Share

73. Widarti Telepon Noni

Keluar dari ruangan pak Supriatna aku langsung menghampiri Noni. Aku kaget saat melihat Noni sedang berurai airmata, tangannya sedang menggenggam ponsel yang menempel di telinganya. Noni menatapku dan memberikan isyarat kalau dia sedang berbicara dengan Mamanya. 

Tidak ada yang Noni katakan selain daripada hanya mendengarkan. Tapi, raut wajahnya begitu sedih dan airmatanya tumpah memenuhi pelupuk matanya. Aku hanya terpana menatap ya, sengaja aku tidak ingin mencampuri urusannya. Setelah Noni menutup sambungan telepon, dia mengatakan padaku, 

“Pa.. barusan Mama telepon, aku spechless Pa.. aku marah, tapi aku gak bisa bilang apa-apa.” Ucap Noni dengan masih berurai airmata. 

“Mama bilang apa sama kamu? Apa yang membuat kamu begitu sedih?” Aku berusaha menyelidik apa yang dirasakan Noni. 

“Mama hanya bilang kangen sama aku, Mama sayang sama aku.. tapi saat ini Mama tidak bisa berbuat apa-apa.” Jawab Noni. 

Aku jelaskan pada Noni, tetaplah peliha
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status