Beranda / Romansa / Terjebak Gairah ABG / 93. Kejutan untuk Adriana

Share

93. Kejutan untuk Adriana

Penulis: Nathanegara
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-05 07:55:37

Adriana mungkin tidak menyangka kalau Noni yang sering aku ceritakan padanya adalah Noni saudara sepupunya, temannya semasa kecil. Sementara Noni hampir menduga kalau Adri yang dimaksudkan neneknya adalah Adriana yang sering aku ceritakan padanya. Hanya saja Adri yang dia tahu ada tanda dibahu kanannya, dan tanda itu tidak aku ketahui ada pada Adriana.

Setelah melalui perjalanan kurang lebih dua jam, kami sampai di kota Bandung. Aku sengaja pura-pura mencari alamat nenek Adriana melalui map di ponsel, karena aku sengaja ingin memberikan kejutan pada Adriana. Mungkin kalau sudah sampai di depan rumah neneknya Adriana masih ingat, karena di rumah itulah dia pernah bermain dengan saat mereka masih kecil.

Sesampainya diwilayah sekitar rumah neneknya, Adriana seperti mengingat-ingat sesuatu, “Om Danu.. ini sudah mau sampai rumah nenek ya?” tanya Adriana.

“Kenapa Dri? Emang kamu masih ingat rumah nenek kamu?” tanyaku.

Begitu mobil sampai di depan rumah nenek Adriana kembali ingat dengan mas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Gairah ABG   94. Memanjakan Selera Nenek

    “Dulu saat Noni dan Adriana masih kecil, mereka berdua sering bermain di rumah ini Danu.” nenek jelaskan itu padaku. “Kebetulan mereka juga seumuran. Widarsih duluan menikah saat Widarti baru hamil.” Lanjut nenek.“Om Danu sering cerita tentang Noni pada Adri nek, Adri sampe iri dengan Noni, karena om Danu sangat sayang sama Noni.” Ujar Adriana. Aku ketar-ketir mendengar Adriana cerita tentang itu, aku khawatir Adriana malah kebablasan. Sehingga mengundang kecurigaan nenek.“Saya ceritakan itu saat saya baru tahu kalau Noni anak kandung saya nek, itu pun saya ceritakan pada Adri saat baru kenal.”“Ya mungkin karena Adri udah gak punya orang tua, jadi iri melihat Noni masih di sayang Papanya.”Adriana melirik ke arahku saat nenek katakan itu, dia seakan-akan merasa ada keanehan dalam hubunganku dengan Noni. Karena apa yang pernah aku ceritakan pada Adriana bukanlah seperti hubungan antara seorang ayah terhadap anaknya.Saat nenek ke dapur untuk menyiapkan minum untuk aku dan Adriana, d

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-05
  • Terjebak Gairah ABG   95. Pertemuan Tak Terduga

    Pertama kali Noni melihat kemunculanku di kantor dengan didampingi Adriana ekspresi wajahnya langsung berubah, “Hai Non! Kamu lihat Papa datang sama siapa?” tanyaku. Noni mengernyitkan dahinya dan menatap pasat kearah Adriana.“Tauk deh Pa.. emang ada apa Papa di Bandung?” Noni menjawab pertanyaanku dengan balik bertanya.“Kamu udah gak ingat sama aku Non? Aku Adri Non.. saudara sepupu kamu!!” Adriana menghampiri Noni dan memeluknya.Sementara Noni seakan tidak percaya kalau yang memeluknya adalah Adri saudara dan sahabatnya semasa kecil. Noni menatap Adriana dengan pasat,“Serius kamu Dri? Kok kamu berubah banget? Aku sampai pangling lihat kamu?”Di resepsionis begitu heboh, pertemuan antara Noni dan Adriana membuat riuh lobby kantor.“Adriana ingin mengajak kamu makan siang menemani nenek, dia ingin memanjakan Selera Nenek Non.” Aku katakan itu pada Noni.“Neneknya mana Pa? Kok ikut masuk?”“Nenek menunggu di mobil, kalau kamu sudah siap yuk kita langsung jalan.” Aku ajak Noni seger

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-07
  • Terjebak Gairah ABG   96. Perhatian Adriana pada Nenek

    Kami ngeriung dalam sebuah saung, Noni duduk bersebelahan dengan Supriatna. Disebelah kanan Supriatna ada nenek dan Adriana dan aku duduk di sebelah kanan Adriana sendirian. Supriatna memesan semua makanan sesuai dengan selera kami masing-masing.Adriana kembali membuka pembicaraan tentang Reno asi rumah nenek, “Non.. tadi aku bicara sama nenek dan om Danu, aku mau ajak kamu Reno asi rumah nenek. Gimana menurut kamu?” tanya AdrianaNoni terlihat agak serba salah mau menjawab pertanyaan Adriana, Supriatna langsung menjawab. “Wah ide yang bagus itu, biar kamu sama nenek nyaman Noni. Kapan rencananya Adriana? Biar saya bantu deh.” Sahut Supriatna.“Bulan depan gimana pak? Nanti nenek sementara tinggal sama aku di Jakarta, kamu sementara kost aja Non.” Ujar Adriana.Nenek berusaha untuk berdalih, “Kalau merepotkan sebaiknya jangan dulu Dri, sementara biarlah seperti itu.” Dalih nenek“Gak merepotkan nek, karena nantinya saat lamaran rumah itu sudah bagus.” Tambah SupriatnaNenek tidak lag

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-07
  • Terjebak Gairah ABG   97. Noni Cemburu

    Kami sudah sampai di rumah nenek hari menjelang malam. Nenek meninggalkan aku dan di Adriana di ruangan tamu. Tanpa rasa canggung Adriana memelukku dengan sangat erat, dia seakan menahan hasrat dan gairahnya yang tak tersalurkan. Dia membujukku agar mau menemaninya di hotel.“Om mau temani aku di hotel malam ini ya? Pliiis.. kita kan udah lama om gak ketemu, om mau ya?” Adriana terus merayuku, sesekali dia mencumbu bibirku.“Kalau tanpa Noni jelas gak mungkin Dri, Noni pasti tidak akan izinkan. Tapi, kalau kita bertiga sama Noni pastinya tidak ada yang bisa kita lakukan.” Aku hanya bisa katakan itu pada Adriana.Disaat aku dan Adriana masih berpelukan, tanpa kami sadari Noni pulang dari kantor. Melihat kami dalam keadaan berpelukan Noni menegur kami, “Papa!! Apa-apain sih begitu? Kamu gak salah Dri bersikap gitu sama Papaku!!?” sergah Noni seketika.Aku buru-buru melepaskan pelukan Adriana, “Papa dan Adriana gak melakukan apapun Non, Adrian hanya kangen dengan sosok Papanya.” Jawabku

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-08
  • Terjebak Gairah ABG   98. Melepas Hasrat dan Gairah

    Malam semakin larut namun mata tak kunjung terpejam. Begitu juga dengan Noni dan Adriana, yang kedua bola matanya masih menatap tajam kearahku. Aku hanya mampu menyunggingkan senyuman pada Adriana yang dari matanya bisa aku rasakan kalau dia pun ingin dipeluk layaknya Noni.Noni sekalipun matanya terpejam, namun tangannya terus bergerilya dibalik kain sarungku. Wajahku yang begitu dekat dengan lehernya semerbak mewangi, membangkitkan gairahku. Lebih-lebih tangannya terus menyusuri lembah terlarangku tanpa ragu. Noni mendorong pinggulnya memberi isyarat agar aku meresponnya.Tapi, aku tidak sampai hati melihat Adriana menatapku penuh harap. Aku tahu kalau Noni belum bisa tidur sebelum aku menghantarkannya pada puncak pelepasan. Namun situasi dan kondisinya memang tidak memungkinkan. Adriana membalikkan tubuhnya membelakangi aku dan Noni.Sambil berbisik Noni memaksaku untuk melakukan sesuatu, “Ayuk Pa..” bisik Noni. Aku pun memenuhi ajakan Noni, dengan perlahan-lahan aku melakukan pene

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-08
  • Terjebak Gairah ABG   99. Kecurigaan Noni Terbukti

    “Jadi Adriana yang Papa ceritakan itu Adri ya Pa? Pantasan Papa dan Adri begitu akrab.” Noni tanyakan itu dengan nada kecewa.“Ya Non.. begitu Adriana ketemu nenek, Papa sudah tahu kalau Adri yang dimaksud nenek adalah Adriana.” Jawabku.Adriana merasa aneh dengan pertanyaan Noni, “Emang kamu belum tahu kalau Adri yang dibilang nenek itu aku, Non?”Noni kasih alasan kalau dia belum buktikan tanda yang dipunggung Adri, setelah dia tahu tidak ada tanda dipunggung Adri barulah dia sadar kalau Adri adalah Adriana gadis yang biasa aku kencani.“Kamu tidak usah persoalkan itu Non, toh kamu sudah bertemu dengan Adri sahabat dan sepupu kamu. Itulah kenyataan yang ada dihadapan kamu.”“Ya Pa.. aku sih maklum, cuma saja kok dunia begitu sempitnya ya?”Aku minta pada Noni dan Adriana tidak usaha mempersoalkan itu lagi, karena kita tidak pernah tahu seperti apa rencana Tuhan dalam mempertemukan Noni dan Adriana, juga dengan aku sendiri. Aku katakan juga pada Noni, bahwa aku sendiri tidak pernah b

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-09
  • Terjebak Gairah ABG   100. Di Interogasi Nenek dan Noni

    Aku jelaskan kronologis perkenalanku dengan nenek dan Noni, hanya saja terhadap nenek aku tidak ceritakan seluruhnya. Nenek tanyakan padaku kenapa aku tidak cerita kalau pernah ketemu Adriana. Aku jelaskan pada nenek, aku tidak tahu kalau Adri yang dimaksudkan nenek adalah Adriana.“Noni kasih tahu saya kalau Adri mempunyai tanda lahir di bahu kanannya, sementara Adriana yang saya kenal tidak ada tanda itu nek. Jadi saya tidak menganggap kalau Adriana adalah Adri yang nenek maksudkan.” Jelasku pada nenek.“Tapi, masak sih Papa tidak punya dugaan kalau Adriana adalah Adri?” Tanya Noni.“Noni.. yang namanya Adri itu pastinya banyak, tidak mungkin Papa akan langsung mengira kalau Adriana adalah Adri.”Nenek akhirnya memaklumi penjelasanku, “Ya sudahlah.. yang penting Adri yang nenek cari sudah ketemu. Kebetulan saja kenal sama Danu, udah toh? Jangan dijadikan masalah.”Noni yang sudah tahu banyak ceritaku tentang Adriana, seakan sulit menerima kenyataan itu. Di hadapan nenek dia seolah-o

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-10
  • Terjebak Gairah ABG   101. Noni Tidak Masuk Kerja

    Sampai menjelang siang, Noni akhirnya memutuskan untuk tidak masuk kerja. Noni menghubungi pak Supriatna dan minta izin tidak masuk kerja. Noni jelaskan pada pak Supriatna kalau dia bangun kesiangan. Aku dan Noni berbicara tentang banyak hal, seperti biasanya dia tetap manja meskipun dihadapan nenek. Yang nenek tahu aku adalah ayah kandung Noni, sehingga nenek menganggap kedekatan ku dengan Noni adalah sesuatu yang wajar.Noni menceritakan hubungannya dengan Supriatna yang semakin intensif, mereka sering jalan berdua hanya sekadar ngobrol.“Aku belum bisa cerita pada Pak Supriatna, Pa.. tentang masa laluku. Biarlah nanti kalau dia tahu baru aku cerita.” Ujar NoniHal itu diceritakan Noni saat kami hanya berdua ngobrol di ruang tamu. Nenek menyibukkan diri di dapur. Aku serahkan sepenuhnya persoalan itu pada Noni,“Papa sih terserah kamu aja mana baiknya, Papa gak bisa memaksa kamu untuk menceritakan hal itu pada Supriatna.”Ada kekhawatiran Noni setelah menikah, dia khawatir tetap te

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-10

Bab terbaru

  • Terjebak Gairah ABG   197. Ending

    196. EndingTiga bulan kemudian Noni yang pada awalnya tidak tertarik dengan Nara, menjalin hubungan hanya untuk menyenangkan hati orang tuanya. Lambat laun cintanya berlabuh juga pada Nara, “Mas.. Kok kamu sabar sekali menghadapi aku?” itu dikatakan Noni satu hari sebelum akad nikahnya dengan Nara padaku. “Non, aku sangat yakin dengan kekuatan cinta, mencintai itu seperti titik air di atas batu. Harus intens dan serius, itulah yang akhirnya aku dapatkan.” jawab Nara penuh keyakinan Noni memeluk Nara sangat erat, “Kamu hebat, mas, kesabaran kamulah yang membuat aku jatuh cinta pada akhirnya.” bisik Noni. Nara jelaskan pada Noni, bukan hanya dalam mencintai harus yakin pada perasaan. Tapi, dalam segala hal manusia harus serius pada tujuan hidupnya. Bagi Nara, cukuplah penderitaan sudah menjadi bagian hidupnya. Sekarang dia ingin menghiasi cintanya pada Noni penuh dengan kebahagiaan. “Aku sangat berharap Papa besok hadir pada pernikahanku, tanpa ada Papa hidupku belumlah lengkap.

  • Terjebak Gairah ABG   196. Pernikahan Adriana

    Satu bulan kemudianPernikahan pak Anggoro dan Adriana tidaklah dirayakan secara meriah, mengingat isteri pak Anggoro juga belum lama meninggal. Sebuah pernikahan yang sangat sederhana, yang dirayakan di villa pak Anggoro di puncak. Aku hadir bersama isteriku, sengaja aku minta Sri untuk menemaniku. Tadinya Sri tidak ingin pergi, karena dia tahu di acara itu pasti ada Widarti Mama Noni, yang merupakan mantanku sebelum menikahi Sri. “Mas.. biarlah aku di rumah saja, aku tidak ingin nanti Widarti malah tidak menerima kehadiranku.” ucap Sri saat itu“Sri.. mas justeru ingin perlihatkan pada Widarti, bahwa aku bahagia bersama kamu. Aku ingin semua orang tahu, bahwa aku bangga sama kamu, Sri.”Akhirnya Sri bersedia menemaniku malam itu. Sri terlihat cantik sekali, karena memang dia tidak pernah berdandan seperti itu. Kami berangkat dari rumah dengan menggunakan mobil kantor yang dipinjamkan pak Anggoro. Sampai di Villa kami agak terlambat, sehingga kedatangan kami menjadi perhatian bany

  • Terjebak Gairah ABG   195. Pujian Virna

    “Dalam keadaan habis sakit aja stamina om masih okey, gimana sebelumnya ya?” puji Virna “Om cuma bisanya seperti tadi itu, Virna, maaf ya performa om kurang bagus.” aku sedikit merendahkan diriVirna memelukku, “Om.. apa yang aku rasakan tadi sudah lebih dari cukup. Makanya aku membayangkan om saat masih sehat.”Aku jelaskan pada Virna, bahwa sesuai dengan usiaku saat ini performaku sudah jauh menurun. Namun, Virna menganggap kalau aku masih mampu mengimbangi durasinya dalam bercinta. Selama ini Virna bisa merasakan seperti itu jika berhubungan dengan lelaki seusianya. Baginya apa yang aku suguhkan padanya sudah lebih dari cukup. “Ada yang istimewa dari om, cara om memperlakukan aku. Om benar-benar pakai perasaan saat melakukannya.”“Kalau itu soal kebiasaan aja, Vir, om selalu menganggap pasangan bercinta itu adalah kekasih. Om tidak akan bercinta dengan wanita yang tidak om sukai.”Virna mempererat pelukannya, “Terima kasih om sudah perlakukan aku dengan penuh cinta.” ucap Virna

  • Terjebak Gairah ABG   194. Kencan dengan Virna

    Keesokan harinya Pulang dari Bandung aku semakin percaya diri, terlebih lagi setelah kencan dengan Noni. Ternyata aku memang harus membebaskan diri dari berbagai ketakutan, aku harus lebih santai menghadapi keadaan. Virna memang tidak mungkin telepon aku, karena dia hanya memasukkan nomor ponselnya di daftar kontakku. Aku sangat yakin kalau dia mau menguji aku, apakah aku bersedia untuk meneleponnya. Saat aku berada di taman perumahan aku telepon Virna, “Hai Vir.. kok kamu gak kelihatan di taman?” tanyaku Virna katakan pagi itu dia tidak di rumah, dia sedang berada di luar rumah. Virna mengajakku untuk bertemu, “Di mana Virna?” tanyaku lagiVirna katakan kalau dia sedang staycation di sebuah hotel dan dia memberikan nama hotelnya, juga nomor kamarnya. Aku tidak buang kesempatan itu, aku segera pulang ke rumah untuk segera mandi. Saat aku sedang berpakaian, Sri masuk ke kamar, “Tuh kan! Kalau sudah sehat aja gak betah di rumah, mas mau kemana rapi gitu?” tanya Sri penuh kecurig

  • Terjebak Gairah ABG   193. Rencana Pernikahan

    Di kantor, aku, Nara dan Noni membicarakan rencana pernikahan Noni dan Nara. Keluarga Noni menginginkan pernikahan dilaksanakan enam bulan lagi. Berbeda dengan keinginan Noni dan Nara, yang menginginkan pernikahan dilaksanakan tahun depan. Noni dan Nara butuh masukan dariku, “Pernikahan itu bisa dilaksanakan tergantung kesiapan kalian, karena yang akan menikah adalah kalian,” itu yang bisa aku katakan“Iya Pa, aku dan mas Nara siapnya tahun depan, tapi Papa dan Mama maunya lebih cepat dari itu.” ujar NoniNara pun menjelaskan, secara finansial dia baru bisa melaksanakan tahun depan. Namun, menurut Nara Jatimin menyanggupi untuk menutupi seluruh biaya. Alasan Jatimin, karena Noni anaknya satu-satunya. “Jadi, sebetulnya alasan kalian menunda juga terlalu prinsip, ya. Ikuti saja keinginan Papa kamu, Non, itulah yang paling baik. Aku jelaskan juga alasan Nara menunda bisa ditanggulangi Jatimin, jadi alasan Nara tidaklah menjadi halangan bagi keluarga Noni. Keluarga Noni tidak terlalu

  • Terjebak Gairah ABG   192. Berdua Noni

    Satu minggu kemudian Aku dijemput Noni dan Nara, alasannya Noni dan Nara banyak yang ingin dibicarakan di Bandung terkait rencana pernikahan mereka. Di Bandung aku nginap di rumah Nara, rumah yang pernah aku tempati sebagai kepala cabang. Saat aku di kantor menemani Nara dan bertemu dengan karyawan, Noni mengajakku keluar. Alasannya, dia ingin memberikan kejutan padaku. Aku minta izin pada Nara, “Nara.. om izin jalan sama Noni ya, Noni mau kasih kejutan pada om.”“Iya mas.. gak lama kok, aku mau perlihatkan sesuatu pada Papa.”“Okey.. Gak apa-apa kok, silahkan aja Pa.. saya belum bisa menemani karena lagi padat hari ini.” ucap Nara. Noni menyetir mobilnya, aku mendampinginya di depan. Noni cerita, bahwa rumah nenek sudah di renovasi, itulah yang ingin diperlihatkannya padaku. “Rumahnya sudah bagus Pa, yang renovasi Papa Jatimin.”“Jadi kamu mau kasih lihat rumah nenek sama Papa?”“Iya Pa, biar gimanapun rumah itu banyak kenangan kita, Pa. Papa senang gak aku ajak ke sana?”Aku me

  • Terjebak Gairah ABG   191. Virna yang Hangat

    Virna belum tahu situasi di kompleks perumahan, dengan entengnya dia mengajakku mampir ke rumahnya, “Om keberatan gak kalau aku ajak mampir ke rumah?”“Keberatan sih gak, Virna, masalahnya kompleks perumahan ini bukanlah seperti perumahan pondok indah. Apa kata warga entar lihat om ke rumah kamu.” aku menolak dengan halus. “Om.. aku mau tanya, sekarang performa om gimana?”Sepertinya Virna mau menguji staminaku, “Performa sih lumayan dibandingkan beberapa bulan yang lalu.”Virna pembicaraannya sudah mulai rada panas, dia menanyakan vitalitasku sudah kembali normal atau belum. Dari gestur tubuhnya Virna terlihat sangat gelisah, seperti ada yang ingin buru-buru dia tuntaskan. Virna mengulurkan tangannya, “Om pegang deh telapak tangan aku..” Aku ambil telapak tangannya, “Lho? Kok basah gini, Vir? Kenapa tuh?” tanyaku pura-pura polos“Aku gitu om.. kalau sudah ketemu yang aku inginkan, aku jadi nervous kalau tidak aku dapatkan.”Aku sebetulnya tahu apa yang Virna sedang alami dan ras

  • Terjebak Gairah ABG   190. Kembali Tergoda

    Kesehatanku sudah berangsur pulih, setiap pagi aku mulai melakukan olah raga ringan dengan gerak jalan. Selain itu aku juga mengubah penampilan, yang tadinya lebih klimis, sekarang wajahku mulai ditumbuhi kumis dan brewok tipis. Di taman komplek perumahan aku berlari-lari kecil untuk jarak pendek, sekadar menggerakkan tubuh agar berkeringat. Banyak juga penduduk disekitarnya yang ikut berolahraga. Saat sedang melepas lelah di bangku taman, seorang gadis menghampiriku, “Pagi om.. maaf om warga disekitar komplek ini ya?” tanya gadis itu“Iya dik.. adik juga warga sini ya? Kok om baru lihat kamu?” aku berusaha bersikap seramah mungkin“Kenalin om.. Virna, aku warga baru di sini, baru dua bulan pindah ke sini.” Dia mengulurukan tangan dan memperkenalkan diriAku pun membalas jabatan tangannya sambil memperkenalkan diri, “Danu.. om warga pertama di komplek ini.”Virna yang memakai outfit sport yang ketat dengan belahan depan rendah, sehingga memperlihatkan setiap lekuk tubuhnya yang men

  • Terjebak Gairah ABG   189. Bertemu Yosi

    Yosi pada akhirnya datang ke rumahku, dia kaget saat tahu aku lagi sakit, “Ya Tuhan, om.. aku benar-benar gak tahu kalau om sakit. Emang Maura tahu dari mana om sakit, tante?”“Tante juga gahu Yosi, yang jelas dia datang ke rumah saat om lagi sakit. Dia bawa anaknya yang berusia hampir satu tahun.”Yosi ceritakan pada isteriku kenapa dia kenalkan Maura padaku, alasan dia semata-mata karena aku sering menolong orang lain. Yosi katakan kalau dia kasihan pada Maura yang sedang hamil, tapi cowoknya kabur. Saat itu aku hanya diminta mencari solusinya, dan aku memberikan solusinya. “Yang aku tahu gitu tante, Maura juga bilang sama aku kalau om Danu baik dan tidak macam-macam.”“Kamu sering menemui om ya?”“Gak sering tante, baru sekali itu aja.. benar kan om?”“Ya Sri.. Yosi ketemu aku baru kali itu aja.”“Emang Maura cerita apa sama tante soal om?”Sri katakan pada Yosi, bahwa Maura tidak banyak bicara. Maura hanya prihatin melihat keadaanku, dia belum sudah lama tidak bertemu denganku.

DMCA.com Protection Status