaca-kaca menahan rasa sakit hati yang tengah ia rasakan kini. Perlahan ke dua matanya menatap tajam ke arah jendela kamarnya dengan tatapan kosong berbarengan dengan air matanya yang mengalir dengan deras."Aku akan merebutmu dari pria manapun yang berani mengambilmu dari ku. Lala, kamu tidak akan bisa pergi dariku. Kamu adalah milikku. Milikku!" tegas Jacob dengan

    Last Updated : 2023-06-12
  • Terjebak Gairah Sang Mafia   16. Malam Pertama

    Suara pintu kamar terbuka dan membuat gadis cantik itu menoleh, menatap siapa yang baru saja membuka pintu kamarnya. Dia adalah Norma-Ibunya. Wanita paruh baya itu berjalan mendekat ke arahnya sembari membawa nampan berisi makanan dan juga segelas teh hangat."Ibu!" panggil Lala dengan lembut, ibunya itu menaruh nampan berisi makanan dan minuman di atas nakas samping ranjang lalu ikut duduk di samping putri cantiknya."Aku mimpi buruk!" cetus Lala, Norma mengernyitkan dahinya beberapa detik lantas mengangguk mengerti, putrinya pasti masih syok dengan kejadian penembakan di pesta pernikahannya. "Aku mimpi menikah dengan pria jahat dan kejam! Aku benar-benar tidak suka dengan mimpi itu, itu adalah mimpi terburuk yang pernah datang saat aku tidur. Mimpi menikah dengan pria mafia kejam lebih menyeramkan di bandingnya dengan mimpi bertemu dengan setan!" sambungnya dengan bicara yang di buat tragis. Apa Lala menganggap pernikahannya dengan Revan itu hanya mimpi?"Gak baik ngomongin kejeleka

    Last Updated : 2023-06-12
  • Terjebak Gairah Sang Mafia   17. Berdebat

    "Ini apa?" tanya Revan sembari menunjuk salah satu menu sarapan pagi ini yang sudah di siapkan oleh Lala. Gadis itu menoleh ke arah suaminya lalu menjawabnya dengan santai. "Sup bayam!" balasnya dengan ketus. "Terus, ini apa?" tanya Revan lagi, kali ini ia menunjuk dua potong ikan rebus yang berada tepat di hadapannya. "Ikan salmon rebus." jawab Lala dengan cepat. "Lha ini apa?" Lala memutar bola matanya dengan jengah, Revan ini ternyata banyak tanya, dan hal itu sukses membuatnya kesal bukan main. "Kamu itu banyak nanya ya, kalau mau di makan saja. Kalau tidak ya sudah, gak usah di makan." ucap Lala dengan jengkel. "Ketus banget sih, sama suami sindiri." balas Revan tak kalah kesal dengan dirinya. "Kamu bisa masak gak sih, sebenarnya?" tanya Revan lagi. Lala yang awalnya sudah siap untuk menyantap menu masakannya beralih pada suaminya, menatapnya dengan datar lalu tersenyum miring. "Kamu ngeremehin masakan aku? Cepat di makan dan rasain sendiri." ucap Lala yang membuat Revan

    Last Updated : 2023-06-12
  • Terjebak Gairah Sang Mafia   18. Jessica Is Back

    Pagi harinya Lala dan Revan kembali ke kediaman Revan yang megah, sekarang mereka berdua tengah berada di dalam mobil dengan kebisuan yang memyelimuti ke duanya. Hingga akhirnya Revan berdehem pelan untuk memecahkan keheningan. "Khem!"Hanya suara deheman, Revan sesekali melirik ke arah istri cantiknya yang tengah sibuk menatap luar jendela mobil, menikmati pemandangan jalan raya yang pagi ini terlihat sangat ramai dengan lalu lalang kendaraan. Revan meraup wajah tampannya dengan kesal, ini adalah rasa rumit yang pertama kalinya ia alami. Ia sudah sering pacaran, mengencani wanita dan berurusan dengan kaum hawa tersebut, tapi Lala adalah wanita pertama yang membuatnya seperti ini. Tergila-gila dengan wajah cantiknya, terbuai dengan bibir mungilnya dan kecanduan akan tubuhnya. Bahkan sifat istrinya ini berbeda dengan para kebanyakan wanita yang pernah ia kencani sebelumnya, keras kepala, pemberani dan juga luar biasa. Dengan gerakan pelan Revan menggeser posisi tubuhnya mendekat ke

    Last Updated : 2023-06-12
  • Terjebak Gairah Sang Mafia   19. Gara-gara Jessica

    Lala mengepalkan ke dua tangannya dengan sangat erat, menahan emosinya agar tak keluar saat ini juga saat melihat Revan suaminya di peluk oleh wanita lain. "Honey, aku kangen banget sama kamu." tutur wanita bernama Jessica tersebut usai melepaskan pelukannya pada tubuh tegap Revan. "Kok, kamu ada di sini?" tanya Revan sembari sesekali melirik ke arah Lala yang berada di sisinya. Terlihat jelas di mata Revan, saat ini Lala tengah menahan sesuatu yang sangat teramat besar. Ke dua tangannya mengepal dengan kuat di tambah lagi dengan ke dua matanya yang mulau berkaca-kaca. Satu pertanyaan muncul dalam otak cerdiknya, apa Lala cemburu? "Aku kangen kamu," ungkap Jessica dengan raut wajah yang bahagia. Dan untuk ke dua kalinya, ia kembali memeluk tubuh Revan dengan sangat erat. Lala yang sudah muak melihatnya lantas berjalan menjauh, namun baru saja ia melangkah lengannya sudah di tahan oleh Revan yang sukses membuat langkahnya terhenti lalu menoleh ke arahnya. "Mau ke mana?" tanya Reva

    Last Updated : 2023-06-12

Latest chapter

  • Terjebak Gairah Sang Mafia   36. Happy Ending

    Revan berlari tergesa-gesa di sebuah lorong rumah sakit, rambutnya naik turun akibat derap langkahnya yang yang kencang. Bulir bulir keringat membasahi area keningnya. Revan sekarang sudah jauh lebih dewasa, menjadi ayah dari seorang putri yang sekarang sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik. Usia Becca saat ini sudah menginjak sepuluh tahun, dan hari ini Revan akan kedatangan anggota keluarga baru, Lala saat ini sedang berada di rumah sakit untuk melahirkan buah cintanya dengan Revan yang kedua.Revan menghentikan langkahnya saat ia melihat putrinya, Becca sedang duduk di sebuah kursi samping pintu sebuah kamar. Di sana juga ada Erik dan Norma yang sedang menunggu. Sedangkan Heru sedang mengurus pabrik makanan ringan yang di rintis Revan dengannya. Pabrik yang awalnya rumahan dan kecil, sekarang sudah berubah menjadi pabrik besar dengan mesin mesin canggih yang memproses pembuatan makanan ringan. Bisa di bilang sekarang Revan mendapatkan kesuksesannya kembali. Keluarga mereka juga t

  • Terjebak Gairah Sang Mafia   35. Rebecca

    Tangan Revan terulur menghapus air mata Lala yang terus mengalir dengan derasnya. Putri kecilnya juga ikut menangis saat melihat Lala menangis."Ssstt.... Kan buat putri kecil kita juga menangis." ujar Revan dan Lala langsung menghentikan tangisnya lalu menimang bayi kecilnya."Siapa namanya?" tanya Lala dan Revan menggaruk kepalanya yang tiba tiba terasa gatal. Ia tahu pasti bahwa Lala akan memukulnya lagi jika dia beri tahu bahwa putri mereka belum ia beri nama."Siapa namanya?" Lala mengulangi pertanyaannya sembari menatap Revan."Dia belum kuberi nama," jawab Revan.Lala memukuli kepala Revan dengan membabi buta, matanya menatap tajam ke arah sang suami yang sedang mengelus kepalanya yang terasa sakit akibat pukulannya."Dasar ayah tidak waras!" maki Lala dan Revan memasang jengkelnya."Apa? Mau marah?" ujar Lala sembari memberi tatapan devil pada sang suami."Aku menunggumu sadar, Kalo aku kasih nama terus kamunya gak suka gimana? Kamu marah sama aku." tutur Revan dan Lala

  • Terjebak Gairah Sang Mafia   34. Bayi Kuat

    Revan berjalan santai di lorong rumah sakit, dalam gendongannya saat ini ada bayi kecilnya, kaki-kaki mungil bayi itu terus saja bergerak ke udara dalam gendongan Revan. Tangan mungil bayi itu terus saja memukul mukul rahang Revan dengan keras. Senyum bayi itu terus mengembang saat melihat sang ayah terkekeh akibat perbuatannya. Tangan kanan Revan menenteng sebuah tas bayi dengan isi perlengkapan milik putri lucunya.Usia bayi mungil Revan saat ini sudah berusia 2 bulan, berarti sudah 2 bulan juga Lala terbaring koma. Selama 2 bulan itu juga Revan selalu menjaga putri kecilnya yang hingga saat ini ia belum beri nama.Semua anggota keluarga terus memaksa Revan agar memberi nama bayi itu, namun Revan selalu menolaknya, ia akan memberi nama putri kecilnya saat Lala sudah sadar. Revan sangat yakin bahwa Lala akan sadar dari koma, ia benar benar sangat yakin dengan hal itu.Dan mengenai Jacob, Jessica dan si penghianat Max, mereka ada dalam pengawasan Endy. Endy mengurung ke tiga oran

  • Terjebak Gairah Sang Mafia   33. Koma

    Jari jari Revan bergerak secara perlahan, mata yang menutup selama satu minggu kini sudah mulai terbuka, Revan mengerjap ngerjapkan matanya berkali kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya.Aroma obat obatnya menyeruak indra penciumannya, orang yang pertama Revan lihat adalah Endy-sang ayah."Syukurlah kau sudah sadar," ucap Endy sembari tersenyum manis ke arah Revan.Pandangan Revan mengedar ke penjuru ruangan yang ia yakini sebagai rumah sakit, ia mencari-cari sesosok yang sudah membuatnya jatuh hati sekaligus jatuh cinta."Di mana Lala?" tanya Revan terdengar seperti sebuah bisikan karena dia benar benar masih lemas. Namun begitu, Endy masih bisa mendengarnya."Lala di rawat di ruangan lain," jelas Endy dan membuat mata Revan melebar."Lala terluka?" tanya Revan dengan ekspresi yang sangat khawatir dan juga cemas."Setelah kamu di tusuk oleh Jacob, Jessica menikam perut Lala," jelas Endy yang membuat Revan mengepalkan tangannya dengan rapat, rahangny

  • Terjebak Gairah Sang Mafia   32. Konspirasi

    Bulan demi bulan di lewati oleh Lala dan juga Revan, kehidupan rumah tangga mereka selama 8 bulan ini sangat baik, tak ada pengganggu atau masalah besar yang mereka hadapi selama 8 bulan terakhir ini setelah kejadian penyerangan waktu itu. Hanya terkadang ada saja masalah kecil yang mereka hadapi, namun mereka masih bisa menyelesaikannya.Usia kandungan Lala sudah memasuki usia 8 bulan, perut rata Lala kini sudah membesar, emosinya juga kadang meledak dan sang suami Revan lah yang menjadi sasaran amukannya.Sekarang Lala sedang berada di balkon kamarnya sendirian, menikmati semilir angin yang menerpa kulit wajahnya, sangat sejuk. Tak lupa Lala juga mengelus perutnya yang membesar karena ada dua jabang bayi yang ada di dalam.Sikap pengecut Lala yang tak berani mengungkapkan perasaan cintanya pada Revan masih membuat Revan berfikir bahwa Lala belum mencintainya. Namun di hati Lala, nama Revan sudah terukir sangat indah di hatinya.Mata Lala memincing saat ia melihat ada seseorang y

  • Terjebak Gairah Sang Mafia   31. Selamat

    Jari-jemari Revan bergerak sedikit demi sedikit, Max yang tengah berdiri di samping ranjang tempat di mana Revan berbaring langsung bergerak mendekat dan melihat bagaimana kondisi sang majikan. Perlahan ke dua mata Revan terbuka, baru saja ia membuka matanya sebentar, ia kembali menutupnya kembali saat cahaya lampu kamar rumah sakit menyambutnya dengan silau. Al hasil ia harus mengerjakan ke dua matanya beberapa kali agar terbiasa dengan cahaya lampu yang masuk ke dalam retina matanya."Tuan sudah sadar? Aku akan panggilkan dokter." Ucap Max lalu hendak bergegas keluar dari kamar, namun belum sempat Max melangkah, lengannya sudah di tahan oleh Revan lalu memberikan sebuah isyarat agar ia tidak perlu memanggilkan dokter dengan cara menggelengkan kepalanya pelan."Di mana Lala?" Tanya Revan dengan lemah saat teringat pada sang istri, terakhir kali ia melihat Lala wanita yang sangat amat ia cintai tersebut dalam kondisi pendarahan. Mungkin itu efek karena ia jatuh saat menggendong Lala

  • Terjebak Gairah Sang Mafia   30. Penyerangan Lagi?

    Revan menatap Lala dengan senyuman yang merekah, melihat sang istri begitu bahagia menyantap beberapa menu makanan yang telah ia beli beberapa saat lalu."Kamu mau apa?" Tanya Lala dengan sinis tatkala ia melihat Revan mengambil sepotong pizza miliknya."Makan," jawab Revan dengan santai lalu mengarahkan sepotong pizza tersebut ke arah mulutnya."Jangan di makan!" Larang Lala tiba-tiba, membuat Revan mengurungkan niatnya untuk memakan sepotong pizza berbentuk segitiga tersebut."Kenapa?""Gak boleh, semua makanan di sini punya aku. Siapapun gak boleh minta atau makan, siapapun termasuk kamu!" Larang Lala mendadak jadi egois, ia bahkan merampas sepotong pizza dari tangan suaminya. Revan yang melihat tingkah Lala justru terkekeh geli, merasa lucu dengan sikap baru yang di tunjukkan sang istri padanya semenjak ia mengandung."Ok, aku gak bakalan makan." Putus Revan mengalah. Ia lalu duduk di samping Lala, merengkuh tubuh mungil sang istri ke dalam dekapannya, menemani Lala yang ter

  • Terjebak Gairah Sang Mafia   29. Nyidam

    Sepanjang perjalanan dari rumah sakit ke rumah, Revan terus saja menggenggam erat tangan Lala, sesekali ia mengusapnya dengan lembut lalu mengecupnya dengan penuh cinta. Lala yang melihat perlakuan romantis dari sang suami hanya tersenyum manis, cukup bahagia dengan hal kecil yang di lakukan sang suami terhadapnya."Kenapa berhenti?" Tanya Revan tatkala mobil yang ia kendarai tiba-tiba berhenti di tengah jalan."Lampu merah Tuan," balas Max dengan sopan."Terobos!" Titah Revan tidak sabaran. Max hanya mengangguk pelan lalu hendak menginjak pedas, namun dengan cepat Lala melarangnya."Jangan!" Seru Lala dengan cepat, membuat Max mengurungkan niatnya untuk menerobos saat lampu merah menyala."Sayang, nanti bakal lama kalo nungguin." Ucap Revan sembari membelai lembut kepala Lala lalu menari sedikit rambut panjang sang istri untuk ia arahkan ke hidungnya, menghirup aroma wangi dari shampoo yang di gunakan Lala.Dengan wajah yang cemberut, Lala menatap Revan dengan tatapan mata yang

  • Terjebak Gairah Sang Mafia   28. Hamil

    Satu Minggu berlalu, Lala masih saja mengabaikan Revan, walaupun kadang wanita itu merespon suaminya, pastinya kalimat yang keluar dari mulutnya adalah kalimat sindiran yang berupa menghina dirinya sendiri. Hal itu tentunya membuat Revan semakin merasa bersalah karena perbuatan serta ucapan tak sopan yang ia tujukan pada sang istri. Revan berdiri di ambang pintu, menaruh ke dua tangannya di saku celana bahan yang di kenakannya sembari menatap Lala yang tengah duduk termenung di sofa kamar. Terlihat jelas di netra Revan, Lala tengah melamun, tatapan matanya kosong lengkap dengan wajahnya yang pucat.Revan mengetuk pintu dengan punggung jarinya, menyadarkan Lala dari lamunannya lalu melirik sekilas ke arah sang suami. Revan berjalan mendekat dan berhenti tepat di hadapannya lalu berjongkok di lantai.Salah satu tangan Revan terulur, menyentuh wajah sang istri yang langsung di tepis kasar oleh Lala."Kamu pucat, belum makan?" Tanya Revan dengan lembut. Lala mengabaikannya, entah ken

DMCA.com Protection Status